Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH IDK IV

PROSES PENYEMBUHAN LUKA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : LUTFI APRILIATI
NIM : 1711020154
KELAS :C

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2018
KATA PENGATAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” PROSES PENYEMBUHAN LUKA”. Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap
keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi
dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua

Purwokerto, 15 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. PENYEMBUHAN LUKA PADA SAYATAN
B. PENYEMBUHAN LUKA PADA ORANG PATAH TULANG
C. PENYEMBUHAN LUKA ORANG TERSERANG JANTUNG
KORONER
D. PENYEMBUHAN LUKA ORANG DENGAN LUKA GENGRE
BAB III : PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik,
atau gigitan hewan. Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang rusak ini ialah
penyembuhan luka yang dapat dibagi dalam tiga fase yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan
penyudahan yang merupakan perupaan kembali (remodeling) jaringan.
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai
kegiatan bio-seluler, bio-kimia terjadi berkisanambungan. Penggabungan respons
vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator di
daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada proses penyembuhan luka.
Besarnya perbedaan mengenai penelitian dasar mekanisme penyembuhan luka
dan aplikasi klinik saat ini telah dapat diperkecil dengan pemahaman dan penelitian yang
berhubungan dengan proses penyembuhan luka dan pemakaian bahan pengobatan yang
telah berhasil memberikan kesembuhan.
Setiap kejadian luka, mekanisme tubuh akan mengupayakan mengembalikan
komponen-komponen jaringan yang rusak tersebut dengan membentuk struktur baru dan
fungsional sama dengan keadaan sebelumnya. Proses penyembuhan tidak hanya terbatas
pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor
endogen (seperti: umur, nutrisi, imunologi, pemakaian obat-obatan, kondisi metabolik).
2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana proses penyembuhan luka pada orang yang terken sayatan?
b. Bagaimana prosesn penyembuhan luka pada pada orang patah tulang ?
c. Bagaimana proses penyembuhan luka orang yang terkena penyakit jantung coroner ?
d. Bagaimana proses penyembuhan luka orang dengan luka gengren ?
3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui bagaimana cara cara penyembuhan luka
b. Untuk mengetahui apa saja komponen komponen yang membantu penyembuhan luka
c. Untuk mengetahui penyebab penyebab luka
d. Untuk mengetahui mengapa terjadinya luka

BAB II
PEMBAHASAN
Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati/rusak
dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Luka dikatakan
sembuh apabila permukaannya dapat bersatu kembali dan didapatkan kekuatan jaringan
yang mencapai normal. Luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari
kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau
terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam.(Menurut Koiner dan Taylan).
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul:
a. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
b. Respon stres simpatis
c. Perdarahan dan pembekuan darah
d. Kontaminasi bakteri
e. Kematian sel
Luka dapat di akibatkan dari berbagai macam seperti luka orang yang terkena sayatan, luka
orang patanh tulang, luka orang yang terkena serangan jantung coroner dan luka dengan luka
gengren. Pada penyembuhan luka secara umum dapat di lakukan dengan beberapa fase di
antaranya adalah :
A. Proses Penyembuhan Luka orang terkena sayatan
Terdapat tiga tipe sayatan

