Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOMPETENSI GURU: KOMPETENSI SOSIAL DAN


KOMPETENSI PROFESIONAL

Mata Kuliah

PROFESI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Ardhi Widhia, S.Pd., MPd.

Disusun Oleh :

Juhyan Pradana (NIM : 160384204001)


Fajrin Dwi Aulia (NIM : 160384204004)
Ade Christy Lestari Hutapea (NIM : 160384204023)

Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Maritim Raja Ali Haji

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat,
rahmat, taufik serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kompetensi Guru: Kompetensi
Sosial dan Kompetensi Profesional” ini dalam bentuk maupun isinya yang
sederhana, guna memenuhi tugas mata kuliah “Profesi Pendidikan”.

Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan


makalah ini, maka penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman,
yang memberikan materi pendukung masukan dan terima kasih juga kepada orang
tua yang telah membantu baik moril maupun materi.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna dan masih


banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini. Dengan demikian penyusun mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih, semoga makalah ini bisa menambah
ilmu pengetahuan pembaca.

Tanjungpinang, 08 Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1. Pengertian Kompetensi Sosial ...................................................................... 3
2.2. Pengertian Kompetensi Profesional Guru .................................................... 4
2.3. Fungsi Kompetensi Sosial ............................................................................ 6
2.4. Fungsi Kompetensi Profesional Guru ......................................................... 7
2.5. Ruang Lingkup Kompetensi Sosial .............................................................. 9
2.6. Kendala dan Solusi ..................................................................................... 11
2.7. Contoh Aplikasi sebagai Guru Kimia ........................................................ 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14
3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 14
3.2. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan
formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh
teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seyogyianya
memiliki perilaku yang kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta
didik secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan
profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai berbagai hal terutama kompetensi
kepribadian, sosial, dan professional.

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency yang berarti kecakapan,


kemampuan dan wewenang. Seseorang dinyatakan kompeten di bidang tertentu
jika menguasai kecakapan bekerja pada satu bidang tertentu. Menurut Nana
Syaodih (1997) kompetensi adalah performan yang mengarah kepada pencapaian
tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan.

Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial merupakan kecakapan yang harus


dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan profesinya di masyarakat baik
sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, kompetensi professional
menyiratkan adanya suatu keharusan memiliki kompetensi agar profesi itu
berfungsi dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian guru dituntut untuk
memahami lebih jauh mengenai kompetensi profesional di bidang pendidikan.

Kompetensi guru harus mempunyai karakteristik tertentu. Lardirabal (1977: 6-7)


mengungkapkan bahwa kompetensi keguruan meliputi kompetensi kepribadian,
sosial, dan professional. Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki
kompetensi tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam
melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada
khususnya. Untuk memiliki kompetensi tersebut guru perlu membina diri secara
baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan
kemampuan peserta didik secara professional di dalam proses belajar mengajar.

Kompetensi professional yang merupakan kemampuan dasar guru menurut


Cooper (1984:15) terbagi dalam empat komponen, yakni:

 Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,


 Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang study yang di binanya,
 Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat
dan bidang study yang di binanya,

1
 Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.

Kemampuan professional yang harus dimiliki guru dalam proses belajar mengajar
secara rinci dapat diuraikan dalam komponen-komponen kompetensi professional.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial dan profesional seorang guru ?
2. Bagaimana fungsi kompetensi sosial dan profesional ?
3. Bagaiamana ruang lingkup kompetensi sosial dan profesional guru ?
4. Bagaimana kendala dalam menguasai kompetensi sosial dan profesional serta
solusinya ?
5. Bagaiamana contoh aplikasi kompetensi sosial dan profesional sebagai guru
kimia ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi kompetensi sosial dan profesional seorang guru.


2. Untuk mengetahui fungsi kompetensi sosial dan profesional.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup kompetensi sosial dan profesional guru.
4. Untuk mengetahui kendala dalam menguasai kompetensi sosial dan profesional
serta solusinya.
5. Untuk mengetahui contoh aplikasi kompetensi sosial dan profesional sebagai
guru kimia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan
guru dalam bekomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat
tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat
diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan
orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan.
Mengajar dan mendidik adalah tugas memanusiakan manusia. Guru harus
mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah Penceramah Jaman (Langeveld,
1955), lebih tajam lagi ditulis oleh Ir. Soekarno dalam tulisan ” Guru dalam masa
pembangunan” menyebutkan pentingnya guru dalam masa pembangunan adalah
menjadi masyarakat. Oleh karena itu, tugas guru adalah tugas pelayanan manusia.

Guru dimata masyarakat pada umumnya dan para peserta didik merupakan
panutan dan anutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri teladan dalam
kehidupan sehari-hari. Guru merupakan tokoh dan tipe makhluk yang diberi tugas
dan beban membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku.
Guru perlu memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat
dalam rangka menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif karena
dengan dimilikinya kompetensi sosial tersebut, otomatis hubungan sekolah
dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar sehingga jika ada keperluan
dengan orangtua peserta didik atau masyarakat tentang masalah peserta didik yang
perlu diselesaikan tidak akan sulit menghubunginya.

Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kompetensi sosial guru merupakan
kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat
dan warga negara. Lebih dalam lagi kemampuan sosial ini mencakup kemampuan
untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu
membawakan tugasnya sebagai guru.

Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil
mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan
interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen
kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi
sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam
berhubungan dengan orang lain.

3
Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan
melaksanakan tanggung jawab sosial.Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk
pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi
sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk
mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang
akan datang. Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus
memiliki kompetensi (1) aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru
yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan
saja, tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma
yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya, (2) pertimbangan
sebelum memilih jabatan guru, dan (3) mempunyai program yang menjurus untuk
meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan. Johnson
sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan sosial
mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.

Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru


memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru,
kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota
masyarakat.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin melalui
indikator (1) interaksi guru dengan siswa, (2) interaksi guru dengan kepala
sekolah, (3) interaksi guru dengan rekan kerja, (4) interaksi guru dengan orang tua
siswa, dan (5) interaksi guru dengan masyarakat.

2.2. Pengertian Kompetensi Profesional Guru

Guru dan dosen adalah pejabat profesinal, sebab mereka diberi tunjangan
profesional. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan kkepada masyarakat bahwa ia layak
menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi
profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi profesional adalah
berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai
guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam
bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya,
rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru
lainnya. Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut
for Teacher Education, mengemukakan kompetensi profesional guru mencakup
kemampuan dalam hal (1) mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan

4
baik filosofis, psikologis, dan sebagainya, (2) mengerti dan menerapkan teori
belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik, (3) mampu
menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya, (4)
mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai, (5) mampu
menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain, (6)
mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran, (7) mampu
melaksanakan evaluasi belajar dan (8) mampu menumbuhkan motivasi peserta
didik.

Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan


profesional mencakup (1) penguasaan pelajaran yang terkini atas penguasaan
bahan yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan bahan yang
diajarkan tersebut, (2) penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan, (3) penguasaan proses-proses kependidikan,
keguruan dan pembelajaran siswa.

Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi profesional mengharuskan guru


memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi)
yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep
teoretik, maupun memilih metode yang tepat dan mampu menggunakannya dalam
proses belajar mengajar.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi profesional meliputi (1)


pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian
akademik.Pengembangan profesi meliputi mengikuti informasi perkembangan
iptek yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah, (2)
mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah, (3) mengembangkan berbagai
model pembelajaran, (4) menulis makalah, (5) menulis/menyusun diktat pelajaran,
(6) menulis buku pelajaran, (7) menulis modul, (8) menulis karya ilmiah, (9)
melakukan penelitian ilmiah (action research), (10) menemukan teknologi tepat
guna, (11) membuat alat peraga/media, (12) menciptakan karya seni, (13)
mengikuti pelatihan terakreditasi, (14) mengikuti pendidikan kualifikasi, dan (15)
mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

Pemahaman wawasan meliputi (1) memahami visi dan misi, (2) memahami
hubungan pendidikan dengan pengajaran, (3) memahami konsep pendidikan dasar
dan menengah, (4) memahami fungsi sekolah, (5) mengidentifikasi permasalahan
umum pendidikan dalam hal proses dan hasil belajar, (6) membangun sistem yang
menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah.

