Anda di halaman 1dari 14

BAYI TABUNG

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I

YAYASAN PENDIDIKAN GRAHA ANANDA HUSADA LESTARI

AKBID GRAHA ANANDA SULTENG

KAMPUS III TOLITOLI

T.A 2014/2015

1|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini berdasarkan analisis kami.
Kita hendaknya memiliki keterampilan dan kecakapan dalam kehidupan sehari-hari
untuk meningkatkan prestasi dan potensi yang di miliki.olehnya itu dalam makalah ini
membahas tentang BAYI TABUNG agar bisa meningkatkan pengetahun sehingga sebagai
seorang calon tenaga medis atau para tenaga medis dapat mengetahui tentang sistem
kardiopaskuler
Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan-kekurangan kritikan
dan saran akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

PENYUSUN

1. YUNIARTI
2. SRI WAHYUNI
3. MARIA
4. VEYBY
5. ROFIKA
6. ASNA
7. PONIARSI
8. MEGAWATI
9. FRIDA
10. NURKHASANAH
11. NURLELY
12. FITRAH
13. NOVITA
14. NURHANA
15. SISKA
16. YULIANTI

2|Page
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN

BAB II ISI
A. PENGERTIAN
B. MACAM-MACAM POSES BAYI TABUNG
C. PANDANGAN ISLAM TERHADAP BAYI TABUNG
D. MANFAAT DAN AKIBAT BAYI TABUNG
E. HUKUM-HUKUM TENTANG BAYI TABUNG
F. UNDANG-UNDANG BAYI TABUNG
G. INSEMINASI BUATAN DI PANDANG DARI ASPEK MEDIS, LEGAL,ETIK
DAN HAM
H. DILEMA INSEMINASI BUATAN

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
3|Page
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini sudah muncul berbagai kecanggihan yang dapat di gunakan untuk
mengatasi kendala-kendala kehidupan..Salah satunya adalah kesulitan mempunyai anak
dengan berbagai faktor.Tetapi terkadang kecanggihan teknologi mempengaruhi etika-etika
terhadap islam. Kemungkinan kehamilan dipengaruhi oleh usia anda dan kadar FSH basal.
Secara umum, makin muda usia makin baik hasilnya. Kemungkinan terjadinya kehamilan
juga tergantung pada jumlah embrio yang dipindahkan. Walaupun makin banyak jumlah
embrio yang dipindahkan akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan, tapi
kemungkinan terjadinya kehamilan multipel dengan masalah yang berhubungan dengan
kelahiran prematur juga lebih besar. Pengertian mandul bagi wanita ialah tidak mampu hamil
karena indung telur mengalami kerusakan sehingga tidak mampu memproduksi sel telur.
Sementara, arti mandul bagi pria ialah tidak mampu menghasilkan kehamilan karena buah
pelir tidak dapat memproduksi sel spermatozoa sama sekali.
Baik pria maupun wanita yang mandul tetap mempunyai fungsi seksual yang normal.
Tetapi sebagian orang yang mengetahui dirinya mandul kemudian mengalami gangguan
fungsi seksual sebagai akibat hambatan psikis karena menyadari kekurangan yang
dialaminya.
Tetapi istilah mandul seringkali digunakan untuk menyebut pasangan suami istri yang
belum mempunyai anak walaupun telah lama menikah. Padahal pasangan suami istri yang
belum mempunyai anak setelah lama menikah tidak selalu mengalami kemandulan. Yang
lebih banyak terjadi adalah pasangan yang infertil atau pasangan yang tidak subur.Tulisan
tentang bayi tabung ini dimaksudkan agr masyarakat terutama dari kalangan agama
memberikan tanggapan dan masukan tentang proyek/tim pengembangan Bayi tabung
Indonesia yang mulai terbuka untuk peminat bayi tabung.Sebagai akibat dari kemajuan ilmu
pengetahuan modern dan teknologi kedokteran dan biologi yang canggih,maka teknologi bayi
tabung juga maju dengan pesat,sehingga kalau teknologi bayi tabung ini ditanagani oleh
orang-orang yang kurang beriman dan bertaqwa,dikhawatirkan dapat merusak peradaban
umat manusia,bias merusak nilai-nilai agama,moral,dan budaya bangsa.

4|Page
B. Tujuan

 Untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam


 Mempelajari hal-hal yang ada dalam medis yang dilarang oleh islam dan mengetahuan
tentang hukum-hukum nya.

BAB II
ISI

5|Page
A. Pengertian

Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran sering dikenal dengan istilah
fertilisasi-in-vintro yang merupakan pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung
petri yang dilakukan oleh petugas medis. Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi
berupa teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari
mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan
pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. Awal berkembangnya teknik ini
bermula dari ditemukannyateknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila
dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada temperatur -321
derajat fahrenheit. Pada mulanya program ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri
yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopi istrinya
mengalami kerusakan permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana
kemudian program ini diterapkan pada yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang
menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.

B. Macam-macam Proses Bayi Tabung


a. Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Isteri.
Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami – istri dari pembuahan bakal anak.
Dengan teknik tersebut, pembuahan dapat dilakukan tanpa persetubuhan. Keterarahan
perkawinan kepada kelahiran baru sebagaimana diajarkan oleh Gereja tidak berlaku lagi.
Dengan demikian teknik kedokteran telah mengatur dan menguasai hukum alam yang
terdapat dalam tubuh manusia pria dan wanita. Dengan pemisahan antara persetubuhan dan
pembuahan ini, maka bisa muncul banyak kemungkinan lain yang menjadi akibat dari
kemajuan ilmu kedokteran di bidang pro-kreasi manusia.
b. Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak.
Ada kemungkinan bahwa benih dari suami – istri tidak bisa dipindahkan ke dalam rahim sang
istri, oleh karena ada gangguan kesehatan atau alasan – alasan lain. Dalam kasus ini, maka
diperlukan seorang wanita lain yang disewa untuk mengandung anak bagi pasangan tadi.
Dalam perjanjian sewa rahim ini ditentukan banyak persyaratan untuk melindungi
kepentingan semua pihak yang terkait. Wanita yang rahimnya disewa biasanya meminta
imbalan uang yang sangat besar. Suami – istri bisa memilih wanita sewaan yang masih muda,
sehat dan punya kebiasaan hidup yang sehat dan baik. praktik seperti ini biasanya belum ada

6|Page
ketentuan hukumnya, sehingga kalau muncul kasus bahwa wanita sewaan ingin
mempertahankan bayi itu dan menolak uang pembayaran, maka pastilah sulit dipecahkan.
c. Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor.
Masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri mandul; dalam arti bahwa sel telur
istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk pembuahan. Itu berarti bahwa benih
yang mandul itu harus dicarikan penggantinya melalui seorang donor.
Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur baru, yaitu benih dari orang
lain. Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri dan sel sperma dari
orang lain sebagai pendonor itu perlu diketahui atau disembunyikan identitasnya. Kalau
wanita tahu orangnya, mungkin ada bahaya untuk mencari hubungan pribadi dengan orang
itu. Ketiga, apakah pria pendonor itu perlu tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan.
Masih banyak masalah lain lagi yang bisa muncul.
d. Munculnya Bank Sperma
Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank – bank sperma. Pasangan
yang mandul bisa mencari benih yang subur dari bank – bank tersebut. Bahkan orang bisa
menjual – belikan benih – benih itu dengan harga yang sangat mahal misalnya karena benih
dari seorang pemenang Nobel di bidang kedokteran, matematika, dan lain-lain. Praktek bank
sperma adalah akibat lebih jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah
menyimpannya dan memperdagangkannya seolah – olah benih manusia itu suatu benda
ekonomis.
Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non – komersial. Sementara itu bank –
bank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat. Wanita yang menginginkan pembuahan
artifisial bisa memilih sperma itu dari banyak kemungkinan yang tersedia lengkap dengan
data mutu intelektual dari pemiliknya. Identitas donor dirahasiakan dengan rapi dan tidak
diberitahukan kepada wanita yang mengambilnya, kepada penguasa atau siapapun.

C. Pandangan Islam Terhadap Bayi Tabung


Apabila mengkaji tentang bayi tabung dari hukum islam,maka harus dikaji dengan
memakai metode ijtihad yang lazim dipakai oleh para ahli ijtihad agar hukum ijtihadnya
sesuai dengan prinsip-prinsip dan jiwa al-Quran dan sunnah menjadi pasanagan umat

Menurut Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70

7|Page
Artinya:Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,Kami angkut mereka
didaratan dan lautan,Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Inseminasi buatan endahngan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat manusia
sejajar dengan hewan yang di inseminasi.

