Anda di halaman 1dari 11

Laporan pendahuluan CHF

NAMA : KARTINI ULFIANTI


NPM :016.01.3304

1. Pengertian

Gagal jantung kongestif atau Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kondisi
terminal pada banyak jenis penyakit jantung , keadaan ini merupakan kondisi patologik ketika
fungsi jantung yang terganggu itu membuat jantung tidak mampu mempertahankan curah
jantung yang cukup umtuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (Robbins, 2009). Congestive
Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam
memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara
adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah
lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan
menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot
jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering
merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam
beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi
bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).

Gagal jantung kongestif adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa darah yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. (Brunner dan Suddarth,
2002). Menurut Mansjoer dan Triyanti (2007), gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu
keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara abnormal.

2. Etiologi

Menurut Udjianti (2010) etiologi gagal jantung kongestif (CHF) dikelompokan


berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu :

a. Faktor eksterna (dari luar jantung)

1) Hipertensi

2) Hipertiroid, dan

3) Anemia kronis/ berat.

b. Faktor interna (dari dalam jantung)


1. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect (ASD),
stenosis mitral, dan insufisiensi mitral

2. Disritmia : atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart bloc

3. Kerusakan miokard : kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard

4. Infeksi : endokarditis bacterial sub-akut

3. Manifestasi Klinis

Menurut Jayanthi (2010), manifestasi klinis dari CHF (gagal jantung) adalah :

a. Peningkatan volume intravascular

b. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah
jantung

c. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang menyebabkan cairan
mengalir dari kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek

d. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan vena
sistemik

e. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan dan
suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah dari jantung ke jaringan
dan organ yang rendah

f. Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume intravaskuler
akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).

4. Patofisiologi

1. Gagal jantung kiri

Ketidakmampuan ventrikel kiri untuk memompa darah dan penurunan curah jantung.

2. Gagal jantung kanan

Fungsi kontraktil ventrikel kanan yang tidak efektif menyebabkan darah mengalir balik
ke dalam atrium kanan dan sirkulasi perifer, yang mengakibatkan edema perifer dan
pembesaran ginjal dan organ lain (Billota, 2012).
pathway

Disfungsi Miokard Beban tekanan Beban volume


(AMI) Miokarditis berlebihan berlebihan

Kontraktilitas Beban systole Gagal jantung kanan


menurun meningkat

Kontraktilitas
menurun

Hambatan
pengosongan
ventrikel

Beban jantung
meningkat

CHF (Congestive
Heart Failure)

Gagal pompa Gagal pompa ventrikel kanan


ventrikel kiri

Tekanan vena Tekanan diastole meningkat


pulmonalis meningkat
Suplai darah
jaringan menurun
Bendungan vena sistemik
Tekanan kapiler
Penurunan paru meningkat
Metab. anaerob perfusi
Pembesaran limpa Pembesaran organ
jaringan
Edema paru hati
Asidosis metabolik
Mendesak diafragma
Iritasi mukosa paru
Gagal pompa ventrikel kiri Refleks batuk
Sesak nafas
meningkat
fatigue

Penimbunan asam laktat Pola nafas


Intoleransi Penumpukan Gangguan
& ATP menurun pertukaran gas tdk efektif
aktifitas secret
5. Pemeriksaan Penunjang

a. EKG : mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel


hipertrofi, disfungsi pentyakit katub jantung

b. Rontgen dada : menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau


hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal

c. Kateterisasi jantung : tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu


membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta
mengkaji potensi arteri koroner

d. Elektrolit : mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal,
terapi diuretic

e. Oksimetri nadi : saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung akut
manjadi kronis

f. Analisa gas darah (AGD) : menilai derajat gangguan keseimbangan asam basa baik
metabolik maupun respiratorik

g. Pemeriksaan tiroid : peningkatan aktivitas tiroid menunjukkan hiperaktivitas tiroid


sebagai pre pencetus gagal jantung (Udjianti, 2010).

6. Penatalaksanaan

a. Medik

Menurut Wetherill dan Kerelakes (2001) dapat diobati dengan diuretik. Darah terdiri dari
92% air, jika ginjal tidak dapat membuang kelebihan air, volume darah akan mningkat.
Kondisi ini menyebabkan retensi caian, yang kemudian menyebabkan sesak nafas dan
edema. Sasaran diuretik adalah ginjal. Obat ini membantu mengeluarkan kelebihan air
dan menurunkan volume darah, serta mengurangi sesak nafas dan edema.

