Penulis:
Listiawati
Hafidz Hanafiah
Khaeruman
PENERBIT:
CV. AA. RIZKY
2018
i
Undang-undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Pasal 72
ii
PARIWISATA DAN KEWIRAUSAHAAN
BANTEN
Penulis :
Listiawati
Hafidz Hanafiah
Khaeruman
ISBN : 978-602-52988-1-3
Editor :
Encep Saefullah
Penyunting :
Khaerul Ikhwan
Penerbit:
CV. AA. Rizky
Jl. Raya Ciruas Petir, Komplek Puri Citra Blok B2 No. 34
Kecamatan Walantaka , Kota Serang - Banten, 42183
Hp. 081906050622
Email: aa.rizkypress@gmail.com
iii
Terbang tinggilah garudaku.
Kepakan sayapmu terus menerus,
hanya dengan itu sayapmu akan bertambah besar dan kuat.
Waktumu cukup cukup leluasa untuk mengarungi
birunya angkasa dan putihnya awan.
Semakin tinggi terbangmu, akan semakin tajam
penglihatanmu,dan semakin bijaksana melihat bumi.
Yakinlah suatu saat bulumu akan menjadi emas.
iv
PR A K AT A P EN ULI S
L is tia w a ti
Listiawati
v
PR A K AT A P EN ULI S
H a fid z H a n a fia h
Hafidz Hanafiah
vi
PR A K AT A P EN ULI S
K h a e ru m a n
Khaeruman
vii
D AFT AR I SI
BAB 1
PENDAHULUAN ................................................................................... 1
BAB 2
KONSEP PARIWISATA ....................................................................... 5
A. Sejarah Pariwisata ............................................................................. 5
B. Kondisi Pariwisata Internasio nal.................................................... 10
C. Sejarah Pariwisata Di Indonesia ..................................................... 13
D. Perkembangan Pariwisata Di Provinsi Banten ............................. 16
BAB 3
DEFINISI DAN TREN PARIWISATA .............................................. 19
A. Pengertian Pariwisata ....................................................................... 19
B. Jenis-jenis Pariwisata ........................................................................ 20
C. Pariwisata Ditinjau Dari Aspek Antologi, Aspek Epistimologi,
dan Aspek Aksiologi......................................................................... 22
D. Tren Pariwisata .................................................................................. 26
E. Tahapan-Tahapan Pembangunan Pariwisata Pusaka ................. 29
F. Hal-hal yang Harus Diantisipasi sebagai Dampak Kegiatan
Pariwisata Pusaka ............................................................................. 30
BAB 4
PENGEMBANGAN BISNIS PARIWISATA .................................... 37
A. Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Wisata .................... 37
B. Strategi Pengembangan Bisnis Tempat Wisata ............................. 40
C. Pengembangan Ecotourism ............................................................... 45
D. Isu dan Trend Pengembangan Pariwisata ..................................... 47
viii
BAB 5
PEMASARAN PARIWISATA ............................................................. 53
A. Bauran Pemasaran Pariwisata ......................................................... 53
B. Pengembangan Produk Pariwisata ................................................. 57
C. Kualitas Produk, Kepuasan Wisatawan dan Keputusan
Berkunjung Kembali ke Destinasi Wisata ...................................... 58
D. Digital Marketing Pariwisata sebagai WOM serta Referensi
Pariwisata ........................................................................................... 61
BAB 6
PARIWISATA BANTEN ....................................................................... 65
A. Produk Ikonik .................................................................................... 65
B. Studi Kasus Produk Ikonik Pariwisata Kota Serang Provinsi
Banten.................................................................................................. 66
BAB 7
PARIWISATA DAN KEWIRAUSAHAAN ....................................... 97
A. Bisnis Tour dan Travel Agen ........................................................... 99
B. Biro Perjalanan Wisata atau Travel Agen ...................................... 113
C. Agen Perjalanan dan Pemasaran Paket Wisata ............................. 115
D. Estimasi Biaya Agen Perjalanan dan Pariwisata .......................... 117
BAB 8
PERAN PEMERINTAH, PELAKU USAHA, PENGUNJUNG
PARIWISATA DAN KEWIRAUSAHAAN ....................................... 125
A. Peran Pemerintah dalam Memajukan Pariwisata dan
Kewirausahaan. ................................................................................. 125
B. Peran Pelaku Usaha Pariwisata, Agent Tour dan Travel dalam
Memajukan Pariwisata dan Kewirausahaan ................................. 127
C. Pariwisata Sebagai Upaya Mengasah Jiwa Wirausaha ................ 131
D. Pembelajaran Kewirausahaan Pariwisata dan Kewirausahaan . 139
E. Pesan dan Kesan dalam Memajukan Pariwisata dan
Kewirausahaan .................................................................................. 141
ix
D AFT AR T AB E L
x
D AFT AR G AM B AR
xi
BAB 1 Pendahuluan
PEN D AH UL UA N
1
BAB 1 Pendahuluan
2
BAB 1 Pendahuluan
3
BAB 1 Pendahuluan
---oo0oo---
4
BAB 2 Konsep Pariwisata
KO N S EP P AR I W ISAT A
A. Sejarah Pariwisata
Istilah pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu terdiri
dari suku kata “pari” berarti berkeliling atau bersama, dan suku kata
“wisata” berarti perjalanan. Sehingga pariwisata dapat diartikan
sebagai perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian wisata adalah
bepergian secara bersama -sama dengan tujuan untuk bersenang -
senang, menambah pengetahuan, dan lain -lain. Selain itu dapat
diartikan dengan bertamasya atau piknik.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang
Kepariwisataan, pariwisata adalah segala macam kegiatan wisata
yang dilayani oleh pemerintah, masyarakat, atau pengusaha beserta
dengan fasilitasnya. Sedangkan menurut WTO atau World Tourism
Organization, Pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan
perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan
kesehariannya.
Pariwisata dapat disimpulkan sebagai suatu perjalanan yang
dilakukan baik untuk rekreasi atau liburan serta p ersiapan lainnya
yang dilakukan agar aktivitas tersebut berjalan sesuai rencana.
Sedangkan industri pariwisata merupakan suatu industri jasa yang
menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat
tinggal, makanan, minuman dan jasa bersangkutan lainnya seperti
bank, asuransi, keamanan dan lain lain. Serta menawarkan tempat
istirahat, budaya, pelarian, petualangan, pengalaman baru dan
berbeda lainnya.
Sejarah perkembangan pariwisata dunia secara umum dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu : (1) Tahap Jaman Pra Sejarah
atau Prehistory, (2) Tahap Jaman Sejarah, dan (3) Tahap Jaman Setelah
Sejarah atau Post History.
(1) Tahap Jaman Sejarah (Sebelum Tahun 1920)
Pada tahap ini sejarah perkembangan pariwisata dunia sudah
dimulai sejak jaman primitif y aitu dilakukan oleh bangsa primitif
dengan melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain
5
BAB 2 Konsep Pariwisata
6
BAB 2 Konsep Pariwisata
7
BAB 2 Konsep Pariwisata
8
BAB 2 Konsep Pariwisata
9
BAB 2 Konsep Pariwisata
10
BAB 2 Konsep Pariwisata
11
BAB 2 Konsep Pariwisata
12
BAB 2 Konsep Pariwisata
13
BAB 2 Konsep Pariwisata
14
BAB 2 Konsep Pariwisata
15
BAB 2 Konsep Pariwisata
16
BAB 2 Konsep Pariwisata
---oo0oo---
17
BAB 2 Konsep Pariwisata
18
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
D EFIN ISI D AN T R EN PA R IW IS AT A
A. Pengertian Pariwisata
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikemukakan bahwa
pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
perjalanan rekreasi. Istilah pariwisata dipakai sebagai pengganti kata
Turisme sebelum kata pariwisata diambil dari bahasa Sansekerta.
Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1959 dalam
Musyawarah Nasional Turisme II di Tretes, Jawa Timur.
Beberapa pakar mendefinisi pariwisata sebagai berikut dari
sudut pandang yang berbeda -beda :
a. Menurut Herman V. Schulalard, kepariwisataan merupakan
sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan
masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang -orang
asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.
b. Menurut E. Guyer Freuler, pariwisata dalam arti modern
merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas
kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang
sadar dan menumbuhkan kecintaan yang disebabkan oleh
pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat.
c. Menurut Prof. Salah W ahab, pariwisata itu merupakan suatu
aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat
pelayanan secara bergantian diantara orang -orang dalam suatu
negara itu sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang -
orang dari daerah lain (daerah terte ntu), suatu negara atau benua
untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka
ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia
memperoleh pekerjaan. Salah satu jenis industri baru yang
mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta
menstimulasi sektor -sektor produktif lainnya. Selanjutnya,
sebagai sektor yang kompleks pariwisata juga merealisasi
industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan
cinderamata, penginapan dan transportasi.
19
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
B. Jenis-jenis Pariwisata
Menurut (Richardson & Flucker, 2004), jenis -jenis pariwisata
sebagai berikut :
1. Petualangan Aktif (Active Adventure), contohnya :
a. Caving : kegiatan menyusuri goa
b. Parachute Jumping : kegiatan terjun dengan parasut atau
payung
20
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
21
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
22
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
23
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
24
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
arti luas (sebagaimana juga halnya ilmu -ilmu lainnya, yang tidak
bisa sepenuhnya berdiri sendiri). Pendekatan multidisiplin itu
memungkinkan ilmu pariwisata menjadi sangat luas dan
taksonominya tumbuh pesat.
Membangun ilmu pariwisata tentu memerlukan s uatu
metodologi penelitian tertentu. Metode -metode penelitian sosial
seperti eksploratif (exploratory research) dan metode membangun
teori (theory-building research) merupakan cara-cara yang tepat
digunakan untuk membangun ilmu pariwisata. Penelitian ilmu
pariwisata juga bisa dilaksanakan secara kuantitatif maupun
kualitatif, baik sinkronik maupun diakronik serta komparatif.
Metode lain yang sering digunakan dalam penelitian pariwisata
adalah metode deskriptif. Misalnya kajian terhadap proses -proses
perjalanan dan pertemuan dengan budaya yang berbeda di
daerah tujuan wisata dapat dilakukan dengan baik jika
menggunakan metode ini.
3. Aspek Aksiologi
Aksiologi merupakan aspek ilmu yang sangat penting. Ilmu
pariwisata jelas memberikan manfaat bagi kesejahte raan umat
manusia. Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu
bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya yang beragam, baik dalam bentuk pengalaman,
pencerahan, penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk
aktualisasi diri. Kontribusi pariwisata yang lebih kongkret bagi
kesejahteraan manusia dapat dilihat dari implikasi -implikasi
pergerakan wisatawan, seperti meningkatnya kegiatan ekonomi,
pemahaman terhadap budaya yang berbeda, pemanfaatan potensi
sumberdaya alam dan manu sia, dan seterusnya (Copeland, 1998).
Ilmu pariwisata juga memiliki manfaat akademis untuk
mengembangkan ilmu pariwisata itu sendiri, untuk memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya, untuk memberikan
penjelasan perkembangan terkini, dunia pariwisat a secara teoritik
kepada masyarakat, baik melalui kurikulum, bahan ajar, lembaga
penyelenggara, maupun penyempurnaan sistem pendidikannya
yang kini berlaku.
25
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
D. Tren Pariwisata
1. Pariwisata Pusaka
Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah.
Berdasarkan motivasi wisatawan serta atraksi yang terdapat di
daerah tujuan wisata maka kegiatan pariwisata dibedakan dalam dua
kelompok besar yaitu pariwisata yang bersifat massal dan pariwisata
minat khusus. Jika pada pariwisata jenis pertama lebih ditekankan
aspek kesenangan (leisure) maka pada tipe kedua penekanannya
adalah pada aspek pengalaman dan pengetahuan. Pariwisata Pusaka
adalah salah satu bentuk pariwisata minat khusus yang
menggabungkan berbagai jenis wisata (seperti wisata bahari, wisata
alam, wisata trekking, wisata budaya, wisata ziarah dan sebagainya)
ke dalam satu paket kegiatan yang bergantung pada sumber daya
alam dan budaya yang dimiliki oleh suatu daerah.
Pariwisata Pusaka atau heritage tourism biasanya disebut juga
dengan pariwisata pusaka budaya ( cultural and heritage tourism atau
cultural heritage tourism ) atau lebih spesifik disebut dengan pariwisata
26
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
pusaka budaya dan alam. Pusaka adalah segala sesuatu (bai k yang
bersifat materi maupun non materi) yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya yang ingin kita jaga keberadaan dan
keberlangsungannya. Dalam undang-undang negara kita, pusaka
yang bersifat material disebut sebagai Benda Cagar Budaya.
Pada pasal 1 UU RI No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar
Budaya mendefinisikan Benda Cagar Budaya sebagai :
a. Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa
kesatuan atau kelompok, atau bagian -bagiannya atau sisa-sisanya,
yang berumur sekurang -kurangnya 50 tahun, atau mewakili masa
gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang -kurangnya 50
tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan;
b. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah,
ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Jadi yang dimaksud dengan pusaka bisa berupa hasil
kebudayaan manusia maupun alam beserta isinya. Beberapa lembaga
telah mendefinisikan pariwisata pusaka dengan titik berat yang
berbeda-beda. Organisasi Wisata Dunia ( World Tourism Organization )
mendefinisikan pariwisata pusaka sebagai kegiatan untuk menikmati
sejarah, alam, peninggalan budaya manusia, kesenian, filosofi dan
pranata dari wilayah lain.
Berdasarkan berbagai definisi yang telah ada, maka dapatlah
disimpulkan bahwa pariwisata pusaka adalah sebuah kegiatan
wisata untuk menikmati berbagai adat istiadat lokal, benda -benda
cagar budaya, dan alam beserta isinya di tempat asalnya yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman akan
keanekaragaman budaya dan alam bagi pengunjungnya.
Pariwisata pusaka merupakan bentuk pariwisata yang
menyatukan kegiatan pendidikan, wisata, pelestarian budaya
maupun alam dan aktifitas ekonomi. Karena budaya lokal dalam
konteks aslinya adalah atraksi utama, maka keresahan akan
pudarnya budaya lokal bisa diatasi. Demikian pula dengan
kelestarian lingkungan alam. Alam tidak perlu lagi dieksploitasi
untuk menghasilkan uang akan tetapi justru akan menghasilkan
uang dengan cara dipertahankan kelestariannya.
Meski data wisatawan yang b erhubungan dengan pariwisata
pusaka di Indonesia tidak tersedia, akan tetapi jumlah pengunjung
lokasi-lokasi wisata yang menawarkan warisan budaya kita seperti,
Istana Tampak Siring di Bali, Istana Yogyakarta serta bangunan candi
27
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
28
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
29
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
Pariwisata Syariah
Dahulu produk halal yang dibayangkan hanya produk
makanan, minuman, obat -obatan dan kosmetika yang tidak
mengandung alkohol atau bahan kimia yang mengandung unsur
babi, darah dan bangkai. Namun sekarang telah terjadi evolusi dalam
industri halal hingga ke produk keuangan (seperti perbankan,
asuransi, dan lain-lain) hingga ke produk lifestyle (travel, hospitalitas,
30
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
31
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
32
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
33
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
Pariwisata Berkelanjutan
Harris et al (2002, p. 36) menyebutkan definisi mengenai
pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang dikembangkan dan
dikelola secara wajar, terkadang pada skala tertentu, memastikan hal
tersebut tetap memiliki nilai ekonomi tidak terbatas oleh waktu dan
tidak merusak fisik lingkungan, tetapi menopang dan memelihara
hal tersebut. Perlu ekonomi berkelanjutan, karena apabila kegiatan
pariwisata tidak menguntungkan maka akan diperdebatkan apakah
hal tersebut adalah lingkungan yang berkelanjutan. Pariwisata yang
tidak menguntungkan dan tidak tersedia akan tidak ada lagi.
UNWTO mendefinisikan pariwisata berkelanjutan secara
lengkap sebagai pariwisata yang memperhitungkan secara penuh
dampak ekonomi, sosi al, dan lingkungan sekarang dan yang akan
datang, menjawab kebutuhan pengunjung, industri (pariwisata),
lingkungan dan komunitas tuan rumah. (UNEP, 2005)
34
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
---oo0oo---
35
BAB 3 Definisi dan Tren Pariwisata
36
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
PEN G EM B AN G AN B ISN I S
PAR I W IS AT A
37
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
38
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
39
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
40
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
41
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
42
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
43
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
44
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
C. Pengembangan Ecotourism
Ecotourism Ketika tahun 1970-an, paham tentang pariwisata
mulai berkembang dan kritikan -kritikan terhadap perkembangan
pariwisata mulai mempengaruhi kegiatan pariwisata. Hal tersebut
khususnya terjadi pada mass tourism yang dikritik sebagai alat yang
digunakan oleh negara-negara maju untuk terus mengeksploitasi dan
mendominasi negara-negara berkembang (Mowforth & Munt, 2003).
Doan (2000) menyebutkan bahwa dampak utama yang terjadi akibat
kegiatan pariwisata adalah meningkatnya perubahan yang dapat
terjadi pada area pariwisata. Dampak tersebut dapat berupa dampak
sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Akibatnya, muncul tulisan -
tulisan yang mengkritik dampak negatif pariwisata dalam jumlah
yang besar, terutama pada dampak ekonominya (Lindberg, 2000),
serta keperluan akan barang dalam industri pariwisata (Mowforth &
Munt, 2003).
