PADA BBL
IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR
berikut ini.
pada 25% – 50% pada bayi yang lahir cukup bulan. Tapi juga
Ikterus fisiologis timbul pada hari ke-2 dan ke-3, dan tidak
cukup bulan
4. Ikterus yang disertai proses hemolisis (pemecahan darah
berikut:
gangguan pernafasan
Infeksi
(kelebihan carbondioksida)
leher kaku, dan akhirnya kejang, Pada umur yang lebih lanjut,
bila bayi ini bertahan hidup dapat terjadi spasme (kekakuan)
mental.
mencapai 6 %.
mengikat bilirubin.
memadai.
berat.
yang berbahaya.
TATA CARA/PERAWATAN BAYI DENGAN TERAPI SINAR
dan mengerti tata cara terapi sinar ini agar hasilnya bisa
diperhatikan:
yang optimal.
4. Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah setiap 18 jam agar
menyeluruh.
jam.
TERAPI SINAR?
berikan ASI.
pakaiannya.
SOP PENANGANAN HIPOGLIKEMI
PADA BAYI BARU LAHIR
1. RUANG LINGKUP
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. PETUGAS
5. PERALATAN
6. PROSEDUR
6.1. Jika bayi tidak aktif:
7. REFERENSI
Cara penanganan bagi bayi yang baru lahir normal sebagai berikut:
1. Setelah bayi lahir, amati keadaan umum bayi dan beri nilai apgar
score pada menit pertama.
2. Potong tali pusat kemudian tutupi tubuh bayi menggunakan kain
bersih dan kering.
3. Biarkan bayi berada diatas perut ibu selama 1 jam pertama untuk
dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Jangan lupa untuk selalu
memperhatikan apakah hidung bayi tertutup atau tidak.
4. Lakukan pengukuran pada bayi jika IMD sudah berhasil dilakukan
dalam waktu 1 jam.
5. Berikan suntikan vitamin K dan hepatitis uniject pada bayi, serta
salp mata untuk pencegahan infeksi pada bayi.
6. Berikan perawatan gabung bayi dan ibu bila sudah masuk kamar
perawatan.
7. Ajarkan ibu cara menyusui bayinya dengan benar.
8. Jangan memandikan bayi sebelum bayi berusia lebih dari 6 jam.
Penanganan bayi baru lahir diatas adalah cara penanganan untuk bayi
yang lahir normal. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan dalam
pencegahan infeksi. Sebaiknya saat ketika akan memegang bayi, cuci
tangan terlebih dahulu itu sangat penting. Semoga bermanfaat.
NGERTIAN : Asuhan yang diberikan pada tersebut selama jam pertama setelah kelahiran
JUAN : Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan sponton serta
mencengah Hypotermi.
RSIAPAN : 1. Delee
2. Klem 2 buah
4. Gelas steril
5. Handuk kering
6. Salep mata
7. Metelin
8. Penimbangan bayi
9. Kartu bayi
5. Segera setelah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas. Bila bayi tidak menangis,
cepat bersihkan jalan nafas dengan delee, jika tetap tidak menangis segera lakukan
tindakan sesuai standar : penanganan asfiksia pada bayi baru lahir
6. Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih,dan hangat. Kemudian pakaikan
kain kering yang hangat,berikan bayi kepada ibunya untuk didekap di dadanya serta
diberi ASI karena akan membantu pelepasan placenta
7. Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk mencegah bayi kehilangan
panas tubuh )
9. Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tadak ada perdarahan
14. Mengukur BB / PB
15. Megukur tanda vital bayi, ukur dulu dengan termometer yang diletakkan di ketiak atau
lipat paha
18. Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui segera setelah lahir paling lambat 2 jam
pertama
19. Pastikan bayi tetap terbungkus/mengenakan pakaian hangat dan tutup kepala
23. Melakukan pencatatan semua yang ditemukan di kartu ibu dan bayi serta lakukan
kolaborasi bila ada kelainan
Referency : 1. Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
1. Faktor ibu
3. Faktor Bayi
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar,
distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
Kelainan bawaan (kongenital)
Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
D. Diagnosis
(Wiknjosastro, 1999)
Penafasan
Denyut jantung
Warna kulit
(Wiknjosastro, 2007).
2. Memulai pernafasan
3. Mempertahankan sirkulasi
Langkah-Langkah Resusitasi
Persiapan resusitasi
A. DEFINISI
Oral trush adalah kandidiasis membran mukosa mulut bayi yang ditandai dengan munculnya
bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkeping di mulut menyerupai gumpalan
susu yang dapat dikelupas, ulkus dangkal, demam karena adanya iritasi gastro interstinal.
Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi
kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta kurang sering pasien yang telah
menjalani pengobatan dengan antibiotik.
B. ETIOLOGI
Biasanya merupakan infeksi yang disebabkan oleh sejenisnya jamur (candida albican)
yang merupakan organisme penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina dan saluran cerna. Pada
umumnya oral trush disebabkan oleh jamur candida albicans yang ditularkan melalui vagina
ibu yang terinfeksi selama persalinan (saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu
dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar.
Oral trush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur candida albicans bersifat
saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama
dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral
trush dan diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah satu tahun
akan mengakibatkan sariawan atau oral trush yang menetap.
C. KOMPLIKASI
Apabila oral trush tidak segera ditangani atau diobati maka akan menyebabkan
kesukaran minum (menghisap puting susu atau dot) sehingga akan berakibat bayi kekurangan
makanan. Oral thrush tersebut dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan dan
menimbulkan infeksi usus yang bila dibiarkan dan tidak diobati maka bayi akan terserang
diare. Diare juga dapat terjadi apabila masukan susu kurang pada waktu yang lama.
E. PENATALAKSAAN
Oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tetapi lebih baik jika diberikan
pengobatan dengan cara :
1. Bedakan dengan endapan susu pada mulut bayi.
2. Apabila sumber infeksi berasal dari ibu harus segera di obati dengan pemberian antibiotika
berspektrum luas.
3. Menjaga kebersihan dengan baik.
4. Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan air matang dan bersih.
5. Pada bayi yang minum susu dengan menggunakan botol, harus menggunakan teknik steril dalam
membersihkan susu sebelum digunakan.
6. Pemberian terapi pada bayi, yaitu :
a. 1 ml larutan nystatin (100.000) unit 4X per hari dengan interval setiap 6 jam.Larutan diberikan
dengan lembut dan hati2 agar tidak menyebar luas ke rongga mulut.
b. Gentian violet 3X per hari.
2. Keperawatan
Masalah dari oral thrush pada bayi adalah bayi akan sukar minum dan risiko terjadi diare.
Upaya agar oral thrush tidak terjadi pada bayi adalah mencuci bersih botol dan dot susu,
setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan rebus)
sebelum dipakai.
Apabila di bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan dengan autoclaff dan
hendaknya setiap bayi menggunakan dot satu-satu atau sendiri-sendiri tetapi apabila tidak
memungkinkan atau tidak cukup tersedia hendaknya setelah dipakai dot dicuci bersih dan
disimpan kering, nanti ketika akan dipakai seduh dengan air mendidih.
Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat menyebabkan oral
thrush juga dapat mempengaruhi bentuk rahang.Jika bayi menetek atau menyusu ibunya,
untuk menghindari oral thrush sebelum menyusu sebaiknya puting susu ibu dibersihkan
terlebih dahulu atau ibu hendaknya selalu menjaga kebersihan dirinya.Adanya sisa susu
dalam mulut bayi setelah minum juga dapat menjadi penyebab terjadinya oral thrush jika
kebetulan ada bakteri di dalam mulut.
Untuk menghindari kejadian tersebut, setiap bayi jika selesai minum susu berikan 1-2
sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang terdapat pada mulut tersebut.Apabila
oral thrush sudah terjadi pada anak dan sudah diberikan obat, selain menjaga kebersihan
mulut berikanlah makanan yang lunak atau cair sedikit-sedikit tetapi frekuensinya sering dan
setiap habis makan berikan air putih dan usahakan agar sering minum.
