Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PERCOBAAN 7
SISTEM RESPIRASI

Disusun oleh:

Nama : Diani Elza Fitria Siti Nurjani (10060320037)


Indah Maulida Rakhmah (10060320039)
Haikal Zaidani Dawamma (10060320040)
Alika Ismita (10060320041)
Ratri Putri Chairunnisa (10060320042)
Mohamad Akbar Dirgana (10060316106)
Shift/kelompok : B/1
Tanggal Praktikum : 14 Oktober 2021
Tanggal Laporan : 20 Oktober 2021
Asisten : Imas Yumniati S.Farm

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2021/1442 H
PERCOBAAN 7
SISTEM RESPIRASI

I. TUJUAN PERCOBAAN

1.1 Menjelaskan peranan system respirasi dalam mempertahankan homeostatis tubuh

1.2 Menjelaskan peran organ yang terlihat dalam sistem respirasi

1.3 Menerapkan cara sederhana dalam mendeteksi adanya kelainan dalam sistem respirasi

II. TEORI DASAR

2.1 Sistem Respirasi


Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh
organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak
dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk
memperoleh oksigen (O2) yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam
sel-sel tubuh. (Waluyo, 2010)
2.2 Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas (paru) dan suatu pompa
ventilasi paru. Pompa ventilasi ini terdiri atas dindi dada, otot pernapasan, yang
memperbesar dan memperkecil ukuran rongga dada, pusat pernapasan di otak yang
mengendalikan otot pernapasan, serta jaras dan safar yang menghubungkan pusat
pernapsan dan otot pernapasan. Pada keadaan istirahat, frekuensi pernapasan
manusia normal berkisar antara 12-15 kali per menit. Dalam sekali bernapas, sekitar
500 ml udara, atau 6-8 L udara per menit, dihirup dan dikeluarkan dari paru. Udara
ini akan bercampur dengan gas yang terdapat di alveoli, dan selanjutnya, melalui
proses difusi sederhana, O2 masuk kedalam alveoli. Dengan cara ini, 250 mL O2
permenit masuk kedalam tubuh dan 200 mL CO2 akan dikeluarkan. (Ganong, 2005)
Urutan saluran pernapasan adalah:
a. Rongga hidung
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (Cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir. Selaput lendir bekerja lanjut benda asing yang masuk
lewat saluran pernapasan. Selain itu berada juga rambut pendek dan tebal yang
bekerja menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga berada konka
yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghantarkan udara yang
masuk. (Waluyo, 2006)
b. Faring
Udara dari rongga hidung masuk kedalam faring. Faring merupakan
percabangan dari dua saluran, yaitu saluran pernapasan pada bagian depan dan
saluran pencernaan pada bagian belekang. Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. (Waluyo, 2006)
c. Trakea
Trakea (tenggorokan) terdiri pipa panjang ±10 cm, terletak sebagian di leher
dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorakan tipis dan kaku,
membicarakan oleh cincin tulang rawan dan pada bagian dalam rongga bersilia.
Silia- silia ini bekerja menyaring benda-benda asing yang masuk kesaluran
pernapasan. (Waluyo, 2006)
d. Bronkus
Tenggorakan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya
tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang
lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna.
Bronkus bercabang- cabang lagi menjadi bronkiolus (Waluyo, 2006)
e. Paru-paru (bronkiol dan alvelus)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, dibagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis disebut pleura.
Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura
dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyeliputi rongga dada yang
bersebelahan dengan tulang rusak disebut pleura luar (pleura parietalis).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantung kecil yang salah
satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Karena
alveolus berselaput tipis dan disitu banyak bermuara kapiler darah maka
memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan. (Waluyo, 2006)
Sistem pernafasan dapat dibagi menjadi dua yaitu pernafasan dada dan
pernafasan perut. Pernafasan dada adalah pernafasan yang melibatkan otot antar tulang
rusuk. Mekanisme dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase inspirasi, otot tulang rusuk berkontraksi, sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan udara dalam rongga dada lebih kecil dapat masuk membawa
oksigen.
b) Fase ekspirasi, otot antar tulang rusuk kembali ke posisi semula (relaksasi),
sehingga rongga dada kembali mengecil, akibatnya tekanan dalam rongga dada
lebih besar dibanding udara luar sehingga udara didalam rongga dada yang kaya
akan karbondioksida keluar.
Pernafasan perut adalah pernafasan yang melibatkan otot difragma. Mekanismenya
dapat dibedakan menjadi :
a) Fase inspirasi : otot diafragma berkontraksi sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada mengecil dan udara diluar masuk.
b) Fase ekspirasi, otot diafragma relaksasi sehingga rongga dada mengecil, akibatnya
tekanan dalam rongga dada membesar dan udara dalam rongga dada keluar dengan
membawa karbondioksida.
(Wiwi. 2006. 72).
Organ-organ pernapasan yang dimiliki oleh manusia meliputi semua unsur/struktur
yang menghubungkan udara dari dan ke paru-paru. Organ tersebut antara lain:
a) Hidung
Terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga
hidung banyak memiliki kapiler darah dan selalu lembab dengan adanya lendir yang
dihasilkan oleh mukosa. Di dalam hidung udara disaring dari benda-benda asing yag
tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru (Tambajong, 1995).
b) Faring
Faring merupakan ruang di belakang rongga hidung yang merupakan jalan
masuknya udara dari rongga hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang
bertugas mengatur pergantian perjalanan udara, pernafasan dan makanan (Tambajong,
1995).
c) Laring
Laring/pangkal batang tenggorokan/kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan,
yaitu jakun, epiglotis (tulang rawan) dan tulang rawan trikoid (cincin stempel) yang
letaknya paling bawah (Tambajong, 1995).
d) Trakhea
Trakea merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan tulang rawan yang
berbentuk huruf ‘C’ pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun tas 3
lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir untuk menangkap dan
mengendalikan benda-benda asing ke hulu saluran pernapasan sebelum masuk ke paru-
paru bersama udara pernafasan (Tambajong, 1995).
e) Bronkus
Merupakan cabang batang tnggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu
menuju paru-paru kiri dan satunya menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus terdii atas
lapisan jaringan ikat, lapisan jaaringan epitel, otot polos dan cincin tulang rawan
(Tambajong, 1995).
f) Bronkiolus
Merupakan cabang dari bronkus, dnding dan salurannya lebih tipis. Bronkiolus
bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus (Tambajong, 1995).
g) Alveolus
Saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa gelembung udara. Dinding
alveolus sangat tipis setebal selapis sel, lembap dan berdekatan dengan kapiler-kapiler
darah. Adanya alveolus memungkinkam terjadinya luasnya daerah permukaan yang
berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus terjadi pertukaran gas-
gas oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah (Tambajong, 1995).
h) Paru-paru
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasioleh otot dada dan tulang rusuk.
Pada bagian bawah dibatasi oleh otot diafragma yang kuat. Paru-paru merupakan
himpunan dari bronkiolus, samlus, alveolaaris dan alveolus. Di antara selaput dari paru-
paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada saat
mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru karena
adanya perubahan tekanan rongga dada (Tambajong, 1995).

Paru-paru manusia terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam (pleura
visceralis) dan pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung menyelimuti paru-
paru, sedangkan pleura luar bersebelahan dengan tulang rusuk. Antara kedua pleura
tersebut terdapat rongga tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga
yang berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru.

Paru-paru tersusun atas bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh


darah. Alveolus adalah kantung udara yang terdapat pada ujung-ujung bronkiolus.
Alveolus memiliki selaput tipis dan pada permukaannya banyak terdapat muara kapiler
darah, oleh karena itu dapat berlangsung pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida
secara difusi (Ridwanas, 2011).

Dalam keadaan biasa, orang dewasa normal menghirup dan menghembuskan


udara sebanyak lebih kurang 500 ml yang disebut volume tidal (udara pernapasan).
Setelah melakukan pernafasan biasa, kita masih dapat menghirup udara sekuat-kuatnya
sebanyak lebih kurang 1500 ml yang disebut volume cadangan inspirasi (udara
komplementer) dan menghebuskan udara sekuat-kuatnya hingga lebih kurang 1500 ml
yang disebut volume cadangan ekspirasi (udara suplementer). Volume udara tidal,
komplementer, dan suplementer mencapai 3500-4000 ml yang disebut kapasitas vital
paru-paru. Setelah menghembuskan nafas sekuat-kuatnya, di dalam peru-paru tersisa
udara sebanyak lebih kurang 1000 ml yang disebut sebagai volume residu. Jumlah
keseluruhan udara yang ditampung secara maksimal dalam peru-paru disebut kapasitas
total paru-paru (kapasitas vital paru-paru + volume residu) yaitu 4500-5000 ml (Priadi,
2009: 204).
Kecepatan frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, kegiatan tubuh (Susilowarno, 2007:
204).
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 ml. Udara
ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernafasan manusia. Walaupun demikian,
kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernafas mencapai 3500 ml, yang
1000 ml merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi
paru-paru(Waluyo. 2006 : 93).

2.3 Mekanisme Pertukaran Gas


Pengangkutan O2
• Alveolus memiliki O2 lebih tinggi dari pada O2 di dalam darah.
• O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati membran alveolus
• Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb yang terdapat pada Eritrosit
menjadi Oksihemoglobin (HbO2).
• Selain diikat oleh Hb, sebagian kecil O2 larut di dalam plasma darah (2%).
• Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke jantung melalui vena
pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh yang membutuhkan.
Pengangkutan CO2
• Di jaringan, CO2 lebih tinggi dibandingkan yang ada di dalam darah.
• Ketika O2 di dalam darah berdifusi ke jaringan, maka CO2 di jaringan akan segera
masuk ke dalam darah.
• Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar (70%) CO2 akan diubah menjadi ion
bikarbonat(HCO3–)
• 20% CO2 [karbominohemoglobin (HbCO2)] akan terikat oleh Hb pada Eritrosit.
• Sedangkan 10% CO2 [asam karbonat (H2CO3)] lainnya larut dalam plasma darah.
• Di dalam darah, CO2 di bawa ke jantung, kemudian oleh jantung CO2 dalam darah
dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
• Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi

Kelainan / Penyakit pada Sistem Respirasi


1. Asma/sesak napas, penyempitan saluran napas akibat otot polos pembentuk dinding
saluran terus berkontraksi, disebabkan alergi atau kekurangan hormon adrenalin.
2. Asfiksi, gangguan pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan akibat
tenggelam, pneumonia, keracunan CO.
3. Asidosis, akibat peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah
4. Wajah adenoid (wajah bodoh), penyempitan saluran napas karena pembengkakan
kelenjar limfa (polip), pembengkakan di tekak (amandel).
5. Pneumonia, radang paru-paru akibat infeksi bakteri Diplococcus pneumonia.
6. Difteri, penyumbatan faring/laring oleh lendir akibat infeksi bakteriCorynebacterium
diphteriae
7. Emfisema, menggelembungnya paru-paru akibat perluasan alveolus berlebihan.
8. Tuberculosis (TBC), penyakit paru-paru akibat infeksi bakteriMycobacterium
tuberculosa.
9. Peradangan pada sistem pernapasan :
- bronchitis, radang bronkhus - pleuritis, radang selaput paru-paru
- laringitis, radang laring - renitis, radang rongga hidung
- faringitis, radang faring - sinusitis, radang bagian atas rongga hidung

Gangguan/penyakit dinding alveolus


• Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang
menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.
• Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yang
mengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
• Masuknya air ke alveolus.

Gangguan/penyakit sistem transportasi udara


Antara Lain :
• Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
• Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan
tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.(Waluyo. 2006 : 93)

III. ALAT DAN BAHAN

No Alat Bahan
1 Alat Pengukur Etanol 70%
2 Spirometer Kapas
3 Stetoskop

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


4.1 Proses inspirasi dan ekspirasi

Terlebih dahulu digunakan alat pengukur. Kemudian, lingkar rongga dada rekan
saudara (bisa dilakukan sendiri dan meminta bantuan orang di rumah) diukur pada saat
mengalami respirasi normal (inspirasi dan ekspirasi normal). Lalu, lingkar rongga dada rekan
saudara saat menarik napas dalam (inspirasi maksimum) diukur

4.2 Menentukan perbandingan Volume Tidal (VT), Volume Ekspirasi Cadangan


(VEC) dan Volume Inspirasi Cadangan (VIC)

Dengan menggunakan spirometer dilakukan hal-hal berikut:

Terlebih dahulu, dilakukan inhalasi normal kemudian dilakukan ekshalasikan normal


ke dalam spirometer. Lalu nilai yang tertera pada spirometer dicatat. Nilai yang diperoleh
adalah nilai VT. Kemudian, diakukan inhalasi normal. Setelah itu ekshalasikan sekuat-kuatnya
ke dalam spirometer. Lalu nilai yang tertera pada spirometer dicatat. Nilai yang diperoleh
adalah nilai VEC. Kemudian diakukan inhalasi sedalam mungkin. Setelah itu dilakuakan
ekshalasikan sekuat-kuatnya ke dalam spirometer. Nilai yang tertera pada spirometer dicatat.
Nilai yang diperoleh adalah nilai Kapasitas Vital (KV).Dari nilai KV ini dapat diperoleh nilai
VIC sebagai berikut:

Karena KV = VT + VIC + VEC

Maka. VIC = KV – (VT + VEC)

Perbandingan VT, VEC dan VIC ditentukan

V. HASIL PENGAMATAN
5.1. Anatomi

5.2. Fisiologi
5.2.1. Tabel Komponen-Komponen Yang Terlibat Dan Perubahan Yang Terjadi Pada
Proses Ekspirasi Dan Inspirasi
Proses Komponen terlibat Perubahan yang terjadi
Ekspirasi Rongga dada Rongga dada akan mengecil,
Otot rusuk tulang rusuk berkontraksi
Diafgrama dan diafgrama relaksasi.
Inspirasi Rongga dada Rongga dada akan
Otot rusuk membesar, tulang rusuk
Diafgrama relaksasi dan diafgrama
kontraksi.

5.2.2 Menentukan VT, VEC, dan KV


Diketahui :
VT = 500 cm3
KV = 1900 cm3
VBC = 1250 cm3
Ditanyakan :
VIC ?
Jawab :
VIC = KV – (VT + VBC)
= 1900 – (500 + 1250)
= 1900-1750
= 150 cm3
Perbandingan VT, VEC, dan VIC :
VT : VEC : VIC
500 : 1250 : 150
10 : 25 : 3

VI. PEMBAHASAN

6.1. Anatomi

Kata anatomi berasal dari bahasa yunani yang secara literatur diartikan sebagai
“membuka suatu potongan”. Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian
dalam (internal) dan bagian luar (eksternal) dari struktur tubuh dan hubungan fisiknya
dengan bagian tubuh yang lainnya, dengan cara menguraikan tubuh (manusia) menjadi
bagian yang lebih kecil kebagian yang paling kecil, dengan cara memotong atau
mengiris tubuh (manusia) kemudian dipelajari, dan diamati menggunakan mikroskop.
(Mustafa, 2020)

6.2. Fisiologi

Fisiologi adalah cabang biologi yang mempelajari tentang berlangsungnya


system kehidupan. Istilah fisiologi dipinjam dari Bahasa Belanda, physiologie, yang
terdiri dari dua kata Yunani Kuna. Physis yang berarti “kajian”. Istilah “faal” diambil
dari Bahasa Arab yang berarti “logia” yang mempunyai arti “pertanda”, “fungsi”,
“kerja”. Fisiologi memakai bermacam metode untuk mempelajari biomolekul, jaringan
sel, organ, organisme, dan system organ dengan secara keseluruhan menjalankan fungsi
kimiawi dan fisiknya untuk mendukung kehidupan. (Sri, 2021)

a. Proses inspirasi dan ekspirasi

Respirasi atau yang biasa disebut dengan pernapasan merupakan proses


menghirup udara bebas yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang
mengandung karbondioksida sebagai sisa oksidasi keluar dari tubuh. Proses menghirup
oksigen ini disebut inspirasi sedangkan proses mengeluarkan karbondioksida disebut
ekspirasi. Dalam proses pernapasan oksigen merupakan zat kebutuhan paling utama.
Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara yang terdapat dilingkungan sekitar.
(Saktya, 2018)

Organ yang berperan penting dalam proses repirasi adalah paru-paru yang biasa
disebut dengan pulmo. Sistem respirasi terdiri dari hidung (nasal), faring, laring, trakea,
brokus, bronkiolus dan alveolus. Respirasi adalah pertukaran antara O2 dan CO2 dalam
paru-paru tepatnya dalam alveolus. Pernapasan sangat penting bagi kelanjutan hidup
manusia dan jika seseorang tidak bernapas dalam beberapa saat maka orang tersebut
akan kekurangan osigen. Hal ini dapat mengakibatkan orang tersebut kehilangan
nyawanya. (Saktya, 2018)

Untuk melakukan percobaan uji inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan
dilakukan dengan cara melakukan uji terhadap diri sendiri atau oranglain. Uji yang
dilakukan diantaranya melakukan penarikan napas dan menghembuskan napas yang
masing-masing dilihat organ yang terlibat dalam proses tersebut. Organ yang terlibat
dalam proses inspirasi dan ekspirasi adalah otot intrakostal dan diafragma. Namun,
terdapat beberapa perbedaan yang terjadi pada kedua organ tersebut ketika terjadinya
proses pernapasan. Pada proses inspirasi terjadi posisi diafragma mengarah kebawah,
tulang rusuk terangkat kebagian atas, dan rongga dada membesar. Sementara, pada
proses ekspirasi diafragma mengarah keatas, tulang rusuk turun, dan rongga dada
mengempis.

b. Frekuensi Pernapasan

Untuk menguji frekuensi pernapasan manusia dilakukan pengamatan terhadap


proses pernapasan diri sendiri atau oranglain yang berada disekitar rumah sebagai
sampel pengamatan. Untuk uji frekuensi dilakukan 2 jenis pengamatan diantaranya
pengamatan pernapasaan pada keadaan istirahat (santai) dan pengamatan setelah berlari
selama 5 menit. Dari hasil yang di dapat, frekuensi pernapasan pada saat istirahat lebih
kecil disbanding pada saat setelah berlari dengan perbandingan 3 : 8 yaitu 15x/menit
dan 40x/menit. Sementara dari uji literatur, tertulis bahwa frekuensi normal dalam
keadaan istirahat berada pada kisaran 12-20x/menit. Dari hasil pengamatan, dapat
disimpulkan bahwa frekuensi pernapasan setelah berlari akan lebih tinggi dibanding
ketika istirahat. Hal ini membuktikan bahwa setelah berlari membutuhkan pasokan
oksigen yang lebih banyak.

c. Menentukan Perbandingan Volume Tidal (VT), Volume Ekspirasi Cadangan


(VEC), dan Volume Inspirasi Cadangan (VIC)

Pada percobaan penentuan perbandingan volume tidal, volume ekspirasi


cadangan, dan volume inspirasi cadangan dilakukan terlebih dahulu proses inhalasi
normal yang kemudian dilakukan ekshalasi secara normal pula kedalam alat
spirometer. Dari hasil pengamatan pada spirometer, nilai yang diperoleh sebagai nilai
volume tidal sebesar 500 cm3. Kemudian berikutnya dilakukan inhalasi normal dan
dilakukan ekshalasi sekuat-kuatnya dalam spirometer. Dari hasil pengamatan yang
tertera pada spirometer sebesar 1250 cm3 (sebagai volume ekspirasi cadangan).
Kemudian, proses selanjutnya dilakukan inhalasi sedalam mungkin dan ekshalasi
sekuat-kuatnya kedalam alat spirometer yang nantinya akan digunakan sebagai nilai
kapasitas vitas (KV). Nilai KV yang tertera pada alat spirometer yang digunakan
menunjukkan pada besaran 1900 cm3.

VII. KESIMPULAN
1. Respirasi yaitu proses menghirup udara dari lingkungan yang mengandung oksigen dan
menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari
oksidasi keluar tubuh. Melalui bernafas dapat mengeluarkan sisa metabolisme agar
dapat mempertahankan homeostasis tubuh.
2. Organ yang terlibat dalam sistem respirasi yaitu:
a. Hidung: Menyaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tidak masuk
ke paru-paru.
b. Faring: Mengatur perjalanan udara, pernapasan dan makanan.
c. Laring: Melindungi saluran pernapasan .
d. Trakea: Jalur udara untuk masuk dan keluar dari paru-paru.
e. Bronkus: Jalur masuk keluarnya udara dan untuk mencegah infeksi.
f. Bronkiolus: Tempat pertukaran oksigen dengan karbon dioksida.
g. Alveolus: Menyerap oksigen dari udara yang dibawa oleh bronkiolus dan
mengalirkannya ke dalam darah.
h. Paru-paru: Menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah.

Terdapat cara yang sederhana untuk mendeteksi jika terdapat kelainan padas sistem
respirasi yaitu melalui mendengarkan bunyi pernafasan kemudian dihitung frekuensi
pernapasan (menit). Untuk orang dewasa idealnya bernapas 12 sampai 16 kali per menit, jika
kurang atau lebih dari angka tersebut kemungkinan orang tersebut mengalami gangguan
pernapasan. Selain itu, dapat dilakukan melalui membandingkan volume tidal, volume
ekspirasi cadangan dan volume inspirasi cadangan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Hartono, audry. 1995. Biokimia Harper Edisi-22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mustafa Sabri. 2020. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Syiah Kuala Lumpur University Press

Priadi, Arif. 2009. Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.

Ridwanaz. 2011. Sistem Respirasi Alat Pernafasan dan Fungsinya.

Sri Handayani. 2021. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jawa Barat. Media Sains
Indonesia

Susilowarno, Gunawan. 2007. Biologi Umum. Jakarta: PT Grasindo.


Tambajong, Jan. 1995. Sinopsis Histologi. Jakarta: Kedokteran EGC.
Utama Saktya. 2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem Respirasi. Yogyakarta.
CV Budi Utama

Waluyo, Joko. 2006. Anatomi Manusia. Jember : Jember University press


Wiwi, Isnaini. 2006. Biologi. Jakarta. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai