Anda di halaman 1dari 9

A.

VIRULENSI

Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya organisme yang
diperlukan untuk menimbulkan penyakit pada jangka waktu tertentu.
Virulensi berkaitan erat dengan infeksi dan penyakit: infeksi merujuk pada suatu situasi di mana
suatu mikroorganisme telah menetap dan tumbuh pada suatu inang, dalam hal ini mikrorganisme
tersebut dapat melukai atau tidak melukai inangnya. Virulensi virus ditentukan oleh empat faktor
yaitu sebagai berikut.

a. Keberadaan dan aktivitas reseptor pada permukaan inang yang memudahkan virus untuk
melekat.
b. Kemampuan virus menginfeksi sel.
c. Kecepatan replikasi virus dalam sel inang
d. Kemampuan sel inang dalam menahan serangan virus.

Virus yang menyebabkan penyakit pada manusia antara lain sebagai berikut :

 Influenza virus, penyebab penyakit influenza ( flu ). Virus ini menyerang sel – sel saluran

pernapasan bagian atas, gejala penyakit adalah demam, pillek, pusing , pegal dan batuk.

 Human Immunodeficiency virus ( HIV) penyebab AIDS yang mematikan, virus ini

menyerang sel – sel darah putih jenis limfosit T, gejala penyakitnya adalah gejala

gabungan beberapa jenis penyakit karena menurunnya kekebalan tubuh.

 Hepatitis Virus. Penyebab penyakit hepatitis B, virus ini menyerang sel – sel hati

sehingga menimbulkan gejala perut membesar dan tubuh penderita berwarna kuning.

 Ebola virus, penyebab penyakit yang mematikan, virus ini menyerang sel pertahanan

tubuh, gejala penyakit ebola demam yang disertai perdarahan

 Measles Virus, penyebab penyakit cacar, virus ini menyerang sel kullit dan

menimbulkan gejala awal sepeti demam, batuk, pilek, kemudian muncul luka cacar

mulai dari wajah kemudian keseluruh tubuh.

 Polio virus, penyebab penyakit polio, virus polio menyerang sel – sel pada sistem saraf

sehingga mengakibatkan kelumpuhan.


 Mumps Virus, penyebab penyakit gondong, virus gondong menyerang sel – sel kelenjar

ludah sehingga menimbulkan bengkak di belaang telinga

 Herpes simplex virus, penyebab penyakit herpes, virus ini menyerang membrane

mucus ( lendir ) di mulut, alat kelamin, dan kulit. Gejala penyakit ini adalah kulit

memerah dan muncul bintil seperti luka melepuh.

 Human Papilomavirus, penyebab penyakit kutil pada kulit. Human papilomavirus

menyerang sel – sel kulit dan dapat berkembang menjdi kanker, gejalanya adalah

adanya benjolan di kulit.


Kulit dan membrane mukosa ( misalnya pada membrane usus dan lambung )
merupakan lapisan pertahanan pertama terhadap virus, virus pada umumnya tiadak
dapat menginfekksi kulit, kecuali jika kulit terluka atau digigit hewan semisal anjing.

Sebagian besar virus masuk ke tubuh manusia melalui mulut dan hidung, sebagian
melalui kulit yang luka, jka ada virus yang masuk tubuh akan segera menyerangnya
sebagai berikut :

1. Cara yang pertama adalah sel darah putih atau fagosit akan segera memakan dan

merusak virus

2. Cara yang kedua adalah tubuh menghasilkan molekul protein yang disebut antibody.

Protein asing virus disebut antigen, jika antigen masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan

terpicu memproduksi antibody, antibody ini sangat spesifik dan menyerang hanya pada

antigen yang memicunya.


B. IMMUNITAS

Pengertian Imunitas (kekebalan tubuh)


Imunitas adalah kemampuan untuk melawan infeksi oleh patogen. Kekebalan aktif dihasilkan
dari respon kekebalan terhadap patogen dan pembentukan sel-sel memori. Kekebalan pasif
hasil dari transfer antibodi terhadap orang yang belum terkena patogen.

Apakah memberikan suntikan imunisasi untuk anak-anak adalah hal yang baik? Banyak, jika
tidak sebagian besar, anak-anak benci pergi ke dokter, karena sering identik dengan
mendapat suntikan imunisasi. Mengapa? Suntikan imunisasi benar-benar berisi patogen
lemah atau mati. Dan menempatkan sebagian dari patogen mati ke dalam tubuh Anda
adalah hal yang baik.

Imunitas
Memori Sel B dan sel T membantu melindungi tubuh dari infeksi ulang oleh patogen yang
menginfeksi tubuh di masa lalu. Mampu menahan patogen dengan cara ini disebut imunitas.
Imunitas dapat aktif atau pasif.

Imunitas aktif
Kekebalan aktif dihasilkan ketika respon kekebalan terhadap patogen menghasilkan sel
memori. Selama sel-sel memori dapat bertahan dari patogen akan dapat menyebabkan
infeksi serius di dalam tubuh. Beberapa sel memori berlangsung seumur hidup dan
memberikan kekebalan secara permanen.

Kekebalan aktif juga dapat dihasilkan dari imunisasi. Imunisasi adalah paparan disengaja
seseorang oleh patogen untuk memprovokasi respon kekebalan tubuh dan pembentukan
sel-sel memori khusus untuk patogen tersebut. Patogen sering disuntikkan. Namun, hanya
sebagian dari patogen, bentuk melemah dari patogen, atau patogen mati yang biasanya
digunakan. Hal ini menyebabkan respon imun tanpa membuat orang yang diimunisasi sakit.
Ini adalah bagaimana Anda kemungkinan besar menjadi kebal terhadap campak, gondok,
dan cacar air.

Imunitas pasif
Imunitas pasif terjadi ketika antibodi ditransfer ke orang yang belum pernah terkena patogen.
Imunitas pasif hanya berlangsung selama antibodi bertahan hidup dalam cairan tubuh. Ini
biasanya antara beberapa hari sampai beberapa bulan. Imunitas pasif dapat diperoleh oleh
janin melalui darah ibunya. Hal ini juga dapat diperoleh oleh bayi melalui ASI ibu. Anak-anak
yang lebih tua dan orang dewasa dapat memperoleh imunitas pasif melalui suntikan
antibodi.

Imunitas bawaan
Sistem kekebalan tubuh bawaan adalah jenis imunitas yang ada secara alami pada anak
pada saat lahir. Imunitas bawaan sebagai pelindung alami yang sudah ada dalam tubuh
manusia. Bagian pertama dan terpenting untuk mencegah masuknya mikroorganisme
berbahaya dalam tubuh manusia adalah kulit. Kulit bertindak sebagai penghalang masuknya
mikroorganisme berbahaya dalam banyak organ vital tubuh.

Sekresi alami dari tubuh kita juga membantu mencegah pertumbuhan mikroba dalam tubuh
kita. Sistem vital seperti pernapasan, pencernaan, urogenital dan pencegahan oleh lapisan
lendir dari lapisan epitel dari sistem ini. Cairan penting yang protektif dalam tubuh kita adalah
asam pada lambung, air liur di dalam mulut dan air mata dari mata. Sel darah putih hadir
dalam darah manusia juga melindungi tubuh dari berbagai infeksi. Makrofag dalam jaringan
membantu dalam penghancuran mikroba berbahaya masuk ke dalam tubuh.

Setiap orang dari kita menderita dari satu atau lain jenis infeksi virus dalam hidup kita. Sel-
sel yang terinfeksi virus memproduksi protein khusus yang disebut interferon untuk
melindungi sel sehat dari infeksi virus lebih lanjut.

Imunitas adaptif
Kekebalan yang diperoleh, juga disebut sistem imunitas adaptif, melibatkan dua proses.
Respon primer dihasilkan ketika tubuh kita bertemu dengan patogen untuk pertama kalinya.
Ini merupakan respon ringan yang diproduksi oleh tubuh kita. Respon sekunder dihasilkan
ketika tubuh kita bertemu patogen yang sama untuk kedua kalinya. Tanggapan sekunder ini
sangat intensif.

Respon ini diproduksi dalam tubuh kita dengan dua jenis limfosit dalam darah kita. Kedua
limfosit khusus B-limfosit dan T-limfosit. Setiap kali zat asing memasuki tubuh kita, B-limfosit
memproduksi protein untuk melawan mereka. Protein ini disebut imunoglobulin
atau antibodi. T-sel tidak menghasilkan protein tersebut, tetapi mereka membantu B-limfosit
untuk menghasilkan mereka. Ada banyak berbagai jenis antibodi yang diproduksi dalam
tubuh kita. Beberapa antibodi penting hadir dalam tubuh manusia adalah IgA, IgM, IgE dan
IgG.
Komponen utama sistem imunitas meliputi:

1. Kelenjar getah bening: struktur kecil, berbentuk kacang yang memproduksi dan

menyimpan sel-sel yang melawan infeksi dan penyakit dan merupakan bagian dari

sistem limfatik – yang terdiri dari sumsum tulang, limpa, timus, dan kelenjar getah

bening. Kelenjar getah bening juga mengandung getah bening, cairan bening yang

membawa sel-sel ke bagian tubuh yang berbeda. Ketika tubuh melawan infeksi, kelenjar

getah bening bisa membesar dan terasa perih.

2. Limpa: organ limfatik terbesar dalam tubuh mengandung sel-sel darah putih yang

melawan infeksi atau penyakit. Limpa juga membantu mengontrol jumlah darah dalam

tubuh dan membuang sel-sel darah tua atau rusak.

3. Sumsum Tulang: Jaringan kuning di tengah tulang menghasilkan sel darah putih.

4. Limfosit: sel darah putih ini kecil memainkan peran besar dalam mempertahankan tubuh

terhadap penyakit. Kedua jenis limfosit merupakan B-sel, yang membuat antibodi yang
menyerang bakteri dan racun, dan T-sel, yang membantu menghancurkan sel yang

terinfeksi atau kanker. T-sel Killer adalah sub-kelompok sel-T yang membunuh sel yang

terinfeksi virus dan patogen lainnya atau rusak. T-helper sel membantu menentukan

respon imun tubuh yang dibuat untuk patogen tertentu.

5. Timus: organ kecil sinilah T-sel matang.

6. Leukosit: sel darah putih ini bahwa mengidentifikasi dan menghilangkan patogen adalah

lengan kedua dari sistem kekebalan tubuh bawaan. Leukosit bawaan termasuk fagosit

(makrofag, neutrofil, dan sel dendritik), mastosit, eosinofil, basofil, dan sel-sel pembunuh

alami.

C. PATOGENESIS
Pengertian Patogenesis adalah proses dimana mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan suatu
penyakit. Infeksi adalahinvasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan
inang. Infeksi berbeda dengan penyakit. Kapasitas bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada
patogenitasnya. Dengan kriteria ini, bakteri dikelompokan menjadi 3, yaitu agen penyebab penyakit,
patogen oportunistik, nonpatogen.
Agen penyebab penyakit adalah bakteri patogen yang menyebabkan suatu penyakit (contohnya Salmonella
spp.). Patogen oportunistik adalah bakteri yang berkemampuan sebagai patogen ketika mekanisme
pertahanan inang diperlemah (contoh E. coli menginfeksi saluran urin ketika sistem pertahanan inang
dikompromikan (diperlemah). Nonpatogen adalah bakteri yang tidak pernah menjadi patogen. Namun
bakteri nonpatogen dapat menjadi patogen karena kemampuan adaptasi terhadap efek mematikan terapi
modern seperti kemoterapi, imunoterapi, dan mekanisme resistensi. Bakteri tanah Serratia marcescens yang
semula nonpatogen, berubah menjadi patogen yang menyebabkan pneumonia, infeksi saluran urin, dan
bakteremia pada inang terkompromi.

D. INFEKSI
Infeksi merupakan proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme ke dalam tubuh (seperti bakteri,
virus, jamur, dan parasit), yang saat dalam keadaan normal, mikroorganisme tersebut tidak terdapat di
dalam tubuh. Sebenarnya, di beberapa tempat dalam tubuh kita pun, seperti di dalam mulut atau usus,
terdapat banyak mikroorganisme yang hidup secara alamiah dan biasanya tidak menyebabkan infeksi.
Namun, dalam beberapa kondisi, beberapa mikroorganisme tersebut juga dapat menyebabkan penyakit.
Bakteri, virus, jamur, dan parasit memiliki berbagai cara untuk masuk ke dalam tubuh. Cara penularannya dibagi
menjadi kontak langsung dan tidak langsung. Kontak langsung terdiri atas penyebaran orang ke orang (misalnya dari
bersin, kontak seksual, atau semacamnya), hewan ke orang (gigitan atau cakaran binatang, kutu dari binatang
peliharaan), atau dari ibu hamil ke anaknya yang belum lahir melalui plasenta. Kontak tidak langsung terdiri atas
gigitan serangga yang hanya menjadi pembawa dari mikroorganisme atau vektor (seperti nyamuk, lalat, kutu,
tungau) dan kontaminasi air atau makanan.
Setelah masuk ke dalam tubuh, mikroorganisme tersebut mengakibatkan beberapa perubahan. Mikroorganisme
tersebut memperbanyak diri dengan caranya masing-masing dan menyebabkan cedera jaringan dengan berbagai
mekanisme yang mereka punya, seperti mengeluarkan toksin, mengganggu DNA sel normal, dan sebagainya.

GEJALA
Gejala dari infeksi bervariasi, bahkan ada sebuah kondisi dimana infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala dan sub
klinis. Gejala yang ditimbulkan kadang bersifat lokal (di tempat masuknya mikroorganisme) atau sistemik
(menyebar ke seluruh tubuh). Gejala paling umum dirasakan oleh orang yang terkena infeksi adalah demam. Berikut
adalah beberapa gejala yang timbul berdasarkan penyebabnya.
 Bakteri: Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri bervariasi tergantung bagian tubuh mana yang diinfeksi.
Namun, gejala paling umum adalah demam. Jika seseorang terkena infeksi bakteri di tenggorokan, maka ia akan
merasakan nyeri tenggorokan, batuk, dan sebagainya. Jika mengalami infeksi bakteri di pencernaan, maka ia akan
merasakan gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, mual, atau muntah. Dan jika mengalami infeksi pada
saluran kemih, maka ia akan merasakan keinginan buang air kecil (BAK) yang terus menerus, BAK tidak puas, atau
bahkan nyeri saat BAK.
 Virus: Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi tergantung dari tipe virus, bagian tubuh yang terinfeksi, usia dan
riwayat penyakit pasien, dan faktor lainnya. Gejala dari infeksi virus dapat mempengaruhi hampir seluruh bagian
tubuh. Gejala yang biasanya ditimbulkan antara lain gejala seperti flu (demam, mudah lelah, nyeri tenggorokan,
nyeri kepala, batuk, pegal-pegal, dan sebagainya), gangguan pencernaan (diare, mual, muntah,
dsb), rash (kemerahan di kulit), bersin-bersin, malaise, hidung berair dan tersumbat, pembesaran kelanjar getah
bening (KGB), pembengkakan tonsil, atau bahkan turunnya berat badan.
 Jamur: Kebanyakan jamur menginfeksi kulit, meskipun terdapat bagian tubuh lain yang dapat terinfeksi seperti
paru-paru dan otak. Gejala infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur antara lain gatal, kemerahan, kadang terdapat
rasa terbakar, kulit bersisik, dan sebagainya. Gejala lainnya tergantung dari tempat yang terinfeksi.
 Parasit: Kebanyakan dari infeksi parasit menyebabkan gejala pencernaan. Gejala spesifik berdasarkan jenis
infeksinya antara lain:
 Malaria: penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan diperantarai oleh nyamuk. Gejala yang sering
muncul antara lain demam, menggigil, dan penyakit seperti flu.
 Trichomoniasis: penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual. Gejala yang sering muncul antara lain
gatal, kemerahan, iritasi, atau cairan tidak wajar yang terdapat dari area genital.
 Giardiasis: infeksi saluran pencernaan. Gejala yang sering muncul antara lain diare, gas, gangguan lambung,
feses yang berlendir, dan dehidrasi.
 Toksoplasmosis: gejala yang sering muncul seperti flu, kelenjar getah bening yang membengkak dan nyeri,
nyeri otot yang berlangusng selama lebih dari sebulan.

PENYEBAB
Penyebab infeksi bermacam-macam, mulai dari bakteri, virus, jamur, hingga parasit. Berikut adalah penjelasan
macam-macam infeksi yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme.
 Bakteri: Bakteri merupakan organisme yang memilki satu sel. Salah satu cara bakteri untuk menginfeksi tubuh
adalah dengan mengeluarkan toksin (racun) yand dapat merusak jaringan tubuh. Bakteri dapat menyebabkan infeksi
tenggorokan, infeksi saluran pencernaan, infeksi pernapasan (seperti TBC), infeksi saluran kemih, hingga infeksi
genital. Terdapat empat kelompok bakteri yang dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya: Bacilli, cocci,
spirochaetes, dan vibrio.
 Bacilli berbentuk batang dengan panjang sekitar 0,03 mm. Penyakit yang biasanya disebabkan oleh bakteri
berbentuk bacilli antara lain tifoid dan sistitis.
 Cocci berbentuk bulatan dengan diameter sekitar 0,001 mm. Bakteri berbentuk cocci biasanya membentuk
kelompok-kelompok seperti berpasangan, membentuk garis panjang, atau berkumpul seperti anggur.
Penyakit yang biasanya disebabkan oleh bakteri cocci antara lain infeksi stafilokokus dan gonorrhea.
 Spirochaetes berbentuk seperti spiral. Bakteri ini menyebabkan penyakit sifilis.
 Vibrio berbentuk seperti koma. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera.
 Virus: Virus berukuran lebih kecil dari bakteri dan membutuhkan host, seperti orang, tanaman, atau hewan, untuk
bermultiplikasi. Saat virus masuk ke dalam tubuh, biasanya ia menginvasi sel tubuh yang normal dan mengambil
alih sel untuk memproduksi virus lainnya.Virus dapat menyebabkan penyakit yang paling ringan seperti common
cold hingga sangat berat seperti AIDS. Seperti bakteri, terdapat berbagai bentuk virus yang dapat menyebabkan
berbagai penyakit. Bentuk-bentuk virus tersebut antara lain:
 Icosahedral: Lapisan luarnya terdiri atas 20 sisi datar yang memberikan bentuk seperti bola. Icosahedral
merupakan bentuk yang dimiliki oleh kebanyakan virus.
 Helical: Lapisan luarnya membentuk seperti batang,
 Enveloped: Lapisan luarnya terbungkus oleh membran yang longgar, yang dapat berubah-ubah bentuk
namun biasanya sering terlihat seperti bola.
 Kompleks: Tidak memiliki lapisan luar, tapi intinya terlapisi.
 Jamur: Jamur merupakan organisme primitif yang dapat hidup di udara, tanah, tanaman, atau di dalam air.
Beberapa jamur juga hidup di dalam tubuh manusia. Infeksi jamur biasanya tidak bahaya, namun beberapa dapat
mengancam kehidupan. Jamur merupakan penyebab banyak penyakit kulit. Penyakit lain yang disebabkan oleh
jamur antara lain infeksi di paru-paru dan sistem saraf. Jamur dapat menyebar jika seseorang menghirup spora atau
menempel langsung di kulit. Seseorang juga akan lebih mudah terkena jamur jika sistem imunnya sedang lemah atau
sedang meminum antibiotik.
 Parasit: Parasit merupakan mikroorganisme yang membutuhkan organisme atau host lainnya untuk bertahan.
Beberapa parasit tidak mempengaruhi host yang ia tinggali, sedangkan beberapa lainnya mengalami pertumbuhan,
reproduksi, dan bahkan mengelurkan toksin (racun) yang menybabkan host mengalami infeksi parasit. Infeksi
parasit disebabkan oleh 3 jenis organisme: protozoa, helminth (cacing), dan ektoparasit.
 Protozoa merupakan organisme yang hanya mempunyai satu sel yang dapat hidup dan bermultiplikasi di
dalam tubuh manusia. Infeksi yang disebabkan oleh protozoa antara lain giardiasis, yaitu infeksi pencernaan
yang dapat terjadi akibat meminum air yang terinfeksi oleh protozoa,
 Helminth marupakan organisme yang memiliki banyak sel (multi sel) yang biasanya dikenal dengan nama
cacing. Terdapat berbagai jenis cacing yang dapat menginfeksi manusia,
sepertiflatworm, tapeworm, ringworm, dan roundworm.
 Ektoparasit merupakan organisme yang juga memilikibanuak sel yang biasanya hidup atau makan dari kulit
manusia, seperti nyamuk, lalat, kutu, atau tungau.

PENGOBATAN
Bakteri: pengobatan bakteri adalah antibiotik. Namun, antibiotik tidak dapat digunakan begitu saja. Saat seseorang
meminum antibiotik, maka ia harus mengikuti petunjuk yang diberikan dengan sangat hati-hati. Karena jika kita
tidak memiliki perilaku minum antibiotik yang baik, suatu saat bakteri yang ingin kita hancurkan sudah terlanjur
resisten dengan antibiotik yang kita minum.
Virus: Beberapa infeksi virus biasanya dapat dicegah dengan vaksinasi (seperti campak, hepatitis, dan sebagainya).
Antivirus juga biasanya digunakan dalam mengobati infeksi virus, namun antivirus biasanya hanya efektif
digunakan untuk beberapa infeksi, seperti herpes, hepatitis B dan C, dan HIV. Infeksi virus ringan sebenarnya
bersifat self-limited, atau dapat sembuh dengan sendirinya. Hanya saja seseorang harus memiliki daya tahan tubuh
yang kuat untuk melawan virus-virus tersebut. Antibiotik tidak pernah efektif untuk melawan virus.
Jamur: Jamur biasanya sulit untuk dibunuh. Untuk infeksi kulit dan kuku, terdapat pengobatan anti jamur topikal
yang dapat digunakan dengan cara dioleskan ke bagian tubuh yang terinfeksi. Namun, jika infeksi jamur meluas atau
serius, maka terdapat pengobatan anti jamur yang bisa diminum.
Parasit: Tidak semua parasit memiliki pengobatan. Pengobatan yang biasanya diberikan untuk orang-orang yang
terinfeksi parasit antara lain antiparasit, seperti antiamuba dan antimalaria.

Anda mungkin juga menyukai