Penguasaan bahan kajian akademik meliputi (1) memahami struktur pengetahuan,


(2) menguasai substansi materi, (3) menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan
jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi

5
profesional guru tercermin dari indikator (1) kemampuan penguasaan materi
pelajaran, (2) kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah, (3)
kemampuan pengembangan profesi, dan (4) pemahaman terhadap wawasan dan
landasan pendidikan.

2.3. Fungsi Kompetensi Sosial

Guru ada dan hidup di masyarakat. Masyarakat dalam proses pembangunan


sekarang ini menganggap guru sebagai anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan, keterampilan yang cukup luas, yang mau ikut serta secara aktif
dalam proses pembangunan.

Posisi Anda sebagai seorang/calon guru perlu menyadari bahwa guru tidak
mungkin lepas dari kondisi sosial di masyarakat yang sifatnya kompleks. Untuk
itu peran dan fungsi guru yang perlu Anda pelajari adalah sebagai berikut:

2.3.1. Motivator dan Inovator dalam Pembangunan Pendidikan

Sebagai ilustrasi guru yang berada di desa berperan sebagai agen perubahan di
masyarakat berusaha aktif dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat desa
dengan senantiasa memberikan motivasi kepada masyarakat untuk ikut serta
menyukseskan program wajib belajar dan mendorong mereka untuk tetap
menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.

2.3.2. Perintis dan Pelopor Pendidikan

Sebagai contoh kepeloporan yang dilakukan guru dalam kegiatan penggalangan


dana dari masyarakat yang mampu untuk memberikan beasiswa bagi siswa
berprestasi yang kurang mampu disekolahnya, keaktivan guru sebagai tutor di
balai desa dalam menunjang program kejar paket A dan paket B.

2.3.3. Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pengetahuan

Sebagai seorang guru yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan


dituntut untuk senantiasa berusaha melakukan berbagai penemuan khususnya
berkaitan dengan permasalahan pendidikan yang ada di masyarakat sehingga
diharapkan dengan penemuannya dapat dilakukan pencarian solusinya baik secara
individu maupun kelembagaan. Hasil dari penelitian guru dapat dipublikasikan
secara luas kepada masyarakat pendidikan.

2.3.4. Pengabdian

6
Menyadari akan tuntutan yang demikian besar terhadap tanggung jawab guru di
masyarakat, maka anda sebagai salah satu ujung tombak dunia pendidikan perlu
melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat yang relevan dengan dunia
pendidikan terutama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Misalnya anda
dapat melakukan pengabdian di masyarakat dengan memberikan penerangan
mengenai wajib belajar kepada masyarakat dalam kegitan kelurahan, memberikan
diklat mengenai berbagai keeterampilan praktis yang dapat meningkatkan
kewirausahaan dikalangan pemuda putus sekolah menjadi narasumber dalam
kegiatan latihan kepemimpinan di karang taruna dan lain-lain.

2.4. Fungsi Kompetensi Profesional Guru

Ada 4 kompetensi profesional guru :

1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia


2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang di binanya
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat,
dan biudang studi yang dibinanya.
4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar

2.4.1. Penguasaan Bahan Bidang Studi

Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan
bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan
mengajar. Yang dimaksud dengan kemampuan menguasai bahan bidang studi
menurut Wijaya (1982) adalah kemampuan mengetahui, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, menyintesiskan dan mengevaluasi sejumlah
pengetahuan keahlian yang diajarkannya. Ada dua hal dalam mengausai bahan
bidang studi yaitu:

1. Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah

Untuk menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah dapat dilakukan
dengan cara :

1. Mengakaji bahan kurikulum bidang studi


2. Mengkaji isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan
3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyang disarankan dalam kurikulum
bidang studi yang bersangkutan
4. Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi.

2.4.2. Kemampuan Mengelola Program Belajar Mengajar

7
Kemampuan mengelola progam belajar mengajar mencakup kemampuan
merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan menggunakan
metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur instruksional
yang tepat, kemampuan melaksanakan progam belajar mengajar, kemampuan
mengenal potensi (entry behavior) peserta didik, serta kemampuan merencanakan
dan melaksanakan pengajaran remedial.

Secara rinci, menurut Sciever (1991): kemampuan mengelola program belajar


mengajar dapat di lakukan dengan cara berikut :

1. Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini di lakukan dengan cara:

a) Mengkaji kurikulum bidang studi


b) Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional
c) Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
d) Merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
e) Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar. Kemampuan ini dapat
di lakukan dengan cara:

2.4.3. Pengelolaan Kelas

Kemempuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata


dan mengatur sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran yang
efektif, dan efisien. Jenis lemampuan yang perlu dimiliki guru adalah:

 Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran. Kemempuan ini dapat dikuasai
dengan cara berikut:

1. Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan


kelas sesuai dengan tujuan-tujuan instruksinal yang hendak di capai
2. Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat
duduk dan setting ruangan

 Menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif. Kemampuan ini dapat


dikuasai dengan cara berikut:

1. Mempelajari faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang


kondusif
2. Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat
preventif
3. Menggunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat
preventif
4. Menggunakan ptosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif

8
2.5. Ruang Lingkup Kompetensi Sosial

Achmad Sanusi (1991) mengungkapkan kompetensi sosial mencakup kemampuan


untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu
membawakan tugasnya senagai guru.

Menurut D. T Amijaya (1984) kompetensi kemasyarakatan atau kompetensi sosial


seorang guru, sudah barang tentu berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Ia
terwujud dalam bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-
hari di masyarakat di mana ia berada, baik secara formal maupun informal.

Jenis-jenis kompetensi sosial yang harus dimiliki guru menurut Cece Wijaya
(1994) adalah sebagai berikut:

1. Terampil Berkomunikasi dengan Peserta Didik dan Orang Tua Peserta Didik

Keterampilan berkomunikasi dengan orang tua peserta didik, baik melalui bahasa
lisan maupun tertulis, sangat diperlukan oleh guru. Penggunaan bahasa lisan dan
tertulis yang baik dan benar diperlukan agar orang tua peserta didik dapat
memahami bahan yang disampaikan oleh guru, dan lebih dari itu agar guru dapat
menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat dalam menggunakan bahasa secara
baik dan benar. Guru dalam hal ini menciptakan suasana kehidupan sekolah
sehingga terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan peserta
didik dan senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun yang
disampaikan orang tua terhadap sekolahnya.

Sebagai ilustrasi pada waktu rapat dengan orang tua peserta didik, guru
menyampaikan sambutan dengan tata bahasa yang baik dan tidak bertele-tele
dalam menyampaikan program sekolah serta berusaha untuk menampung
permasalahan yang dihadapi orang tua, tentang perkembangan pendidikan anak-
anaknya dengan penuh perhatian. Dalam menyampaikan informasi tentang
pendidikan di sekolah, pihak sekolah menerbitkan buletin yang berisi kegiatan
pendidikan dan artikel mengenai dunia pendidikan dari para guru yang di kemas
dalam bahasa yang mudah di pahami dan menarik perhatian pembacanya.

2. Bersikap Simpatik

Mengingat peserta didik dan orang tuanya berasal dari latar belakang pendidikan
dan sosial ekonomi keluarga yang berbeda, guru dituntut untuk mampu
menghadapinya secara individual dan ramah. Ia diharapkan dapat menghayati
perasaan peserta didik dan orang tua yang dihadapinya sehingga dapat
berhubungan dengan mereka secra luwes. Mereka selalu siap memberikan

9
bantuan kepada guru secara individual dengan kondisi sosial psikologis guru dan
sesuai dengan latar belakang sosial ekonomi dan pendidikannya.

Sebagai ilustrasi, anda dapat merasakan bagaimana senyuman ibu guru saat kali
pertama Anda ditanya tentang nama, alamat dan orang tua Anda ketika di SD
dahulu, dan sejumlah pengalaman lain yang Anda rasakan tentang perilaku
simpatik guru-guru Anda sehingga merasa dekat dengan mereka dan tidak ada
perasaan takut apalagi membencinya.

3. Dapat Bekerja Sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah

Guru harus dapat menampilkan dirinya sedemikian rupa, sehingga kehadirannya


diterima di masyarakat. Dengan cara demikian, dia akan mampu bekerja sama
dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah baik di dalam maupun di luar kelas.
Untuk itu guru perlu memahami kaidah-kaidah psikologis yang melandasi
perilaku manusia, terutama yang berkaitan dengan hubungan antar manusia.
Sebagai ilustrasi, guru yang ada di sekolah harus mengetahui karakteristik
lingkungan sosial budaya masyarakat ditempat guru bekerja dan di tempat
tinggalnya sehingga adaptasi yang di lakukan akan lebih diterima oleh
masyarakat. Apalagi berkaitan dengan program sekolah yang secara tidak
langsung memerlukan dukungan dari pihak orang tua, dalam hal ini lembaga
Dewan Pendidikan/Komite Sekolah yang merupakan wakil dari orang tua peserta
didik dan masyarakat (stakeholder)

Contoh guru yang ditinggal di daerah religius (pesantren), untuk dapat


berkomunikasi dengan baik dia harus mengikuti berbagai bentuk pertemuan
majlis taklim agar dapat berhubungan dengan tokoh-tokoh masyarakat yang
dianggap karismatik dan memiliki fatwa di dalam kehidupan masyarakat agar
mereka dapat dijadikan sebagai penasehat dalam lembaga Dewan
Pendidikan/Komite Sekolah. Dari hasil hubungan yang harmonis tersebut
diharapkan tercipta suatu anggapan bahwa kemajuan bersama antara pihak
sekolah dan masyarakat.

4. Pandai Bergaul dengan Kawan Sekerja dan Mitra Pendidikan

Guru di harapkan dapat menjadi tempat mengadu oleh sesama kawan sekerja dan
orang tua peserta didik, dapat diajak berbicara mengenai berbagai kesulitan yang
di hadapi guru lain atau orang tua berkenaan dengan anaknya, baik di bidang
akademis ataupun sosial. Sebagai ilustrasi kehidupandi sekolah merupakan
gambaran kehidupan di masyarakat yang penuh dinamika. Oleh karena itu, guru-
guru dan murid-murid yang ada di dalamnya memiliki sifat yang berbeda, ada
yang pendiam, pemalu, pemarah, penakut, agresif dan sebagainya. Untuk itu
terutama guru-guru harus mampu menjalin hubungan yang harmonis di antara

10
mereka sendiri dan tidak segan untuk saling berbagai pengalaman sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh dalam membina pendidikan di sekolah.

Sebagai contoh seorang guru yang sedang mengalami musibah akan merasa
ringan dan terbantu karena rekan guru yang lain memperhatikan dan
membantunya dalam mengatasi persoalan yang dihadapi.

5. Memahami Dunia Sekitarnya (Lingkungannya)

Sekolah ada dan hidup dalam suatu masyarakat. Masyarakat yang ada di sekitar
sekolah selalu mempengaruhi perkembangan pendidikan di sekolah, karena itu
guru wajib mengenal dan menghayati dunia sekitar sekolah, minimal masyarakat
kelurahan/desa dan kecamatan dimana sekolah dan guru berada. Dunia
lingkungan sekolah mungkin dunia industri, dunia pertanian, dunia perkebunan,
dunia perikanan dan lain-lain tentunya dunia lingkungan di sekitar sekolah
tersebut memiliki adat istiadat, kepercayaan, tata cara, sikap dan tingkah laku
masyarakatnya yang bereda. Guru menyebarkan dan turut merumuskan program-
programpendidikan kepada dan dengan masyarakat sekitarnya sehingga sekolah
tersebut berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kebudayaan di
tempat itu. Guru berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai
unsur pembaruan bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya. Untuk lebih
memahami dunia sekitarnya, guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya
dalam berbagai aktivitas dan mengusahakan terciptanya kerja sama yang sebaik-
baiknya antara sekolah, orang tua dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha
pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antar pemerintah, orang tua peserta didik dan masyarakat.

Dari butir-butir di atas, Anda tentu dapat menyimpulkan bahwa kompetensi sosial
guru berkaitan dengan bagaimana seorang guru mampu menyesuaikan dirinya
kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitarnya pada waktu membawakan
tugasnya sebagai guru.

2.6. Kendala dalam Menguasai Keterampilan Sosial dan Profesional dan


Solusi

Kendala dari pengembangan kompetensi sosial guru adalah sebagai berikut:

a. Masalah waktu yang terkadang kurang efektif/minimnya waktu.


b. Kurangnya kesadaran diri dari anggota masyarakat.
c. Kurangnya kekompakkan dari anggota masyarakat untuk ikut serta dalam
kegiatan sekolah.
d. Kesulitan untuk memberikan materi.
e. Kurangnya fasilitas.

11
f. Terbentur dana yang minim.
g. Belum maksimalnya pemahaman guru tentang Permendiknas No 16 tahun
2007 mengenai standar kualifikasi akademik dan kompeteni guru.
h. Karakteristik siswa yang beragam, Kurang maksimal pemahaman guru tentang
teori pembelajaran dan prinsip-prinsip belajar.
i. Kurangnya pemahaman tentang internet serta penggunaan teknologi informasi
hanya sebatas penggunaan laptop dan infokus untuk penyampaian materi di
kelas.
j. Kurang meratanya supervisi dan tindak lanjut yang dilakukan pada guru.
k. Terkadang ditemukan ketidaksesuian antara yang tertulis di RPP dengan
pengalaman belajar dalam action kelas.
l. Tidak dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibuat menjadi
karya tulis untuk membantu guru dalam kenaikan pangkat serta peningkatan
karir.

Solusi dari kendala pengembangan kompetensi sosial guru yaitu:

a. Membuat jadwal kegiatan, membuat prioritas kegiatan.


b. Memberi motivasi dan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya
kegiatan masyarakat.
c. Menjalin komunikasi yang lebih baik antar anggota masyarakat.
d. Menjaga emosi, perilaku dan tutur kata yang baik antar anggota masyarakat.
e. Menciptakan suasana yang kondusif dalam lingkungan masyarakat.
f. Melibatkan peran serta tokoh masyarakat, perangkat desa, aparat, pemuda dan
anggota masyarakat lainnya untuk mewujudkan tujuan kegiatan masyarakat.
g. Menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana dengan mengadakan iuran atau kas
dari anggota kegiatan masyarakat setempat.
h. Pemerintah mengadakan pelatihan bagi guru pemula.
i. Memahami karakter siswa yang berbeda-beda.

2.7. Contoh Aplikasi sebagai Guru Kimia

Kompetensi Guru mata pelajaran Kimia pada SMA/MA, SMK/MAK*

a. Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori kimia yang meliputi


struktur, dinamika, energetika dan kinetika serta penerapannya secara fleksibel.

b. Memahami proses berpikir kimia dalam mempelajari proses dan gejala alam.

c. Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala


alam/kimia.

12
d. Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu Kimia
dan ilmu-ilmu lain yang terkait.

e. Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum kimia.

f. Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika dan matematika untuk


menjelaskan/mendeskripsikan fenomena kimia.

g. Menjelaskan penerapan hukum-hukum kimia dalam teknologi yang terkait


dengan kimia terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

h. Memahami lingkup dan kedalaman kimia sekolah.

i. Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu yang
terkait dengan mata pelajaran kimia.

j. Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan


kerja/belajar di laboratorium kimia sekolah.

k. Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran kimia di kelas, laboratorium dan
lapangan.

l. Merancang eksperiment kimia untuk keperluan pembelajaran atau penelitian.

m. Melaksanakan eksperiment kimia dengan cara yang benar.

n. Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khusunya kimia dan


pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulakan bahwa kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dan
kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat
mewujudkan dirinya sebagai guru profesional.

Fungsi Kompetensi Sosial Guru:

1. Motivator dan Inovator dalam Pembangunan Pendidikan


2. Perintis dan Pelopor Pendidikan
3. Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pengetahuan
4. Pengabdian

Fungsi Kompetensi Profesional Guru:

1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia


2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang di binanya
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat,
dan biudang studi yang dibinanya.
4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar

Ruang Lingkup Kompetensi Sosial Guru

Jenis-jenis kompetensi sosial yang harus dimiliki guru menurut Cece Wijaya
(1994) adalah sebagai berikut:

1. Terampil Berkomunikasi dengan Peserta Didik dan Orang Tua Peserta


Didik
2. Bersikap Simpatik
3. Dapat Bekerja Sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah
4. Pandai Bergaul dengan Kawan Sekerja dan Mitra Pendidikan
5. Memahami Dunia Sekitarnya (Lingkungannya)

Kendala dalam Menguasai Kompetensi Sosial dan Profesioanl serta Solusi :

1. Masalah waktu yang terkadang kurang efektif/minimnya waktu.


2. Kurangnya kesadaran diri dari anggota masyarakat.

14
3. Kurangnya kekompakkan dari anggota masyarakat untuk ikut serta dalam
kegiatan sekolah.
4. Kesulitan untuk memberikan materi.
5. Kurangnya fasilitas.

Solusi dari kendala pengembangan kompetensi sosial guru yaitu:

1. Membuat jadwal kegiatan, membuat prioritas kegiatan.


2. Memberi motivasi dan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya
kegiatan masyarakat.
3. Menjalin komunikasi yang lebih baik antar anggota masyarakat.
4. Melibatkan peran serta tokoh masyarakat, perangkat desa, aparat, pemuda
dan anggota masyarakat lainnya untuk mewujudkan tujuan kegiatan
masyarakat.
5. Menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana dengan mengadakan iuran
atau kas dari anggota kegiatan masyarakat setempat.

Contoh Aplikasi sebagai Guru Kimia

1. Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala


alam/kimia.
2. Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
kimia.
3. Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran kimia di kelas, laboratorium
dan lapangan.
4. Merancang eksperiment kimia untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.

3.2. Saran
Kita sebagai mahasiswa pendidikan kimia yang nantinya akan siap menjadi guru,
maka haruslah memahami kompetensi yang harus dimiliki guru termasuk
kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi sosial dan kompetensi
profesional ini akan sangat penting dalam menjalankan kewajiban kita sebagai
guru.

15
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Dikmenum Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis


Sekolah. Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Penilaian Kelas. Jakarta: Badan


Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan.

Departemen Pendidikan Nasional (2008). Pedoman Penyusunan Portofolio.


Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Fernando 2017)

Fernando, I. “Implemenstasi Kompetensi Pedagogik dan Profesionalisme Guru.”


2018. http://www.eprints.ums.ac.id (diakses May 10, 2018).

ILK, Dewi. “Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat yang Dihadapi Guru
Matematika di SMA.” 2015. https://www.media.neliti.com (diakses May 10,
2018).

R, Akbar. “Implementasi Kompetensi Profesional Guru dalam Peningkatan Hasil


Belajar.” 2015. http://www.repositori.uin-alauddin.ac.id (diakses May 10, 2018).

Supriadi, Dei. 1999. Mengangkat Citra Guru dan Martabat Guru. Yoyakarta:
Adicita Karya Nusa.

Wirawan. 2001.Evaluasi Program Pendidikan: bahan kuliah Program Studi


Magister Pendidikan. Jakarta: UHAMKA Press.

16

Anda mungkin juga menyukai