Alice Eastwood
Keterangan
Aman
Rentan/Terancam Punah
Amat Parah/Terancam Punah
Kritis Mendekati Punah
Punah
Status Tidak diketahui
2
Zona Perkembangan Proksimal yang didalilkan oleh Vygotsky (1978, buku asli
1930-4). Anak usia dini memiliki pengetahuan terkait dengan pengalaman dan
budaya mereka, serta keterampilan dalam bahasa ibu mereka. Pada usia ini
sangatlah penting untuk bangun dasar yang kuat dalam bahasa ibu sebelum masuk
ke pelajaran dalam bahasa kedua.
’Bahasa ibu’ didefinisikan oleh UNESCO sebagai berikut:
”Istilah bahasa ibu...meliputi unsur-unsur berikut: bahasa yang pertama-tama
dipelajari seseorang; bahasa yang dikenali dengan atau dikenal sebagai penutur asli
bahasa itu oleh orang-orang lain; bahasa yang diketahui terbaik oleh seseorang dan
bahasa yang paling banyak digunakan...” (UNESCO, 2005, p. 12).
Bagi anak-anak di daerah terpencil, bahasa ibu seringkali merujuk pada
bahasa daerah, berarti sebaiknya mereka diajar terutama menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa pengantar, baik secara lisan maupun secara tertulis. Isi
bahan ajar yang dipakai juga harus disesuaikan dengan konteks lokal.
Pendekatan pendidikan berbasis bahasa ibu yang bukan hanya dipakai di
tingkat PAUD, melainkan juga di sekolah dasar dan bahkan di jenjang pendidikan
lebih tinggi, didukung oleh UNESCO:
”UNESCO mendukung pengajaran bahasa ibu sebagai alat untuk memperbaiki
kualitas pendidikan dengan jalan membangun di atas pengetahuan dan pengalaman
para peserta didik dan guru” (UNESCO, 2005, p. 24).
Pendekatan pendidikan berbasis bahasa daerah paling relevan untuk guru dan
peserta didik di daerah-daerah terisolir dan homogen secara etnis di mana bahasa
daerah yang sama dipakai oleh semua generasi, termasuk anak kecil, dan di mana
bahasa nasional (di Indonesia, Bahasa Indonesia) jarang didengarkan. Peserta didik
di daerah tersebut akan mengalami kesulitan apabila bahasa nasional digunakan
oleh guru dan apabila buku pelajaran tertulis dalam Bahasa Indonesia. Oleh karena
itu, mereka memerlukan pendekatan pendidikan berbasis bahasa ibu. Berarti,
tujuan utama pendekatan ini bukanlah untuk melestarikan bahasa melainkan untuk
membantu murid supaya mengerti. Namun, efek samping dari program ini tentu
saja adalah pelestarian bahasa daerah, karena para tutor dan anak harus belajar
membaca dan mengeja dalam bahasa daerah, dan orang dewasa lainnya juga
dilibatkan dalam pengeditan bahan bacaan.
4
45
40
Persentase Responden
35 2,2
30
25
41,3 Campuran
Campur bahasa
Bahasa
20
1,1 32,6 Bahasa
Bahasa Lany
Lani
15
10 Bahasa
BahasaIndonesia
Indonesia
16,3
5 2,1
3,2 1,1
0
0 2 4 24
Jumlah Jam Perjalanan ke Kota dari Tempat Tinggal
Responden
100
25,0
80 Mudah
Gampang
Persentase Responden
88,0
60
40 75,0
20
Sulit/susah
12,0
0
Bhs Indonesia Bhs Lani
Persepsi Murid Mengenai Pilihan Bahasa di Ruang
Kelas
Persentase Responden
100
64,1
80
60
19,6
40 16,3
20
0
Bhs Indonesia Lani Campuran
Selain bertanya mengenai bahasa yang digunakan atau dianggap lebih muda,
tim survei juga menggunakan tes EGRA (Early Grades Reading Assessment atau
Penghitungan Kemampuan Baca pada Kelas Awal), yaitu suatu instrumen yang
secara internasional digunakan untuk menyediakan kilasan pengembangan
kemampuan baca di daerah tertentu. EGRA telah dikembangkan dalam Bahasa
Indonesia dan digunakan oleh Research Triangle Institute International di bawah
kontrak USAID. Laporan hasil penemuan yang dibuat tahun 2014 dapat menjadi
patokan untuk mengevaluasi hasil yang diperoleh di Lanny Jaya.
Lanny Jaya terletak di bagian negara MNP (Maluku, Nusa Tenggara, Papua).
Menurut EGRA pada umumnya kemampuan keaksaraan murid di MNP sekitar 50%
di bawah standar nasional. Grafik 5 menunjukkan perolehan hasil pengukuran
tingkat kelancaran membaca berdasarkan kata yang dibaca benar per menit, serta
pemahaman membaca berdasarkan pertanyaan yang dijawab benar setelah
membaca naskah sasaran. Ternyata, kemampuan para responden survei ACDP 023
di Lanny Jaya rata-rata 50% di bawah kemampuan murid MNP.
Grafik 5: Perbandingan dua komponen kemampuan membaca lintas wilayah dan kelas
70
National Keterangan
60 MNP
Papua Grade 2
Nasional
Hasil Rata-rata Responden
50 Papua Grade 3
Group Mean Scores
0
Reading Fluency (wcpm) Reading Comprehension (percent)
Kelancaran membaca Pemahaman membaca
Komponen Pengembangan
Measures Kecakapan
of Reading Skill Membaca
Development
Singkat kata, kemampuan anak-anak ini membaca dan menulis dalam bahasa
Indonesia sangatlah terbatas (PT. Trans Intra Asia & SIL International, p. 6).
7
tersebut digunakan oleh guru di ruang kelas. Anak harus belajar membaca dan
menulis pertama-tama dalam bahasa ibu mereka.
Bibliography
12
Pemerintah Provinsi Papua (2013a) Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 14
Tahun 2013 Tentang Rencanca Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2013-2018,
Pemerintah Provinsi Papua (2013b) Perdasus Nomor 3 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Pendidikan Bagi Komunitas Adat Terpencil,
Pemerintah Republik Indonesia Undang-Undang No.21/2001 Tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua,
PT. Trans Intra Asia & SIL International Support for Mother Tongue Based,
Multilingual Education (MTB-MLE) for Schools in Rural and Remote Areas
of Papua (ACDP 023) Final Report,
Tinajero, A. & Loizillon, A. (2012) The Review of Care, Education and Child
Development Indicators in Early Childhood, Paris: UNESCO
UNESCO (2005) Pendidikan dalam Dunia Multibahasa, Jakarta: UNESCO (Organisasi
Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan)
Vygotsky, L.S. (1978) Mind in Society: The Development of Higher Psychological
Processes (M. Cole, V. John-Steiner, S. Scribner, & E. Souberman, Eds., A.R.
Luria, M. Lopez-Morillas, & M. Cole, Trans.), Cambridge, Mass.: Harvard
University Press
Situs Web
Badan Pusat Statistik (2016) Indeks Pembangunan Manusia menurut Provinsi,
2010-2015 (Metode Baru) Available from:
<https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1211> [Accessed
14.07.2016]
Badan Pusat Statistik (2016) Persentase Penduduk Buta Huruf menurut Kelompok
Umur, 2011-2015 Available from:
<https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1056> [Accessed
14.07.2016]
13