Menurut Mansjoer dan Triyanti (2007) :

a) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi


O2 melalui istirahat/ pembatasan aktivitas

b) Memperbaiki kontraktilitas otot jantung

b. Prinsip keperawatan

Penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan menurut Ati (2014) adalah :

1. Mengistirahatkan pasien untuk mengurangi konsumsi oksigen,


2. Memantau tanda-tanda vital,

3. Memberikan edukasi tentang keadaan yang terjadi pada pasien agar tidak timbul
kecemasan.

4. Memberikan posisi semifowler.

7. Komplikasi
a) Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah.
b) Syok Kardiogenik, akibat disfungsi nyata
c) Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis.

8. Pengkajian
Pengkajian Primer
Airways
a. Sumbatan atau penumpukan sekret
b. Wheezing atau krekles
Breathing
a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c. Ronchi, krekles
d. Ekspansi dada tidak penuh
e. Penggunaan otot bantu nafas
Circulation
a. Nadi lemah , tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat / menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
h. Output urine menurun

Pengkajian Sekunder
Riwayat Keperawatan
1.Keluhan
a. Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat).
b. Palpitasi atau berdebar-debar.
c. Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) atau orthopnea, sesak nafas saat beraktivitas, batuk
(hemoptoe), tidur harus pakai bantal lebih dari dua buah.
d. Tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
e. Letargi (kelesuan) atau fatigue (kelelahan
f. Insomnia
g. Kaki bengkak dan berat badan bertambah
h. Jumlah urine menurun
i. Serangan timbul mendadak/ sering kambuh.
2. Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark miokard kronis, diabetes melitus, bedah
jantung, dan disritmia.
3. Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
4. Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan fungsi jantung, steroid, jumlah cairan
per-IV, alergi terhadap obat tertentu.
5. Pola eliminasi orine: oliguria, nokturia.
6. Merokok: perokok, cara/ jumlah batang per hari, jangka waktu
7. Postur, kegelisahan, kecemasan
8. Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma, atau COPD yang merupakan faktor
pencetus peningkatan kerja jantung dan mempercepat perkembangan CHF.
· Pemeriksaan Fisik
1. Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan, toleransi aktivitas, nadi
perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis, tekanan darah, mean arterial presure, bunyi jantung,
denyut jantung, pulsus alternans, Gallop’s, murmur.
2. Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi, rales, wheezing)
3. Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular refluks
4. Evaluasi faktor stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/ takut yang kronis
5. Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
6. Konjungtiva pucat, sklera ikterik
7. Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis, warna kulit pucat, dan
pitting edema.

9. Diagnosa Keperawatan

1) Pola nafas tidak efektif b/d penurunan volume paru

2) Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan


perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.

3) Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan,
asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli

10. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Pola nafas tidak efektif b/d NOC NIC
penurunan volume paru § Respiratory status :
Ventilation · Posisikan pasien untuk
§ Respiratory status : Airway memaksimalkan ventilasi
patency · Pasang mayo bila perlu
§ Vital sign Status · Lakukan fisioterapi dada
jika perlu
Setelah dilakukan tindakan · Keluarkan sekret dengan
keperawatan selama…. Pasien batuk atau suction
menunjukan keefektifan pola napas, · Auskultasi suara nafas,
dibuktikan dengan : catat adanya suara tambahan
· Berikan bronkodilator
Kriteria Hasil : ……….
v Mendemonstrasikan batuk · Berikan pelembab udara
efektif dan suara nafas yang Kassa basah NaCl Lembab
bersih, tidak ada sianosis dan · Atur intake untuk cairan
dyspneu (mampu mengoptimalkan
mengeluarkan sputum, mampu keseimbangan.
bernafas dengan mudah, tidak · Monitor respirasi dan
ada pursed lips) status O2
v Menunjukkan jalan nafas yang · Bersihkan mulut, hidung
paten (klien tidak merasa dan secret trakea
tercekik, irama nafas, · Pertahankan jalan nafas
frekuensi pernafasan dalam yang paten
rentang normal, tidak ada · Observasi adanya tanda
suara nafas abnormal) tanda hipoventilasi
v Tanda Tanda vital dalam rentang · Monitor adanya
normal (tekanan darah, nadi, kecemasan pasien terhadap
pernafasan) oksigenasi
· Monitor vital sign
· Informasikan pada pasien
dan keluarga tentang teknik
relaksasi untuk memperbaiki
pola nafas
· Ajarkan bagaimana batuk
secara efektif
· Monitor pola nafas

Gangguan pertukaran gas b/d NOC : NIC :


kongesti paru, hipertensi v Respiratory Status : Gas
pulmonal, penurunan perifer exchange Airway Management
yang mengakibatkan v Respiratory Status : ventilation
asidosis laktat dan penurunan v Vital Sign Status · Buka jalan nafas,
curah jantung Kriteria Hasil : guanakan teknik chin lift
v Mendemonstrasikan atau jaw thrust bila perlu
peningkatan ventilasi dan · Posisikan pasien untuk
oksigenasi yang adekuat memaksimalkan ventilasi
v Memelihara kebersihan paru · Identifikasi pasien
paru dan bebas dari tanda perlunya pemasangan alat
tanda distress pernafasan jalan nafas buatan
v Mendemonstrasikan batuk · Pasang mayo bila perlu
efektif dan suara nafas yang · Lakukan fisioterapi dada
bersih, tidak ada sianosis dan jika perlu
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu · Keluarkan sekret dengan
bernafas dengan mudah, tidak batuk atau suction
ada pursed lips) · Auskultasi suara nafas,
v Tanda tanda vital dalam rentang catat adanya suara tambahan
normal · Lakukan suction pada
mayo
· Berika bronkodilator bial
perlu
· Barikan pelembab udara
· Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
· Monitor respirasi dan
status O2

Respiratory Monitoring

· Monitor rata – rata,


kedalaman, irama dan usaha
respirasi
· Catat pergerakan
dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraclavicular
dan intercostal
· Monitor suara nafas,
seperti dengkur
· Monitor pola nafas :
bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
· Catat lokasi trakea
· Monitor kelelahan otot
diagfragma ( gerakan
paradoksis )
· Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
· Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles dan
ronkhi pada jalan napas
utama
· Uskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
AcidBase Managemen

§ Monitro IV line
§ Pertahankanjalan nafas paten
§ Monitor AGD, tingkat
elektrolit
§ Monitor status
hemodinamik(CVP, MAP,
PAP)
§ Monitor adanya tanda tanda
gagal nafas
§ Monitor pola respirasi
§ Lakukan terapi oksigen
§ Monitor status neurologi
§ Tingkatkan oral hygiene

Perfusi jaringan tidak efektif NOC : NIC :


b/d menurunnya curah · Circulation status Peripheral Sensation
jantung, hipoksemia jaringan, · Tissue Prefusion : cerebral Management (Manajemen
Kriteria Hasil : sensasi perifer)
asidosis dan kemungkinan
a. mendemonstrasikan status § Monitor adanya daerah
thrombus atau emboli sirkulasi tertentu yang hanya peka
· Tekanan systole terhadap
dandiastole dalam panas/dingin/tajam/tumpul
rentang yang diharapkan § Monitor adanya paretese
· Tidak ada § Instruksikan keluarga untuk
ortostatikhipertensi mengobservasi kulit jika ada
· Tidak ada tanda tanda lsi atau laserasi
peningkatan tekanan § Gunakan sarun tangan untuk
intrakranial (tidak lebih proteksi
dari 15 mmHg) § Batasi gerakan pada kepala,
b. mendemonstrasikan leher dan punggung
kemampuan kognitif yang § Monitor kemampuan BAB
ditandai dengan: § Kolaborasi pemberian
· berkomunikasi dengan analgetik
jelas dan sesuai dengan § Monitor adanya
kemampuan tromboplebitis
· menunjukkan perhatian, § Diskusikan menganai
konsentrasi dan orientasi penyebab perubahan sensasi
· memproses informasi
· membuat keputusan
dengan benar
c. menunjukkan fungsi
sensori motori cranial yang
utuh : tingkat kesadaran
mambaik, tidak ada gerakan
gerakan involunter
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Hidayat, A.A.A. & Uliyah, M. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya : Health Books
Publishing.

Mubarak, W.I. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek.
Jakarta: EGC.

Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Binarupa Aksara.

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan : Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai