PENCEMARAN UDARA
Udara di alam tidak pernah bersih tanpa polutan sama sekali. Menurut
Warner (1981) pencemaran udara berdasarkan sumbernya, dikelompokkan
menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Polutan primer, terbentuk langsung dari emisi yang terdiri dari partikulat
berukuran < 10 mikron (PM 10), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida
(NO2), Karbon monoksida (CO) dan Timbal.
b. Polutan sekunder, merupakan bentuk lanjut dari pencemar primer yang telah
mengalami reaksi kimia di lapisan atmosfer yang lebih rendah. Yang
termasuk kepada kategori pencemar sekunder adalah ozon yang dikenal
sebagai oksidan fotokimia, garam sulfat, nitrat dan sebagainya.
Sementara Peavy (1985) menyatkan bahwa bahan pencemar udara dapat
dibagi menjadi polutan alami, campuran kimia, dan partikel . Sementara polutan
partikel dapat digolongkan sebagai partikulat seperti debu, asap dan gas (polutan
gas organik dan inorganik).
Pencemaran Udara berdasarkan Sumber Area dan Titik yaitu :
1. Dari Sumber Transfortasi
a. Kendaraan bermotor
b. Transfortasi pada jalan layang
c. Pesawat terbang
d. Kereta api
e. Kapal laut
2. Pembakaran pada Sumber tetap
a. Rumah tangga
b. Komersial dan institusi
c. Industri
d. Elektrik steam
3. Emisi dari proses pada industri
a. Industri Kimia
b. Industri Makanan
c. Industri Metalurgi
d. Mineral
e. Perminyakan
4. Tempat pembuangan samapah padat
a. On site
b. Insinerasi
c. Pembakaran terbuka
5. Sumber lain
a. Kebakaran Hutan
b. Kebakaran Biasa
c. Pembakaran Batu Bara
1. Partikulat
Keberadaan partikulat di atmosfer sebagian besar bersumber dari
kendaraan bermotor dan industri, selain itu partikulat juga dapat
terbentuk di atmosfer dari polutan gas. Efek partikulat terhadap
kesehatan dan pengurangan jarak pandang tergantung pada ukuran
partikel dan komposisi kimia yang terkandung didalamnya.
Partikulat dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat fisik (ukuran,
bentuk formasi, tempat terbentuknya, kecepatan mengendap, dll) dan
sifat kimia berupa komposisi organik atau anorganik (Hinds C. W, 2000).
Pada partikulat, kita mengenal beberapa substansi yang berupa
fase cair dan padat di atmosfer, yang berada dibawah kondisi normal.
Partikulat mempunyai ukuran yang mikroskopis atau submikroskopis
tetapi lebih besar dari dimensi molekul (Seinfeld, 1975). Emisi partikulat
tidak hanya dapat diemisikan dalam bentuk partikel, tetapi juga dapat
terbentuk dari kondensasi gas secara langsung atau melalui reaksi kimia.
Deskripsi tentang partikulat tidak hanya meliputi konsentrasinya,
tetapi juga meliputi ukurannya, komposisi kimianya, dan bentuk fisiknya.
Sejumlah cara dapat digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel, yang
paling sering digunakan adalah diameter equivalen. Disamping itu untuk
partikel nonspheric dinyatakan dengan equivalen spheres, berdasarkan
kesamaan volume, massa, dan kecepatan (Crawford, 1980).
Menurut Hinds C. W (2000) partikel secara umum dapat dibagi
kedalam dua bagian, yaitu:
1. Partikel halus (Fine partikel): Partikel berukuran lebih kecil dari 2,5
μm .
2. Partikel kasar (Coarse partikel): Partikel berukuran lebih besar dari 2,5
μm .
Menurut Crawford (1980) beberapa istilah yang dapat
menggambarkan partikulat berdasarkan pembentukan dan ukurannya
adalah sebagai berikut:
1. Debu (dust)
Aerosol padat yang dibentuk akibat pemecahan mekanik
material besar sepertidari Crushing dan grounding. Ukuran partikelnya
dari submikrometer sampai visibel. Coarse particle berukuran > 2,5
μm, Fine particle berukuran < 2,5 μm.
2. Fume
Aerosol padat yang dibentuk dari kondensasi uap atau gas hasil
pembakaran. Ukuran partikelnya kurang dari 1 μm. Definisi ini
berbeda dengan yang diketahui secara umum yang didasarkan pada
adanya noxious contaminant.
3. Asap (Smoke)
Aerosol visible yang dihasilkan dari pembakaran tidak
sempurna. Ukuran partikelnya (padat atau cair) < 1 μm.
4. Kabut (Mist)
Aerosol cair yang terbentuk dari proses kondensasi atau
atomisasi. Ukuran partikelnya antara submikrometer hingga 20 μm.
Fog : Visible mist, smog : hasil reaksi fotokimia yang tercampur
dengan uap air. Ukuran partikelnya kurang dari 1 atau 2 μm.
Merupakan gabungan dari smoke dan fog.
5. Fly ash yang merupakan hasil pembakaran batu bara.
2. Polutan gas
Beberapa kategori polutan adalah SO2, NO2, NO, dan CO. SO2
dihasilkan dari pembakaran sulfur atau materi lain yang mengandung
sulfur. Sumber utama gas SO2 adalah pembakaran bahan bakar fosil dari
instalasi pembangkit listrik serta beberapa industri lainnya. NOx
terbentuk karena ada pembakaran di udara bebas. Sumber berasal dari
transportasi (sumber bergerak) serta sumber stasioner seperti instalasi
pembangkit tenaga listrik. Gas CO bersifat tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak berasa yang disebabkan adanya pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon. Instalasi
pembangkit tenaga listrik dan industri peleburan yang besar pada
umumnya mampu mengoptimalkan setiap pembakaran yang ada
sehingga dapat mengurangi emisi CO (Cooper & Aley, 1986).
6.4 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan
berdasarkan ukuran partikel yang < 2,5 μm serta antara 2,5 – 10 μm (Cooper &
Aley, 1986).
Menurut Anderson (1999), masuknya partikel ke dalam tubuh manusia ada
dua cara, yaitu :
Absorbsi dari proses inhalasi, prosesnya sebagai berikut :
a. Deposisi partikel pada saluran pernapasan
b. Mucocilliar clearance dari partikel terlarut mencakup transport partikel menuju
saluran pernapasan atas oleh aliran mukosa dan aktivitas silier dalam
tracheobronchial compartment dan nasopharyngeal compartment
c. Alveolar clearance, yaitu merupakan transportasi partikel dari alveoli ke
escalator mucociliar
Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup yaitu pada saat
partikel masih melayang-layang sebagai pencemar di udara sebelum jatuh ke
bumi. Waktu hidup partikel berkisar antara beberapa detik sampai beberapa bulan.
Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, massa
jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup.