S1 2015 319178 Introduction PDF
S1 2015 319178 Introduction PDF
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya baik alam maupun
manusia. Namun kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia tersebut kurang
dimanfaatkan secara optimal. Salah satunya indikatornya adalah banyak sumber
daya alam yang masih buruk dari segi pengolahannya, misalnya sumber daya
alam yang diperdagangkan dalam bentuk bahan mentah yang tentunya memiliki
nilai jual yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai jual produk jadi.
Toluen dan amonia merupakan contoh produk industri yang
pemanfaatannya masih dapat dikembangkan lagi. Toluen merupakan senyawa
yang memiliki rumus kimia C6H5CH3 (BM = 92,14 g/mol), titik leleh -95 oC dan
titik didih 110,6 oC pada 1 atm, specific gravity 0,8636, bersifat larut dalam dietil
eter, aseton, alkohol, kloroform serta karbon disulfit (www.sciencelab.com).
Pabrik penghasil toluen di Indonesia antara lain PT. Pertamina Cilacap dan PT.
Styrindo Mono Indonesia (anak perusahaan PT. Chandra Asri Petrochemical).
Harga jual toluen mencapai $2000 - $2200/ ton yang dipasarkan dalam bentuk
liquid (www.icis.com).
Sementara produsen amonia di Indonesia dikuasai oleh industri pupuk dan
petrokimia seperti PT. Pupuk Kujang, PT. Petrokimia Gresik, PT. Pupuk
Sriwijaya, dan PT. Pupuk Kaltim. Senyawa ini memiliki rumus kimia NH3 (BM =
17,04 g/mol) titik leleh -77,8 oC, titik didih -33,3°C serta specific gravity 0,59
(www.airgas.com). Amonia memiliki harga jual sebesar $386 - $772/ton dan
dipasarkan dalam bentuk liquid maupun padatan (www.icis.com)
Harga jual toluen dan amonia dianggap masih terlalu rendah sehingga
diperlukan sebuah proses lebih lanjut yang dapat menghasilkan produk dengan
nilai jual yang lebih tinggi. Salah satu produk yang dapat disintesis dari toluene
dan amonia adalah benzonitril. Benzonitril merupakan senyawa yang memiliki
rumus kimia C7H5N (BM = 103,12 g/mol), titik leleh -12,8 oC dan titik didih
190,7 oC pada 1 atm, specific gravity 1,01 serta larut baik dalam aseton, benzene,
Putri Julieta Dewi (11/319176/TK/38306)
Nur Dewi Pusporini (11/319178/TK/38308)
1
Prarancangan Pabrik Benzonitril dari Toluen dan Amonia
Kapasitas 50.000 ton/tahun
etil asetat, kloroform, dan etilen oksida namun tidak larut dalam air dingin
(www.sciencelab.com). Harga jual senyawa ini mencapai $5000/ton yang
dipasarkan dalam fase cair (www.alibaba.com)
Benzonitril merupakan senyawa yang memiliki banyak kegunaan dalam
dunia industri, antara lain (Kirk & Othmer, 1998):
a. Sebagai bahan sintesis benzoguamin yang merupakan derivatif dari
melamin.
b. Sebagai bahan pendukung pada pembuatan protective coating dan
molding resin.
c. Sebagai separating agent dalam pemisahan naphtalene dan alkyl-
naphtalene dari campuran senyawa non-aromatik melalui distilasi
azeotrop.
d. Sebagai zat aditif pada pembasuhan plat-plat nikel, bahan bakar jet,
pemutihan kain katun, pengeringan serat acrylic dan pemisahan titanium
tetrachloride serta vanadium oxychloride dari silicon tetrachloride.
Potensi dan nilai jual dalam dunia industri yang dipandang cukup
menjanjikan menjadi pertimbangan utama pendirian pabrik benzonitril.
Kebutuhan benzonitril yang tinggi sebagai intermediate product di Indonesia
belum diimbangi dengan suplai dari dalam negeri yang memadai. Hingga saat ini
Indonesia belum mempunyai pabrik benzonitril, akibatnya pemenuhan kebutuhan
benzonitril sebagai bahan baku sekaligus pendukung bagi industri seperti
melamin, coating, molding resin, pelapisan logam nikel, hingga tekstil hanya
mengandalkan impor. Berdasarkan data dari UN Comtrade Database pada tahun
2013, Indonesia mengimpor senyawa sianida kompleks, termasuk benzonitril di
dalamnya, hingga 12.000 ton/tahun.
Hingga saat ini telah banyak berdiri pabrik benzonitril di beberapa negara
seperti di Cina, Jepang dan India. Salah satu pabrik di Jepang yakni Nippon
Shokubai memiliki kapasitas produksi 50.000 ton/tahun sedangkan pabrik di India
yakni Anami Organics memiliki kapasitas produksi 20.000 ton/tahun.
Penentuan Lokasi
Lokasi merupakan hal yang penting dalam pendirian bangunan, terlebih lagi
dalam pendirian sebuah pabrik. Penentuan lokasi pabrik yang tepat tidaklah
sembarang namun harus memenuhi beberapa faktor, yakni:
1. Faktor primer
a. Sumber bahan baku
b. Pemasaran
c. Penyediaan tenaga listrik dan bahan bakar
d. Kebutuhan tenaga kerja
2. Faktor sekunder
a. Jenis transportasi
b. Penyediaan air
c. Keadaan masyarakat
d. Karakteristik lokasi
Dengan pertimbangan-pertimbangan diatas maka direncanakan pabrik
benzonitril akan dibangun di kawasan industri Cilegon, Banten. Alasan pemilihan
lokasi tersebut antara yaitu:
1. Letak dan ketersediaan bahan baku
Bahan baku merupakan kebutuhan pokok untuk menjamin
keberlangsungan suatu pabrik sehingga kontinuitas produksinya dapat
terjaga. Mengacu pada metode sintesis benzonitril yang dipilih maka
bahan baku yang digunakan adalah toluen, amonia dan udara (oksigen).
Toluen diperoleh dari dalam negeri yaitu PT. Styrindo Mono Indonesia
(Serang) dengan kapasitas produksi toluen sebesar 6.200 juta ton/tahun
(www.barito.co.id), sedangkan amonia dapat diperoleh dari PT. Pupuk
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pemilihan Proses
Setidaknya ada dua cara untuk mensintesis benzonitril dari toluen dan amonia
yang telah berhasil dikembangkan, yaitu:
kurang dari 480oC (Shitara, 2000). Berikut ini adalah production flow sederhana
benzonitril di Nippon Shokubai yang menggunakan metode amoksidasi toluen:
Toluene
Vapor Phase Catalytic
Benzonitrile
Ammoxidation
Ammonia