Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL TERAPI BERMAIN MENYUSUN PUZZLE

DI RUANG ANGGREK RS dr. SOEHADI PRIJONEGORO

Disusun oleh :
1. Dwi Safitri
2. Amalia Dika Alfiofita
3. Aprillya Putri Frydawanti
4. Amalia Nur Fitriati
5. Daffa Ibnu Fauzaan

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018

1
PROPOSAL
TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH
DI RUANG ANGGREK
RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO
SRAGEN

1. LATAR BELAKANG

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan


pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari
tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan
berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak,
tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.

Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah
satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering
disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan
rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti
pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009)

Bermain pada anak dapat meningkatkan kecerdasan dalam berfikir dan


mengembangkan imajinasi serta melatih daya motorik halus dan kasar pada
anak. Pada anak pra sekolah umumnya perkembangan motorik kasar dan
motorik halusnya sudah baik (Soetjiningsih, 1995). Pada tahap ini mereka
berminat untuk mendapatkan pengetahuan dan mulai mengalami peningkatan
kompetensi. Dengan mengerti tentang dunia anak terutama usia anak pra
sekolah, maka dengan ini kami bermaksud untuk melaksanakan program terapi
bermain karena dengan bermain membuat anak menjadi lebih rileks.

2
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya
kurang mendapat kesempatan bermain
Terapi bermain yang akan dilaksanakan yaitu bermain menyusun puzzle.
Alasan memilih terapi bermain menyusun puzzle adalah untuk
mengembangkan motorik halus, keterampilan kognitif dan kemampuan
berbahasa. Puzzle merupakan salah satu bentuk permainan yang membutuhkan
ketelitian, melatih untuk memusatkan pikiran, karena kita harus berkonstrasi
ketika meyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut hingga menjadi sebuah
gambar yang utuh dan lengkap. Sehingga puzzle merupakan jenis permainan
yang memiliki nilai-nilai edukatif.

2. KARAKTERISTIK PESERTA
a. Anak usia prasekolah (3-5 tahun)
b. Anak yang dirawat di ruang Anggrek
c. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain.
d. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
e. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain menyusun puzzle.

3. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti terapi bermain menyusun puzzle diharapkan dapat
mengurangi dampak stress hospitalisasi pada anak.

3
b. Tujuan Instruksional Khusus
Dengan mengikuti terapi bermain menyusun puzzle, diharapkan dapat:
1) Melatih kemampuan kognitif anak.
2) Melatih kemampuan motorik halus anak.
3) Melatih kemampuan sosial personal anak.
4) Melatih kemampuan berbahasa anak.
5) Melatih kemampuan kerjasama tim pada anak.
4. JADWAL PELAKSANAAN

a. Hari / Tanggal : Senin, 5 November 2018


b. Waktu : 09.00 WIB
c. Tempat : Ruang Anggrek RSUD dr Soehadi Prijonegor Sragen

5. MEDIA
a. Puzzle
b. Karpet

6. METODE
a. Cooperative learning (Mendengarkan)
b. Demonstrasi (Mendengarkan dan memperhatikan)
c. Redemontrasi (memperhatikan)
7. KEGIATAN PERMAINAN
No. Waktu Kegiatan Respon Anak
1. 5 menit Pembukaan :  Menjawab salam
 Memberikan salam  Mendengarkan
 Memperkenalkan puzzle pada penjelasan
anak dan cara bermain
1. Menyiapkan puzzle
2. Mengundang anak dan
keluarga
3. Membagi kelompok kecil
yang terdiri dari 1
kelompok 2-3 orang
2 25 menit Pelaksanaan :  Menerima puzzle
1. Membagikan puzzle  Mendengarkan dan
2. Memberikan contoh cara memperhatikan cara
menyusun puzzle bermain.

4
3. Memencar kepingan
puzzle, menyusun kembali
kepingan puzzle sesuai
gambar semula dengan
benar.
4. Menyelesaikan puzzle
sampai selesai dan
terbentuk gambar yang
jelas.
5. Belajar mengenal nama
gambar yang sudah
tersusun.
4. 5 Menit Evaluasi :  Memperhatikan
1. Melakukan review  Mengucapkan
pengalaman bermain terima kasih dan
menyusun puzzle. menjawab salam
2. Mengobservasi perilaku
anak.
3. Memberikan pujian terhadap
anak yang sudah berhasil
menyusun puzzle.
4. Memberikan salam dan
penutup.

8. SUSUNAN
Leader : Aprillya Putri Frydawanti
Co Leader : Dwi Safitri
Amalia Dika Alfiofita
Amalia Nur Fitriati
Daffa Ibnu Fauzaan

9. SUSUNAN PELAKSANAAN
a. Leader
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka
dan menutup kegiatan ini.
b. Co Leader
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain
dalam terapi bermain.
c. Fasilitator
1) Memfasilitasi anak untuk bermain.

5
2) Membimbing anak bermain.
3) Memperhatikan respon anak saat bermain.
4) Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan temannya.
d. Observer
5) Mengawasi jalannya permainan.
6) Mencatat proses permainan disesuaikan dengan rencana.
7) Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
8) Menyusun laporan dan menilai hasil permainan dibantu dengan Leader
dan fasilitator.

10. SETTING TEMPAT


Terapi bermain ini dilakukan di Ruang Bermain Anggrek dengan setting
tempat sebagai berikut :

6
LAMPIRAN MATERI KONSEP BERMAIN

Konsep Puzzle
Puzzel berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar
pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan
bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat
disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang
dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara
membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.
Ada beberapa jenis puzzle, antara lain:
a. Puzzle konstruksi
Puzzle rakitan (construction puzzle) merupakan kumpulan potongan-
potongan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa
model. Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana
berwarna-warni. Mainan rakitan ini sesuai untuk anak yang suka bekerja
dengan tangan, suka memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi.
b. Puzzle batang (stick)
Puzzle batang merupakan permainan teka-teki matematika sederhana
namun memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk
menyelesaikannya. Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara membuat
bentuk sesuai yang kita inginkan ataupun menyusun gambar yang terdapat
pada batang puzzle.
c. Puzzle lantai
Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet/busa) sehingga baik
untuk alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik. Puzzle
lantai memiliki desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan warna
yang cemerlang. Juga dapat merangsang kreativitas dan melatih kemampuan
berpikir anak. Puzzle lantai sangat mudah dibersihkan dan tahan lama.
d. Puzzle angka
Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat
melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai

7
urutannya. Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata
dengan tangan, melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
e. Puzzle transportasi
Transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki
gambar berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain
untuk melatih motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri.
Anak akan lebih mengetahui macam-macam kendaraan.
f. Puzzle logika
Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini
dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu
gambar yang utuh.
g. Puzzle geometri
Puzzle geometri merupakan puzzle yang dapat mengembangkan
keterampilan mengenali bentuk geometri (segitiga, lingkaran, persegi dan lain-
lain), selain itu anak akan dilatih untuk mencocokkan kepingan puzzle
geometri sesuai dengan papan puzzlenya.
h. Puzzle Penjumlahan dan Pengurangan
Puzzle penjumlahan dan pengurangan merupakan puzzle yang dapat
mengembangkan kemampuan logika matematika anak. Dengan puzzle
penjumlahan dan pengurangan anak memasangkan kepingan puzzle sesuai
dengan gambar pasangannya.

Fungsi Puzzle
Permainan puzzle berfungsi untuk:
a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran
b. Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan keping-
keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar.
c. Memperkuat daya ingat
d. Mengenalkan anak pada konsep hubungan
e. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir
matematis (menggunakan otak kiri).

8
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC.


Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai