Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN

SEMISOLIDA
PERCOBAAN 8
Suspensi
Disusun oleh :
Kelompok 3/A

M.Rofi Nurhakim 10060316104


Anis Siti Maesyaroch 10060316105
M. Akbar Dirgana 10060316106
Agrecilia Yuniarti 10060316107
Anggun Raga Bihaksana 10060316109
Wynthi Agustina C.P 10060316110

Asisten :Rina Rusinur.,S.Farm


Tanggal Praktikum : 24 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan : 31 Oktober 2018

LABORATURIUM UNIT E
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1440H/2018M
I. Teori dasar
II. Data preformulasi
a. Sulfametoxazol
- Pemerian : Serbuk hablur, putih , tidak berbau
- Kelarutan : Praktis tidak larut air, larut dalam 50 bagian etanol, 3 bagian aseton,
mudah larut dalam natrium hidrokarbon

(Dirjen POM. 1979: 586)

- Titik lebur/Titik didih : 170˚ - 173˚C


- pH : 4-6
- pKa : 5,6
- Stabilitas : Relatif stabil dalam kondisi basa
- Inkompabilitas : Larutan encer

(Wonder Land. 1994: 1052)

b. Trimetropim
- Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit
- Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 300 bagian etanol, tidak larut
dalam eter
(Dirjen POM. 1979: 613)
- Titik lebur/Titik didih : 199˚ - 203˚C
- pH : 8,2
- pKa : 7,2
- Stabilitas : Degredasi trimetropim dalam asam basa
- Inkompabilitas : Laruta encer
(Wonder Land. 1994: 1082)
III. Data Preformulasi Zat Tambahan

a. CMC-Na
- Pemerian : Warna putih, hampir tidak berasa, tidak berbau, bentuk serbuk dan granul
- Kelarutan : Mudah terdispersi oleh air membentuk larutan koloid, tidak larut dalam
etanol, tidak larut dalam eter dan pelarut organik lain
(Dirjen POM. 2014: 620)
- Titik lebur/Titik didih : 227˚ - 252˚C
- pH : 2-10
- pKa : 4,3
- Stabilitas : Higroskopik dan dapat menyerap air pada kelembapan tinggi
- Inkompabilitas : Larutan asam kuat, larutan garam, dan beberapa logam
(Rowe et all. 2003: 97-99)
b. Sirupus Simplex
- Pemerian : Cairan Jernih, tidak bewarna
- Kelarutan : Larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam eter
- Titik leleh/Titik didih: 186˚C
- Bobot Jenis : 1,587 gr/mol
- Stabilitas : lebih mudah terurai dengan adanya udara
(Dirjen POM. 1979: 567)
c. Metil Paraben
- Pemerian : Serbuk hablur, hampir tidak berbau, tidak berasa, agak membakar
- Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol, dan dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter, dan dalam alkali
hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas dan 40 bagian minyak lemak nabati
(Dirjen POM. 1979: 378)
- pKa : 0,4
- Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan ada volume luar
- Inkompabilitas : Zat kimia bentonite, magnesium triskilat, sorbitol

(Rowe et all. 2009: 527-528)


d. Aquadest
- Pemerian : Caira jernih, tidak berbau, tidak bewarna, dan tidak mempunyai rasa
- Titik leleh/Titik didih : 100˚C
- Bobot jenis : 1 gr/mol
- Stabilitas : Penyimpanan dengan wadah tertutup
(Dirjen POM. 1979: 96)

III. Akat dan bahan


IV. Prosedur
V. Data perhitungan dan penimbangan
1.1. Perhitungan
a. Zat Aktif
- Sulfametaxazol 200 mg/5mL
200 𝑚𝑔
x 100 mL = 4000 mg = 4 Gram
5 𝑚𝐿

- Trimetropim 40 mg/5mL
40 𝑚𝑔
x 100 mL = 800 mg = 0.8 Gram
5 𝑚𝐿

b. Zat Tambahan
- CMC-Na 1%
1
x 100 mL = 4,5 gram
100

air = 1 x 20 = 20 mL
- Syr. Simplex
20
x 100 mL = 20 gram
100

- Metil paraben 0.18%


0.18
x 100 mL = 0,18 gram
100

Kelarutan = 0.18 x 20 = 3.6 mL


1.2. Penimbangan

Nama Bahan Konsentrasi 1 botol


Sulfametaxazol 200 mg/ 5 mL 4 gr
Trimetropin 40 mg/ 5 mL 0.8 gr
CMC-Na 1% 1 gr
Air untuk corpus 20 mL
Syr.simplex 20% 20 gr
Metil paraben 0.18 % 0.8 gr
Kelarutan 3.6 mL
Sukrosa 65 % 13 gr
Air untuk sukrosa 35 % 7 mL

1.3. Perhitungan volume sedimentasi


𝑥 0
10’ = 10 = 2 = 0
𝑉𝑈 0
FU = = 100 = 0
𝑉0
𝑥 0
20’ = 10 = 2 = 0
𝑉𝑈 0
FU = = 100 = 0
𝑉0
𝑥 0
30’ = 10 = 2 = 0
𝑉𝑈 0
FU = 𝑉0
= 100 = 0

VI. Hasil pengamatan dan pengolahan data


VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan

Dimana bahwasan nya sulfamoxazol, dan tri metrophan adalah salah satu kombinasi dati
anti biotik yang mana dalam resep standar harus nya obat ini di kombinasikan bilamana tidak
di kombinasikan maka akan berakibat kurang nya kegunaan obat ini sebagai anti infeksan
oleh bakei atau anti biotik sehingga di harus kan catromoxazol di kombinasikan dengan tri
metrophin.

Adapun sediaan yang di buat untuk trimoxazol adalah suspense di mana bukan suspense
yang mengunakan tehnik rekontuksi di karnakan suspense rekontruksi hanya di gunakan
untuk suatu sediaan obat yang tidak larut air dan tidak tahan air akan tetapi pada
cetrimoxazol sendiri dan tri metrophin zat aktif tersebut stabil terhadap air tidak seperti
antibiotic berupa amoxicillin yang tidak stabil terhadap air sehingga harus di berlakukan
pembuatan berupa suspense rekontruksi.

IX. Daftar pustaka

Depkes RI (1979). Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia: Jakarta.
Depkes RI (2014). Farmakope Indonesia edisi V. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Rowe,R.C, Shesker, dan Waller. (2003). Hanbook of pharmacitical Expients. Edisi IV.
London: publisher. Suneand Pratice Roy at Pharmaceutical.
Rowe,R.C, Shesker, dan Waller. (2009). Hanbook of pharmacitical Expients. Edisi VI.
London: publisher. Suneand Pratice Roy at Pharmaceutical.
Wonder Land. (1994). The Pharmaceutical Codex Edisi 12. London.

Anda mungkin juga menyukai