Bab 4 Teori Kemungkinan
Bab 4 Teori Kemungkinan
TEORI KEMUNGKINAN
a. Teori Kemungkinan
Peristiwa-peristiwa persilangan memberikan hasil ratio genotip maupun
genotip yang dapat diramalkan melalui perhitungan menurut teori kemungkinan.
Misalnya, persilangan antara tanaman yang tinggi homozigot dominan dan tanaman
pendek homozigot resesif, akan menghasilkan perbandingan fenotip, ¾ tinggi : ¼
pendek. Nilai ini meramalkan bahwa hasil yang akan diperoleh dari peristiwa
fertilisasi tersebut kemungkinan akan mendapatkan tanaman pendek yang adalah ¼.
Nilai kemungkinan berkisar antara 0, dimana kemungkinan peristiwa itu tidak terjadi,
sampai 1, dimana peristiwa itu mempunyai peluang pasti terjadi. Beberapa hukum
yang perlu diketahui untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya suatu
peristiwa adalah sebagai berikut:
Hukum kemungkinan II : apabila dua lebih peristiwa yang tidak saling tergantung,
terjadi dalam waktu yang bersamaan atau berurutan, maka kemungkinan peristiwa itu
dapat terjadi adalah:
K(A, B) = K (A) x K (B)
Contoh :
Dua orang ibu di suatu klinik bersalin, akan melahirkan pada hari yang bersamaan.
Kemungkinan kedua ibu itu melahirkan anak perempuan adalah:
K(♀ , ♀) = K. ibu I mempunyai anak ♀ x K. ibu II mempunyai anak ♀
=½x½ =¼
Kemungkinan sebuah keluarga mempunyai 3 orang anak yang mempunyai urutan
kelahiran: perempuan, laki-laki, laki-laki, adalah:
K(♀,♂,♂) = K. anak I perempuan x K anak II laki-laki x K. anak III laki-laki
= ½ x ½ x ½ = 1/8
Hukum kemungkinan III : Kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa yang saling
mempengaruhi adalah jumlah dari kemungkinan masing-masing peristiwa tersebut.
K(A atau B) = K (A) + K(A)
Contoh :
Dua orang ibu di suatu klinik bersalin, akan melahirkan pada hari yang bersamaan.
Kemungkinan yang akan lahir anak perempuan dan laki-laki adalah :
K (♀♂ atau♀♂) = K( ibu I ♀ dan ibu II ♂ ) + K ( ibu I ♂ dan ibu II ♀)
=¼ + ¼ =½
b. Teorema Binomial
Penggunaan rumus-rumus dalam teori kemungkinan dapat dipakai dalam
peristiwa yang jumlahnya tidak banyak. Untuk peristiwa yang besar, penggunaan
rumus binomial akan lebih mudah dan cepat.
Rumus binomial adalah:
(a + b )n = 1
- an, an-1b, an-2b2, an-3b3 ……………., bn
- angka-angka koefisien dari rumus binomial dapat diperoleh dengan
menggunakan segitiga pascal
keterangan :
- a & b = peristiwa/kejadian yang terpisah
- n = banyaknya peristiwa
Segitiga Pascal :
n
1
1 1 1
2 1 2 1
3 1 3 3 1
4 1 4 6 4 1
5 1 5 10 10 5 1
6 1 6 15 20 15 6 1
dst
contoh ; (a + b) 4 = a4 + 4 a3b + 6 a2b2 + 4 a b3 + b4
contoh soal:
Berapa kemungkinan suatu keluarga yang menginginkan 4 orang anak , akan
mempunyai 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan?
Jawab :
a = kemungkinan mempunyai anak laki-laki = ½
b = kemungkinan mempunyai anak perempuan = ½
n = jumlah anak yang diinginkan = 4
Rumus binomial yang dipakai :
(a + b )4 a4 + 4 a3b + 6 a2b2 + 4 a b3 + b4
Menggunakan faktorial:
n!
Kemungkinan = as bt
( s!).(t!)
= 6 ( ¼ ) ( ¼ ) = 6 / 16 = 3 / 8
Karena nilai kemungkinan kurang dari 0,05 (yaitu angka yang dianggap
sebagai batas signifikan), maka deviasi cukup berarti. Berhubung dengan itu data
hasil pecobaan testcross tersebut tidak baik tidak dapat dipercaya. Tentu ada
faktor lain di luar faktor kemungkinan yang berperanan di situ.
d
0,67 0,50
e
X2 0,67 + 0,50 = 1,17
K (2) = antara 0,50 dan 0,70
Karena nilai kemungkinan disini jauh lebih besar daripada 0,05 maka tidak
ada faktor lain yang mempengaruhi hasil tersebut, kecuali faktor kemungkinan.
Jadi adanya deviasi itu hanya karena kebetulan saja, dan deviasi itu sendiri tidak
berarti. Maka hasil percobaan tersebut baik dan dapat dianggap benar.