TINJAUAN PUSTAKA
2
tersebut, tendon bukan hanya meneruskan kontraksi otot ke otot rangka melainkan
juga mempengaruhi kecepatan pergerakan organ yang terletak lebih distal.5
3
Otot Ekstensor Digitorum Longus
- Ekstensi dari empat jari kaki pada metatarsophalangeal, proximal, dan
sendi distal interphlangeal.
- Dorsofleksi pergelangan kaki
- Eversi dari kaki
- Perineous Tertius
Terletak di bagian bawah fibula
Insersi: di bagian dorsal dari Jari Ke5 metatarsal.
Fungsi:
- Dorsofleksi
- Eversi
Otot Perineus Tertius
Fungsinya:
- Eversi Kaki
- Dorsofleksi pergelangan kaki
4
Terletak di atas 2/3 dari bagian luar fibula.
Fungsinya:
- Eversi
- Plantar fleksi
5
- Fungsi Tendo
Tendon berfungsi sebagai kekuatan untuk tarikan otot ke tulang. Kontraksi
otot menarik tendon, kemudian tulang, sehingga terjadi gerakan. Tulang-tulang
berhubungan pada sendi oleh ligamen dan jaringan ikat lainnya, sehingga
kontraksi tendon menghasilkan gerakan-gerakan tertentu, tergantung pada otot
dan sendi yang terlibat.
6
Trauma benda tajam atau tumpul menjadi penyebab kedua yang dapat
menyebabkan rusaknya otot atau tendon pada lokasi yang terkena trauma. Dengan
kecepatan dan momentum tertentu, tendon dapat ruptur secara mekanik.
Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes juga dapat menjadi
penyebab lemahnya otot ataupun integritas dari tendon itu sendiri. Secara
sistemik, terjadi gangguan pembentukan dan perusakan dari myosit tersebut,
sehingga bila terkena penyebab mekanik yang ringan dan tidak memiliki
momentum yang cukup untuk merobek, tendon tersebut akan dengan gampangnya
rusak.
7
2. Achilles
Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius,
soleus, dan otot plantaris.Pada manusia, letaknya tepat di bagian
pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat
pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 sentimeter, dimulai dari
pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan
melekat pada bagian tengah-belakang tulang calcaneus. Tendon ini
sangat penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara normal.
Cidera karena olahraga dan karena trauma pada tendon Achilles adalah
biasa dan bisa menyebabkan kecacatan.
3. Rotator cuff
Rotator cuff terletak di bahu dan terdiri dari 4 otot: supraspinatus (yang
umum tendon paling pecah), infraspinatus, teres minor, dan m.
subskapularis. Kelompok otot ini berfungsi untuk mengangkat tangan ke
samping, membantu memutar lengan, dan menjaga bahu keluar dari
soket tersebut.
4. Bisep
Otot bisep fungsi sebagai fleksor lengan dari siku.Otot ini membawa
tangan ke arah bahu dengan menekuk siku.
Empat contoh diatas adalah otot dan tendon yang tersering mengalami
cidera, namun bukan berarti tempat lain tidak dapat mengalami ruptur.
8
Penyembuhan tendon juga terjadi melalui mekanisme respon fibroblastik
jaringan sekitar tendon yang terdisintegrasi akibat jejas. Penyembuhan tendon
akan menghasilkan pelengketan dengan jaringan sekitarnya, sehingga dapat
mempengaruhi gliding dari tendon tersebut.10
9
Fase penyembuhannya dapat digambarkan sebagai berikut: Dalam 3 hari
akan terjadi serangkaian fenomena berupa luka tendon di isi dengan jaringan
gramulasi, tidak ada atau hilangnya tensile strength, kontinuitas jaringan
dipertahankan oleh jahitan saja, tampak edema pada bagian distal tendon, respon
inflamasi berfokus terutama pada setiap jahitan dan saluran jarum, mulai tampak
sel fibroblas dan sintesis kalogen baru dan lisis pada kolagen yang lama.
Kemudian yang terjadi pada fase antara 3 sampai dengan 7 hari berupa organisasi
jaringan granulasi, tensile strength masih kurang, proses sintesa fibroblast aktif
disertai sekresi kolagen dan mukopolasikarida, terjadi pemisahan sel-sel tendon,
tetapi kontribusi untuk penyembuhan minimal diantara bagian distal tendon. Pada
fase ini, proses penyembuhan terjadi secara primer yang amat tergantung atas
migrasi dan pertumbuhan ke dalam sel-sel dari jaringan sekitarnya; inilah yang
menjadi semacam substansi yang digunakan untuk melindungi sambungan tendon
dari pembentukan adhesi dengan dasarnya. Selanjutnya antara hari ke8 sampai 14
hari terjadi pula luka tendon di isi dengan jembatan fibriblas dan kolagen, tensile
strength masih sangat terbatas, reaksi proliferasi seluler makin massif dengan
fokusnya membentuk dan memperbaiki kontinuitas jaringan dengan cara
melibatkan jaringan yang cidera disekitarnya dan semua ini secara bersama-sama
disebut sebagai “koagulum”. Kemudian dalam 21 hari mulai dapat ditemukan
cukup tensile strength untuk mentoleransi gerakan sedangkan proses yang
disebutkan sebelumnya masih terus berlanjut. Hal ini menandai perbaikan secara
klinis meski secara anatomis/radiologis perbaikan belum maksimal. Proses yang
terjadi sesudah masa 3 minggu ditandai dengan pembentukan jarigan parut dan
permulaan maturasi, jaringan baru kolagen dan fibroblas menguat, penipisan
perlengketan yang memudahkan proses gliding, dan dengan adaptasi struktur
subselular molekuler untuk melakukan fungsi, maka mulai saat ini tendon
menjadi sama kuat seperti masa sebelum cedera.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan tendon secara garis besar
dibagi menjadi faktor intrinsik dan ekstrinsik.7 Faktor intrinsik yaitu faktor yang
mempengaruhi oleh keadaan pasien sendiri, antara lain terdiri atas faktor gizi,
usia, ambang rasa nyeri dan motivasi dari pasien. Sedangkan faktor ekstrinsik,
10
antara lain terdiri atas jenis luka, lokasi ruptur tendon/level, limit waktu antara
kejadian dan pertolongan serta teknik penanganan ruptur tendon yang baik.
Seperti terlihat pada Gambar 1 berikut:
11
Teknik jahitan tendon secara keseluruhan digolongkan
dalam 3 kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Jahitan sederhana, dimana arah tarikan jahitan paralel dengan arah serat
kolagen, tahanan ikatan benang terdapat pada pinggir/ujung tendon yang
ruptur. Pada umumnya tidak digunakan sebagai jahitan tunggal
menyambung tendon melainkan untuk melengkapi jenis jahitan lain yang
bertujuan, untuk merapikan tendon atau memperkuat sambungan tersebut.
2. Jahitan tarikan longitudinal yaitu tahanan benang dibebankan pada jenis
atau model ikatan yang dilakukan oleh benang tersebut sehingga kekuatan
jahitan tergantung pada jenis/model jahitan tendon
3. Jahitan fisik mouth weave dimana jahitan tendon tegak lurus terhadap arah
serat kalogen digunakan untuk menyambung tendon yang ukurannya satu
level maupun untuk menyambung tendon kecil terhadap tendon yang
ukurannya lebih besar.
12