LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama:
Perubahan persepsi sensori: halusinasi
3. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa
membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai fase ke IV, di
mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya. Klien
benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas terhadap lingkungan. Dalam situasi
ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain bahkan merusak lingkungan.
Tanda dan gejala:
▪ Muka merah
▪ Pandangan tajam
▪ Otot tegang
▪ Nada suara tinggi
▪ Berdebat
▪ Sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika
tidak senang.
C. Pohon Masalah
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo,
2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung,
2000
ORIENTASI:
”Selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya Ariema Pramista Dewi, panggil saya Ariema saya
mahasiswa Keperawatan STIKES Karya Husada Nama bapak siapa?Bapak Senang dipanggil
apa”
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar
tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 30 menit”
KERJA:
”Apakah bapak melihat sesuatu tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan bayangan itu?”
” Apakah terus-menerus terlihat atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D melihat
bayangan? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa bayangan itu terlihat? Apakah
pada waktu sendiri?”
” Apa yang bapak rasakan pada saat menlihat bayangan itu?”
”Apa yang bapak lakukan saat melihat bayangan itu? Apakah dengan cara itu bayangan-
bayangan itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah bayangan-
bayangan itu muncul?
” bapak , ada empat cara untuk mencegah bayangan itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat bayangan itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya tidak
mau lihat, … Saya tidak mau lihat. Kamu bayangan palsu. Begitu diulang-ulang sampai
bayangan itu tak terlihat lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya
bagus bapak D sudah bisa”
TERMINASI:
”Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi?” Kalau bayangan itu muncul lagi,
silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
bayangan dengan cara yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa
lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa.”
Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bayangan masih muncul ?
Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan bayangan Bagus ! Sesuai janji
kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?
Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai melihat bayangan, langsung saja cari teman untuk
diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya begini; … tolong, saya
mulai melihat bayangan palsi. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah
misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang dengar suara-suara.
Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali
lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak
pelajari untuk mencegah bayangan itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau bapak mengalami
halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam
berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu
bayangan itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang
ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?
Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi: “Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bayangannya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ?
Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi
yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu.
Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
Kerja: “Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya
(terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya.
Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan.
Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain
akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
Terminasi: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak
Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan
berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang
makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”
Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bayangan masih muncul ?
Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah
dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan
tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu
makan siang. Di sini saja ya bapak?”
Kerja:
“bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah bayangannya muncul
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya bayangan yang bapak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ? (Perawat
menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan
jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam
nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali
sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang
obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat,
bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak
bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat menggunakan
obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang
benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya.
Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan
dan tepat jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 10 gelas per hari”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari
kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya
minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang.
Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan.
Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”
a. Tujuan:
1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun
di rumah
2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan
pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit
sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien
tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien
secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan
secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan
kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi
pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun
di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara
merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien
dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien
ORIENTASI:
“Selamat pagi”
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”
”Apakah Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi Bapak yang sedang mengalami
halusinasi?Bagus!”
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan Bapak”.
”mari kita datangi bapak”
KERJA:
”Selamat pagi pak” ”pak, istri bapak sangat ingin membantu bapak mengendalikan suara-
suara yang sering bapak dengar. Untuk itu pagi ini istri bapak datang untuk mempraktekkan
cara memutus suara-suara yang bapak dengar. pak nanti kalau sedang dengar suara-suara
bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti ini” ”Sekarang,
coba ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang bapak alami seperti yang sudah kita
pelajari sebelumnya. Tepuk punggung bapak lalu suruh bapak mengusir suara dengan menutup
telinga dan menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga
terhadap pasien)Bagus sekali!Bagaimana pak? Senang dibantu Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin
melihat jadwal harian bapak. (Pasien memperlihatkan dan dorong istri/keluarga memberikan
pujian) Baiklah, sekarang saya dan istri bapak ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga
meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan Bapak?”
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat melakukan cara itu bila Bapak
mengalami halusinas”.
“bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan
harian Bapak. Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa.”
SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
ORIENTASI
“Selamat pagi Bu, sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan
jadual bapak selama dirumah”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang tamu!”
“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“Ini jadwal kegiatan bapak yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba Ibu lihat
mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan?” Bu jadwal
yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak
selama di rumah.Misalnya kalau bapak terus menerus mendengar suara-suara yang
mengganggu dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika
hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan di berikan
tindakan”
TERMINASI
“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat bapak
Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya. Sampai jumpa”
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Ny.S
DENGAN HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG BROTOJOYO RSJD AMINOGONDO HUTOMO SEMARANG
A. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 53 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Kendal
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan : Petani
8. Tgl. Dirawat : 1 Agustus 2016
9. Tgl. Pengkajian : 22 Agustus 2016
10. Ruang Dirawat : Ruang Brotojoyo
11. No. CM : 00112716
12. Dx Medis : Skizophrenia paranoid
13. Penanggung jawab : Ahmad Khoerun
B. Alasan Masuk / Keluhan Utama :
2 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien sering bicara sendiri, tertawa sendiri, nangis
sendiri, sulit tidur, mondar-mandir, jarang mandi dan merusak barang
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Ya
Tidak
2. Pengobatan Sebelumnya
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
3. Trauma usia pelaku korban saksi
Aniaya fisik …… .…….. .……. …….
Aniaya seksual …… .…….. .……. …….
Penolakan …… .…….. .……. …….
Kekerasan dalam keluarga …… .…….. .……. …….
Tindakan criminal …… .…….. .……. …….
Jelaskan :
Tahun 2015 pasien pernah masuk di RSJ dengan keluhan yang sama, pasien
diperbolehkan pulang 1 bulan kemudian. Pasien tidak pernah control rutindan
dirumah pasie tidak pernah minum obat secara rutin.
pasien sebelumnya ditipu orang yang mau nikah tapi tidak jadi padahal pasien sudah
terlanjur menjual tanah
Masalah Keperawatan :
Perubahan dan pertumbuhan dan perkembangan
Berduka aktisipasi
Berduka difungsional
Respon pasca trauma
Sindrom trauma perkosaan
Resiko tinggi kekerasan
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif : Kompromi
Resiko tinggi kekerasan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien pernah ditipu orang mau diajak menikah tapi tidak jadi, dan pasien sudah
terlanjur menjual tanahnya seharga 9 juta
Masalah Keperawatan :
Perubahan dan pertumbuhan dan perkembangan
Berduka aktisipasi
Berduka difungsional
Respon pasca trauma
Sindrom trauma perkosaan
Resiko
D. Aspek Fisik tinggi kekerasan
/ Biologis
a. Tanda Vital : TD 110/70 mmHg, N 88 x/m, S 36,6º
b. Ukur : BB 50 Kg, TB 157cm
Tidak ditemukan masalah keperawatan di aspek fisik
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
Deficit volume cairan
Resiko tinggi infeksi
Perubahan nutrisi : lebih dari perubahan tubuh
Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Potensial perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Kerusakan integritas jaringan
Perubahan membrane mukosa oval
Kerusakan integritas kulit
Perubahan eleminasi fekal
Perubahan pola eliminasi urine
c. Keluhan fisik
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
Deficit volume cairan
Resiko tinggi infeksi
Perubahan nutrisi : lebih dari perubahan tubuh
Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Potensial perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Kerusakan integritas jaringan
Perubahan membrane mukosa oval
Kerusakan integritas kulit
TidakPerubahan
ditemukaneleminasi fekal
masalah keperawatan di keluhan fisik
Perubahan pola eliminasi urine
E. Aspek Psikososial
1. Genogram :
Jelaskan : :
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif : Kompromi
Resiko
2. Konsep Diritinggi kekerasan
a. Citra dan gambaran tubuh
Klien mengatakan bersyukur dengan kondisi tubuhnya, tidak ada bagian dari
tubuhnya yang tidak disukai.Klien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota
tubuhnya..
b. Identitas diri
Klien menyadari bahwa dia seorang janda dan mempunyai 3 orang anak
c. Peran
Pasien seorang ibyang sudah menmpunyai cucu dan anak-anaknya sudah
menikah, pasien sudah tidak mempunyai tanggungan lagi
d. Ideal diri
Pasien ingin cepat sembuh dan ingin segera berkumpul dengan keluarganya, serta
beraktivitas seperti biasa
e. Harga diri
Pasien merasa malu karena tidak jadi menikah
Masalah Keperawatan :
Pengabaian unilateral
Gangguan citra / Gambaran tubuh
Gangguan identitas pribadi
Harga diri rendah kronik
Harga diri rendah situasional
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Orang yang berarti bagi pasien adalah anak-anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Pasien sebelum mengalami gangguan jiwa, pasien sering mengikuti kegiatan
social dikampungnya, saat di rumah sakit pasien tidak mempunyai teman dekat,
pasien sering berkelompok dengan temannya tapi tidak saling mengobrol. Pasien
mengikuti kegiatan Terapi akitivitas kelompok dengan baik dan aktif
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Pasien kadang merasa jengel dengan perkataan orang lain dan pasien memilih
diam
……………………………………………………………………………………..
Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikasi
kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan interaksi social
Isolasi social
4. Spiritual
a. NIlai dan Keyakinan
Klien beragama islam dan klien mempunyai keyakinan dengan beribadah semua
penyakit bisa sembuh dan tidak ada yang menakut-nakutinya lagi.
b. Kegiatan Ibadah
Saat dirumah sakit klien rajin sholat 5 waktu.
Masalah Keperawatan :
Depresi spiritual
F. Status Mental
1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan
√ :
Kebersihan dan kerapian pakaian pasien masih kurang rapi, tapi cara berpakaian
sudah sesuai.
Masalah Keperawatan :
Sindrom defisik perawatan diri ( makan, mandi, berpakaian, toileting,
instrumentasi )
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Inkohera
Apatis
Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : pasien dapat diajak berbicara dan menjawab pertanyaan tapi kadang tidak
stabil.
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi cidera
Kerusakan komunikasi verbal
3. Aktifitas motorik
Lesu
Tegang
Gelisah
Agitasi
TIK
Grimasen
Tremor
Kompulsif
Jelaskan : Saat dilakukan pengkajian klien tidak mengalami masalah, klien
dapat beraktivitas seperti biasanya tanpa bantuan perawat.
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi cidera
Intoleransi aktifitas
Defisit aktifitas deverensional / hiburan
Kerusakan fisik mobilitas
4. Alam perasaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Kuatir
Gembira berlebihan
Jelaskan : pasien sedih karena pasien ingin pulang tapi dokter belum
memperbolehkan akibatnya Pasien jadi tidak bisa berjualan, dan apabila halusinasi
pasien muncul pasien sering ketakutan, pasien juga mengatakan putus asa karena
tidak pernah diijinkan keluar jalan-jalan. Pasien khawatir apabila halusinasi muncul
terkadang pasien juga tertawa-tertawa sendiri
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi cidera
Ancietas
Ketakutan
Keputusan
Ketidakberdayaan
Resiko tinggi menyederai diri
5. AfekResiko tinggi mutilasi
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Jelaskan : afek sesuai dengan stimulasi
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi cidera
Kerusakan komunikasi
Kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan interaksi social
6. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan
Tidak koperatif
Mudah tersinggung
Kontak mata berkurang
Defensif
Curiga
Jelaskan : pasien selama wawancara berinteraksi dengan baik dan kooperatif
Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikasi
Kerusakan interaksi social
Isolasi social
Resiko tinggi menciderai diri
Resiko tinggi penganiayaan diri
7. Persepsi
Resiko tinggi mutilasi diri
Halusinasi
Resiko kekerasan
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Penghidu
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Perubahan sensori perceptual ( pendengaran, Penglihatan, perabaan,
pengecapan, penghidu )
8. Isi Pikir
Obsesi
Phobia
Hipokondria
Depersonalisasi
Ide yang terkait
Pikiran magis
Waham
Agama
Somatic
Kebesaran
Curiga
Nihilistik
Sisi pikir
Siap pikir
Kontrol pikir
Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan isi pikir
Masalah Keperawatan :
Perubahan proses pikir
9. Arus Pikir
Sirkumstansial
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of idea
Blocking
Pengulangan Pembicaraan
Jelaskan : pembicaraan pasien terkadang masih runtut, Cuma terkadang pasien
pembicaraan masih suka berbeda-beda
Masalah Keperawatan :
Perubahan proses pikir
10. Tingkat Kesadaran
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi waktu
Disorientasi orang
Disorientasi Tempat
Jelaskan : tingkat kesadaran compos metis Cuma kadang pasien tampak bingung
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi cidera
Perubahan Proses pikir
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
Jelaskan : Daya ingat jangka panjang klien baik, klien dapat mengingat tanggal,
bulan dan tahun kelahirannya. Daya ingat jangka pendek dan daya ingat saat ini baik
klien ingat alasan dibawa ke Rumah Sakit serta kegiatan yang dilakukan klien hari ini.
Masalah Keperawatan :
Perubahan Proses pikir
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu konsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Tingkat konsentrasi klien cukup baik, klien dapat menjawab pertanyaan
perawat walaupun keadaan ruangan cukup ramai oleh pasien yang lain. Klien dapat
melakukan perhitungan sederhana
Masalah Keperawatan :
Perubahan pola pikir
Isolasi social
13. Kemampuan penilaian
Gangguan Ringan
Gangguan bermakna
Masalah Keperawatan :
Perubahan proses pikir
Masalah Keperawatan :
Ketidak efektif pelaksanaan regiment terapeutik
Ketidak patuhan
Perubahan proses pikir
G. Kebutuhan persiapan pulang
1. Kemampuan klien mampu memenuhi kebutuhan ya tidak
Makanan ….. ……
Keamanan ….. ……
Perawatan kesehatan ….. ……
Transportasi ….. ……
Tempat tinggal ….. ……
Uang ….. ……
Jelaskan : ……………………………………………….……………………
……………………………………………….……………………
Masalah Keperawatan :
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Perilaku mencari bantuan
2. Kegiatan hidup sehari hari
a. Perawatan diri BM BT
Makanan ….. …..
Keamanan ….. …..
Perawatan kesehatan ….. …..
Pakaian ….. …..
Transportasi ….. …..
Tempat tinggal ….. …..
Jelaskan : pasien melakukan kegiatan sehari-hari dengan bantuan minimal
Masalah Keperawatan :
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Perubahan eliminasi fecal
Perubahan eliminasi urin
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Sindrom defisit perawatan diri
b. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda?
Ya
Tidak
Apakah anda makan memisahkan diri ?
Ya, jelaskan :……..
Tidak
Nafsu makan ?
Meningkat
Menurun
Berlebihan
Sedikit – sedikit
Berat badan
Meningkat
Menurun
BB terendah ……kg
BB tertinggi……..kg
Masalah Keperawatan :
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi : lebih dari perubahan tubuh
Perubahan perubahan tubuh : lebih dari kebutuhan tubuh
H. Mekanisme Koping
Adiktif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan masalah reaksi lamban / berlebihan
Teknik relaksasi bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif menghindar
Olah raga mencederai diri
Lainnya……………. lainnya………………..
Masalah Keperawatan :
Mekanisme koping tidak efektif
Mekanisme koping maladaptive
I. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik……………………………………
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik……………………………….
Masalah dengan pendidikan, spesifik……………………………………………...
Masalah dengan pekerjaan, spesifik……………………………………………….
Masalah dengan perumahan, spesifik……………………………………………...
Masalah dengan ekonomi, spesifik………………………………………………...
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik……………………………………
Masalah lainnya…………………………………………………………………….
Masalah Keperawatan :
Kurang pengetahuan tentang :………………………………………………..
K. Aspek Medik
1. Diagnosa medis :
Skizophrenia paranoid
2. Terapi medis :
- Abilivi 2x5mg
- Vit B Com 2x1
- Hexymer 2x2mg
- Melopam 2x2mg
- ECT (konvensional) 1 kali
L. Analisa data
N. Pohon masalah
Perubahan Sensori-Persepsi :
Halusinasi penglihatan
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi Evaluasi
A:
Diagnosa Keperawatan
Halusinasi penglihatan
Tindakan Keperawatan - Klien mampu mengontrol halusinasi
tapi belum optimal
1. Mengidentifikasi penyebab halusinasi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala P :
halusinasi
- Perawat : kontak ulang pasien untuk
3. Mengidentifikasi halusinasiyang
mengajarkan kembali SP1
dilakukan
- Klien : buat jadwal harian untuk
4. Mengidentifikasi akibat halusinasi
5. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi latihan menghardik dengan
6. Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dampingan perawat.
fisik I (nafas dalam)
7. Membimbing pasien memasukkn dalam
jadwal kegiatan harian
RTL (Planning perawat)