TIPE-TIPE SAYATAN
- Ekstirpasi
Ekstirpasi adalah tindakan pengangkatan seluruh massa tumor beserta kapsulnya.
- Eksisi
Eksisi adalah pengangkatan seluruh masa tumor beserta jaringan sihat sekitarnya.
- Insisi
Insisi adalah pengangkatan seluruh masa tumor tanpa mengambil jaringan
sekitarnya.
Yang termasuk luka sayatan salah satunya adalah luka setelah operasi dimana penyembuhannya
melalui beberapa fase yaitu :
a. Fase Peradangan
Fase peradangan akan segera dimulai setelah terjadinya luka dan akan berlangsung selama 3
sampai 4 hari. Ada dua proses utama yang terjadi selama fase peradangan ini : hemostatis dan
phagositosis. Hemostatis (penghentian pendarahan) diakibatkan oleh vasokontriksi dari
pembuluh darah yang lebih besar pada area yang terpengaruh, penarikan kembali dari pembuluh-
pembuluh darah yang luka, deposisi/endapan dari fibrin (jaringan penghubung), dan
pembentukan gumpalan beku darah pada area tersebut. Gumpalan beku darah, terbentuk dari
platelet darah (piringan kecil tanpa warna dari protoplasma yang ditemukan pada darah),
menetapkan matriks dari fibrin yang akan menjadi kerangka kerja untuk perbaikan sel-sel. Suatu
keropong juga terbentuk pda permukaan luka. Yang terdiri dari gumpalan-gumpalan serta
jaringan-jaringan yang mati. Keropeng berguna untuk membantu hemostasis dan mencegah
terjadinya kontaminasi pada luka oleh mikroorganisme. Di bawah keropeng, sel-sel epithelial
bermigrasi ke dalam luka melalui pinggiran luka. Sel-sel epithelial sebagai penghalang antara
tubuh dengan lingkungan, mencegah masuknya mikroorganisme.
Fase peradangan juga melibatkan respon-respon seluler dan vaskuler yang dimaksudkan
untuk menghilangkan setiap substansi-substansi asing serta jaringan-jaringan yang mati. Aliran
darah ke luka meningkat, membawa serta substansi serta nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan dalam
proses penyembuhan. Sebagai hasilnya luka akan terlihat memerah dan bengkak. Selama migrasi
sel, leukosit (khususnya netrophil) akan masuk ke dalam ruang interstitial. Kemudian akan
digantikan makrofag selama 24 jam setelah luka, yang muncul dari monosit darah. Makrofag
akan menelan puing-puing selular dan mikroorganisme dengan suatu proses yang dikenal sebagai
phagositosis. Makrofag juga mengeluarkan suatu faktor angigenesis (AGF), yang merangsang
pembentukan dari pucuk-puck epithelial pada ujung pembuluh darah yang mengalami luka.
Jaringan kerja microcirculatory yang dihasilkan akan menopang proses penyembuhan luka. Saat
ini makrofag dan AGF dipertimbangkan sebagai hal yang penting pada proses penyembuhan
(Cooper 1990 p. 171). Respon terhadap peradangan ini sangat penting terhadap proses
penyembuhan, dan mengukur bahwa penghalangan pada peradangan, seperti pengobatan dengan
steroid, dapat menggantikan proses penyembuhan yang mengandung resiko. Selama tahapan ini
pula, terbentuk suatu dinding tipis dari sel-sel epithelial di sepanjang luka.
b. Fase Proliferasi
Fase proliferatif (tahapan pertumbuhan sel dengan cepat), fase kedua dalam prose
penyembuhan, memerlukan waktu 3 – hari sampai sekitar 21 hari setelah terjadinya luka.
Fibroblast (sel-sel jaringan penghubung), yang mulai bermigrasi ke dalam luka sekitar 24 jam
setelah terjadinya luka, mulai mengumpulkan dan menjadikan satu kolagen dan suatu substansi
dasar yang disebut proteoglycan sekitar 5 hari setelah terjadinya luka. Kolagen merupakan suatu
substansi protein yang berwarna keputih-putihan yang menambah daya rentang pada luka. Sat
jumlah kolagen meningkat, maka daya rentang luka juga kan meningkat; oleh karena itu peluang
bahwa luka akan semakin terbuka menjadi semakin menurun. Selama waktu tersebut, muncullah
apa yang disebut sebagai pungung bukit penyembuhan” di bawah garis jahitan luka yang
lengkap. Pada luka yang tidak dijahit, kolagen baru seringkali muncul. Pembuluh-pembukuh
