1 Etiologi
Psoriasis merupakan penyakit kulit kronis inflamatorik dengan faktor genetik yang kuat,
darah, faktor imunologis dan factor pencetus lainnya. Penyebab dasarnya belum diketahui
pasti. Dahulu diduga berkaitan dengan gangguan primer keratinosit, namun berbagai penelitian
a. Faktor Genetik
Bila kedua orang tua mengidap psoriasis, risiko seseorang mendapat psoriasis adalah 41%,
14% bila hanya dialami oleh salah satunya, 4% bila 1 orang saudara kandung terkena, dan
Berdasarkan awal penyakit dikenal dua tipe : psoriasis tipe I dengan awal onset dini
dan bersifat familial, psoriasis tipe II dengan awal onset lambat dan bersifat non familial.
Hal lain yang menyokong adanya faktor genetik ialah bahwa psoriasis berkaitan dengan
HLA. Psorasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57 dan Cw6. Psoriasis tipe
II berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan psoriasis pustulosa berkorelasi dengan
HLA-B27.1,3 Psoriasis Susceptibility 1 atau PSORS1 (6p21.3) adalah salah satu lokus
genetic pada kromosom yang berkontribusi dalam patogenesis psoriasis. Beberapa alel
HLA yang berkaitan adalah HLA B13 dan HLA DQ9. HLA Cw6 merupakan alel yang
terlibat dalam patogenesis artritis psoriatika serta munculnya lesi kulit yang lebih dini.
b. Imunologi
Faktor imunologi melalui peranan imunokompeten, sitokin, hormon dan antigen
eksternal tertentu (antigen berasal dari streptokokus yang berperan sebagai superantigen
Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis sel
yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal), atau keratinosit. Keratinosit psoriasis
memerlukan stimulasi untuk aktivasinya. Lesi psoriasis matang umunya penuh dnegan
sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sediki
sebukan limfositik epidermis sedangkan pada lesi baru umunya lebih banyak didominasi
oleh limfosit T CD8. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya
bertambah. Sel langerhans bertindak sebagai antigen presenting cell (APC) yang akan
menyebabkan pada lesi psoriasis stratum granulosum menipis atau menghilang. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya penurunan waktu siklus sel, dimana pada psoriasis
pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangakn pada kulit
Faktor predisposisi antara lain trauma pada epidermis atau dermis, seperti goresan
atau jaringan parut operasi, menimbulkan psoriasis pada kulit yang luka (fenomena
Koebner). Selain itu, infeksi juga diketahui sebaga pemicu onset atau eksasebasi psoriasis.
Hampir 45% kasus melaporkan mengalami eksaserbasi pasoriasis dengan interval 2-3
Stress ternyata merupakan salah satu faktor predisposisi yang memperberat psoriasis
dan terjadi pada kurang lebih 30-40% kasus. Tidak ada sifat atau gangguan kepribadian
yang khusus pada penderita psoriasis. Alkohol juga diduga sebagai faktor memperberat
psoriasis. Disamping itu psoriasis ternyata bisa dipicu oleh banyak macam obat-obatan
1.2 Patofisiologi
Psoriasis merupakan penyakit yang komplek dan multifaktorial, dipengaruhi factor genetic
dan imunitas. Pathogenesis psoriasis belum sepenuhnya dipahami. Beberapa teori menyebutkan
ada pencetus dari psoriasis seperti penyakit infeksi, trauma dan stess. Sedangkan, pada banyak
pasien tidak ditemukan pemicu yang jelas. Setelah paparan trigger terjadi perpindahan substansi
Lebih spesifiknya, terjadi infiltrasi oleh sejumlah besar sel T yang telah aktif yang akhirnya
merangsang proliferasi keratinosit. Hal ini didukung dengan pemeriksaan histologis dan
pewarnaan imunohistokimia plak psoriasis, pada pasien dengan 20% permukaan tubuh yang
terkena lesi psoriasis, memiliki 8 milyar sel T di sirkulasi dan 20 milyar sel T yang terletak di
dermis dan epidermis plak psoriasis. Proses inflamasi terjadi akibat migrasi sel T aktif ke dermis,
terjadi pelepasan sebagian besar sitokin (seperti TNF-α, interferon gama, interleukin-12) kemudian
menyebabkan proliferasi keratinosit, angiogenesis dan terjadinya kemotaksis dari sel-sel radang
dalam dermis dan epidermis. Sel langerhans juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis.
Terjadinya proliferasi epidermis di awali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun
endogen oleh sel Langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat,
Psoriasis ditandai dengan adanya hiperproliferasi yang dipicu oleh aktivitas sel-sel radang.
Mediator inflamasi yang berperan adalah T-cell, cytokine type 1 seperti IL-2, IL-6, IL-8, IL-12,
IFN γ dan TNF α serta IL-8 yang menyebabkan terjadinya akumulasi neutrofil.4 Pada psoriasis
terjadi peningkatan mitosis sel epidermis sehingga terjadi hiperplasia, juga terjadi penebalan dan
pelebaran kapiler sehingga tampak lesi eritematous. Pendarahan terjadi akibat dari rupture kapiler
Gejala Klinis
Sebagian penderita mengeluh gatal ringan dan panas. Tempat predilepsinya pada scalp,
perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor, terutama siku lutut dan
daerah lumbasakral.3
Kelainan kulit dapat ditemukan dalam berbagai bentuk morfologi dan diberi nama khusus, lesi
a Fenomena bercak lilin (karsvlek phenomena) yaitu bila skuama psoriasis dikerok maka
b Auspitz Sign: bila cara mengerok tadi diteruskan akan terlihat titik-titik perdarahan oleh
c Koebner phenomena: bila pada kulit yang masih normal terkena trauma/ garukan maka
akan timbul lesi baru yang bersifat sama dengan lesi yang telah ada.
Kelainan kuku ditemukan pada 25-50% pasien dengan psoriasis. Perubahan pada kuku ini
2 kali lebih sering terjadi pada usia lebih dari 40 tahun, pada pasien dengan psoriasis sedang hingga
berat atau pada pasien yang telah menderita psoriasis lebih dari 50 tahun. Tanda yang paling umum
dari psoriasis kuku ini adalah pitting selain itu juga perubahan warna lokal yang spesifik yaitu
bercak berwarna kuning atau coklat disebabkan karena debris seluler di bawah kuku. Psoriasis
Selain itu psoriasis dapat menyerang kuku dimana permukaan kuku menjadi keruh,
kekuningan dan terdapat cekungan/ pitting atau titik-titik punctate, menebal dan terdapat
subungual hiperkeratosis sehingga kuku terangkat dari dasarnya. Dalam hal ini kuku tangan lebih
Selain menimbulkan kelaian pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula menyebabkan
kelainan pada sendi (arthritis psoriatic), terdapat pada 10-15% pasien pasoriasis. Umumnya pada
sendi distal interfalang dan bersifat poliartikular, terbanyak pada usia 30-50 tahun. Sendi