0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
184 tayangan2 halaman
Teks tersebut membahas tentang sikap pelajar zaman sekarang yang kadang bersikap seolah memiliki masalah paling rumit dan merasa selalu benar. Pelajar sering mengeluhkan tugas sekolah dan terobsesi dengan gadget, sehingga sering memberikan komentar negatif di media sosial tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain. Teks ini mengingatkan bahwa sikap tersebut perlu dihindari.
Teks tersebut membahas tentang sikap pelajar zaman sekarang yang kadang bersikap seolah memiliki masalah paling rumit dan merasa selalu benar. Pelajar sering mengeluhkan tugas sekolah dan terobsesi dengan gadget, sehingga sering memberikan komentar negatif di media sosial tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain. Teks ini mengingatkan bahwa sikap tersebut perlu dihindari.
Teks tersebut membahas tentang sikap pelajar zaman sekarang yang kadang bersikap seolah memiliki masalah paling rumit dan merasa selalu benar. Pelajar sering mengeluhkan tugas sekolah dan terobsesi dengan gadget, sehingga sering memberikan komentar negatif di media sosial tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain. Teks ini mengingatkan bahwa sikap tersebut perlu dihindari.
Selamat pagi/siang/sore warga Indonesia Sebangsa Tanah, Sebangsa Air...
Saya ................... seorang siswa SMAN 4 Sukabumi. Saya asli Indonesia,
besar di Indonesia, dan saya tidak ada di negara lain. Saya cinta sekali Indonesia. Saya cintanya hanya sekali, tidak dua kali karena kita tahu bahwa yang kedua itu tidak enak ! Oke... Saya akan buktikan betapa saya cinta Indonesia. Saya nih, pernah sekali jalan-jalan ke Singapura, Malaysia, dan Thailand. Saking besar cinta saya terhadap Indonesia, pergi ke singapura saya memakai bahasa Indonesia, pergi ke malaysia, saya memakai bahasa Indonesia, dan bahkan ke Thailand pun, saya tetap memakai bahasa Indonesia. Kenapa? Biar semua orang tahu... Bahwa saya Cuma bisa Bahasa Indonesia ! Sebagai seorang pelajar Indonesia, saya resah. Karena bicara soal orang-orang Indonesia hususnya para pelajar yang menjuluki dirinya kaum milennials, saya jadi suka bertanya-tanya, kenapa ya mereka semua itu kadang lebih suka memperhatikan hal kecil yang lebih tidak penting daripada tugasnya di sekolah, yaitu belajar. Contohnya begini, mereka tuh lebih suka menghitung tanggal jadian daripada menghitung waktu menuju ujian nasional. Mereka juga lebih suka memperhatikan masa lalunya ketika diputusin mantan dan tenggelam didalam penderitaannya, daripada menjadi giat belajar dan memperhatikan masa depan pendidikannya. Dan terakhir nih yang paling ngeselin tau ngga apa? Mereka lebih sering memperhatikan durasi waktu istirahat, daripada durasi waktu belajar. Ini tuh kenapa ya? Why gitu loh... Bicara soal hal kecil, kalau dipikir-pikir pelajar jaman sekarang itu kebalikannya dari ibu-ibu di pasar. Gini loh... ibu-ibu di pasar kalau belanja nih ya, kalau timbangannya kurang, dia langsung protes dan mengeluarkan teori-teori ekonomi dan pembahasannya, mulai dari tokoh ekonomi lokal, tokoh ekonomi Indonesia, sampai tokoh ekonomi dunia. Tapi ketika timbangannya lebih, dia bakal diem aja tuh sambil senyum-senyum sok imut kaya lisa blackpink. Nah pelajar di Indonesia tuh justru kebalikannya. Kalau guru mengajar dan jamnya kurang dari waktu yang ditentukan, kita nih pasti diem. Tapi kalau guru sedang mengajar dan jam mengajarnya lebih... kita pasti langsung berontak, ada yang kode-kode liat jam, ada yang mulai lirik-lirik ke luar, malah ada siswa yang tadinya pendiam pun dia jadi teriak-teriak... kebakaraaaan, kebakaraaaaaan !!! Masih soal pelajar zaman now. Kalau dipikir lagi meraka itu mahluk yang aneh. Loh kok aneh? Soalnya, anak zaman sekarang itu kadang mereka sering bersikap seolah-olah paling memiliki masalah yang paling rumit di seluruh alam semesta, dan sering merasa dirinya paling benar. Kita bahas satu-satu. Pertama, kenapa saya bilang anak jaman sekarang suka bersikap seolah-olah paling memiliki masalah yang paling rumit di seluruh alam semesta. Contohnya sederhana... ketika guru yang mengajar di jam pertama memberi mereka satu tugas, maka mereka akan merasa tidak sanggup bila harus diberi tugas oleh guru yang mengajar di jam kedua dan jam jam selanjutnya. Dan ketika mereka tetap diberi tugas di jam kedua, maka yang akan terjadi setelahnya adalah, mereka akan mengeluh karena banyaknya tugas, kemudian mereka akan update status yang bertemakan tugas menumpuk, dan tahap terakhir mereka akan merasa sisa hidup mereka tidak akan bisa mereka nikmati lagi karena harus mengerjakan tugas yang hanya dua itu... Hemh, Drama ! Hal yang kedua... Kenapa saya bilang anak jaman sekarang suka ngerasa paling benar. Gini deh ya... ketika anak zaman sekarang pertama kali punya gadget, itu tuh pasti langsung jadi “love of my life” nya dia, pokonya kemana-mana dibawa dan diliatin, tiap 10 menit diliatin, ada debu dikit ditiupin, ada menu yang warna iconnya ga sama, cepet-cepet diganti... gitu terus sampai main gadget itu jadi kegiatan wajibnya dia setelah bernafas. Jadinya malah norak, tiap ada notif sms papa minta pulsa cepet-cepet dibales, ada notif spam iklan cepet-cepet dibuka, sampai-sampai ada notif low battery pun di screenshot saking cintanya. Makin hari akan semakin update dia dengan gadgetnya, mulai belajar instagram, whatsapp, line, bbm, belajar hapus history di browsernya, dan belajar komentar di postingan orang. Hal ini berakibat... akan ada masanya dimana dia akan coba-coba hate comment terhadap postingan orang lain. Mulai dari berkomentar gaya orang lain yang kurang simetris lah, kurang matching lah, kurang provokatif lah, pokonya gitu-gitu lah. Mulai berkomentar soal ekonomi dunia lah. Malah sok sok’an komentar politik lah, padahal masang poto presiden dan wakil presidennya aja masih ketuker, “ni presiden tuh di pasang di kanan apa di kiri ya?”, ditanya berapa jumlah bulu sayap garuda aja belum tentu bener. Nah ini yang bahaya, ketika dia mulai hobi hate comment, dia akan ketagihan dan jika terus menerus maka dia akan sampai kepada satu titik dimana dia jadi orang buta dan tuli. Dia buta, tidak akan melihat siapa yang dia comment, yang penting... hate comment. Dia tuli, dia tidak akan mendengar comment orang lain yang mengajak dia kepada kebaikan. Inilah yang dimaksud kidz zaman now, kaum milennial yang merasa paling benar ! Dan mirisnya, kita semua tahu bahwa hate comment itu... enak banget !