Hadist Nabi:
Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari Akhir menyiramkan airnya
(sperma) pada tanaman orang lain(vagina istri orang lain).Hadist Riwayat Abu Daud,Al-
Tirmizi dan hadist ini dipandang sahih oleh Ibnu Hibban.
Dengan hadist ini para ulama sepakat mengharamkan seseorang mengawini/melakukan
hubungan seksual dengan wanita hamil dari orang lain yang mempunyai ikatan perkawinan
yang sah.
Pada zaman dulu masalah bayi tabung/inseminasi buatan belum timbul,sehingga kita tidak
memperoleh fatwa hukumnya dari mereka.Kita dapat menyadari bahwa inseminasi buatan /
bayi tabung dengan donor sperma atau ovum lebih mendatangkan madaratnya daripada
maslahahnya.

D. Manfaat Dan Akibat Bayi Tabung


Maslahahnya dari bayi tabung adalah bias membantu pasangan suami istri yang
keduanya atau salah satu nya mandul atau ada hambatan alami pada suami atau istri
menghalangi bertemunya sel sperma dan sel telur.Misalnya karena tuba falopii terlalu sempit
atau ejakulasinya terlalu lemah.Namun akibat(mafsadah) dari bayi tabung adalah:

 Percampuran Nasab,padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin dan


kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa yang halal dan haram
dikawini) dan kewarisan.
 Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
 Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi percampuran sperma
dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.
 Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik didalam rumah tangga
terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang sangat unik yang bisa
berbeda sekali bentuk dan sifat-sifat fisik dan karakter/mental si anak dengan bapak ibunya.

8|Page
 Anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya terselubung dan
sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek daripada anak adopsi yang pada umumnya
diketahui asal dan nasabnya.
 Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami terutama pada bayi tabung lewat ibu
titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami istri yang punya
benihnya,sesuai dengan kontrak,tidak terjalin hubungan keibuan anatara anak dengan ibunya
secara alami

Surat Al-Lugman ayat 14


Mengenai status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum menurut hukum
islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil prostitusi.UU Perkawinan pasal
42 No.1/1974:”Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat
perkawinan yang sah”maka memberikan pengertian bahwa bayi tabung dengan bantuan
donor dapat dipandang sah karena ia terlahir dari perkawinan yang sah.Tetapi inseminasi
buatan dengan sperma atau ovum donor tidak di izinkan karena tidak sesuai dengan
Pancasila,UUD 1945 pasal 29 ayat 1.
Asumsi Menteri Kesehatan bahwa masyarakat Indonesia termasuk kalangan agama
nantinya bias menerima bayi tabung seperti halnya KB.Namun harus diingat bahwa kalangan
agama bias menerima KB karena pemerintah tidak memaksakan alat/cara KB yang
bertentangan dengan agama.Contohnya : Sterilisasi,Abortus.Oleh karena itu pemerintah
diharapkan mengizinkan praktek bayi tabung yang tidak bertentangan dengan agama.

E. Hukum-Hukum Tentang Bayi Tabung


Tinjauan dari Segi Hukum Perdata Terhadap Inseminasi Buatan (Bayi Tabung):
 Jika benihnya berasal dari suami istri
Jika benihnya berasal dari suami istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro transfer embrio dan
diimplantasikan ke dalam rahim istri maka anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis
mempunyai status sebagai anak sah (keturunan genetik)dari pasangan tersebut. Akibatnya
memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara yuridis
status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai
benih. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini suami dari
istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sahnya melalui tes golongan
darah atau dengan jalan tes DNA.

9|Page
 Jika salah satu benihnya berasal dari donor
Jika suami mandul dan istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro transfer
embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur istri akan dibuahi dengan sperma dari
donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim
istri.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang
dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU
No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer.
 Jika semua benihnya dari donor
Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada perkawinan,
tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang terikat dalam perkawinan
maka anak yang lahir mempunyai status anak sah dari pasangan suami istri tersebut karena
dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat dalam perkawinan yang sah.

