Oleh
Preseptor:
dr. Rinang Mariko SpA (K)
1
Klasifikasi Dengue : WHO Saat ini vs Klasifikasi Baru
yang Disarankan untuk Aplikasi klinik yang Lebih Baik
Pendahuluan : Ada perdebatan mengenai klasifikasi dengue. Klasifikasi WHO
saat ini telah digunakan sejak tahun 70-an membagi dengue kedalam Demam
Dengue (DD), Demam Berdarah (DHF), Sindrom syok dengue (SSD). Pada tahun
2009, klasifikasi baru dengue diusulkan oleh WHO Tropic Disease Research
(TDR) yang dipublikasikan pada pedoman dengue WHO TDR 2009. Klasifikasi
baru ini membagi dengue mnjadi Dengue (D), dengue dengan tanda bahaya (DW)
dan Dengue Berat (SD).
Objektif : Membandingkan manajemen klinis yang efektif antara klasifikasi WHO
dan klasifikasi baru yg disarankan (TDR) dan untuk menilai 4 kriteria definisi
kasus DHF dari klasifikasi WHO untuk modifikasi yg mungkin dilakukan.
Metode dan Isi : Penelitian yang prospektif dari pasien suspek dengue yang
melapor ke unit Dengue, Queen Sirikit National Institute of Child Health
(QSNICH) antara Juni-Agustus 2009 telah dilakukan. Semua kasus
ditatalaaksana berdasarkan pedoman dengue nasional Thailand 2008. Diagnosis
akhir didasarkan pada klasifikasi WHO dengan konfirmasi dari hasil
laboratorium. Klasifikasi TDR telah diterapkan oleh penulis dengan
menggunakan data dari laporan kasus setiap pasien. Analisis statistik yang
membedakan data klinis dan laboratorium diantara setiap kelompok pasien
menggunakan SPSS versi 14.
Hasil : Total 274 pasien terkonfirmasi dengue dan 24 penyakit demam non-
dengue (ND) telah digunakan utk analisis. Ada sekitar 180 DF (65.7%), 53 DHF
grade I (19,3%), 19 DHF grade II (6.9%), 19 DHF grade III (6.9%) dan 3 DHF
grade IV (1.1%) yang dibagi oleh klasifikasi WHO ketika klasifikasi TDR
disarankan 85 D (31%), 160 DW (58,4%) dan 29 SD (10,6%). Setidaknya 1 dari
tanda bahaya dapat ditemukan pada 50% ND, 53,3% DF, 83 DHF grade I,
88,2% DHF grade II, 100% DHF grade III dan 100% pada DHF grade IV.
Muntah dan nyeri perut adalah 2 tanda bahaya umum yang ditemukan pada
kedua ND dan pasien dengue. Monitoring yang intensif dan terapi yang cermat
serta manajemen cairan IV dibutuhkan oleh 94 pasien DHF dibandingkan dengan
189 pasien DW dan SD oleh klasifikasi TDR baru. Ada 8 pasien SSD yang
memiliki AST > 1,000 U dan 1 pasien dengan ensefalopati. 8 pasien ini tidak
dapat diklasifikasikan dengan tepat. 1 pasien ND dengan pendarahan
gastrointestinal telah diklasifikasi sebagai SD. Pendarahan dan/atau tourniquet
positif telah ditemukan pada 69,7% pasien DHF. Kebocoran plasma dideteksi
dengan pemeriksaan hemokonsentrasi, Rontgen toraks (CXR) dan USG.
Hemokonsentrasi dapat mendeteksi kebocoran plasma dalam 44.7% dan CXR
dapat menambahkan bukti kebocoran plasma sampai 86,3%. USG adalah
pemeriksaan yang paling sensitif untuk kebocoran plasma hingga 100%. Platelet
< 100.000/mm3 ditemukan pada 93,5% pasien DHF.
Kesimpulan : Klasifikasi WHO direkomendasikan untuk tetap digunakan karena
klasifikasi TDR terbaru yg disarankan tersebut memerlukan 2 kali beban kerja
tenaga kesehatan. Sebagai tambahan, klasifikasi TDR memerlukan tes konfirmasi
dengue. Lebih dari 90% kasus DHF didefinisikan oleh WHO definisi
2
terkonfirmasi dengue. Bagaimanapun, klasifikasi WHO harus dimodifikasi
menjadi lebih sederhana dan mudah digunakan. Modifikasi yang disarankan
adalah untuk menjadikan kebocoran plasma sebagai kriteria Mayor. Test
tourniquet positif atau gejala pendarahan bisa dipertimbangkan sebagai kriteria
minor. Dengue yang tidak biasa diusulkan untuk ditambahkan pada klasifikasi
WHO untuk mewakili pasien-pasien yang tidak cocok memakai klasifikasi WHO.
Keyword : Klasifikasi WHO dengue, demam dengue, demam berdarah, sindrom
syok dengue, tanda-tanda bahaya
3
memungkinkan untuk klasifikasi WHO saat ini yang sudah digunakan secara
efektif dalam menurunkan CFR, terutama di Southeast Asia dan regional Wester
Pacific untuk lebih dari 3 dekade lamanya(8).
4
Kebocoran plasma ditentukan dalam sebagian besar kasus dengan
hemokonsentrasi (peningkatan Hct ≥ 20%) . Beberapa dari kasus, efusi pleura dan
asites dideteksi dengan pemeriksaan fisik, x-ray thoraks (right lateral decubitus
technique), USG, hipoalbuminemia (serum albumin ≤ 3,5 gm% atau perubahan
albumin ≥ 0,5 gm%) atau perubahan kolesterol ≥ 20 mg%). USG dilakukan pada
suspect DHF tanpa evidence adanya hemokonsentrasi atau efusi pleura melalui
CXR.
Klasifikasi TDR : dengue (D), dengue dengan warning sign (DW) dan
severe dengue (SD).
Hasil
Diagnosis
Ada 345 pasien dengan suspek dengue dibawa ke unit Dengue, QSNICH
antara Juni-Agustus 2009 dan 298 kasus dengan dengue komplit dengan diagnosis
serologis dan virologis yang memenuhi syarat untuk analisis. Ada 274 pasien
terkonfirmasi dengue dan 24 pasien dengan penyakit demam non-dengue. Ada
sekitar 180 DF (65.7%), 53 DHF grade I (19,3%), 19 DHF grade II (6.9%), 19
DHF grade III (6.9%) dan 3 DHF grade IV (1.1%) menurut klasifikasi WHO,
sementara klasifikasi TDR yg disarankan 85 D (31%), 160 DW (58,4%) dan 29
SD (10,6%). Antara 24 kasus non-dengue (ND), diagnosis klinis sebanyak 19 DF
dan 4 DHF grade I dan 1 DHF grade II dengan klasifikasi WHO sementara
5
menggunakan klasifikasi TDR 10 D, 13 DW, dan 1 SD. Perbandingan antara
diagnosis klasifikasi WHO dan TDR ditunjukkan pada tabel 1. Antara 180 kasus
DF terkonfirmasi yang mana dipertimbangkan menjadi ringan, TDR terklasifikasi
sebagai 105 DW dan 1 SD dan antara 19 kasus DF suspek non-dengue TDR
terklasifikasi sebagai 9D dan 10DW kasus (Tabel 2). Tidak ada kematian pada
penelitian ini.
Current WHO
Suggested DENCO
7%
4%
DF Dengue
16% 42%
DHF I 54%
77% DHF II Dengue with
Warning Sign
Data demografik
Rata-rata usia ND, DF, DHF masing-masing antara 6.7 ± 4.1, 8.3 ± 3.9
dan 9.3 ± 4.4 tahun (p=0.049). Rasio laki-laki dengan wanita masing-masing
yaitu 1.5 : 1, 1.3:1, dan 1:1.05 (p=0.383).
Serologis
Temuan serologi pada pasien dengue yaitu 16.1% primer, 77.7% sekunder,
1.8% infeksi dengue akut, 3% diagnosis tanpa serologis dan 1,7% dengue dengan
6
serologis negatif. 75, 80.6 dan 90.9% pasien DF, DHF dan DSS memiliki masing-
masing infeksi dengue sekunder (p=0.783) (gambar 3).
Serotipe
Ada 77.4% serotipe dengue teridentifikasi dari 212 pasien dengue sebagai
110 dengue 1 (52.1%), 36 dengue 2 (17.1%), 55 dengue 3 (26.1%) dan 10 dengue
4 (4.7%) (gbr 3). Dengue 1, 2 dan 3 telah diidentifikasi dalam 1 pasien DF.
