Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS

A. Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di
dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara
cukup.
Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia)
2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126
mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL

B. Tipe Diabetes Mellitus


1. Diabetes Mellitus tipe 1
Yaitu diabetes yang dikarenakan oleh adanya destruksi sel β pankreas yang
secara absolut menyebabkan defisiensi insulin. Diabetes Mellitus tipe ini disebut juga
Diabetes Mellitus tergantung insulin (IDDM), yaitu penyakit autoimun yang
ditentukan secara genetic dengan gejala-gejala yang pada akhirnya menuju pada
proses bertahap perusakan imunologik sel-sel yang memproduksi insulin.
Pada penderita diabetes tipe I mengalami gejala antara lain, sering buang air
kecil, terus lapar dan haus, berat badan turun, kelelahan, penglihatan kabur, infeksi
pada kulit yang berulang, meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni. Diabetes
jenis ini cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun.
2. Diabetes Mellitus tipe 2
Yaitu diabetes yang dikarenakan oleh adanya kelainan sekresi insulin yang
progresif dan adanya resistensi insulin.Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang
kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap
efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relative.
Penderita diabetes tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama
beberapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang
berupa sering berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi ketoasidosis
C. Cara Pengendalian Diabetes Mellitus
1. Manajemen Nutrisi ( Diet )

Prinsip:

- Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, BB, TB, aktivitas sehari-
hari dan kondisi tubuh
- Penggunaan KH sesuai kebutuhan, terutama menghindari penggunaan KH
sederhana (gula pasir, gula merah dan gula batu)
- Protein cukup sesuai kebutuhan
- Pilihlah lemak tak jenuh
- Tinggi serat

Bahan Makanan yang Dianjurkan :


- Sumber Protein Hewani : daging kurus, ayam tanpa kulit, ikan dan putih telur
- Sumber Protein Nabati : tempe, tahu, kacang-kacangan(kacang ijo, kacang merah,
kacang kedele)
- Sayuran : kangkung, daun kacang, oyong, ketimun, tomat, labu air, kol, kembang
kol, sawi, lobak, seledri, selada, terong
- Buah-buahan atau sari buah : jeruk siam, apel, pepaya, melon, jambu air, salak,
semangka, belimbing
- Susu Skim atau susu rendah lemak misalnya yogurt, susu kacang

2. Latihan /Olahraga Teratur

Manfaat :

- Meningkatkan energi

- Membakar kelebihan kalori

- Meningkatkan sensitivitas insulin Meningkatkan kadar HDL

Latihan fisik

- 5 – 10’ pemanasan

- 20 – 30’ latihan aerobik (75 – 80% denyut jantung maksimal)

- 15 – 20’ pendinginan
Hal yang Perlu Diperhatikan :

- Latihan dilakukan 3 – 5x/minggu


- Jangan lakukan latihan jika glukosa darah > 250 mg/dl
- Jika glukosa darah < 100 mg/dl sebelum latihan makan camilan dulu
- Rekomendasi latihan bagi penderita yang mengalami komplikasi disesuaikan
dengan kondisinya
- Sediakan camilan karbohidrat sederhana
- Lakukan latihan 2 jam setelah makan

3. Kontrol Gula Darah Secara Teratur

4. Edukasi Perawatan Kaki Diabetik


- Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki yang bersih setiap saat berjalan, dan
jangan bertelanjang kaki saat berjalan
- Cucilah kaki setiap hari, dan keringkan dengan baik, dengan memberikan
perhatian khusus pada sela jari
- Suhu air yang digunakan antara 29,5 - 30° C
- Jangan menggunakan alas pemanas dan botol berisi air panas
- Periksa kaki setiap hari
- Jika kaki kering, gunakan pelembab dan jika lembab pakai bedak
5. Terapi Insulin
Indikasi:
- Ketoasidosis, koma hiperosmolar dan asidosis laktat
- Stres berat (infeksi sistemik, operasi berat)
- BB menurun dengan cepat
- Kehamilan/DM gestasional yg tidak terkendali dg perencanaan makan
- Tidak berhasil dikelola dengan OHO dosis maksimal atau ada kontra indikasi
dengan OHO
Teknik Penyuntikan Insulin Mandiri:
- Dengan satu tangan, lakukan fiksasi kulit dengan
meregangkannya atau memijat kulit membentuk daerah yang
cukup luas

- Ambil jarum suntik dengan tangan yang lain dan pegang


seperti memegang pensil. Tusukkan jarum suntik tegak lurus ke
dalam kulit

- Suntikkan insulin dengan menekan tangakai pendorong


samapi habis ( sampai tidak dapat ditekan lagi)

- Tarik jarum suntik keluar dari kulit. Tekankan segumpal


kapas di daerah penyuntikan selama beberapa detik

- Gunakan spuit sekali pakai dan buang pada container plastic


dengan penutup ( yang bisa ditutup dengan erat ) seperti wadah
bekas larutan deterjen atau bahan pemutih

D. Komplikasi Diabetes Mellitus


Komplikasi Akut
Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seseorang meningkat atau menurun
dengan tajam dalam waktu relatif singkat. Kadar glukosa darah bisa menurun drastis jika
penderita menjalani diet yang terlalu ketat. Perubahan yang besar dan mendadak dapat
berakibat fatal.
Dalam komplikasi akut dikenal beberapa istilah sebagai berikut:
1. Hipoglikemia
Keadaan seseorang dengan kadar glukosa darah di bawah nilai normal. Gejala
hipoglikemia ditandai dengan munculnya rasa lapar, gemetar, mengeluarkan keringat,
berdebar-debar, pusing, gelisah, dan penderita bisa menjadi koma.
2. Ketoasidosis diabetik – koma
Diabetik yang diartikan sebagai keadaan tubuh yang sangat kekurangan insulin dan
bersifat mendadak akibat infeksi, lupa suntik insulin, pola makan yang terlalu bebas,
atau stres.
3. Koma hiperosmoler non ketotik
Diakibatkan adanya dehidrasi berat, hipotensi, dan shock. Karena itu, koma
hiperosmoler non ketotik diartikan sebagai keadaan tubuh tanpa penimbunan lemak
yang menyebabkan penderita menunjukkan pernapasan yang cepat dan dalam
(kusmaul).
4. Koma lakto asidosis
Keadaan tubuh dengan asam laktat yang tidak dapat diubah menjadi bikarbonat.
Akibatnya, kadar asam laktat dalam darah meningkat dan seseorang bisa mengalami
koma.

Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh darah yang akhirnya bisa
menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi ginjal, dan gangguan. Komplikasi
kronis sering dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang mengalami kelainan, seperti
kelainan di bagian mata (katarak, glaucoma, dan diabetic retinophaty); jantung
(atherosclerosis dan microangiopathy); urogenital,saraf (lesi pada satu syaraf, autonomic
neurophaty); ginjal (glomerulosklerosis); dan kulit (luka yang sukar sembuh) hingga
amputasi.

Anda mungkin juga menyukai