Anda di halaman 1dari 5

E.

PATOFISIOLOGI
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit
atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh
dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat dibagi ke
dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal
bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai
hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul,
tulang dada, dan pada proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai
tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat
mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya merupakan petunjuk
untuk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel
muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis, kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah
leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil
pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan. Pematangan
limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel stem limfoid, pre pre-B, early B, sel
B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel
stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit,
timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular
sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali. Sakit
tulang juga sering dijumpai. Juga timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit
kepala, muntah-muntah, “seizures” dan gangguan penglihatan.
Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur / abnormal dalam jumlah yang
berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ, termasuk sumsum tulang dan
menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum
tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal. Hal ini
menyebabkan haemopoesis normal terhambat, akibatnya terjadi penurunan jumlah leucosit,
sel darah merah dan trombosit. Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan
pembersaran hati, limpa, limfodenopati, sakit kepala, muntah, dan nyeri tulang serta
persendian. Penurunan jumlah eritrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit
mempermudah terjadinya perdarahan (echimosis, perdarahan gusi, epistaksis dll.). Adanya
sel kanker juga mempengaruhi sistem retikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan
sistem pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi. Adanya sel kaker juga
mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan. (Ngastiyah, 1997; Smeltzer &
Bare, 2002; Suriadi dan Rita Yuliani, 2001, Betz & Sowden, 2002).

PATWAY
A. Patofisiologi Penyakit Leukemia

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel

darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang

atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel darah

diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi),

sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian

kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal dan terkait

dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak terkendalinya

proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel pertama-tama menggumpal pada

tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang, limfosit di dalam limfe node) dan

menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar sehingga

mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.

Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringa perifer serta

mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal

terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit.

Eritrosit dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel

imatur.

Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel

hematopoetik lainnya dan mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan

trombositopenia atau penurunan jumlah. Pembelahan dari sel darah putih

meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi karena penurunan imun.

Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie dan

ekimosis atau perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan hidung, hematoma

dalam membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan saluran kemih. Tulang
mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang.

Skema Patofisiologi Dari Penyakit Leukemia

Anda mungkin juga menyukai