Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

TEORI KEMUNGKINAN

Berbagai istillah seperti kemungkinan keboleh jadian, peluang dan sebagai


biasanya dipergunakan untuk membicarakan peristiwa/kejadian yang hasilnya
tidak dapat dipastikan. Dapat juga berupa suatu pernyataan yang tidak diketahui
akan kebenarannya.
Sesungguhnya banyak hal tidak akan terhindar dari adanya kemungkinan
yang harus dihadapi, misalnya saudara ingin berpergian sedangkan udaranya
mendung tentunya menghadapi kemungkinan akan turun hujan atau tidak,
seorang mahasiswa yang menantikan hasil ujiannya tentu menghadapi
kemungkinan apakah ia akan lulus atau tidak, seorang mahasiswa yang kos dan
peluang dari kuliah tentunya menghadapi kemungkinan akan mendapat telur
ataukah tahu dan tempe sebagai lauk pauk, seorang ibu yang hendak melahirkan
anak tentunya menghadapi kemungkinan apakah anaknya nanti laki-laki atau
perempuan. Masih banyak contoh lainnya semacam itu.
Dalam ilmu genetika, kemungkinan ikut mengambil peranan penting.
Misalnya mengenai pemindahan gen dari induk oranng tua ke gamet-gamet
pembuahan sel telur dari sel spermatoozoa, berkumpulnya gen dari zigot sehingga
dapat terjadi berbagai macam kombinasi.
Agar supaya kita lebih meahami teori kemungkinan, ada baiknya apabila
kita mengenal dasar-dasar terlebih dahulu.
1. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan
perbandingan antara sesuatuu yang diinginkan itu terhadap keseluruhannya.
Singkatnya : K (x) = x / x + y
K = kemungkinan
K(x) = besarnya kemungkinan untuk mendapat (x)
x + y = jumlah keseluruhannya
Contoh:
Uang logam mempunyai dua sisi, yaitu sisi atas (disebut juga kepala) dan sisi
bawah (disebut juga ekor). Jika kita melakukan tos (melempar uang logam ke
atas) dengan sebuah uang logam, beberapa kemungkinan kita akan mendapat
kepala.
Jawabannya:
K (kepala) = kepala = 1 / 1+1 = ½
kepala + ekor

2. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri


sendiri ialah sama dengan hasil perkalian dari besarnya kemungkinan untuk
peristiwa-peristiwa itu.
Singkatnya:
K (x + y)= k (x) x K(y)
Contoh:
Jika kita melakukan tos dengan 2 uang logam bersama-sama (satu di tangan
kiri dan satunya lagi di tangan kanan), beberapa kemungkinannya akan
mendapat kepala pada kedua uang logam itu?
Jawabnya:
K(kepala) = ½
K(kepala + kepala) = ½ x ½ = ¼
Dapat diartikan bahwa setiap 4 kali melakukan tos dengan dua uang logam
bersama-sama, kesempatan untuk mendapat kepala pada dua uang logam itu
adalah satu kali saja.
Kemungkinan terjadinya du peristiwa atau lebih, yang saling
mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari besarnya kemungkinan untuk
peristiwa-peristiwa itu.

a. Teori Kemungkinan
Peristiwa-peristiwa persilangan memberikan hasil ratio genotip maupun
genotip yang dapat diramalkan melalui perhitungan menurut teori kemungkinan.
Misalnya, persilangan antara tanaman yang tinggi homozigot dominan dan tanaman
pendek homozigot resesif, akan menghasilkan perbandingan fenotip, ¾ tinggi : ¼
pendek. Nilai ini meramalkan bahwa hasil yang akan diperoleh dari peristiwa
fertilisasi tersebut kemungkinan akan mendapatkan tanaman pendek yang adalah ¼.
Nilai kemungkinan berkisar antara 0, dimana kemungkinan peristiwa itu tidak terjadi,
sampai 1, dimana peristiwa itu mempunyai peluang pasti terjadi. Beberapa hukum
yang perlu diketahui untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya suatu
peristiwa adalah sebagai berikut:

Hukum kemungkinan I : kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang diinginkan,


sama dengan banyaknya peristiwa tersebut, dibagi seluruh peristiwa.
A
K(A) =
A B
Contoh :
Kemungkinan jenis kelamin anak yang akan dilahirkan dari suatu perkawinan adalah
laki-laki atau perempuan (jumlah peristiwa seluruh adalah 2 yaitu, laki-laki dan
perempuan). Jadi, kemungkinan seorang ibu akan melahirkan seorang anak
perempuan adalah :
perempuan 1
K(perempuan) = laki  laki  perempuan = =½
11

Hukum kemungkinan II : apabila dua lebih peristiwa yang tidak saling tergantung,
terjadi dalam waktu yang bersamaan atau berurutan, maka kemungkinan peristiwa itu
dapat terjadi adalah:
K(A, B) = K (A) x K (B)
Contoh :
Dua orang ibu di suatu klinik bersalin, akan melahirkan pada hari yang bersamaan.
Kemungkinan kedua ibu itu melahirkan anak perempuan adalah:
K(♀ , ♀) = K. ibu I mempunyai anak ♀ x K. ibu II mempunyai anak ♀
=½x½ =¼
Kemungkinan sebuah keluarga mempunyai 3 orang anak yang mempunyai urutan
kelahiran: perempuan, laki-laki, laki-laki, adalah:
K(♀,♂,♂) = K. anak I perempuan x K anak II laki-laki x K. anak III laki-laki
= ½ x ½ x ½ = 1/8
Hukum kemungkinan III : Kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa yang saling
mempengaruhi adalah jumlah dari kemungkinan masing-masing peristiwa tersebut.
K(A atau B) = K (A) + K(A)
Contoh :
Dua orang ibu di suatu klinik bersalin, akan melahirkan pada hari yang bersamaan.
Kemungkinan yang akan lahir anak perempuan dan laki-laki adalah :
K (♀♂ atau♀♂) = K( ibu I ♀ dan ibu II ♂ ) + K ( ibu I ♂ dan ibu II ♀)
=¼ + ¼ =½
b. Teorema Binomial
Penggunaan rumus-rumus dalam teori kemungkinan dapat dipakai dalam
peristiwa yang jumlahnya tidak banyak. Untuk peristiwa yang besar, penggunaan
rumus binomial akan lebih mudah dan cepat.
Rumus binomial adalah:
(a + b )n = 1
- an, an-1b, an-2b2, an-3b3 ……………., bn
- angka-angka koefisien dari rumus binomial dapat diperoleh dengan
menggunakan segitiga pascal
keterangan :
- a & b = peristiwa/kejadian yang terpisah
- n = banyaknya peristiwa
Segitiga Pascal :
n
1
1 1 1
2 1 2 1
3 1 3 3 1
4 1 4 6 4 1
5 1 5 10 10 5 1
6 1 6 15 20 15 6 1
dst
contoh ; (a + b) 4 = a4 + 4 a3b + 6 a2b2 + 4 a b3 + b4
contoh soal:
Berapa kemungkinan suatu keluarga yang menginginkan 4 orang anak , akan
mempunyai 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan?
Jawab :
a = kemungkinan mempunyai anak laki-laki = ½
b = kemungkinan mempunyai anak perempuan = ½
n = jumlah anak yang diinginkan = 4
Rumus binomial yang dipakai :
(a + b )4 a4 + 4 a3b + 6 a2b2 + 4 a b3 + b4

Jadi, kemungkinan mempunyai anak 2 laki-laki dan 2 perempuan = 6 a2 b2


= 6 (1/2)2 (1/2)2 = 6 (1/4) (1/4) = 6/16 = 3/8

Menggunakan faktorial:
n!
Kemungkinan = as bt
( s!).(t!)

Dimana : n = jumlah keseluruhan peristiwa yang terjadi


s = jumlah peristiwa a
t = jumlah peristiwa b
a dan b = kemungkinan dari kejadian yang terpisah
contoh jawaban soal di atas:
n! 4.3.2.1
K (2♀,2♂) = as bt = (1/2)2 (1/2)2
( s!).(t!) ( 2.1).( 2.1)

