proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk
mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia salah satu faktor yang paling penting dan
sangat mempengaruhi adalah keprofesionalan guru di dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Guru merupakan pekerjaan profesi, karenanya LPTK telah menerapkan
kurikulum yang berdasarkan kompetensi. Kompetensi guru mencakup empat hal penting
yaitu kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi
paedagogik. Dalam hubungannya dengan tenaga profesional kependidikan, kompetensi
guru sangat diperlukan untuk memenuhi spesifikasi dalam pelaksanaan tugas-tugas
kependidikan yang mencakup karakteristik-karakteristik prasyarat yang meliputi: relevan
dengan pengajaran dan berorientasi pada kualitas. Disamping itu pula harus ada
penghargaan dan pengakuan yang tinggi kepada seorang guru agar dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas.
Kamu tidak akan memperoleh ilmu pengetahuan kecuali dengan enam perkara
yang akan aku jelaskan semua kepadamu secara ringkas yaitu kecerdasan, cinta kepada
ilmu, kesabaran, bekal atau biaya, petunjuk guru dan masa yang lama (Syeikh Ibrahim,
1993:10). Ungkapan diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa salah satu upaya
untuk memperoleh suatu ilmu pengetahuan adalah dengan adanya keterlibatan guru di
dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Betapa pentingnya guru di dalam suatu
proses belajar mengajar agar pelaksanaan pendidikan bisa berlangsung dengan baik dan
tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, bagaimana caranya untuk
mendapatkan guru yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan agar tujuan pendidikan
di Indonesia yang di inginkan bisa terwujud.
Pertanyaan yang sering muncul dan kerap kali terdengar ditelinga kita yaitu
mengapa kualitas pendidikan di Indonesia rendah? Pertanyaan itu sebenarnya juga telah
menjadi pertanyaan umum dan klasik di tengah masyarakat dan jawabannya pun juga
telah diketahui, yakni yang paling utama karena mutu guru umumnya rendah. Padahal di
sisi lain, beragam penataran, lokakarya, pembekalan kurikulum baru atau apa pun
namanya terus dilakukan. Kain rentang atau spanduk-spanduk yang menginformasikan
adanya beragam kegiatan penataran dan lokakarya hampir setiap hari bisa kita baca di
jalan-jalan, baik di kota besar maupun kecil. Akan tetapi, hasilnya, mutu pendidikan
masih juga rendah. Mengapa kualitas pendidikan di Tanah Air tercinta ini umumnya
rendah? Oleh karena itu saya ingin mengkaji betapa pentingnya profesionalisme guru
dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tercinta ini.
Tuntutan keprofesionalan suatu pekerjaan pada dasarnya melukiskan sejumlah
persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan memangku pekerjaan tersebut. Tanpa
dimilikinya sejumlah persyaratan tersebut, maka seseorang tidak dapat dikatakan
profesional. Dengan demikian ia tidak memiliki kompetensi untuk pekerjaan tersebut.
Guru merupakan pekerjaan profesi, karenanya LPTK telah menerapkan kurikulum yang
berdasarkan kompetensi. Kompetensi guru mencakup empat hal penting yaitu
kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi
paedagogik. Dalam hubungannya dengan tenaga profesional kependidikan, kompetensi
menunjuk pada performance atau perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi
spesifikasi dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan mencakup karakteristik-
karakteristik prasyarat yang meliputi: relevan dengan pengajaran dan berorientasi pada
kualitas.
Dunia pendidikan sekarang ini sangat memprihatinkan, terutama di Indonesia.
Akhir-akhir ini kita semua melihat betapa banyak anak didik kita yang tengah duduk di
bangku sekolah tidak lulus ujian akhir nasional (UAN) jumlahnya bahkan lebih banyak
dari tahun sebelumnya. Ada apa dengan dunia pendidikan kita? Banyaknya anak didik
yang tidak lulus, tentu bukan hanya karena anak didik itu sendiri yang tidak bisa belajar
dengan baik atau tidak mampu menyelesaikan soal ujian akhir nasional dengan baik
sesuai dengan standar nilai yang telah ditetapkan. Tapi komponen lain yang patut
dipertanyakan yaitu Apakah para pelaksana teknis pendidikan sudah berupaya maksimal
untuk mendidik anak didiknya secara profesional dengan sistem pembelajaran yang
tepat guna dan tepat sasaran dan bagaimana sebenarnya proses pembelajaran di lembaga
sekolah negeri ini serta mampukah alat dan sarana belajar diupayakan dengan baik
sehingga anak didik mampu belajar dengan baik? Untuk menjadi tenaga yang
profesional guru harus meningkatkan kemampuannya. Ia harus dapat mengantisipasi
berbagai perubahan dan perkembangan, mampu merancang dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar yang mengacu pada proses belajar mengajar yang baik.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah atas Rahmat Allah SWT yang Maha Kuasa masih memberikan
nikmat berupa kesehatan dan kesempatan bagi penulis dan pembaca untuk
Rasulullah yaitu Muhammad SAW yang apabila kita bershalawat kepada Beliau
Penulis melalui karya ilmiah ini dengan sengaja dan izin Allah yang Maha
Esa untuk menuliskan karya ilmiah tersebut karena untuk memenuhi tugas
akan kritik ialah jurnal yang berkenaan dengan “Pembimbing dan Pelatihan
kesalahan dalam penulisan dan terdapat kata yang tidak senonoh penulis
%20profesionalisme%20guru%20sekolah%20dasar.pdf
BAB II
A. Pendahuluan
Dunia pendidikan dituntut agar menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang
sesuai dengan kemajuan teknologi. Guru mempunyai peranan yang penting dalam
pendidikan, sehingga hampir semua usaha pembaharuan di bidang pendidikan bergantung
pada guru. Guru tanpa menguasai bahan pelajaran, strategi belajar mengajar, mendorong
siswa belajar untuk mencapai prestasi yang tinggi maka segala upaya peningkatan
kualitas pendidikan tidak akan mencapai hasil yang meksimal. Dalam pelaksanaan
pendidikan, guru merupakan ujung tombak, sehingga perlu pengembangan professional
guru. Setiap guru memiliki potensi dan kebutuhan untuk berkembang serta meralisasikan
dirinya. Perkembangan IPTEK menuntut guru untuk melaksanakan pekerjaan secara
professional.
Seorang guru sekolah dasar harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi:
pedagogic, kepribadian, social dan professional. Keempat kompetensi tersebut harus
melekat pada setiap guru sekolah dasar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
dan pengajar disekolah. Akan tetapi kemampuan peran dasar tersebut di atas tidak akan
berkembang jika hanya mengandalkan pengalaman. Namun harus dirangsang dan
didorong pengetahuan baru agar dapat menumbuhkan sikap profesi yang matang.
Guru sekolah dasar berbeda dengan guru sekolah lanjutan. Guru sekolah dasar dengan
sistem guru kelas dituntut lebih mampu dalam mengelola kelas, penguasaan materi/bahan
pembelajaran sebanyak tujuh jenis (PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika,
Bahasa Daerah, KTK) Penjaskes, dan PAI disajikan oleh guru bidang. Guru sekolah dasar
yang mengajar di kelas 5 –6 setiap minggu melaksanakan mengajar sebanyak 38 jam
pelajaran, untuk guru kelas 4 36 jam pelajaran, dan guru kelas 1 dan 2 sebanyak 24 jam
pelajaran. Sedangkan guru sekolah lanjutan hanya bertugas sebanyak 18 jam pelajaran per
minggu.
Kemampuan profesional setiap guru tidaklah sama. Hal ini merupakan dilema
didalam mencapai tujuan pendidikan secara umum. Guru dituntut untuk tanggap
terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat, sebagai akibat dari kemajuan arus
informasi dan perkembangan Iptek. Pengembangan profesi dapat dilakukan oleh diri
sendiri, melalui kegigihan dalam melaksanakan tugasnya. Dipihak lain guru sebagai
personil di sekolah, merupakan bawahan kepala sekolah. Secara langsung kepala
sekolah berkewajiban mengembangkan kemampuan professional guru.
