No Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Ket
Masalah Pemecahan Terpilih Masalah 1 Persentase kasus 1.Balita tidak 1. Membuat SKTM 1. Konseling, balita gizi buruk yang memiliki BPJS 2. Dibantu dari 2. kunjungan rumah mendapat perawatan 2. orang tua tidak pondok infak 3. Penyuluhan PMBA memiliki transport 3. Warga pindahan 4. Pemberian PMT-P selama masa lapor RT/RW 5. Pelacakan Gizi perawatan 4. Konseling, Buruk 3. balita pindahan kunjungan rumah 5. Penyuluhan dari luar kota PMBA 4. pola asuh orang 6. Pemberian PMT- tua masih kurang P 5.pengetahuan 7. Pelacakan Gizi orang tua mengenai Buruk praktik pemberian makan pada anak masih kurang
puteri mendapat TTD 100% kepatuhan pemberian TTD TTD Secara minum obat masih Secara berkala berkala ke sekolah kurang ke sekolah 2. FGD guru uks 2.dibeberapa 2. FGD guru uks 3. Sosialisasi ttd pada sekolah kurang 3. Advokasi kepala rematri, guru, dukungan dari sekolah melalui dinkes orang tua manajemen sekolah 4. Pelatihan konseling 4. Sosialisasi ttd terutama pada KKR rematri pada rematri, sekolah swasta guru, orang tua 3.keterbatasan guru 5. Pelatihan UKS dalam konseling KKR pengawasan rematri minum obat 4. sosialisasi pada guru disekolah masih kurang 5. sosialisasi TTD pada orang tua masih kurang 6. sosialisasi ttd pada murid SMP masih kurang 7. konseling remaja disekolah masih kurang
3 Persentase balita beberapa balita 1. Penyuluhan 1. Penyuluhan PMBA
ditimbang yang tidak ada yang tidak PMBA 2. Sweeping balita naik berat badan (T) naik berat 2. Sweeping balita yang tidak datang badanya sesuai yang tidak datang ke posyandu KBM karena ke posyandu kurangnya pengetahuan ibu mengenai prkatik pemberian makan dan sebagian besar karena balita tidak datang rutin ke posyandu. 4 Persentase balita Pengetahuan 1. Penyuluhan 1. Penyuluhan PMBA ditimbang yang naik masyarakat PMBA 2. Sweeping balita berat badan (N/D) mengenai praktik yang tidak datang 2. Sweeping balita pemberian makan ke posyandu masih rendah, yang tidak datang 3. Pelatihan kader Pengetahuan ke posyandu penyuluhan kader megenai 3. Pelatihan kader metode penyuluhan peyuluhan masih kurang, Kader sering berganti- ganti, Jumlah kader kurang, banyaknya balita yang tidak datang rutin ke posyandu, kegiatan peyuluhan dan konseling di posyandu belum maksimal dilakukan di seluruh posyandu yag ada di kelurahan cipageran
yang ditimbang berat jumlah balita tiap RT 2.Sweeping badannya banyak namun 2.Pembinaan RW 3.Operasi timbang kader tiap rt 3.Sweeping 4.Operasi timbang tidak ada, 5.Pembentukan kurang posyandu baru dukungan dari 6.Pemberitahuan TOMA, luas hari posyandu wilayah yang melalui undangan cukup luas, kader tiap rt tidak ada, metode pemberitahuan posyandu hanya diumumkan di masjid sehingga RT yang jauh dr lingkungan posyandu tidak terdengar. 2. Posyandu rw 11 b jumlah balita sedikit namun wilayah perumahan kurang peran serta masyarakat 3. Posyandu rw 6a jumlah balita banyak namun kader tiap rt tidak ada, kurang dukungan dari TOMA, luas wilayah yang cukup luas, kader tiap rt tidak ada, metode pemberitahuan posyandu hanya diumumkan di masjid sehingga RT yang jauh dr lingkungan posyandu tidak terdengar, terdapat banyak masalah internal organisasi kemasyarakatan . 4. Posyandu RW 20 usia kader sudah lanjut usia sehingga kurang produktif regenerasi kader kurang 6 Persentase bayi usia kurangnya tingkat 1. Penyuluhan asi 1. Penyuluhan asi kurang dari 6 bulan eksklusif eksklusif pengetahuan ibu mendapat ASI 2. Pelatihan kader 2. Pelatihan kader Eksklusif dan keluarga pendamping ASI pendamping ASI mengenai ASI, 3. Refreshing kader 3. Refreshing kader pencatatan dan pencatatan dan motivasi ibu pelaporan ASI pelaporan ASI untuk memberikan susu formula pada anak masih tinggi terutama pada ibu yang bekerja. Pengetahuan kader mengenai pentingnya pemberian ASI- Ekslusif masih kurang, masih banyak ibu yang memberi susu formula dan ASI. Pencatatan dan pelaporan pemberian ASI- Ekslusif masih kurang optimal
Mengetahui Mengetahui Kepala puskesmas cipageran Kepala puskesmas cipageran