Pengertian ecotourism telah mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu. The International Ecotourism Society (TIES)
mendefinisikan ecotourism sebagai perjalanan ke area alam dan
bertanggung-jawab untuk tetap melestarikan lingkungan dan
mendukung kesejahteraan masyarakat setempat (Koens, dkk., 2009).
World Conservation Union (1996) dalam Wood (2002)
mendefinisikan ecotourism lebih mendetail yaitu ecotourism
merupakan perjalanan wisata dan kunj ungan ke alam yang relatif
tidak mengganggu lingkungan sekitar, bertujuan untuk menikmati
dan menghargai keindahan alam (dan kekayaan budaya yang
terdapat pada daerah tersebut, baik budaya masa lalu maupun
budaya sekarang) serta memberlakukan konservasi, m emiliki
dampak negatif yang rendah dari sisi pengunjung, dan menyediakan
wadah bagi masyarakat lokal untuk terlibat aktif dari sisi sosial -
ekonomi yang nantinya akan menguntungkan bagi masyarakat
setempat. Ecotourism menitik beratkan pada tiga hal utama ya itu;
keberlangsungan alam atau ekologi, edukasi, dan sustainability
(Koens dkk., 2009). Jadi, kegiatan ecotourism secara langsung memberi
akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan
menikmati pengalaman alam, intelektual dan budaya masyarakat
lokal. Kegiatan ecotourism dapat meningkatkan pendapatan untuk
45
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
46
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
47
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
minyak dan gas bumi, Batu bara dan minyak kelapa sawit
(www.kemenpar.go.id). Kekayaan alam dan budaya merupakan
komponen terpenting dalam pariwisata di Indonesia. Hal ini telah
diakui oleh dunia, dimana hingga 7 lokasi di Indone sia sudah
ditetapkan oleh UNESCO yang ditetapkan dalam daftar situs warisan
dunia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik ada sebelas
provisnis yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali
sekitar lebih dari 3,7 juta disusul, DKI Jakarta, Jogjakarta Jawa Timur,
Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera
Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Sekitar 59% turis berkunjung ke
Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis.
Singapura dan Malaysia adalah du a negara dengan catatan jumlah
wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia.
Dengan banyaknya daerah wisata di Indonesia ini, bisa
menjadi peluang bagi masyarakat untuk menggerakkan
perekonomian didaerah masing -masing dengan menjadi pengusaha -
pengusaha. Akan tetapi minat untuk menjadi seorang pengusaha ini
seringkali terbentur masalah keuangan. Jumlah wirausahawan di
Indonesia masih berkisar di angka 1,4% -1,5%. Untuk memenuhi
angka 2% populasi, dengan asumsi penduduk Indonesia berjumlah
sekitar 240 juta jiwa, maka Indonesia masih membutuhkan sekitar 1,2
juta wirausahawan. Persoalan klasik yang menghadang seseorang
untuk terjun menjadi wirausahawan, selain faktor ketakutan dari diri
sendiri adalah ketidaktersediaan modal. Banyak orang memiliki
keinginan untuk terjun menjadi wirausahawan, akan tetapi faktor
modal menjadi penghalang yang mencegahnya masuk ke dunia
wirausaha.
Industri pariwisata Indonesia saat ini tengah bertumbuh pesat.
Di tahun 2017, Indonesia didatangi oleh lebih dari 14 juta wisatawan
mancanegara, jumlah yang meningkat lebih dari dua juta turis dari
tahun sebelumnya. Peningkatan drastis jumlah wisatawan dan
masuknya mata uang asing tersebut tampaknya masih akan terus
berlanjut. Hal ini tentu saja bukan sekadar kebetulan, karena
merupakan hasil dari upaya pemerintah yang strategis dan
terkoordinir dalam mendorong pertumbuhan industri pariwisata. Di
tahun 2015, Menteri Pariwisata Indonesia menetapkan target 20 juta
wisatawan mancanegara di tahun 2019.
Berkembangnya suatu kawasan wisata dapat memberikan
dampak positif sekaligus dampak negat if. Dalam hal ini, peningkatan
jumlah wisatawan dapat memberikan dampak negatif jika tingkat
48
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
49
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
50
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
---oo0oo---
51
BAB 4 Pengembangan Bisnis Pariwisata
52
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
PEM AS AR AN P AR IW I SAT A
53
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
54
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
55
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
56
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
57
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
58
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
59
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
60
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
61
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
62
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
---oo0oo---
63
BAB 5 Pemasaran Pariwisata
64
BAB 6 Pariwisata Banten
PAR I W IS AT A B AN T EN
A. Produk Ikonik
Dalam menarik wisatawan, para pelaku di bidang pariwisata
baik pelaku usaha, pemerintah, tokoh masyawakat serta UMKM
yang berhubungan dengan pariwisata melakukan upaya sinergi agar
tempat wisata yang akan dikunjung i oleh wisatawan dibuat
semenarik mungkin. Salah satunya dengan produk ikonik. Konon
produk ikonik menjadi perhatian bagi para pelancong untuk
menikmati tempat wisata yang hendak dikunjungi. Kata ikonik itu
sendiri sebenarnya familiar di bidang arsitektur. Kemudian di adopsi
oleh pemasaran sebagai salah satu bentuk promosi pemasaran.
Pengertian Iconic dalam Oxford Dictionaries berarti ‟relating to or
of the nature of an icon ‟. Sebenarnya ikonik hanya dikenal dalam dunia
arsitektur dengan beberapa konsep per ancangan yang menjadi dasar
awal dalam mengeksplorasi bentuk produk arsitektur, di antaranya :
(a) Pragmatik (b) Tipologis (c) Kanonik (d) Ikonik (e) Analogi (f)
Metafora.
Konsep ikonik dapat berarti simbol, bentuk yang mudah
dikenali, bentuk yang terkenal , dan mewakili suatu kota atau negara.
Rancangan unik biasanya mengalami proses ikonisasi, hingga dalam
beberapa jangka waktu rancangan tersebut menjadi ikon dan selalu
menjadi daya kenal. Jadi pengertian antara unik dan ikonik dalam
rancangan arsitektur s aling berhubungan, atau dapat dikatakan
bahwa ikonik adalah dampak atau akibat dari desain rancangan yang
unik.
Contoh kisah menarik dari konsep ikonik yang terkandung
pada sebuah Menara Eiffel berangkat dari bentuknya yang unik dan
tentu saja pada awalnya mendapat banyak kritik dan kecaman atas
pembangunan menara ini, bahkan warga lokal menyebutnya
mengganggu mata. Namun setelah terbukti menara ini
mendatangkan untung dari berbagai segi, maka menara ini dibiarkan
berdiri walaupun izin berdiri menara telah kadaluarsa. Hingga kini
65
BAB 6 Pariwisata Banten
menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur
terkenal di dunia. Penerapan konsep unik dan ikonik pada gedung
apresiasi seni rupa modern dan kontemporer terletak pada objek seni
yang akan dipamerkan pada bang unan ini.
Pengertian dari ikonik adalah sebagai simbol/ikon, beranjak
dari pengertian tersebut, maka gedung apresiasi seni rupa ini
haruslah merepresentasikan seni rupa modern dan kontemporer
yang menjadi objek pamer, dengan menerapkan ciri -ciri seni modern
dan kontemporer pada rancangan bangunan gedung. Seperti yang
telah dijelaskan pada tinjauan mengenai seni modern di atas, seni
modern merupakan gerakan dalam menempatkan ide, gagasan atau
konsep sebagai masalah yang utama dalam seni. Sedangkan bentuk,
material dan objek seninya hanyalah merupakan akibat/efek
samping dari konsep.
Sehingga dalam dunia pemasaran pariwisata berupa produk
ikonik suatu wilayah ini menjadi salah satu hal yang diangkat untuk
meningkatkan daya tarik para wisatawan untuk berkunjun g dan
menikmati hal yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Baik tempat
wisata, kuliner, souvenir, budaya, sejarah, dan sebagainya.
66
BAB 6 Pariwisata Banten
67
BAB 6 Pariwisata Banten
Lintang Selatan dan 105°7' 106°22' Bujur Timur. Kota ini terkenal
sebagai pusa sejarah kesultanan Banten yang pernah berjaya pada
abad ke-XVII. Batas-batas geografis kota ini adalah sebagai
berikut :
Sebelah Utara yaitu Teluk Banten yang dahulu merupakan
salah satu jalur lalu lintas perairan yang sangat sibuk.
Sebelah Timur yaitu Kec. Pontang, Kec. Ciruas dan Kec.
Kragilan Kab. Serang
Sebelah Selatan yaitu Kec. Cikeusal, Kec. Petir dan Kec. Baros
Kab. Serang
Sebelah Barat yaitu Kec. Pabuaran, Kec. Waringin Kurung dan
Kec. Kramatwatu Kab. Serang.
Luas Wilayah Kota Serang Secara Administratif tercatat 26.439
ha yang terdiri dari 6 ( Enam ) Kecamatan, 20 Kelurahan dan 46
Dessa. Sementara dari segi klimatologis, geologis dan topografis,
Kota Serang memiliki kemiripan dengan Kabupaten Serang.
Sejak masa kolonial, wila yah ini memang didesain untuk
menjadi kota pemerintahan. Oleh sebab itu, di kota ini kita dapat
menemukan beberapa Benda Cagar Budaya yang merupakan
hasil peninggalan pemerintah kolonial seperti gubernuran yang
terletak di sebelah Utara Alun -alun Serang, bangunan STOVIA
yang sekarang digunakan sebagai kantor Polres Serang, Stasiun
Kereta Api dan bangunan -bangunan bersejarah lain. Di kota ini
juga kita akan dapati puing -puing peninggalan kebesaran
kesultanan Banten dan makam -makam sultan Banten.
68
BAB 6 Pariwisata Banten
69
BAB 6 Pariwisata Banten
70
BAB 6 Pariwisata Banten
PENCAK SILAT
71
BAB 6 Pariwisata Banten
DEBUS
72
BAB 6 Pariwisata Banten
RUDAT
73
BAB 6 Pariwisata Banten
74
BAB 6 Pariwisata Banten
75
BAB 6 Pariwisata Banten
76
BAB 6 Pariwisata Banten
77
BAB 6 Pariwisata Banten
78
BAB 6 Pariwisata Banten
PULAU DUA
Apabila ingin melihat keanekaragaman s atwa burung di
Banten, berwisata ke Pulau Dua atau Pulau Burung merupakan
pilihan tepat. Cagar alam pulau dua atau pulau burung secara
79
BAB 6 Pariwisata Banten
80
BAB 6 Pariwisata Banten
81
BAB 6 Pariwisata Banten
82
BAB 6 Pariwisata Banten
83
BAB 6 Pariwisata Banten
84
BAB 6 Pariwisata Banten
85
BAB 6 Pariwisata Banten
86
BAB 6 Pariwisata Banten
BONTOT
7
87
BAB 6 Pariwisata Banten
GOLOK CIOMAS
88
BAB 6 Pariwisata Banten
BATIK BANTEN
89
BAB 6 Pariwisata Banten
90
BAB 6 Pariwisata Banten
91
BAB 6 Pariwisata Banten
Kaibonan
Motif Kaibon. Kaibonan adalah nama
sebuah bangunan pagar yang mengelilingi
Keraton Istana Banten
Kapurban
Motif Kapurban. Kapurban adalah nama
gelar yang diberikan kepada Pangeran
Purba dalam penyebaran Agama Islam
Kawangsan
Motif Kawangsan. Kawangsan adalah
nama gelar yang diberikan kepada
Pangeran Wangsa dalam penyebaran
Agama lslam
Kesatriaan
Motif Kesatriaan. Kesatriaan adalah nama
Sebuah perkampungan tempat belajar
Agama dipesantren d ilingkungan
Kesultanan Banten.
92
BAB 6 Pariwisata Banten
Langenmaita
Motif Langenmaita. Langenmaita adalah
nama tempat berlabuhnya kebahagiaan
dalam mengarungi samudra cinta dengan
kapal pesiar / dermaga.
Mandalikan
Motif Mandalikan. Mandalikan adalah
nama gelar yang diberikan kepada
Pangeran Aria Mandalika dalam
penyebaran Agama lslam
Memoloan
Motif Memoloan. Memoloan adalah nama
sebuah kontruksi bangunan atap menara
mesjid dan pendopo Kesultanan Banten.
Pamaranggen
Motif Pamaranggen. Pamaranggen adalah
nama tempat dimana para Pengrajin Keris
dan asesoris keris dilingkungan Kesultanan
Banten.
Pancaniti
Motif Pancaniti. Pancaniti adalah nama
tempat / bangsal dimana Sultan Maulana
Hasanuddin menyaksikan para prajuritnya
berlatih dilapangan.
93
BAB 6 Pariwisata Banten
Panembahan
Motif Panembahan. Panembahan adalah
nama Gelar Sultan Hasanudin dalam
penataan Negara pada kejayaan keraton
Kesultanan Banten.
Panjunan
Motif Panjunan. Panjunan adalah nama
sebuah perkampungan tempat pengrajin
gerabah dan keramik di wilayah
Kesultanan Banten.
Pasepen
Motif Pasepen. Pasepen adalah nama
tempat tata ruang Istana tempat Sultan
Maulana Hasanuddin melakukan meditasi
di Kesultanan Banten.
Pasulaman
Motif Pasulamam. Pasulaman adalah nama
tempat dimana para Pengrajin sulaman
dilingkungan Kesultanan Banten.
Pejantren
Motif Pejantren. Pejantren adalah nama
tempat dimana para pengrajin tenunan di
wilayah Banten.
94
BAB 6 Pariwisata Banten
Sebakingking
Motif Sebakingking. Sebakingking adalah
nama gelar Panembahan Sultan Maulana
Hasanuddin dalam penyebaran Agama
lslam.
Singayaksa
Motif Singayaksa. Singayaksa adalah nama
sebuah tempat, Sultan Hasanuddin Solat
lstiharah memohon petunjuk Allah dalam
mendirikan Keraton.
Srimanganti
Motif Srimanganti. Srimanganti ada lah
nama tempat dimana Selasar yang
menghungkan pendopo Kesultanan Banten
untuk Raja / sultan menanti.
Wamilahan
Motif Wamilahan. Wamilahan adalah nama
sebuah perkampungan tempat pengrajin
pembelah bambu dan t ikar dilingkungan
Istana.
Surosowan
Motif Surosowan. Surosowan adalah nama
tataruang tempat Menghadap raja / sultan
Kesultanan Banten.
---oo0oo---
95
BAB 6 Pariwisata Banten
96
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
PAR I W IS AT A D AN
KE W IR A U SAH AA N
97
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
98
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
99
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
100
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
101
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
102
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
Gambar 7.1
Seorang pramuwisata sedang melakukan pemanduan
103
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
104
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
105
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
106
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
Nasional:
HPI= Himpunan Pramuwisata Indonesia
Internasional:
WFTGA= World Federation of Tourist Guide
107
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
108
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
109
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
110
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
111
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
112
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
4. Mutu Pelayanan
Mutu pelayanan pada bisnis tour dan travel Agen adalah
sebagai berikut :
Bicara dengan fakta
Jangan menyalahkan orang lain
Temukan sumber persoalan
Bina team spirit / group
Utamakan kepuasan wisatawan tanpa mengabaikan kepentingan
perusahaan
113
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
114
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
115
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
2. Analisis SWOT
Faktor-faktor yang merupakan strength (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman) dalam
strategi pemasaran paket wisata pada Prasadam Tour & Travel yaitu:
116
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
a. Strength (kekuatan)
Kegiatan pemasaran yang dilakukan adalah menyusun, membuat
harga, mempromosikan dan menjual sebuah paket wisata. Paket
wisata yang dibuat dapat diminati oleh konsumen, karena
keunggulan harga yang diberikan lebih murah. Prasadam Tour &
Travel juga mengutamakan nilai sebuah pelayanan yang akan
diberikan kepada konsumen.
b. Weakness (kelemahan)
Metode dalam pembuatan paket wisata, mudah ditiru oleh biro
pesaing, yang juga menyediakan metode penjualan paket wisata
yang serupa.
c. Opportunities (Peluang)
Peluang yang dimiliki adalah pada pilihan paket wisatanya serta
pelayanan terbaik yang diberikan kepa da konsumen. Agen wisata
dapat memberikan pilihan paket wisata yang berbeda dengan
yang disediakan oleh biro lain.
d. Threats (ancaman)
Rencana perjalanan wisata yang sudah dikemas dalam sebuah
paket wisata menjadi keterbatasan konsumen dalam memilih
paket yang disediakan. Hal ini terkadang menyebabkan adanya
pembatasan pada jalur atau rencana perjalanan wisata yang
diinginkan konsumen.
117
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
118
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
119
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
Jumlah : …………………………..
Jumlah biaya tour perpa x :
…% surcharge % markup :
120
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
FC = Fix Cost
VC = Variable cost
N = Jumlah Pax
b. Mark up oleh agent (X%) bila whole sale memberikan net price
tanpa AC kepada agent. Dalam hal ini agent bebas menambahkan
berapa keuntungan yang akan diambil dan bisa dihitung deng an
rumus berikut:
c. Net Price = harga pokok dari whole sale = total cost + Mark Up.
Bila wholesale menjual tanpa agent commision maka net price
disebut selling price dari wholesale ke agent, dimana whole sale
tidak menjual langsung kepada pelanggan. Bila wholesale
menjual langsung kepada pelanggan, maka dibutuhkan perjanjian
standar keuntungan agent dan harus ditaati oleh wholesale
NP = MU + TCP
2. Harga
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting
dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat
bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place,
promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu
nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam
satuan moneter.
121
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
122
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
2) Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan
digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk
gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air
bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain
sebagainya.
3) Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang
ditanam pada perusa haan sehingga penetapan harga yang tepat
akan mempercepat tercapainya modal kembali / ROI.
4) Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing,
dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor
yang ada di pasaran.
5) Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya
pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan
pangsa pasar yang ada.
Biaya Operasional
Listrik dan Internet 500.000
Alat Tulis Kantor 500.000
Karyawan 1.000.000
Guide 10 Hari City Tour 2.500.000
@100.000:1.000.000
Sewa Mobil 10 hari City Tour 2.500.000
@250.000:2.500.000
Promosi 500.000
Jumlah 10.000.000
123
BAB 7 Pariwisata dan Kewirausahaan
Pendapatan
Penjualan tiket pesawat, 2 tiket per 1.800.000
hari, harga per tiket 750.000, profit
4%, 2 tiket x 30 hari x 750.000 x 4%
Penjualan tiket kereta, 2 tiket per hari, 600.000
profit flat 10.000 per tiket 2 tiket x 30
hari x 10.000
Perjualan voucher hotel, 4 voucher 400.000
per minggu, asumsi profit 25.000 per
voucher (4 Voucher x 4 minggu x
25.000)
City Tour 10 hari @500.000 5.000.000
(10 hari x 500.000)
Tour luar kota 10 hari, 2 trip @ 30 pax, 6.000.000
asumsi profit 100.000 per pax 2 trip x
30 pas x 100.000
Jumlah Pendapatan 13.800.000
BEP = 10.500.000
3.800.000
= 2,76 Bulan
= 83 Hari
---oo0oo---
124
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
125
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
126
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
127
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
128
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
129
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
130
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
131
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
132
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
133
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
134
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
135
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
atau melebih
standar
operasional
Komitmen Menempatkan Menjalankan
prioritas tinggi organisasi walau
dalam ada sandungan.
penyelesaian kerja Bertahan pada
area keahlian
Orientasi efisiensi Cara untuk Maksimalisasi
menyelesaikan hasil atas sumber
pekerjaan lebih daya terbatas.
cepat dengan Mengelola asset.
penggunaan Koordinasi gugus
sumber daya tugas
minimal dan biaya
rendah
Percaya Diri Memiliki prinsip Dorongan
kuat pada pribadi internal yang
dan kemampuan kuat
diri
Tegas Langsung Memimpin orang
mengatasi masalah lain untuk
dan isu-isu terkini mencapai tujuan
Berkeyakinan Sukses Mendelegasikan
meyakinkan orang secara efektif
lain
Pemanfaatan Menggunakan Melibatkan orang
pengaruh strategi beragam strategidengan sumber
untuk daya penting.
mempengaruhi Usaha kelompok
orang lain dengan saling
melengkapi.
Kompetensi seorang wirausahawan pariwisata terdiri dari tiga
tingkatan yaitu: motif dan sifat, peran sosial dan konsep diri, serta
perilaku, pengetahuan dan keterampilan. Tiga tingkatan tersebut
dipengaruh oleh lingkungan dan masyarakat.
136
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
3. Pendidikan Kewirausahaan
Banyak orang yang mempertanyakan apakah kewirausahaan
dapat dipelajari atau akankah seseorang secara otodidak menjadi
wirausahawan. Kewirausahaan merupakan suatu proses
berkreativitas dan berinovasi yang mengandung resiko tinggi untuk
menghasilkan nilai tambah bagi produk atau jasa yang bermanfaat
bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi diri
wirausahawan. Kewirausahaan itu dapat dipelajari walaupun ada
juga orang-orang tertentu yang mempunyai bakat dalam hal
kewirausahaan. Keberhasilan seorang wirausahawan didorong oleh
berbagai faktor yaitu: aksesibilitas pasar dan keuangan, kondisi
ekonomi, latar belakang pendidikan, jaringan pendukung,
penerimaan masyarakat, fokus dan pengalaman usaha. Pendidikan
memegang peran yang pe nting dalam diri seorang pengusaha
terutama saat ia harus menjalankan fungsi manajerial dalam
perusahaan.
Pendidikan kewirausahaan menjadi poin vokal sejak era 1990
dan penerapan pendidikan kewirausahaan merubah paradigma
pendidikan pada umumnya karena pen didikan kewirausahaan
berpedoman pada asumsi:
a. Kewirausahaan berkaitan dengan budaya atau pola berpikir,
bukan sebuah keilmuan sehingga proses pembelajaraannya
menekankan pada nilai, keyaknan dan sikap.
b. Kewirausahaan merupakan persoalan perilaku yang bisa
dibangun dan dikembangkan.
c. Terakhir, kewirausahaan hanya terjadi pada situasi khusus
(pendirian usaha baru, korporasi, kemitraan, akuisisi bisnis) dan
dipengaruhi oleh perubahan, ketidakpastian, kompleksitas dan
kompetensi.
Sementara itu, pendidikan pada umumnya merupakan sebuah
badan ilmu pengetahuan bersifat sains dan sosial dilengkapi dengan
seperangkat latihan. Pendidikan, menurut para ilmuwan adalah
harmonisasi dan dinamika pengembangan potensi emosi, moral,
intelektual, fisik dan spiritual manusia
Pendidikan umum memiliki karakteristik berbeda dengan
pendidikan kewirausahaan. Perbedaan karakteristik kewirausahaan
menunjukkan bahwa proses pembelajaran dalam pendidikan
kewirausahaan ditujukan untuk menstimulasi selera belajar dan
peningkatan diri denga n membekali diri pada kebutuhan, keinginan
dan pengalamanan. Pengajar dan peserta ajar sama -sama saling
137
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
138
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
139
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
140
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
141
BAB 8 Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Pengunjung Pariwisata dan Kwirausahaan
--oo0oo--
142
Daftar Pustaka
D A FT A R P U ST A K A
143
Daftar Pustaka
144
Daftar Pustaka
145
Daftar Pustaka
---oo0oo---
146
Glosarium
G L O S A R IU M
A ----
B ----
C
Check-in adalah proses pelaporan untuk mendapatkan pelayanan berupa
akomodasi, fasilitas di penerbangan dan pelayanan lainnya. Contohnya
check-in di hotel atau di bandara.
Check-out adalah proses pelaporan setelahselesai me nggunakan fasilitas.
Contohnya check-out dari hotel
City Guide adalah Pramuwisata yang memberikan informasi mengenai
hal-hal penting dalam sebuah kota, biasanya dalam pelaksanaan
pekerjaannya menggunakan bis wisata, minibus atau kendaraan jenis
van namun adapula di beberapa kota pelaksanaannya dengan berjalan
kaki
Closing adalah bagian akhir dalam pemberian informasi yang
disampaikan oleh seorang pramuwisata/pemandu wisata kepada
wisatawan
Commentary adalah bagian inti dalam pemberian informasi yang
disampaikan oleh seorang pramuwisata/pemandu wisata kepada
wisatawannya
D
Daya Tarik Wisaita adalah sifat yang dimiliki oleh suatu obyek berupa
keunikan, keaslian, kelangkaan, lain dari pada yang lain memiliki sifat
yang menumbuhkan semangat dan nilai bagi wisa tawan.
Docent adalah Pramuwisata yang mengabdikan dirinya dalam
memberikan informasi
Driver guide adalah pramuwisata yang terkadang memiliki dua fungsi
baik sebagai pramuwisata terkadang pula sebagai pengemudi
E ----
F ----
G ----
H
147
Glosarium
I ----
J
Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan
usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual
dan atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan
Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat
komersial yang mengatur, menyediakan dan menyelenggarakan
pelayanan bagi seseorang, atau sekelompok orang untuk melakukan
perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata
Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi,
penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan.
Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan
baik yang mendatangkan, mengirimkan maupun mengembalikannya
serta menentukan tempat, waktu dan jenis hiburan
Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan naseh at yang
diberikan untuk penyelesaian masalah -masalah yang timbul mulai dan
penciptaan gagasan, pelaksanaan operasinya dan disusun secara
sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan
secara lisan, tertulis maupun gambar oleh tenaga ahl i profesional.
K
Kepariwisataan (Ingg: Tourism), adalah hal -hal utama yang
berhubungan dengan perjalanan/wisata dan pariwisata, seperti :
Transportasi, Akomodasi / Perhotelan , Resraurant.
L
Low Season kebalikan dari high season dimana pelaku perjalanan baik
umum maupun wisata pada tingkat volume rendah.
M ----
N ----
O
Obyek Wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber
daya wisata, yang dibangun dan dikembangkan, sehingga mempunyai
daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.
148
Glosarium
P
Pariwisata , (Ingg: Tour) perjalanan yang ditempuh untuk sementara
waktu, lebih dari 24 jam yang diselenggarakan tidak untuk bisnis tetapi
semata-mata untuk menikmati perjalanan den gan bersenang-senang dan
dan hiburan lain dan mencari kesan/memori yang menyenangkan.
Pax adalah istilah yang digunakan sebagai pengganti passenger atau
peserta tour
Perjalanan (Ingg: Travel), pergerakan dari satu tempat ke tempat lain
yang bertujuan untuk melakukan suatu kegiatan seperti bekerja/dinas ,
berdagang, berobat, ziarah, melihat sesuatu obyek/tempat yang menarik
ataupun mengunjungi sanak keluarga
Pramuwisata adalah “seseorang yang bertugas memberikan bimbingan,
penjelasan dan petunjuk tentang oby ek wisata serta membantu
keperluan wisatawan lainnya“
Produk Wisata adalah seluruh unsur kepariwisataan baik berupa jasa
pelayanan dan fasilitas -fasilitas wisata serta kemudahan -kemudahan
maupun atraksi wisata, yang dinikmati wiasatawan selama dia
berwisata, sejak mulai meninggalkan tempat tinggalnya sampai ia
kembali lagi.
Q ----
R ----
S
Special Guide adalah pramuwisata yang mempunyai keahlian atau
keterampilan yang unik atau special
Sumber Daya Wisata adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas
sumber daya manusia, sumber daya buatan dan sumber daya alam yang
dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai obyek wisata.
T
Transfer-in adalah pelayanan kedatangan wisatawan di
bandara/pelabuhan/terminal/stasiun dimana wisatawan pertama kali
tiba atau ditangani oleh seorang pemandu wisata.
Transfer out adalah pelayanan keberangkatan wisatawan di
bandara/pelabuhan/terminal/stasiun dimana wisatawan terakhir kali
berada di wilayah pelaksanaan perjalanan wisatanya yang diberikan oleh
seorang pemandu wisata.
149
Glosarium
U
Usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran adalah usaha
dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu pertemuan
sekelompok orang (misalnya negarawan, usahawan, cendekiawan) untuk
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentin gan
bersama;
Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang
mengatur, mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk
memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang
melakukan perjalanan wisata
V ----
W
WFTGA= World Federation of Tourist Guide
Wisata ( Ingg : Tour) perjalanan/kunjungan kedaerah yang memiliki
daya tarik dan dilakukan untuk tujuan santai dan bersenang -senang.
Wisatawan (Ingg : Tourist), Orang yang melakukan perjalanan wisata
Definisi wisatawan ini di tetapkan berdasarkan rekomendasi
International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World
Tourism Organization (WTO). Wisatawan adalah seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah atau beberapa
negara di luar tempat tingga l biasanya atau keluar dari lingkungan
tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua belas) bulan dan
memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Terminologi
ini mencakup penumpang kapal pesiar (cruise ship passenger) yang
datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam.
Wisata Agro adalah suatu bentuk kegiatan pariwisata yang
memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha
dibidang agro.
X ----
Y ----
Z ----
---oo0oo---
150
Riwayat Penulis
R IW A Y A T P E N U L IS
151
Riwayat Penulis
---oo0oo---
152
Riwayat Penulis
---oo0oo---
153
Riwayat Penulis
154
Riwayat Penulis
---oo0oo---
155