Pembinaan berkaitan dengan fungsi dan usaha untuk meningkatkan daya guna
dan hasil guna manusia dalam suatu proses kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Pembinaan professional adalah usaha memberi bantuan kepada guru untuk memperluas
pengetahuan, meningkatkan keterampilan mengajar, dan menumbuhkan sikap
professional sehingga para guru lebih ahli dalam mengelola KBM dalam
membelajarkan anak didik.
Sasaran pembinaan professional guru menurut Djaujak Ahmad (1995:25), meliputi: (1)
perencanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan strategi belajar efektif, (2) mengelola
kegiatan belajar mengajar yang menantang dan menarik, (3) menilai kemajuan belajar
siswa, (4) memberikan umpan balik, (5) membuat dan menggunakan alat Bantu belajar
mengajar, (6) memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan media pengajaran, (7)
membimbing dan melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar, (8) mengelola kelas
sehingga tercipta suasana belajar yang kondusip, dan (9) menyusun dan mengelola catatan
kemajuan anak.
B. Deskripsi Isi
Pengembangan professional guru dilihat dari objek binaan menurut Cece Wijaya
(1994) meliputi: kemampuan menguasai bahan, kemampuan mengelola program belajar
mengajar, kemampuan mengelola kelas, kemampuan mengelola media atau sumber,
kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan, kemampuan mengenal
interaksi belajar mengajar, kemampuan menilai prestasi siswa untuk kepentingan
pengajaran, kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan
penyuluhan, kemampuan mengenal administrasi sekolah, dan kemampuan memahami
prinsip-prinsip guna keperluan pengajaran.
Untuk melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya, guru perlu menguasai berbagai hal
sebagai kompetensi yang dimilikinya. Berdasarkan uraian disimpulkan bahwa dimensi
pembinaan harus mengangkut keseluruhan dimensi, baik dimensi hasil maupun dimensi
proses.
Kemampuan yang harus dimilki guru sekolah dasar dalam proses belajar mengajar. Guru
mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan
pengajaran. Untuk itu guru dituntut untuk mampu menyampaikan bahan pengajaran.
Guru harus selalu menguasai dan memperluas materi pelajaran dan memperluas materi
pelajaran yang akan disajikan. Hal ini dapat dicapai dengan banyak membaca dan
mengikuti perkembangan yang berhubungan dengan hal tersebut . sebenarnya guru
sebagai nara sumber pelajaran yang harus selalu siap dalam proses belajar mengajar.
Guru didituntut untuk dapat menciptakan situasi belajar yang dapat mendorong siswa
untuk mau belajar. Seorang guru dituntut menguasai berbagai metode mengajar dan
menguasai multi media pengajaran. Disisi lain guru bebas berimprovisasi disesuaikan
dengan kondisi dilapangan, selama tidak meninggalkan kaidah-kaidah didaktik. Setelah
melaksanakan proses pembelajaran, guru diharapkan dapat melaksanakan evaluasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan teknikn evaluasi harus benar dan
tepat agar siswa termotivasi belajar.
Kemampuan pribadi tersebut akan terwujud dan melekat pada seorang guru
apabila:
(a) memahami identitas dirinya
(b) komitmen terhadap tugas dan tanggung jawabnya
(c) mengembangkan diri secara sehat, dan cepat tanggap terhadap perubahan yang
terjadi, terutama bidang pendidikan
Guru merupakan panutan siswa dan masyarakat yang senantiasa dicontoh dalam
kehidupannya sehari-hari. Guru memiliki tugas membina dan membimbing siswa kerah
norma yang berlaku.
Profesi guru adalah suatu jabatan/pekerjaan yang menuntut keahlian khusus,
dari apa anggotanya. Sehingga pekerjaannya tidak bisa dilakukan sembarang orang
yang tidak terlatih. Dan tidak disipakan secara khusus. Tarbidin (1992:4)
mengemukakan ciri-ciri profesi sebagai berikut:
- Membutuhkan masa pendidikan yang relatif lama pada jenjang perguruan tinggi.
- Pelaksanaannya berpegang teguh pada kode etik dari setiap pelanggaran
dikenakan sanksi
- Tanggung jawab profesionalisme adalah komitmen pada profesi
- Komitmen pada pekerjaan mempunyai prestise yang tinggi