kapiler tumbuh disepanjang luka, meningkatkan aliran darah, yang juga membawa serta oksigen
dan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan. Fibroblast akan bergerak dari
aliran darah ke dalam wilayah luka, mengendapkan fibrin. Saat jaringan pembuluh kapiler
berkembang, jaringan menjadi suatu benuk tembus cahaya yang berwarna kemerah-merahan.
Jarinag tersebut, disebut sebagai jaringan granulsi, yang mudah pecah dan mudah mengalami
pendarahan.
Saat sisi kulit dari luka tidak dijahit, wilayah luka tersebut harus ditutup dengan jaringan-
jaringan granulasi. Saat jaringan granulasi matang, sel-sel epithelial marginal akan bermigrasi ke
dalamnya, pertumbuhan sel yang cepat di sepanjang jaringan penghubung ini dipusatkan untuk
menutup wilayah luka. Jika wilayah luka tidak tertutup oleh epithelisasi, wilayah luka tersebut
akan ditutup dengan protein plasma yang mengering serta sel-sel yang telah mati. Hal ini disebut
eschar. Pada awalnya, luka yang disembuhkan dengan tujuan sekunder merembes ke
pengeringan serosanguineous. Kemudian jika tidak ditutup oleh sel-sel epithelial, maka akan
ditutup dengan jaringan-jaringan fibrinous yang berwarna abu-abu dan berukuran tebal yang
pada akhirnya berubah menjadi jaringan bekas luka yang padat yang tebal.
c. Fase Maturasi
Biasanya dimulai pada hari ke-21 dan muncul setengah tahun setelah perlukaan.
Pembentukan fibroblas dilanjutkan dengan sintesis kolagen. Serabut kolagen yang
merupakan serabut penting dalam digabungkan ke dalam struktur yang lebih lengkap. Scar
menjadi tipis, jaringan elastis berkurang, timbul garis putih.
B. Proses penyembuhan luka orang luka patah tulang
Penyembuhan patah tulang didefinisikan sebagai pemulihan stabilitas mekanik,
kontinuitas dan kemampuan tulang menopang beban secara normal. Proses penyembuhan
patah tulang harus selalu dipantau melalui sinar-x atau rongsen secara berkala untuk
mendeteksi siapa tahu terdapat kelainan atau masalah, karena tidak selalu proses
penyembuhan itu berjalan normal. Penyembuhan Patah Tulang yang Normal.
Agar penyembuhan atau penyambungan patah tulang terjadi secara normal,
sejumlah persyaratan harus dipenuhi:
- viabilty of fragment (suplai darah utuh) Artinya fragmen tulang yang patah
tersebut jaringan masih tersuplai darah dengan baik sehingga masih hidup.
-Immobilitas Tulang yang patah tidak boleh bergerak, hal ini dapat dicapai dengan
tidak bergerak, imobilisasi eksternal (misalnya bidai) atau fiksasi internal) Tidak ada
infeksi Proses penyembuhan umumnya sama untuk semua jenis patah tulang, yakni
melalui serangkaian tahapan, sehingga terbentuk tulang baru dan mengisi di daerah retak
atau celah antara patahan tulang sehingga menyambung sempurna. Jika patah tulang
parah, masalah yang memperlambat proses penyembuhan dapat terjadi.
Berikut tahap-tahap proses penyembuhan patah tulang:
Tahap 1: Peradangan (inflammation) Tulang patah baik terbuka atau tertutup akan
menimbulkan perdarahan sekecil apapun itu dan membuat jaringan di sekitarnya
meradang yang ditandai dengan bengkak, memerah dan teraba hangat serta tentunya
terasa sakit. Tahap ini dimulai pada hari ketika patah tulang terjadi dan berlangsung
sekitar 2 sampai 3 minggu.
Tahap 2: Pembentukan kalus halus (soft callus) Antara 2 sampai 3 setelah cedera,
rasa sakit dan pembengkakan akan mulai hilang. Pada tahap penyembuhan patah tulang
ini, terbentuk kalus yang halus di kedua ujung tulang yang patah sebagai cikal bakal yang
menjembatani penyambungan tulang namun kalus ini belum dapat terlihat melalui
rongsen. Tahap ini biasanya berlangsung hingga 4 sampai 8 minggu setelah cedera.
Tahap 3: Pembentukan kalus keras (hard callus) Antara 4 sampai 8 minggu,
tulang baru mulai menjembatani fraktur (soft callus berubah menjadi hard callus) dan
dapat dilihat pada x-rays atau rongsen. Dengan waktu 8 sampai 12 minggu setelah
cedera, tulang baru telah mengisi fraktur.
Tahap 4: Remodeling tulang Dimulai sekitar 8 sampai 12 minggu setelah cedera,
sisi fraktur mengalami remodeling (memperbaiki atau merombak diri) memperbaiki
setiap cacat yang mungkin tetap sebagai akibat dari cedera. Ini tahap akhir penyembuhan
patah tulang yang dapat bertahan hingga beberapa tahun. Tahap – tahap proses
penyembuhan tulang Tingkat penyembuhan dan kemampuan untuk merombak
(remodelling) pada tulang yang patah bervariasi untuk setiap orang dan tergantung pada
usia, kesehatan, jenis fraktur, dan tulang yang terlibat. Misalnya, anak-anak mampu
menyembuh dan merombak fraktur mereka jauh lebih cepat daripada orang dewasa.
C. Proses penyembuhan luka orang yang terkena serangan jantung koroner
Penyakit jantung koroner adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah arteri
koroner yang menyuplai darah keotot otot jantung terhambat karena penumpukan plak
yang terdiri dari lemak dan kalsium. Penyakit jantung koroner di akibatkan kolesterol
yang terlalu tinggi dimana yang mengakibatkan penyakit diabetes. Dalam proses
penyembuhannya di lakukan beberapa fase yaitu :
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi ini akan berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira – kira hari kelima.
Pembuluh darah yang terputus pada luka yang diderita tersebut akan menyebabkan
perdarahan dan tubuh dalam hal ini akan berusaha menghentikannya dengan cara
vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan reaksi hemostasis.
Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling melengket, dan
bersama dengan jala fibrin yang terbentuk membekukan darah yang keluar dari pembuluh
darah. Sementara itu terjadi reaksi inflamasi. Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan
serotonin dan histamine yang meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi
cairan, penyebukan sel radang, disertai vasodilatasi setempat yang menyebabkan udem dan
pembengkakan. Tanda dan gejala klinik reaksi radang menjadi jelas berupa warna kemerahan
karena kapiler melebar (rubor), suhu hangat (kalor), rasa nyeri (dolor), dan pembengkakan
(tumor).Aktifitas seluler yang terjadi adalah pergerakan leukosit menembus dinding
pembuluh darah (diapedesis) menuju luka karena daya kemotaksis. Leukosit mengeluarkan
enzim hidrolitik yang membantu mencerna bakteri dan kotoran luka. Limfosit dan monosit
yang kemudian muncul ikut menghancurkan dan memakan kotoran luka dan bakteri
(fagositosis). Fase ini disebut juga fase lamban karena reaksi pembentukan kolagen baru
sedikit dan luka hanya dipertautkan oleh fibrin yang amat lemah.
2. Fase Proliferasi.
Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia karena yang menonjol adalah proses
proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira – kira akhir
minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi,
menghasilkan mukopolisakarida, asama aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar
kolagen serat yang akan mempertautkan tepi luka. Pada fase ini serat dibentuk dan
dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung
mengerut. Sifat ini, bersama dengan sifat kontraktil miofibroblast, menyebabkan tarikan pada
tepi luka. Pada akhir fase ini kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan normal.
Nantinya, dalam proses penyudahan kekuatan serat kolagen bertambah karena ikatan
intramolekul dan antar molekul. Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel radang,
fibroblast, dan kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan yang
berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal
terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi
oleh sel baru yang terbentuk dari proses mitosis.

Proses migrasi hanya bisa terjadi ke arah yang lebih rendah atau datar, sebab epitel tak
dapat bermigrasi ke arah yang lebih tinggi. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling
menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan tertutupnya permukaan luka,
proses fibroplasia dengan pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah
proses pematangan dalam fase penyudahan.
3. Fase Penyudahan (Remodelling).
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan
yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya perupaan kembali
jaringan yang baru terbentuk. Fase ini dapat berlangsung berbulan – bulan dan dinyatakan
berkahir kalau semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh berusaha menormalkan kembali
semua yang menjadi abnormal karena proses penyembuhan. Odema dan sel radang diserap,
sel muda menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih
diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama proses ini dihasilkan
jaringan parut yang pucat, tipis, dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar. Terlihat
pengerutan maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan
regangan kira – kira 80% kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira – kira 3-6 bulan
setelah penyembuhan.

D. Proses penyembuhan luka orang dengan luka gengren


Gangrene adalah kondisi yang terjadi ketika jaringan tubuh mati. Gangrene
terbagi dalam beberapa kategori berdasarkan penyebabnya. 4 Kategori utama gangrene
adalah sebagai berikut,Gangrene kering yang terjadi karena terhambatnya aliran darah ke
bagian tubuh tertentu. Gangrene basah yang dipicu oleh cedera dan infeksi bakteri.
Gangrene gas yang menyerang jaringan otot. Bakteri penyebabnya akan melepaskan gas,
sehingga kulit lama-kelamaan akan membentuk gelembung udara, seperti melepuh.
Gangrene internal akibat terhambatnya aliran darah ke organ-organ dalam tubuh.
Tahap haemostasis dan koagulasi/penghentian perdarahan terdapat beberapa proses.
Hemostasis adalah proses dimana darah dalam sistem sirkulasi tergantung dari kontribusi
dan interaksi dari 5 faktor yaitu dinding pembuluh darah, trombosit, faktor koagulasi,
system fibrinolisis, dan inhibitor. Hemostasis bertujuan untuk menjaga agar darah tetap
cair di dalam arteri dan vena, mencegah kehilangan darah karena luka, memperbaiki
aliran darah selama proses penyembuhan luka. Hemostasis juga bertuiuan untuk
menghentikan dan mengontrol perdarahan dari pembuluh darah yang terluka. Terjadi
beberapa saat setelah luka Timbul vasokonstriksi pembuluh darah. Terjadi pembentukan
bekuan darah oleh thrombosit dan thromboplastin.
1. Tahap peradangan (inflamasi)
pembersihan luka dari bakteri dan jaringan mati terdapat hal-hal seperti
Inflamasi terjadi 1 jam setelah luka sampai hari kedua atau ketiga, Melibatkan PMN
(Poly morfo nuclear) dan makrofag untuk membersihkan bakteri dan debris. Ciri-ciri
luka: tampak kemerahan, bengkak/edema, nyeri, teraba hangat, drainase yang keluar
berupa plasma.
2. Tahap proliferasi/perbaikan jaringan
Berkaitan dengan hal-hal yaitu Proliferasi terjadi hari ke-2 atau ke-3 setelah luka,
terdiri dari angiogenesis, deposisi kolagen, pembentukan granulasi, epitelisasi,
dankontraksi. Angiogenesis, merupakan pembentukah pembuluh darah baru dengan
bantuan sel epitelial dan fibroblast. Deposisi kolagen, merupakan pembentukan jaringan
kolagen sebagai pembentuk jaringan ikat pada luka, berlangsung sampai minggu ke-2
danke-4. Pembentukan granulasi, terjadi pada hari ke-2 sampai ke-5 setelah luka,
dibentuk oleh fibroblas yang mengalami proliferasi dan maturasi. Epitelisasi, dimana
jaringan granulasi memudahkan terjadinya reepitelisasi, terjadi setelah hari ke-5.
Kontraksi, merupakan bagian yang penting pada penyembuhan luka, terjadi setelah hari
ke-7, dan melibatkan myofibroblast.
3. Tahap maturasi/remodeling
Terjadi pembentukan dan penghancuran kolagen. Bekas luka yang semula tebal,
keras dan merah, menjadi tipis, lebih elastis dan warnanya. Lamanya tergantung ukuran
luka dan kondisi luka. Merupakan fase pemulihan jaringan ikat luka dan pembentukan
otot. Jika tidak terbentuk maka luka akan menjadi luka kronis, karena faktor pembuluh
darah.

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan :
a. Inti dalam penyembuhan luka terdiri dari 3 fase yaitu fase inflamasi,fase
rebuilding dan yang terakhir fase remodeling
b. Luka dikatakan sembuh apabila permukaannya dapat menyatu kembali
c. Pada penyembuhan luka orang yang terkena sayatan yaitu terdiri dari 3 fase yaitu
fase peradangan,fase proliferasi, dan fase maturasi.
d. Proses penyembuhan patah tulang harus selalu dipantau melalui sinar-x atau
rongsen secara berkala untuk mendeteksi siapa tahu terdapat kelainan atau
masalah, karena tidak selalu proses penyembuhan itu berjalan normal.
e. Gangrene adalah kondisi yang terjadi ketika jaringan tubuh mati. Gangrene
terbagi dalam beberapa kategori berdasarkan penyebabnya. 4 Kategori utama
gangrene adalah sebagai berikut,Gangrene kering yang terjadi karena
terhambatnya aliran darah ke bagian tubuh tertentu. Sama dalam penyembuhan
penyembuhan yang lainnya.
f. Penyakit jantung koroner penyebabnya yaitu dari diabetes jadi apabila akan
terjadi sedikit luka pada kulit maka akan mengakibatkan penyakit parah. Proses
penyembuhannya sama seperti luka luka pada umummnya.
2. SARAN

a. Dengan mengetahui proses penyembuhan luka ini kita harus lebih berhati hati
dalam melakukan aktivitas sehari hari
b. Lebih berhati hati dalam mengatur pola makan

DAFTAR PUSTAKA
http://cahaya-salim.blogspot.co.id/2011/10/proses-penyembuhan-luka.html
http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S981108013_bab1.pdf
http://www.autoimuncare.com/pengertian-penyakit-jantung-koroner-dan-penyebabnya/

Anda mungkin juga menyukai