Anda di halaman 1dari 8

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG PENGELOLAAN IRIGASI DAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses perbaikan yang ditujukan untuk memberikan
kemampuan kepada siapapun untuk mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat. Salah satu up
aya untuk mempercepat proses perbaikan dalam pemberdayaan masyarakat adalah pendampinga
n. Pendampingan sebagai suatu konsep berkembang dengan adanya kesadaran baru bahwa mas
yarakat bukanlah pihak yang tidak tahu dan tidak mau maju sebaliknya saat ini mulai dikenali b
ahwa masyarakat adalah pihak yang mau, memiliki pengetahuan lokal, mempunyai potensi besar
serta kearifan tradisional.

Pendampingan pada dasarnya merupakan upaya untuk menyertakan masyarakat dalam mengemb
angkan berbagai potensi yang dimiliki sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih
baik. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memfasilitasi pada proses pengambilan keputusan berbagai
kegiatan yang terkait dengan kebutuhan masyarakat, membangun kemampuan dalam meningkatk
an pendapatan, melaksanakan usaha yang berskala bisnis serta mengembangkan perencanaan da
n pelaksanaan kegiatan yang partisipatif.

Dalam Pelaksanaan Program pendampingan ini diperlukan ketersediaan sumberdaya manusia (SD
M) yang berkualitas yang mampu berperan sebagai fasilitator, komunikator dan dinamisator sela
ma program berlangsung dan berfungsi sebagai konsultan sewaktu diperlukan oleh kelompok. Pe
rubahan perilaku masyarakat untuk mandiri dan kreatif dalam mengembangkan usaha produktif
merupakan fokus program pendampingan. Tenaga pendamping dapat berasal dari tenaga penda
mping lokal di wilayah setempat (tokoh masyarakat, penyuluh pertanian) maupun tenaga penda
mping yang berasal dari luar (LSM, Perguruan Tinggi) sepanjang memenuhi kriteria pendamping.

b. Tujuan Pendampingan
- Memperkuat kelembagaan petani sehingga organisasi petani dapat menjadi salah satu lembaga
penggerak ekonomi pedesaan.

- Mengembangankan dan menumbuhkan usaha pertanian alternatif sebagai sumber pendapatan


yang handal.

- Memperkuat sistem ketahanan pangan pada tingkat rumahtangga dan komunitas.

- Membangun mekanisme pengambilan keputusan secara partisipatif dalam semua aspek pengel
olaan sumberdaya kelompok, khususnya pengelolaan irigasi.

- Meningkatkan peran serta aparat, tokoh masyarakat dan kader-kader pertanian dalam memper
kuat sistem ketahanan pangan.

c. Sasaran Pendampingan

- Tumbuhnya wirausahawan pertanian sehingga kegiatan usaha tani menjadi kompetitif dengan u
saha bidang lain.

- Organisasi pertanian memiliki sistem administrasi yang baik sehingga organisasi pertanian memi
liki akuntabilitas yang tinggi, baik di hadapan para anggotanya maupun organisasi-organisasi luar
yang dapat mendukung pengembangan usaha pertanian.

- Munculnya diversifikasi usaha pertanian.

- Terwujudnya proses pemberdayaan yang sinergis antara kebutuhan program dari luar dengan
kebutuhan warga, dan terwujudnya jaringan wirausahawan (individu dan organisasi) antar komuni
tas.

- Meningkatkan pendapatan petani.

d. Pengertian

• Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, khususnya mereka yang ku
rang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam me
ngembangkan perikehidupan mereka. Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebut
uhan, masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosi
al ekonomi perikehidupan mereka sendiri.
• PRA (Participatory Rural Appraisal) adalah Suatu pendekatan untuk melakukan penilaian/pengkaj
ian keadaan atau kondisi sosial, budaya, dan ekonomi serta mengkaji permasalahan dan pemeca
hannya dengan melibatkan warga dan seluruh stakeholder.

• Pendampingan adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan menempatkan tenaga penda


mping yang berperan sebagai fasilitator, komunikator dan dinamisator.

II. KONSEPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pemberdayaan merupakan suatu konsep yang menjelaskan berbagai upaya untuk memperkuat p
osisi seseorang untuk melalui penumbuhan kesadaran dan kemampuan individu yang bersangkut
an untuk mengidentifikasi persoalan yang dihadapi dan memikirkan langkah-langkah mengatasiny
a. Inti dari kegiatan pemberdayaan adalah motivasi untuk memahami kondisi dan situasi kerja se
hari-hari serta menumbuhkan kemampuan dan keberanian mereka untuk bersikap kritis terhadap
kondisi yang mereka hadapi, sehingga kuncinya adalah membangun partisipasi.

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan masyarakat denga
n memperkuat kelembagaan masyarakat agar mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian dan k
esejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan. Implementasi Pemberdayaan itu s
endiri sangat bervariasi dari waktu ke waktu. Ada dua macam cara yang digunakan, yaitu gaya
partisipasi dengan berbasis hubungan pertemanan dan gaya yang cenderung top down (dari ata
s ke bawah) berbasis hubungan yang bersifat paternalistik.

Pada masa lalu Program pemberdayaan masyarakat, biasanya dibuat di tingkat Pusat (atas) dan
dilaksanakan oleh Instansi Propinsi dan Kabupaten (top down). Masyarakat yang dilibatkan dalam
kegiatan tersebut tidak diberikan pilihan dan kesempatan untuk memberi masukan. Hal ini dilak
ukan untuk mencapai efisiensi dalam pembangunan dan menganggap masyarakat tidak mempun
yai kemampuan untuk menganalisa kondisi dan merumuskan persoalan serta kebutuhan-kebutuha
nnya. Dalam pandangan ini masyarakat ditempatkan pada posisi yang membutuhkan bantuan da
ri luar. Program yang dilakukan dengan pendekatan dari atas ke bawah semacam ini hasilnya tid
ak seperti yang diharapkan dan kurang memberi manfaat kepada masyarakat. Bantuan yang dib
erikan lebih banyak menciptakan ketergantungan yang pada gilirannya akan lebih menyusahkan
masyarakat dari pada menolongnya, karena bantuan tersebut kadang-kadang tidak sesuai kebutu
han dan prioritas yang diinginkan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat saat ini memp
osisikan masyarakat sebagai pelaku utama, sehingga masyarakat itu sendiri yang menentukan ke
butuhan dan prioritas yang diinginkannya.

Sasaran utama dari pemberdayaan masyarakat adalah membuka akses bagi kaum yang terpinggi
rkan dalam pembangunan, termasuk kaum perempuan dan golongan tidak berdaya lainnya. Untu
k itu pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus unt
uk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat, menganalisa kondisi dan potensi sert
a masalah-masalah yang dihadapi.

Untuk menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat perdesaan. pada d
asarnya harus memiliki 3 (tiga) komponen yaitu Pertama, pemihakan dan pemberdayaan masyara
kat, kedua pemantapan otonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan
di daerah yang mengembangkan peran serta pemerintah dan ketiga terjadinya modernisasi mel
alui pemantapan pada perubahan struktur ekonomi dan budaya yang bersumber pada peran ma
syarakat lokal.

Sedangkan kebijakan pemberdayaan masyarakat secara umum di kelompokkan menjadi 3 kelomp


ok yaitu pertama kebijakan yang secara tidak langsung mengarah pada sasaran tetapi memberik
an dasar tercapainya suasana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi rakyat, kedua kebijaksan
aan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan ekonomi kelompok sasaran dan
ketiga kebijakan khusus menjangkau masyarakat miskin melalui upaya khusus.

Pemberdayaan masyarakat khususnya dalam pengembangan ketahanan pangan berada pada tiga
level, yaitu : individu, komunitas regional (perluasan jaringan dan kemitraan terjangkau oleh ko
munitas tetapi sering tidak tersentuh oleh negara), dan negara. Pada tingkat individu, pemberday
aan dapat dikatakan berhasil manakala mampu mengembangkan pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak. Pada tingkat komunitas, dampak dari pemberdayaan adalah berkembangnya nilai-nilai sos
ial dan struktur sosial baru dan kelembagaan yang makin efektif memenuhi kebutuhan komunita
s. Sementara pada tingkat negara ditandai dengan terjadinya kebijakan baru yang mengubah pol
a hubungan dan distribusi kekuasaan, yang lebih berpihak pada masyarakat/rakyat.

Tabel 1. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Ketahanan Pangan

No Level Pemberdayaan Masyarakat Indikator Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat

1. Individu Adanya perkembangan terhadap :

- Pola Pikir - Pola Sikap

- Pola Tindak
2. Komunitas - Berkembangnya nilai-nilai sosial dan struktur sosial baru.

- Kelembagaan makin efektif memenuhi kebutuhan komunitas.

3. Negara Adanya kebijakan baru yang mengubah pola hubungan dan distribusi kekuasaan yang
lebih berpihak pada masyarakat/rakyat.

III. IMPLEMENTASI PENDAMPINGAN DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

Salah satu upaya untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat adalah melal
ui program pendampingan. Sesungguhnya program pendampingan bukanlah sesuatu hal yang b
aru, namun akhir-akhir ini istilah pendampingan muncul kepermukaan karena melemahnya progr
am penyuluhan dan tantangan yang dihadapi sektor pertanian.

Prinsip-prinsip pendampingan yang dapat digunakan sebagai panduan dalam upaya pemberdaya
an masyarakat meliputi :

• Prinsip Berkelompok

Kelompok tumbuh dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Selain dengan anggota kelomp
oknya sendiri, kerjasama juga dikembangkan antar kelompok dan mitra kerja lainnya agar usaha
mereka berkembang, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan serta mampu membentuk kele
mbagaan ekonomi.