F. Undang-Undang Bayi Tabung


Salah satu aturan tentang bayi tabung terdapat dalam pasal 16 UU No. 23 Tahun 1992
tentang kesehatan yang berbunyi:
Ayat 1
Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu uami istri mendapat keturunan
Ayat 2
Upaya kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat
dilaksanakan oleh pasangan suami istri yang sah, dengan ketentuan:
1. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam
rahim istri darimana ovum itu berasal
2 2. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
3. Ada sarana kesehatan tertentu
Ayat 3Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan diluar cara alami
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditentukan dengan P.P

G. Inseminasi Buatan di Pandang dari Aspek Medis, Legal,Etik dan HAM


Aspek Medis

10 | P a g e
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang menyinggung
masalah ini. Dalam Undang-Undang No. 23 /1992 tenang Kesehatan, pada pasal 16
disebutkan, hasil pembuahan sperma dan sel telur di luar cara alami dari suami atau istri yang
bersangkutan harus ditanamkan dalam rahim istri dari mana sel telur itu berasal. Hal ini
menjawab pertanyaan tentang kemungkinan dilakukannya pendonoran embrio. Jika mengacu
pada UU No.23/1992 tentang Kesehatan, upaya pendonoran jelas tidak mungkin.
Aspek Legal
Jika salah satu benihnya berasal dari donor Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka
dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel
telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi
pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang dilahirkan memiliki status anak
sah dan memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami
tidak menyangkalnya dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps.
250 KUHPer.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang
dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU
No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer Permasalahan mengenai inseminasi buatan dengan bahan
inseminasi berasal dari orang lain atau orang yang sudah meninggal dunia, hingga saat ini
belum ada penyelesaiannya di Indonesia. Perlu segera dibentuk peraturan perundang-
undangan yang secara khusus mengatur penerapan teknologi fertilisasi-in-vitro transfer
embrio ini pada manusia mengenai hal-hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah
yang dilarang

H. Dilema Inseminasi Buatan


Aspek Etik(Moral)
Pada kasus yang sedang dibahas ini tampak sekali ketidaksesuaiannya dengan budaya dan
tradisi ketimuran kita. Sebagian agamawan menolak Fertilisasi invitro pada manusia, sebab
mereka berasumsii bahwa kegiatan tersebut termasuk Intervensi terhadap “karya Illahi”.
Dalam artian, mereka yang melakukakan hal tersebut berarti ikut campur dalam hal
penciptaan yang tentunya itu menjadi hak prioregatif Tuhan. Padahal semestinya hal tersebut
bersifat natural, bayi itu terlahir melalui proses alamiah yaitu melalui hubungan sexsual
antara suami-istri yang sah menurut agama.
Aspek Human Rigths

11 | P a g e
Dalam DUHAM dikatakan semua orang dilahirkan bebas dengan martabat yang setara.
Pengakuan hak-hak manusia telah diatur di dunia international, salah satunya tentang hak
reproduksi.
Dalam kasus ini, meskipun keputusan inseminasi buatan dengan donor sperma dari laki-laki
yang bukan suami wanita tersebut adalah hak dari pasangan suami istri tersebut, namun harus
dipertimbangkan secara hukum, baik hukum perdata,hukum pidana ,hukum agama, hukum
kesehatan serta etika(moral) ketimuran yang berlaku di Indonesia .

12 | P a g e
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan

Dari pengetahuan yang didapat diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak ditransfer
embrionya kedalam rahim wanita lain(ibu titipan) DIPERBOLEHKAN oleh islam,jika
keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan.Dan status anak
hasil inseminasi macam ini sah menurut Islam.
2. Inseminasi buatan dengan sperma dan ovum donor DIHARAMKAN oleh Islam.Hukumnya
sama dengan Zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi macam ini statusnya sama
dengan anak yang lahir diluar perkawinan yang sah.
3. Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nutfah(Sperma) dan Bank Ovum untuk
perbuatan bayi tabung,karena selain bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.Juga
bertentangan dengan norma agama dan moral,serta merendahkan harkat manusia sejajar
dengan hewan.
4. Pemerintah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan bayi tabung dengan
sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan tanpa ditransfer kedalam rahim
wanita lain dan seharusnya pemerintah hendaknya juga melarang keras dengan sanksi-
sanksi hukumannya kepada dokter dan siapa saja yang melakukan inseminasi buatan
pada manusia dengan sperma atau ovum donor.

 Saran

Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa namun manusia
tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan guna
memperbaiki makalah ini.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Jusuf. 1999.Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.Jakarta:EGC


http://bayi tabung.com

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai