Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG ASAM URAT

( ATRITIS GOUT )

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)


PENYULUHAN KESEHATAN
Pokok bahasan : Asam Urat (Artritis Gout)
Hari, tanggal : Sabtu, 9 Februari 2019
Waktu Pertemuan : 25 menit
Tempat : RPTRA sihbi kelurahan serengseng sawah.
Sasaran : Warga RW 02 yang menderita penyakit Asam Urat.

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Agar warga RW 02 yang menderita Asam Urat mengerti tentang


penyakit Asam Urat (penyebab, tanda dan gejala, makanan pantangan,
cara pencegahan, dan pengobatan tradisional).

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit Asam Urat dan pengobatan
tradisional.

III. Sasaran
Warga RW 02 yang menderita penyakit Asam Urat.
IV. Materi Pembelajaran
1. Pokok Bahasan : Asam Urat
2. Sub Pokok Bahasan :
a) Pengertian Asam Urat
b) Penyebab Asam Urat
c) Tanda dan Gejala Asam Urat
d) Cara pencegahan Asam Urat
e) Pengobatan Asam Urat
V. Metode Pembelajaran
1. Penyuluhan
2. Diskusi
VI. Setting
a. Setting Waktu
Tahap Kegiatan Pelaksana
Waktu Kegiatan Penyuluh
Peserta
09 Februari Mempersiapkan bahan
Seluruh
2019 dan alat yang
- anggota
14.45 - 15.00 digunakan dalam
kelompok
WIB kegiatan penyuluhan
Pra
09 Februari Warga RW
Kegiat
2019 Mempersiapkan warga , 02
an Seluruh
15.00 - 15.15 alat dan matemateri menyiapkan
anggota
WIB diri di
kelompok
RPTRA
shibi
09 Februari
2019 1. Pem 1. a. Warga
15.15 - 15.20 bukaan acara oleh menjawa
WIB moderator b salam Ambroh
a.mengucapkan b. warga
salam menden
b.memperkenalkan garkan
Pembu diri dan anggota c. warga
kaan c.menyampaikan menden
judul materi garkan
penyuluhan
15.20 – 15.30 2. Peny 2. warga mastauli
WIB ampaian materi oleh mendenga na
pemateri : rkan dan
a. Pengertian Asam memberik
Urat an umpan
b. Penyebab Asam balik
Urat terhadap
c. Tanda dan Gejala materi
Asam Urat yang
d. Cara Pencegahan disampaik
Isi Asam Urat an.
e. Pengobatan Asam
Urat

09 februari evaluasi a.Mengajuk Erfilda


2019 an Bendang
15.30 – pertanyaan Nova kawiri
15.35WIB mengenai Sutikni
materi pribadi
yang Rodiyati
kurang
dipahami.
b.Menjawab
pertanyaan
yang
diajukan.

09 februari Penutup ambroh


2019 a. . a.Peserta
15.35 – 15.40 mengucapk menjawab
Penutu WIB an salam salam
p penutup
b.Peserta
b. mengucapk bertepuk
an tarima tangan
kasih atas
perhatian
dan
partisipasi
peserta
a.

VII. Kriteria Evaluasi


a. Evaluasi Struktur
1. Warga yang menderita asam urat hadir dalam kegiatan.
2. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh kelompok komunitas
b. Evaluasi Proses
1. Warga yng menderita asam urat antusias terhadap materi yang
disampaikan pemateri.
2. Warga tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
3. Warga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
1. Wargaa memahami materi yang telah disampaikan.
2. Ada umpan balik positif dari warga dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan pemateri.
3. Jumlah peserta wargayng menderita asam urat

MATERI PENYULUHAN
I. Definisi Asam urat
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan
hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.
( Suryo Wibowo, 2010).
1. Penyakit Asam Urat
a. Penyakit gout primer: 99 persen penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic
dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena
meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu
mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin
adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam
nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok
asam amino, unsur pembentuk protein.
II. Gejala Asam Urat
1. Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut
biasanya bersifat monoartikular (menyerang satu sendi saja)
dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan
gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak
(akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam.
2. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi
pangkal ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi artritis
terutama pada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.
3. Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan.
Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini
penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan
tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7
hari. Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout
interkritikal. Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat
selama jangka waktu tertentu.
Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut
intermiten yang ditandai dengan serangan artritis yang khas.
Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh)
yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya
makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin
panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak.
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik
bertofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit
selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-
benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut
sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk
seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium
urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan
tulang di sekitarnya.

III. Diagnosa Asam Urat

Seseorang dikatakan menderita asam urat (gout) jika kondisinya


memenuhi beberapa syarat dan biasanya perjalanan penyakitnya klasik
sekali, seperti mempunyai gejala yang khas penyakit gout, mempunyai
perjalanan penyakit yang khas penyakit gout, ditemukan asam urat dalam
kadar tinggi dalam darahnya, dan hasil pemeriksaan mikroskopik dari
cairan sendi atau tofus (benjolan asam urat) ditemukan kristal asam urat
yang berbentuk jarum.

Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar
asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6
– 6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia.Sebanyak
25% orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit gout. Bila
kadar asam urat tinggi tapi tidak ada gejala serangan sendi ini disebut
stadium awal. Pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang bertahun-tahun
sama sekali tidak muncul gejalanya, tetapi ada yang muncul gejalanya di
usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun.

IV. Cara pencegahan


Makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin, namun
makanan tersebut juga sangat berguna bagi tubuh. Pencegahan terhadap
penyakit asam urat yaitu dengan mengatur pola makan sehari-hari. Untuk
orang yang kesehatannya baik hendaknya tidak makan berlebihan.
Sedangkan bagi yang telah menderita gangguan asam urat, sebaiknya
membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan.
Misalnya membatasi makanan tinggi purin dan memilih yang rendah
purin. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:

 Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800


mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru,
lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak
daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam
kaleng.

 Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150


mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan
A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan kering,
kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong,
daun pepaya, kangkung.

 Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50


mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain,
buah-buahan.

Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam


urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan
golongan A dan membatasi diri untuk mengonsmsi bahan makanan
golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan
untuk banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan diet masih
terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

Guna mempermudah mengingat bahan makanan apa saja yang


tinggi purin dan harus dihindari oleh penderita asam urat dapat
menggunakan singkatan
J = Jerohan

A = Alkohol

S = Sarden

B = Bayam

U = Unggas

K = Kacang

E = Emping

T = Tape

JASBUKET

V. PENATALAKSANAAN

 Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar


normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.

 Kontrol makanan yang dikonsumsi.

 Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat
membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.

 Pengobatan untuk menurunkan kadar asam urat ditempuh dengan 2 cara:


mencegah pembentukan atau mempercepat ekskresi asam urat. Obat
pencegah terbentuknya asam urat biasanya golongan alopurinol.
Sedangkan golongan probenesid, sulfonipirazon, azapropazon, dan
benebronaron berperan mempercepat ekskresi asam urat.

 Selain itu penatalaksanaan asam urat dengan mengobati gejala yang ada
seperti peradangan. Obat-obat jenis NSAID yang memiliki efektifitas
sebagai antiinflamasi seperti Naprofen dan natrium diklofenak. Sedangkan
obat golongan kortikosteroid digunakan apabila penderita memiliki
kontraindikasi dengan obat NSAID.
 Pengurangan kadar asam urat. Indikasi diperlukannya penurunan kadar
asam urat meliputi sering munculnya artritis akut yang tidak terkontrol
oleh pemberian colchicine untuk profilaksis, penumpukan asam
urat/benjolan, atau kerusakan ginjal. Tujuan terapi yang diharapkan yaitu
mempertahankan kadar asam urat di bawah 6mg/dL. Dua kelas obat yang
dapat digunakan untuk menurunkan asam urat serum yaitu uricosuric dan
allopurinol.

Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat,


cepat tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali
menderita, biasanya gangguan asam urat akan terus berlanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Suryo. 2010. Asam Urat. Diakses dari http://suryo-


wibowo.blogspot.com/2006/06/asam-urat_115088450115003296.htm pada
tanggal 07 November 2018 pukul 16.30 WIB
Murray, R; Granner, D; Mayes, P; Rodwell, V. 2008. Harper’s Illustrated
Biochemistry, Twenty-Sixth Edition. In Rodwell, V. metabolism of purine &
pyrimidine nucleotides. New York. McGraw-Hill Companies. p293-302
Noer, Sjaifoellah. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai