Bab 9 Rekayasa Genetika 1
Bab 9 Rekayasa Genetika 1
REKAYASA GENETIK
Kloning
Kloning merupakan teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang
sama sifat baik dari segi hereditas maupun penampakannya.
Pengklonan DNA
Ahli Biologi molekuler yang mengkaji gen yang menghadapi suatu tantangan.
Molekul DNA yang terjadi secara alami sangat panjang, dan molekul tunggal
biasanya berisi banyak gen. Lagi pula, untuk Eukariota multiseluler, gen hanya
menempati proporsi kecil dari DNA kromosom, selebihnya berupa urutan nukleotida
repetitif bukan pengkode. Gen manusia tertentu misalnya, mungkin hanya merupakan
1/100000 dari molekul DNA kromosom yang ditempatinya. Sebagai kerumitan lebih
lanjut, molekul DNA secara struktural dan kimiawi sangat homogen; perbedaan
antara gen dan DNA sekelilingnya menjadi kabur, yang hanya terdiri atas perbedaan
dalam urutan nukleotidanya. Untuk bekerja langsung dengan gen spesifik, para
sainstis perlu mengembangkan metode untuk mempersiapkan potongan DNA yang
terdefinisi dengan baik dan seukuran gen dalam banyak salinan yang identik. Dengan
kata lain, para sainstis membutuhkan teknik-teknik pengklonan gen.
Para sainstis telah mengembangkan sejumlah cara untuk mengklon potongan
DNA dalam laboratorium, tetapi hampir semuanya mempunyai ciri umum yang sama.
Kita mempertimbangkan suatu pendekatan yang menggunakan bakteri dan plasmid
bakteri. Plasmid itu merupakan molekul DNA sirkular kecil-kecil yang bereplikasi di
dalam sel bakteri. Untuk mengklon gen atau potongan DNA yang lain, plasmid-
plasmid terlebih dahulu diisolasi dari sel bakteri. Suatu plasmid sebagai gen asing
dari sel eukariotik, dalam contoh ini diselipkan ke dalamnya. Plasmid tersebut
sekarang merupakan molekul DNA rekombinan yang menggabungkan DNA dari dua
sumber. Plasmid ini dikembalikan ke sel bakteri, yang kemudian bereproduksi untuk
membentuk klon sel. Gen asing yang dibawa oleh plasmid “diklon’’ pada waktu yang
sama, karena bakteri yang sedang membelah terus mereplikasi plasmid
rekombinannya. Pada keadaan yang cocok, klon bakteri akan membuat protein yang
dikode gen asing tersebut.
Penggunaan yang potensial dari gen hasil klon ini terbagi dalam dua kategori
umum. Tujuan yang pertama untuk menghasilkan produk protein, kemudian tujuan
yang kedua adalah untuk mempersiapkan banyak salinan dari gen itu sendiri. Seorang
saintis mungkin berkeinginan untuk menentukan urutan nukleotida gen atau
menggunakan gen itu untuk memberi suatu organisme kemampuan metabolik baru.
Misalnya, gen hasil klon untuk resistensi terhadap hama yang berasal dari satu
spesies tanaman budidaya dapat ditransfer ketumbuhan spesies lain. Sebagian besar
gen hanya terdapat dalam satu salinan dalam tiap genom sekitar satu bagian persejuta
DNA sehingga kemampuan untuk mengklon fragmen DNA yang sangat langka
tersebut benar-benar bernilai.