Dengue 4 telah ditemukan hanya pada 10 pasien dan 9 dari mereka (90%) DF
sementara 65.6, 55.6, dan 67.3% dengue 1, 2 dan 3 ditemukan pada pasien DF
(p=0.729). Pasien DSS telah ditemukan disebabkan 7.3% dengue 1, 11.1% dengue
2, 9.1% of dengue 3 dan tidak ada infeksi dengue 4.
Tanda Bahaya
Setidaknya satu dari tanda-tanda bahaya ditemukan dalam 50, 53.3, 83,
88.2. 100 dan 100% dari ND, DF, DHF pasien grade I. II, III dan IV, masing-
masing (p < 0.001) (Gbr. 4,5).
Nyeri perut atau gelisah ditemukan pada 15, 29.5, 45.8, 72.2 dan 73.7%
dari ND, DF, DHF grade I, II, III dan IV, masing-masing (p <0.001).
Muntah yang persisten ditemukan pada 40.9, 33.3, 63.3, 50, 57.9 dan
54.4% dari ND, DF DHF grade I, II, III dan IV, masing-masing (p = 0.008).
Akumulasi cairan klinis ditemukan pada 0, 0, 8, 20, 61.5 dan 29.4% dari
ND, DF, DHF grade I, II, III dan IV masing-masing (p <0.001).
Pendarahan mukosa ditemukan di 4.5, 16.6, 17, 37.5, 41.2 dan 100%
dari ND, DF, DHF grade I, II, III dan IV, masing-masing (p = 0,052).
Letargi ditemukan di 9.1, 2.5, 4.4, 67, 33.3 dan 100% dari ND, DF, DHF
grade I, II, III dan IV, masing-masing (p < 0.001).
Hepatomegali > 2 cm ditemukan pada 4.8, 1.9, 8.9, 26.7, 18.8 dan
66.7% dari ND, DF, DHF kelas I, II, III dan IV, masing-masing (p < 0.001).
7
Tabel 1. Perbandingan diagnosis Dengue antara Klasifikasi WHO dengan klasifikasi DENCO
dalam mengkonfirmasi kasus dengue
DHF DHF DHF DHF Total
DF Total
I II III IV DHF
(%) (%)
(%) (%) (%) (%) (%)
Dengue 74 10 1 0 0 11 85
Dengue dengan tanda bahaya 105 41 14 0 0 55 160
Dengue Berat 1 2 4 19 3 28 29
Total 180 53 19 19 3 94 274
Tabel 2. Perbandingan diagnosis Dengue antara Klasifikasi WHO dengan klasifikasi DENCO
dalam kasus non-dengue
DHF DHF DHF Total
DF DHF IV Total
I II III DHF
(%) (%) (%)
(%) (%) (%) (%)
Dengue 9 1 0 0 0 1 10
Dengue dengan tanda bahaya 10 3 0 0 0 3 13
Dengue Berat 0 0 1 0 0 1 1
Total 19 4 1 0 0 5 24
Non dengue
Dengue p-value Note
(%)
Tourniquet test 58.3 69.7 0.581
Plasma leakage 16.7 100 0.000
Hemoconcentration 4.2 44.7 0.000
Platelet ≤ 100.000 sel/mm3 41.7 93.5 0.000
Kebocoran plasma
Hemokonsentrasi
Peningkatan HCT > 20% ditemukan pada 4.2, 4.5, 37.7, 36.8, 63.2, 100
dan 44.7% di ND, DF, DHF kelas I, II, III, IV dan total pasien DHF (p < 0.001)
sdgkan hemokonsentrasi > 15-19.9% ditemukan pada 12.5, 19.4, 22.6, 36.8,
21.1% dalam ND, DF, DHF grade I, DHF grade II dan DHF grade III (p < 0.001)
(Gbr. 6).
8
Foto Polos
Rontgen toraks dilakukan pada 92 pasien (30.9% dari total pasien
penelitian) dan efusi pleura yang didokumentasikan pada 41.6% pasien DHF yang
tidak memiliki hemokonsentrasi > 20%.
Ultrasonografi
USG dilakukan pada kasus DHF yang tidak memiliki hemokonsentrasi,
tidak ada efusi pleura dengan rontgen toraks dan efusi pleura dan/atau asites yang
terdeteksi.
Hipooalbuminemia/Hipokolesterolemia
Rata-rata nilai albumin serum minimum dalam ND, DF dan DHF grade
I, II, III dan IV masing-masing adalah 4.53, 3.93, 3.50, 3,04, 2,52 dan 2.66 gm%
(p <0,001) Gambar. 7.
Rata-rata nilai kolesterol serum minimum dalam ND, DF dan DHF
grade I, II, III dan IV adalah 170.0, 168.3, 108.9, 81.5, 82.3 dan 33 mg% (p
<0,001) (Gambar 7).
3% Serologi Serotipe
2% 2% 5%
Primer
Dengue 1
16%
Sekunder 26% Dengue 2
52%
77% Dengue 3
Akut 17%
Dengue 4
9
100% 5.7 0 5.6 0 4.3
100% 0 0
10.6 15.7 12.8
90%
90% 18.9 29.1 22.2 33.3
80% 15.8 18.1 80% 37.5
43.4
44.4 39.1
54.1 51.7 20.8 21.1 70%
70%
60% 60%
36.8 24.5
50% 22.6 100 50%
46.5
40% 24.4 40% 29.2 72.2 66.7
29.2 63.2 30% 54.4
30%
44.7 20% 47.2 55.6
20% 37.7 36.8
10% 12.5 19.4 10% 12.5 15
4.2 4.5 0%
0%
10
Gbr. 10 AST dan ALT range
Trombositopenia
Jumlah trombosit terendah rata-rata di ND, DF dan DHF grade I, H, III
dan IV masing-masing adalah 108.174; 96.578; 63.098; 50.474; 46.700 dan
51.333 sel/mm3 (p <0,001). Jumlah trombosit < 100.000 sel/mm3 ditemukan pada
41.7, 60.6 dan 91.5% dari pasien ND, DF dan DHF. Jumlah trombosit < 50.000
sel/mm3 ditemukan pada 12.5, 15 dan 54.4%. pasien ND, DF dan DHF
(Gambar.8).
Leukopenia
Rata-rata WBC terendah di ND, DF dan DHF grade I, II, III dan IV
masing-masing adalah 3.098; 3,032; 3,253; 3.544; 3,523 dan 3,890 sel/mm3 (p =
0,551). Leukopenia ditemukan masing-masing 95.7, 92, 88.7, 77.8, 84.2 dan
100% dari ND, DF, DHF kelas I, II, III dan IV (p = 0.632).
Tes Tourniquet
Tes tourniquet positif ditemukan masing-masing 58.3, 68, 75.5, 66.7,
68.4 dan 100% pada ND, DF, DHF grade I, II, III dan IV (p = 0,581).
AST / ALT
Nilai rata-rata AST adalah 65, 101, 153, 146, 1,178 dan 2,832 di ND,
DF, DHF grade I, II, III dan IV (p <0,001) sedangkan nilai rata-rata ALT masing-
masing adalah 24, 51, 82, 57, 427 dan 1.131 di ND, DF, DHF grade I, II,III dan
IV (p < 0.001) (Gambar. 9).
11
Nilai AST normal ditemukan di 90.5, 56.9, 50, 58.8, 33.3 dan 0 di ND,
DF, DHF kelas I, II, III dan IV masing-masing. Peningkatan AST di hampir
semua pasien dengue biasanya < 200 U. Enam DHF grade III dan 2 DHF grade IV
memiliki AST > l,000 U. (Gambar. 10).
Nilai ALT normal ditemukan pada 100, 98.9, 84.6, 94.1, 50 dan 33.3%
di ND, DF, DHF grade I, II, III dan IV masing-masing. Peningkatan ALT di
hampir semua pasien dengue biasanya <200 U. Enam DHF grade III dan 2 DHF
grade IV memiliki ALT> 1.000 U. (Gambar 10).
Tatalaksana Gbr. 11
Cairan IV diberikan pada 68,1% pasien dengue: 28% untuk DF, 58.5%
untuk DHF grade I, 64,7% untuk DHF grade II, 100% untuk pasien DSS
sementara pasien ND mendapatkan cairan IV pada 33,3%. Dextran-40 diberikan
masing-masing pada 17% pasien DHF; 9.4, 17.7, 36.8 dan 33.3% dari DHF grade
I, II, III dan IV. Darah ditransfusikan pada 8.5% pasien DHF: 16.2 dan 26.3%
DHF grade II dan III. Satu pasien ND mendapatkan transfusi darah untuk
perdarahan saluran cerna bagian atas. Trombosit konsentrat diberikan pada 2
pasien DHF: DHF grade II dan III yang juga mendapatkan transfusi darah.
Diskusi
Persentase penderita dengue di Indonesia berdasarkan penelitian ini
sangat tinggi, 92% dengan 2 kriteria tes tourniquet positif atau perdarahan dan
leukopenia dengan nilai prediksi positif yang lebih baik untuk infeksi dengue(10) +
trombositopenia termasuk dengue berdasarkan 2 kombinasi dari tanda dan gejala
kriteria WHO untuk kemungkinan demam berdarah; sakit kepala, nyeri retro-
orbital, mialgia, artralgia, ruam, leukopenia, dan manifestasi perdarahan.
Meningkatnya kesadaran penyakit dengue di kalangan populasi umum telah
membuat persentase DF dianggap termasuk penyakit ringan sangat tinggi (65,7%)
dibandingkan dengan observasi sebelumnya di QSNICH, 10.7% pada 1982-1986
(80-an) dan 19% antara 1995-1999 (90-an). Manajemen kasus dengue yang lebih
baik dengan pedoman dengue nasional yang diperbarui untuk semua tingkat
pelayanan kesehatan (1999) telah membuat persentase pasien dengan syok
menurun hingga 8% dalam penelitian ini dibandingkan dengan persentase 66.6%
12
dan 24.7% syok pada tahun 80an dan 90an.(11) Case fatality rate (CFR)/Angka
Kejadian Fatal (AKF) pada QSNICH di tahun 80-an dan 90an masing-masing
adalah 1.36 dan 0.2%, sementara pada tahun 2009 AKF 0.63%. Alasan tingginya
AKF adalah karena semua kasus kematian adalah kasus yang berat/rumit. AKF
yang terjadi pada perjalanan pasien dengue di QSNICH adalah 0. AKF Nasional
adalah 1.0%, 0.66% dan 0.13% masing-masing pada tahun 1980, 1990 dan 2009.
(12)
120
100 100
100
80 68.1
64.7
58.5
60
33 36.8 33.3
40 28 26.3
17.7
16.2 17
20 9.4 8.5
4.2
0 0 0 0 0
0
Non Dengue DF DHF I DHF II DHF III DHF IV Total DHF
13
kriteria berikut ditemukan dengan kemungkinan kasus dengue: 23 kasus
leukopenia, 14 tes tourniquet positif, 12 kasus dengan ruam kulit (rash), 5 kasus
dengan nyeri kepala, 3 kasus dengan trombositopenia, 3 kasus dengan mialgia dan
1 kasus dengan arthralgia. Klasifikasi WHO saat ini tidak melewatkan kasus-
kasus DHF berat dan overdiagnosis 19 DF dan 5 DHF (8,1%).
Dalam penelitian ini, 103 kasus memenuhi kriteria klinis DHF/DSS (98
dengue dan 5 kasus non-dengue), yaitu 34,6% dari total dugaan kasus dengue
beresiko untuk penyakit berat dan membutuhkan monitoring ketat. Sebaliknya,
klasifikasi TDR mengidentifikasi 217 kasus DW dan SD (203 dengue dan 14
kasus non-dengue, 72,8% dari pasien yang diduga dengue) yang membutuhkan
monitoring ketat sesuai dengan pedoman baru.
14
tatalaksana cairan IV. Maka sejumlah besar pasien yang didiagnosis sebagai
dengue akan menerima cairan IV yang tidak perlu dengan klasifikasi TDR ini
seperti yang direkomendasikan dalam Dengue WHO/TDR edisi 2009 yang baru,
pedoman untuk diagnosis, pengobatan, pencegahan dan pengendalian.
Observasi/penerimaan yang tidak perlu akan meningkatkan beban kerja di rumah
sakit di sebagian besar negara endemik dengue yang kekurangan sumber daya.
Sebagai akibat dari beban kerja, kualitas layanan, pemantauan mungkin lebih
rendah dan kasus yang parah mungkin terlewatkan jika tidak ada cukup personel
untuk menangani peningkatan jumlah pasien yang diduga menderita dengue.
Selain inflasi kasus dengue, lebih banyak komplikasi kelebihan cairan juga akan
meningkat dalam kasus DHF dan dapat menyebabkan kematian dalam beberapa
kasus karena kelebihan cairan yg merupakan salah satu penyebab utama kematian
pada pasien DHF di Thailand.
15
besar dokter berpendapat bahwa hal ini tidak akan membantu dalam triase klinis
pasien. Lebih dicurigai pasien dengue dengan tanda-tanda bahaya, setidaknya 2
kali seperti dalam penelitian ini akan ditemukan dan diamati/dirawat di rumah
sakit untuk pemantauan ketat dan mungkin pemberian cairan IV. Kemungkinan
beban kerja tenaga kesehatan yang sudah bekerja keras di Unit Dengue di
QSNICH menjadi berlipat ganda jika menggunakan klasifikasi TDR baru.
16
yang terbaru. Secara umum, kombinasi leukopenia dan tes tourniquet positif
terbukti mempunyai nilai prediksi positif (PPV/positive predictive values) yang
tinggi(11,15).
Ada 8 pasien; 6 DHF grade III dan 2 DHF grade IV dengan peningkatan
AST > 1.000 U. Di antara kasus-kasus ini dengan peningkatan AST yang jelas,
satu DHF grade IV (AST > 5.000 U) dengan ensefalopati dan pulih sepenuhnya
dengan perawatan suportif dan simptomatik.
Kesimpulan
17
dan beberapa dari mereka mungkin iya atau juga tidak memiliki manifestasi
perdarahan dan/atau jumlah trombosit ≤ 100.000 sel/mm3 seperti yang ditemukan
dalam studi saat ini. Klasifikasi WHO saat ini, yang menekankan kebocoran
plasma membantu dalam triase klinis pasien, perlu dimodifikasi agar lebih
sederhana dan mudah digunakan. Modifikasi yang disarankan adalah untuk
mengatasi kebocoran plasma sebagai kriteria mayor. Tes tourniquet positif atau
perdarahan dan trombositopenia dapat dianggap sebagai kriteria minor. Dengue
yang jarang diusulkan untuk ditambahkan mewakili pasien yang tidak memenuhi
kriteria klasifikasi WHO saat ini.
Tidak ada
Referensi
18
7. WHO/TDR. Dengue, guidelines for diagnosis, treatment, prevention and
control. Geneva: WHO; 2009.
8. Kalayanarooj S. Standardized clinical management: evidence of reduction
of dengue hemorrhagic fever case-fatality rate in Thailand. Dengue
Bulletin 1999; 23:10-16.
9. Kalayanarooj S, Nimmannitya S. Guidelines for dengue case management.
Nonthaburi: Ministry of Public Heahh, Thailand; 2008. (in Thai)
10. Kalayanarooj S, Chansiriwongs V, Nimmannitya S. Dengue patients at the
Children's Hospital, Bangkok: a 5-year review. Dengue Bull 2002; 26
11. Kalayanarooj S, Nimmannitya S, Suntayakorn S, Vaughn DW, Nisalak A,
Green S, et al. Can doctors make an accurate diagnosis of dengue? Dengue
Buin999;23: 1-9.
12. Bureau of Epidemiology. Annual report of the bureau of epidemiology
year 1980, 1990 and 2009. Nonthaburi: Bureau of Epidemiology,
Department of Disease Control, Ministry of Public Health
13. Srikiatkhachorn A, Gibbons RV, Green S, Libraty DH, Thomas SJ, Endy
TP, et al. Dengue hemonhagic fever: the sensitivity and specificity of the
world health organization definition for identification of severe cases of
dengue in Thailand, 1994-2005. Clin Infect Dis 2010; 50:1135-43.
14. Srikiatkhachorn A, Krautrachue A, Ratanaprakarn W, Wongtapradit L,
Nithipanya N, Kalayanarooj S, et al. Natural history of plasma leakage in
dengue hemorrhagic fever; a serial ultrasonographic study. Pediatr Infect
Dis J 2007; 26: 283-90.
15. Kalayanarooj S, Vaughn DW, Nimmannitya S, Green S, Suntayakorn S,
Kunentrasai N, et al. Early clinical and laboratory indicators of acute
dengue illness. J Infect Dis 1997; 176:313-21.
16. Chongsrisawat V, Hutagalung Y, Poovorawan Y. Liver function test
results and outcomes in children with acute liver failure due to dengue
infection. Southeast Asian J Trop Med Public Health 2009; 40:47-53.
17. Chhina DK, Goyal O, Goyal P, Kumar R, Puri S, Chhina RS. Liver
function tests in patients with dengue viral infection. Dengue Bull 2(J08;
32:110-17.
19