= 6 ( ¼ ) ( ¼ ) = 6 / 16 = 3 / 8

3. Test X2 (Chi-Square Test)


Seringkali percobaan perkawinan yang kita lakukan akan menghasilkan turunan
yang tidak sesuai dengan Hukum Mendel. Kejadian ini biasanya menyebabkan kita
bersikap ragu-ragu, apakah penyimpangan yang terjadi itu karena kebetulan saja
ataukah karena memang ada faktur lain? Berhubung dengan itu perlu diadakan
evaluasi terhadap kebenaran atau tidaknya hasil percobaan yang akan kita lakukan
dibadingkan dengan keadaan secara teoritis.
Perhitungan dengan menggunakan test X2 dipakai dalam menghitung data hasil
percobaan, untuk menguji apakah data tersebut bisa dipercaya kebenarannya. Ratio
hasil persilangan monohybrid 3:1 dan dihibrid 9:3:3:1, adalah merupakan ramalan
yang akan terjadi dari hasil perkawinan, berdasarkan asumsi adanya: 1, alel dominan
dan resesif, 2. segresi dari gen, 3. pemisahan gen yang bebas pada saat pembelahan
miosis dan pembentukan gamet dan 4. fertilisasi yang berlangsung acak. Ketiga
asumsi terakhir dapat berubah-ubah sesuai dengan peristiwa yang terjadi saat itu.
Sehingga data hasil percobaan yang diperoleh harus diuji apakah ada penyimpangan
antara hasil yang diperoleh dengan yang diharapkan. Jumlah sampel yang digunakan
dalam percobaan, akan mempengaruhi perubahan penyimpangan dan akan terlihat
pada hasil akhir. Makin besar sampel yang digunakan akan mengurangi pengaruh dari
penyimpangan yang terjadi.

Rumus yang dipakai dalam test X2 adalah :


(0  e) 2
X2 =  e

Dimana : o = hasil data yang diperoleh


e = hasil data yang diharapkan
d =penyimpangan = selisih dari data hasil yang diperoleh dengan yang
diharapkan
∑ = jumlah dari hasil perhitungan
Untuk mengetahui nilai X2 harus diperhatikan juga nilai dari derajat
kebebasan, yaitu n-1, dimana n adalah jumlah dari fenotip yang dijumpai. Pada
perkawinan tanaman monohibrid yang menghasilkan ratio 3 : 1, berarti ada 2 fenotip
dan derajat kebebasannya (dk) adalah = 2 – 1 = 1. pada perkawinan dihibrida,
dengan ratio 9 : 3 : 3 : 1, terdapat 4 fenotip, sehingga dk = 4 – 1 = 3.
Nilai X2 yang diperoleh dari hasil perhitungan dicari nilai kemungkinannya
pada tabel X2. nilai X2 yang terletak di bagian yang gelap dari tabel, yaitu pada kolom
di bawah nilai memungkinkan 0,05 ke kiri, menunjukkan bahwa data yang diperoleh
baik. Karena tidak ada penyimpangan yang berarti, selain faktor kemungkinan dalam
percobaan tersebut. Menurut ahli statistik, batas penyimpangan pada percobaan-
percobaan biologi 1 x dalam 20 kali percobaan. Sehingga kemungkinan
penyimpangan 1/ 20 (0,05) adalah batas dapat diterima atau ditolaknya data suatu
percobaan. Nilai X2 yang terletak pada kolom di bawah nilai kemungkinan 0,01 dan
0,001, menunjukkan bahwa data yang diperoleh sangat jelek. Penyimpangan yang
terjadi sangat berarti, dan yang disebabkan oleh faktor-faktor lain di luar faktor
kemungkinan. Dari hasil contoh perhitungan di bawah, persilangan monohybrid
dengan derajat kebebasan 1, diperoleh nilai X2 = 0,53. pada tabel X2, nilai itu terletak
antara kolom nilai kemungkinan 0,30 dan 0,50. berarti percobaan yang diperoleh
baik, dan dapat dianggap sesuai dengan ratio 3 : 1 untuk tanaman monohybrid dengan
dominansi penuh. Pada persilangan dihibrid, nilai X2 yang diperoleh = 4,16. nilai ini
terletak antara kolom nilai kemungkinan 0,10 dan 0,30. berarti data percobaan
dihibrid ini baik, dan data hasil percobaan dapat dianggap sesuai dengan ratio 9 : 3 : 3
:1

Contoh perhitungan dengan test X2


Ratio Hasil Hasil yang Penyimpangan d2 d2/e
harapan pengamatan diharapkan (d) = (o-e)
= (o)
4. perkawinan Monohibrid
¾ 740 ¾ x 1000 = 750 - 10 100
100/750 = 0,13
¼ 260 ¼ x 1000 = 250 +10 100
100/250 = 0,40
Total 1000
X2 = 0,53
5. Perkawinan Dihibrid
9/16 587 567 +20 400 0,71
3/16 197 189 +8 64 0,34
3/16 168 189 - 21 441 2,33
1/16 56 63 -7 49 0,78
Total 1008 X2 = 4,16
Tabel X2
Der. Kemungkinan
Kebe- 0,99 0,90 0,70 0,50 0,30 0,10 0,05 0,01 0,001
basan
(dk)
1 0,0002 0,016 0,15 0,46 1,07 2,71 3,84 6,64 10,83
2 0,02 0,21 0,71 1,39 2,41 4,61 5,99 9,21 13,82
3 0,12 0,58 1,42 2,37 3,67 6,25 7,82 11,35 16,27
4 0,30 1,06 2,20 3,36 4,88 7,78 9,49 13,28 18,47
5 0,55 1,61 3,00 4,35 6,06 9,24 11,07 15,09 20,52
6 0,87 2,20 3,83 5,35 7,23 10,65 12,59 16,81 22,46
7 1,24 2,83 4,67 6,35 8,38 12,02 14,07 18,48 24,32
8 1,65 3,49 5,53 7,34 9,52 13,36 15,51 20,09 26,13
9 2,09 4,17 6,39 8,34 10,66 14,68 16,92 21,67 27,88
10 2,56 4,87 7,27 9,34 11,78 15,99 18,31 23,21 29,59

Tes X2 untuk dua kelas fenotip


Contoh:
Misalnya sekarang kita mengadakan percobaan dengan melakukan testcross pada
tanaman berbatang tinggi heterozigotik (Tt) itu. Hasilnya misalnya berupa 40
tanaman berbatang tinggi dan 20 tanaman berbatang pendek (sengaja disini
dipakai angka-angka yang sama dengan contoh pertama, sekedar untuk
perbandingan saja). Apakah data hasil testcross itu dapat dianggap baik dan
dipercaya?
Jawabnya: Teoritis testcross pada monohibrid (Tt x tt) akan menghasilkan
keturunan dengan perbandingan 1 batang tinggi : 1 batang pendek.
Tinggi pendek jumlah
0 40 60
e 30 6
d +10
+ 9,5
(d – ½ )
Koreksi yates
(d – ½ )
e
3.01 3.01
X2 = 3,01 + 3,01 = 6, 02
K [1] antara 0,1 dan 0,05

Karena nilai kemungkinan kurang dari 0,05 (yaitu angka yang dianggap
sebagai batas signifikan), maka deviasi cukup berarti. Berhubung dengan itu data
hasil pecobaan testcross tersebut tidak baik tidak dapat dipercaya. Tentu ada
faktor lain di luar faktor kemungkinan yang berperanan di situ.

Tes X2 untuk tiga kelas fenotip atau lebih


Contoh:
Misalnya kita melakukan percobaan dengan membiarkan suatu tanaman bunga
menyerbuk sendiri. Setelah tanaman itu menghasilkan buah dan biji-bijinya
ditanam didapatkan keturunan yang terdiri dari 72 tanaman berbunga ungu, 28
tanaman berbunga merah dan 28 tanaman berbunga putih. Menurut dugaan
saudara, peristiwa apakah yang berperan di sini dan apakah hasil percobaan itu
dapat dianggap benar?
Jawabnya: Melihat hasil itu dapat diduga bahwa ada peristiwa epistasi resesip,
yang secara teoritis seharusnya menunjukkan perbandingan fenotip 9:3:4.
Ungu merah putih jumlah
0 72 28 28 128
e 72 24 32 128
d 0 +4 -4

d
 0,67 0,50
e
X2 0,67 + 0,50 = 1,17
K (2) = antara 0,50 dan 0,70

Karena nilai kemungkinan disini jauh lebih besar daripada 0,05 maka tidak
ada faktor lain yang mempengaruhi hasil tersebut, kecuali faktor kemungkinan.
Jadi adanya deviasi itu hanya karena kebetulan saja, dan deviasi itu sendiri tidak
berarti. Maka hasil percobaan tersebut baik dan dapat dianggap benar.

Anda mungkin juga menyukai