Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Epidemiologi Kesehatan Reproduksi


2.1.1 Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa yunani, yaitu epi yang artinya pada,
demos yang artinya penduduk dan logos yang artinya ilmu. Epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi pada masyarakat.
Terdapat 3 komponen yang ada dalam epidemiologi :
1. Frekuensi masalah kesehatan.
Frekuensi masalah kesehatan menunjukkan besarnya masalah kesehatan
yang terdapat pada sekelompok manusia/ masyarakat.
a) Menentukan masalah kesehatan, melalui cara :
 Pasien yang berobat ke Puskesmas, terutama penyakit menular yang
berbahaya dapat menimbulkan wabah penyakit
 Laporan dari masyarakat yang datang ke Puskesmas
 Kunjungan rumah, dalam rangka perawatan keluarga
b) Penelitian/ survey kesehatan
c) Studi kasus

2. Penyebaran (distribusi) masalah kesehatan.


Menunjukkan pengelompokkan masalah menurut keadaan waktu, tempat
dan menrurut orang.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan


(determinan).
Menunjukkan faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan baik yang
menerangkan frekuensi, penyebaran atau yang menerangkan penyebab dari suatu
masalah kesehatan itu sendiri.

2.2 Metode-metode Epidemiologi

1
Terdapat 2 tipe pokok pendekatan (metode) dalam epidemiologi yaitu
epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik.
1. epidemiologi deskriptif
epidemiologi deskriptif mempelajari tentang bagaimana frekuensi
peyakit berubah menurut perubahan variable-variabel epidemiologi yang
terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).
a) Orang (person)
o Umur
Umur adalah variable yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan
epidemiologi. Angka kesakitan dan kematian hampir semua
keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.
o Jenis kelamin
Angka pada data di luar negeri menunjukkan bahwa angka
kesakita lebih tinggi di kalangan wanita sedangkan angka
kematian lebih tinggi di kalangan pria pada semua golongan umur.
Tapi untuk Indonesia hal tersebut masih perlu dipelajari lebih
lanjut.
o Kelas sosial
Kelas sosial adalah variable yang sering dilihat hubungannya
dengan angka kesakita atau kematian, variable ini menggambarkan
tingkat kehidupan seseorang.
o Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya penyakit melalui
beberapa jalan. Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan
pola kesakitan banyak dikerjaan di Indonesia terutama pola
penyakit kronis, misalnya penyakit jantung, tekanan darah tinggi
dan kanker.
o Penghasilan
Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli
obat, membayar transport, dsb.
o Golongan etnik

2
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan,
susunan genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat
mengakibatkan perbedaan angka kesakitan dan kematian.
o Status perkawinan
Dalam penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara angka kesakitan maupun kematian dengan status kawin,
tidak kawin, cerai, dan duda/janda; angka kematian karena
penyakit-penyakit tertentu maupun kmatian karena semua sebab
makin meninggi dalam urutan tertentu.
o Besarnya keluarga
Pada keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita karena
penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
o Struktur keluarga
Struktur keluarga mempunyai pengaruh terhadap kesakitan
(penyakit menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan.
o Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam
hubungan kesehatan si ibu maupun si anak. Tapi hal ini masih
perlu penelitian lebih lanjut.
b.)Tempat (place)
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit
berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat
memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.
Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara :
 Batas daerah pemerintahan
 Kota dan pedesaan
 Daerah atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan,
sungai, laut atau padang pasir)
 Negara –negara, dan
 Regional

3
c). Waktu (time)
Mempelajari hubungan antra waktu dan penyakit merupakan
kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologis. Oleh karena itu,
perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya
perubahan faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu
terjadinya perubahan angka kesakitan, maka dibedakan :
- fluktuasi jangka pendek
Pola perubahan kesakitan ini terlihat pada epidemi umpamanya
epidemi keracunan makanan (beberapa jam), epidemi influenza
(beberapa hari/minggu). Epidemi cacar (beberapa bulan).
Fluktuasi jangka pendek atau epidemic ini memberikan petunjuk
bahwa :
 penderita terserang penyakit yang sama dalam waktu
bersamaan atau hampir bersamaan
 waktu inkubasi rata-rata pendek
- perubahan-perubahan secara siklus
perubahan secara siklus ini didapatkan pada keadaan timbul dan
memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi
berulang-ulang tiap beberapa bulan, tiap tahun atau tiap beberapa
tahun, peristiwa semacam ini dapat terjadi baik pada penyakit
infeksi maupun pada penyakit bukan infeksi.
- perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam
periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau puluhan tahun
yang disebut secular trends.
2. Epidemiologi analitik
Pendekatan/metode ini digunakan untuk menguji data dan informasi-
informasi yang diperoleh dari studi epidemiologi deskriptif.
2.3 Sejarah dan Perkembangan Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali, kata produksi
yang berarti membuat atau menghasilkan. Sehingga istilah reproduksi mempunyai
arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi
kelestarian hidupnya. Arti kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat yang

4
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki seseorang.
Pengertian sehat disini, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,
namun juga sehat secara mental dan sosial cultural.
Epidemiologi kesehatan reproduksi adalah ilmu yang mempelajari
tentang distribusi, frekuensi dan determinan penyakit atau masalah kesehatan
reproduksi pada populasi atau kelompok. Distribusi dalam kesehatan reproduksi
adalah memahami kejadian yang berkaitan dengan masalah kesahatan reproduksi,
epidemiologi menggambarkan kejadian menurut tempat, orang dan waktu.
Karakter orang meliputi umur saat hamil dan bersalin, status perkawinan, paritas,
pekerjaan, ras, kelas sosial dan sebagainya. Karakter tempat meliputi kota, desa,
provinsi, batas wilayah, letak geografis (pegunungan/ pantai). Misalnya,
persalinan dengan dukun di desa lebih tinggi (63 %) dibanding dengan di kota (32
%), atau angka kejadian HIV/AIDS lebih tinggi terjadi di provinsi Papua.
Karakter waktu meliputi detik, menit, jam, bulan, tahun dan sebagainya. Misalnya
setiap tahunnya komplikasi persalinan menyebabkan 200.000 kematian di dunia
atau setiap jam terdapat 5 kematian ibu bersalin di Indonesia.
Frekuensi dalam kesehatan reproduksi adalah upaya menguantifikasi
kejadian dan mengukur besarnya masalah. Misalnya persalinan dengan dukun 63
%, K1 mencapai 87 % dan K4 70 %. Determinan dalam kesehatan reproduksi
adalah mencari faktor penyebab atau yang mempengaruhi suatu kejadian atau
faktor yang memberi resiko. Misalnya, salah satu penyebab terjadinya Hemoragi
Post-Partum (HPP) adalah anemia pada ibu.
2.4 Penggunaan Metode Epidemiologi dalam Kesehatan Reproduksi
Epidemiologi memiliki manfaat yang sangat penting dalam kesehatan
reproduksi. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tool (alat), selalu menanyakan siapa yang terkena,
dimana dan bagaimana
2. Sebagai metode/ pendekatan dalam penyelesaian masalah
kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi
3. Diagnosis komunitas untuk menentukan penyebab mortalitas dan
morbiditas

5
4. Melihat resiko individu dan pengaruhnya pada populasi atau
kelompok kejadian (misalnya : flu burung, SARS)
Tujuan digunakannya metode epidemiologi dalam kesehatan reproduksi
adalah:
1. Menentukan besarnya masalah kesehatan reproduksi. Langkah
yang diambil dalam menentukan besarnya masalah dengan
menggunakan pertanyaan sebagai berikut :
a. Pada populasi spesifik mana maslah tersebut terjadi?
b. Apa penyebabnya?
c. Faktor resiko yang menyebabkan masalah tersebut?
d. Bagaimana peran surveilans?
e. Reduksi faktor resiko berdasarkan intervensi yang aman dan
efektif?
2. Mengenal faktor penyebab dan transmisi. Untuk mengenal
terjadinya penyebab masalah perlu dipikirkan bahwa :
a. Penyakit merupakan salah satu gangguan dalam kehidupan
manusia dan kejadian sakit tidak terjadi secara acak
b. Penelusuran sistematik dan cermat kelompok penduduk
yang berbeda dapat mengenal faktor-faktor penyebab dan
pencegahan terjadinya penyakit.
3. Menjadi dasar untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Contoh, untuk menurunkan insiden preeklampsia/eklampsia dan
kematian prenatal dilakukan intervensi penyuluhan kesehatan tentang
nutrisi, tanda-tanda preeklampsia/eklampsia dan perlunya antenatal
care (ANC) bagi ibu hamil. Evaluasi program, pada tahun 2003
sampai 2006 dilakukan surveilans untuk menilai efek intervensi.
Hasilnya preeklampsia/ eklampsia menurun dari 18 % menjadi 4 %.
Kematian perinatal 10,8/1000 kelahiran menjadi 2/1000 kelahiran.
Kesimpulan, intervensi berhasil menurunkan komplikasi kehamilan
yang disebabkan preeclampsia/ eklampsia.
4. Uji intervensi. Contoh pada identifikasi masalah ditemukan 1 dari
3 wanita di Amerika merokok, 1 diantara 4 wanita tetap merokok pada

6
masa hamil dan prevalensinya terus meningkat. Pada tahun 1988
dilakukan surveilans di 4 negara bagian Amerika dengan pregnancy
risk assessment monitoring system. Intervensi : uji efek penghentian
kebiasaan merokok melalui konseling pada wanita yang ingin berhenti
merokok, dibandingkan wanita yang masih tetap merokok. Hasil:
wanita yang berhenti merokok sejak 5 bulan kehamilannya akan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal yang sama dengan
ibu yang tidak merokok, tetapi ibu yang tidak berhenti merokok pada
saat hamil akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR). Evaluasi : setiap 1$ yang digunakan untuk program
intervensi berhenti merokok akan menyelamatkan 5$ untuk perawatan
BBLR.
2.5 Ruang Lingkup Penelitian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi sangat luas, sehingga diperlukan suatu lingkup
yang focus ketika melakukan penelitian atau pengkajian yang lebih dalam.
Adapun ruang lingkup tersebut adalah kajian mengenai :
1. Perkembangan seksual
2. Kegiatan seksual
3. Kontrasepsi
4. Fertilitas
5. Kehamilan yang tidak dikehendaki
6. Abortus
7. Mortalitas/morbiditas yang disebabkan dampak negative kesehatan
reproduksi
8. Alat reproduksi pria dan wanita
9. Layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga berencana (KB)

2.6 Aplikasi Epidemiologi


Diantara nya:
- Epidemiologi pertumbuhan dan perkembangan seksual
- Through life for men
- End at menopause for women

7
- Fertilitas,aktivitas seksual,kehamilan dan kontrasepsi
2.7 Pengaruh demografi dalam epidemiologi kesehatan reproduksi
1. Masa wabah dan kelaparan
Nutrisi buruk,penyakit endemik meningkat,penyakit infeksi dan kelaparan.
2. Masa menurunya penyakit menular
Penyakit infeksi dan kelaparan menurun,kelahiran meningkat,extended family
dominan,nuclear family mulai di perkotaan.
3.Masa penyakit degeneratif dan buatan manusia

8
Referensi :
Rajab,Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta:EGC
https://bidansmart.files.wordpress.com/2010/03/1-pengantar-epid-kespro-6-
ptm-1.pdf
https://www.scribd.com/doc/4976899/10-epidemiologi-kespro

Anda mungkin juga menyukai