Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Studi Kasus


Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan)

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2015).

Laporan kasus ini melaporkan perbandingan dari hasil asuhan keperawatan

antara dua klien yang mengalami gangguan mobilitas fisik pada pasien

Diabetes Melitus tipe 2.


B. Partisipan
Studi kasus ini mengambil subyek dua partisipan yaitu partisipan

yang terdiagnosa gangguan mobilitas fisik. Adapun kriteria sampel dalam

penelitian ini adalah :


1. Kriteria inklusi yaitu karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2015).


Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien laki-laki maupun

perempuan yang di diagnosa diabetes melitus tipe 2 dengan ulkus

diabetik grade 1 atau 2 yang mengalami hambatan mobilitas fisik di

RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, kooperatif, bisa berkomunikasi

verbal dengan cukup baik, dan bersedia menjadi responden.


2. Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

2015). Kriteria eksklusi : klien yang mengalami penurunan keadaan

umum yang tidak memungkinkan untuk menjadi responden, selama

diberikan perawatan klien meminta pulang paksa, dan kondisi pasien

kritis.
33
34

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu

penulis memilih subyek sesuai dengan kriteria inklusi yang telah

ditentukan dan sesuai dengan tujuan dan masalah dalam penelitian.

C. Fokus Studi

Asuhan Keperawatan pada 2 klien dengan masalah keperawatan

yang sama dan diagnosis yang sama yaitu klien yang mengalami hambatan

mobilitas fisik pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD dr. Loekmono

Hadi Kudus.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional asuhan keperawatan pada pasien diabetes

melitus tipe 2 yang mengalami hambatan mobilitas fisik adalah

serangkaian tindakan atau proses keperawatan yang berfokus pada

hambatan mobilitas fisik pasien dan dilakukan secara berkesinambungan

selama 3x24 jam dan maksimal adalah tujuh hari mulai dari pengkajian

hingga evaluasi.
Studi kasus ini membatasi istilah atau kasus yang penulis tentukan

sebagai berikut :

1. Asuhan keperawatan hambatan mobilitas fisik adalah suatu proses

asuhan keperawatan pada pasien DM tipe 2 yang mengalami

hambatan mobilitas fisik yang diawali dengan pengkajian,

merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan rencana

keperawatan, melakukan implementasi keperawatan, serta melakukan

evaluasi keperawatan pada pasien dengan hambatan mobilitas fisik.


35

2. Klien dengan hambatan mobilitas fisik pada pasien DM Tipe 2.

Hambatan mobilitas fisik terjadi karena adanya ulkus diabetik dan

kurangnya motivasi klien untuk bergerak sehingga berdampak pada

penurunan mobilitas sendi dan gangguan sirkulasi ke area ulkus.

Intervensi yang dilakukan adalah melakukan latihan rentang gerak

(ROM) aktif-pasif yang dilaksanakan selama 15-20 menit

3. Latihan rentang gerak (ROM) dilakukan untuk mengurangi kekakuan

sendi, menurunkan tekanan kaki, meningkatkan kekuatan otot dan

kemampuan fungsional serta meningkatkan rentang gerak sendi.

Tahapan latihan diawali dengan pergerakkan pinggul, kemudian lutut,

pergelangan kaki, dan terakhir jar-jari kaki. Masing-masing tahapan

dilakukan selama 3-5 menit. Latihan dilakukan sebanyak 2-3 kali

dalam sehari misalnya pagi dan sore hari atau satu jam setelah makan

pagi, siang dan sore hari. Latihan dilakukan secara bertahap dan

disesuaikan dengan kemampuan pasien.


36

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, metode pengumpulan

data yang akan dilakukan penulis adalah:

1. Wawancara

Dalam penelitian, wawancara menjadi metode pengumpulan data yang

utama. Data yang didapatkan dari wawancara antara lain seperti

identitas klien dan keluarga, keluhan utama, riwayat penyakit

sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan keluarga, dan

lain sebagainya. Data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara

dengan klien, keluarga, maupun perawat atau tenaga medis yang

bersangkutan dengan klien.

2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi dan pemeriksaan fisik dilakukan dengan pendekatan IPPA

(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh klien.

Peneliti melakukan pengamatan langsung pada keadaan klinis klien

dan respon klien terhadap tindakan asuhan keperawatan yang

diberikan mengenai pengelolaan hambatan mobilitas fisik.

3. Studi Dokumentasi

Pada kasus ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan melihat

atau menganalisis dokumen – dokumen yang dibuat untuk peneliti


37

sendiri, melihat data yang terdapat di rumah sakit, atau melalui status

yang dimiliki responden seperti hasil uji laboratorium dan

pemeriksaan diagnostik yang berhubungan dengan data yang

mendukung dan dapat menunjukkan bahwa klien mengalami diabetes

melitus.

Langkah-langkah yang dilaksanakan pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

meliputi :

1. Menyampaikan surat permohonan izin studi pendahuluan dan

penelitian dari Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Semarang kepada Kepala Kesbangpol Kota Kudus dan Direktur

RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.

2. Menyerahkan surat izin studi pendahuluan dari Direktur RSUD dr.

Loekmono Hadi Kudus ke Rekam Medis RSUD dr. Loekmono Hadi

Kudus. Dilanjutkan dengan meminta data terkait jumlah pasien

diabetes mellitus tipe 2 dalam 3 tahun terakhir.

3. Setelah mendapatkan jawaban izin penelitian dari Direktur RSUD dr.

Loekmono Hadi Kudus maka ditindak lanjuti dengan menyampaikan

izin tersebut kepada kepala ruang untuk menjelaskan maksud dan

tujuan pelaksanaan pengelolaan studi kasus.

4. Berkolaborasi dengan CI dan perawat ruang untuk memilih pasien

DM tipe 2 yang akan dikelola.


38

5. Peneliti menetapkan dua calon responden dengan menjelaskan

maksud dan tujuan diadakannya penelitian. Jika klien bersedia

menjadi responden maka diminta untuk menandatangani surat

ketersediaan menjadi responden, jika klien menolak menjadi

responden maka peneliti menghargai hak pasien dan penolakan

tersebut tidak mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan selama

di Rumah Sakit.

6. Melakukan pengambilan data pada kedua responden dan keluarganya

dengan teknik autoanamnesa dan alloanamnesa, melakukan

pengkajian fisik dan membandingkannya dengan hasil pemeriksaan

penunjang.

7. Merumuskan diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik

berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian meliputi data

subjektif dan data objektif

8. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilakukan dan

menentukan tujuan serta waktu pencapaian tujuan untuk mengatasi

masalah yang dialami klien terkait masalah hambatan mobilitas fisik

9. Melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil pencapaian tujuan dari

tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah hambatan

mobilitas fisik
39

10. Melakukan pembahasan mengenai tindakan yang telah melalui analisa

data

11. Memberikan ucapan terima kasih kepada kepala ruang, perawat,

maupun petugas lain yang ikut membantu dalam penelitian.

F. Lokasi dan Waktu Studi Kasus


1. Lokasi penelitian
Penelitian akan dilakukan di salah satu bangsal di RSUD dr.

Loekmono Hadi Kudus


2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari-Maret 2019.
G. Analisis dan Penyajian Data
Analisa data merupakan tahap pertengahan dan serangkaian tahap

dalam sebuah penelitian yang mempunyai fungsi sangat penting. Analisis

data yang dilakukan penulis bertujuan untuk menghasilkan data yang

selanjutnya akan diintepretasikan dan dibandingkan dengan teori yang

ada pada tinjauan pustaka yang berguna untuk menetapkan intervensi

pada klien dengan hambatan mobilitas fisik pada DM tipe 2.


Hasil penelitian yang dihasilkan harus melalui proses analisis

terlebih dahulu agar dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Dalam

penelitian ini analisa data yang dilakukan adalah analisa deskriptif

dimana peneliti menganalisa data berdasarkan data-data yang telah

didapat melalui tahap pengkajian sampai dengan evaluasi. Data tersebut

dapat berupa data subjektif maupun data objektif kemudian setelah data

terkumpul baru digambarkan. Teknik analisis data kemudian

diinterpretasikan dan dikomparasikan (perbandingan) antar kasus.


40

Setelah data di analisis kemudian data disajikan dalam bentuk narasi,

tabel, dan cuplikan verbal dari subyek penelitian sebagai data pendukung.

H. Etika Studi Kasus


Etika penelitian yang mendasari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi klien)

Peneliti memberikan lembar persetujuan penelitian kepada responden.

Kemudian peneliti memberikan informasi yang adekuat mengenai

tujuan dari asuhan keperawatan yang akan dilakukan dan memberikan

informasi terkait dengan hak dan kewajiban responden. Setelah itu

peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk mengambil

keputusan apakah bersedia ataupun menolak berpartisipasi secara

sukarela menjadi responden.

2. Anonimity ( tanpa nama)

Penulis mencantumkan inisial nama pada laporan kasus untuk

menjamin dan menjaga kerahasiaan responden.

3. Confidentiality (kerahasian)

Penulis menjamin kerahasiaan dari hasil laporan kasus baik informasi

maupun masalah - masalah lainnya. Seperti data terkait informasi

responden disimpan di laptop pribadi penulis. Hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penulisan. Data yang

ditampilkan bersifat umum dan data akan dimusnahkan satu tahun

setelah penulisan selesai.

Anda mungkin juga menyukai