Berikan Health Education pada ibu pasien meliputi :
a. Memberitahu pada ibu bahwa oral trush merupakan hal yang lazim terjadi pada bayi.
b. Memberitahu pada ibu bahwa oral trush (warna putih pada bagian mulut bayi) disebabkan
karena hygene yang kurang.
c. Menjelaskan pada ibu cara mengatasi oral trush, yaitu dengan gentian violet 5% dengan
teratur dan jaga kebersihan mulut bayi.
Ladewig, Patricia. W, dkk. 2006. Buku Saku Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir.Jakarta: Buku
Kedokteran ECG.
Maryanti,Dwi, dkk.2011.Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Balita.Jakarta:Trans Info Media
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Memberikan perawatan tali pusat pada bayi dimulai hari 1 kelahiran sampai den
pusat lepas (puput)
KEBIJAKAN Mulai dilakukan pada bayi baru lahir sampai dengan tali pusat lepas (puput)
PETUGAS Perawat
Nur Wafi Muslihatun. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
http://storehousegue.blogspot.com/2013/05/makalah-bbl-bermasalah-oral-trush-dan.html
Nanny Lia Dewi,vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.Jakarta: Salemba Medika
3 Apr 2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Klasifikasi
a. Infeksi tali pusat lokal atau terbatas
Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk, dan di sekitar tali pusat
kemerahan dan pembengkakan terbatas pada daerah kurang dari 1 cm di sekitar pangkal tali
pusat lokal atau terbatas.
b. Infeksi tali pusat berat atau meluas
Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm atau kulit di
sekitar tali pusat bayi mengeras dan memerah serta bayi mengalami pembengkakan perut,
disebut sebagai infeksi tali pusat berat atau meluas.
Demam
Cedera kepala
Over dosis obat atau keracunan
Kejang: Berapa lama? Apakah pernah kejang demam sebelumnya? Epilepsi?
Pemeriksaan:
Umum:
Ikterus
Telapak tangan sangat pucat
Edema perifer
Tingkat kesadaran
Bercak merah/petekie
Kepala/Leher:
Kuduk kaku
Tanda trauma kepala atau cedera lainnya
Ukuran pupil dan reaksi terhadap cahaya
Ubun-ubun besar tegang atau cembung
Postur yang tidak normal
Pemeriksaan Laboratorium:
Jika dicurigai meningitis dan anak tidak menunjukkan gejala peningkatan tekanan
intrakranial (pupil anisokor, spastik, paralisis ekstremitas atau tubuh, pernapasan yang tidak
teratur), lakukan pungsi lumbal.
Jika anak tidak sadar, periksa kadar gula darah. Periksa tekanan darah dan lakukan
pemeriksaan urin mikroskopis jika memungkinkan.
Penting untuk mengetahui berapa lama anak tidak sadar dan nilai AVPU-nya (lihat bagian
1.2). Parameter keadaan koma ini harus dipantau terus-menerus. Pada bayi muda (kurang
dari 1 minggu), catat waktu antara lahir dan ketika terjadi ketidaksadaran.
Penyebab lain yang dapat menyebabkan keadaan lemah/letargis, tidak sadar atau kejang di
beberapa daerah adalah Japanese Encephalitis, Demam Berdarah Dengue dan Demam
Tifoid.
Tabel 3. Diagnosis banding pada anak dengan kondisi lemah/letargis, tidak sadar atau
kejang
Sangat gelisah/iritabel
Meningitis a, b
Kuduk kaku atau ubun-ubun cembung
sel polimorfonuklear per ml). Jika mungkin, lakukan uji penghitungan sel. Jika ini
tidak memungkinkan, keadaan CSF yang keruh sudah dianggap positif.
Konfirmasi keadaan ini dapat dilihat dari glukosa CSF yang rendah (> 1.5
mmol/liter), protein CSF tinggi (> 0.4 g/liter), ditemukan adanya kuman dari
pengecatan Gram atau kultur jika tersedia fasilitas.
c
Glukosa darah yang rendah adalah < 2.5 mmol/liter (< 45 mg/dl), atau < 3.0
mmol/liter (< 54 mg/dl)
pada anak dengan gizi buruk.
Tabel 4. Diagnosis banding pada bayi muda (kurang dari 2 bulan) yang mengalami lemah/letargis,
tidak sadar atau kejang