• Prinsip Keberlanjutan

Seluruh kegiatan penumbuhan dan pengembangan diorientasikan pada terciptanya sistem dan m
ekanisme yang mendukung pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Berbagai kegiatan ya
ng dilakukan merupakan kegiatan yang memiliki potensi untuk berlanjut di kemudian hari.

• Prinsip Keswadayaan

Masyarakat diberi motivasi dan didorong untuk berusaha atas dasar kemauan dan kemampuan
mereka sendiri dan tidak selalu tergantung pada bantuan dari luar.

• Prinsip Kesatuan Keluarga

Masyarakat tumbuh dan berkembang sebagai satu kesatuan keluarga yang utuh. Kepala keluarga
beserta anggota keluarga merupakan pemacu dan pemicu kemajuan usaha. Prinsip ini menuntu
t para pendamping untuk memberdayakan seluruh anggota keluarga masyarakat berperan serta
dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
• Prinsip Belajar Menemukan Sendiri

Kelompok dalam masyarakat tumbuh dan berkembang atas dasar kemauan dan kemampuan me
reka untuk belajar menemukan sendiri apa yang mereka butuhkan dan apa yang akan mereka k
embangkan, termasuk upaya untuk mengubah penghidupan dan kehidupannya.

Seorang pendamping adalah pemeran kunci didalam pengembangan masyarakat. Tugas utama s
eorang pendamping adalah mengembangkan kapasitas masyarakat sehingga mampu mengorgani
sir diri dan menentukan sendiri upaya-upaya yang diperlukan dalam memperbaiki kehidupan mer
eka. Pendamping bekerja bersama-sama dengan masyarakat untuk membangun kepercayaan diri
mereka terhadap kemampuan dan potensi yang sebenarnya mereka miliki. Pada dasarnya penda
mping memiliki tiga peran dasar yaitu :

1. Penasehat Kelompok, Pendamping memberikan berbagai masukan dan pertimbangan yang dip
erlukan oleh kelompok dalam menghadapi masalah. Pendamping tidak memutuskan apa yang pe
rlu dilakukan, akan tetapi kelompoklah yang nantinya membuat keputusan.

2. Trainer Participatoris, Pendamping memberikan berbagai kemampuan dasar yang diperlukan ol


eh kelompok seperti mengelola rapat, pembukuan, administrasi, memecahkan masalah, mengamb
il keputusan dan sebagainya.

3. Link Person, Peran pendamping adalah menjadi penghubung masyarakat dengan berbagai lem
baga yang terkait dan diperlukan bagi pengembangan kelompok.

Permasalahan yang selalu muncul dalam program pendampingan adalah berapa lama program p
endampingan dijalankan. Program pendampingan dapat dinilai sebagai rule atau discretion. Deng
an cara ini maka target dan tujuan dapat dicapai pada waktunya bahkan dapat dipercepat. Apa
bila kegiatan pendampingan sebagai rule maka kegiatan harus dilakukan oleh institusi pemerinta
h yang memang lebih siap dan dilaksanakan secara terus-menerus hingga tujuannya dapat terca
pai, sebaliknya apabila sebagai discretion maka kegiatan pendampingan hanya merupakan suatu
kebijakan penyela terhadap kebijakan lain yang memiliki dimensi temporal yang lebih panjang. K
onsekuensinya adalah masa pelaksanaan kebijakan ini terbatas atau tidak harus dilaksanakan seca
ra berulang-ulang. Sebaiknya pendampingan adalah suatu rule. Karena itu pendampingan meman
g harus dilakukan terus menerus hingga tujuannya tercapai.

Kegiatan Pendampingan perlu memiliki tujuan dan sasaran yang jelas yang merupakan sesuatu y
ang dapat diukur. Kegiatan pencapaian tujuan dan sasaran akan lebih terarah apabila dirumuska
n secara berjenjang dan bertahap. Dengan cara ini program pendampingan dapat dimonitor dan
dievaluasi apakah memiliki kemajuan atau stagnan dan tidak menunjukkan adanya dampak yang
berarti. Menjadi seorang pendamping bukanlah merupakan suatu tugas yang mudah. Untuk me
njadi seorang pendamping, persyaratan yang harus dimiliki adalah:

1. Memiliki kompetensi dan kapasitas kognitif atau pengetahuan yang dalam dan luas dibidangny
a.

2. Memiliki komitmen, profesional, motivasi, serta kematangan dalam pelaksanaan pekerjaan.

3. Memiliki kemauan yang sangat kuat untuk membagi apa yang dianggapnya baik bagi sesama
nya (orang lain).

4. Memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data, menganalisis dan identifikasi masalah, baik s
endiri maupun bersama-sama masyarakat yang didampingi.

5. Memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi atau membangun hubungan dengan setiap ke
luarga.

6. Memiliki kemampuan berorganisasi dan mengembangkan kelembagaan.

IV. PENUTUP

Pendampingan merupakan upaya untuk menyertai masyarakat dalam mengembangkan berbagai


potensi yang dimiliki sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Kegiatan Pe
ndampingan merupakan upaya berkelanjutan yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masya
rakat. Pendamping merupakan salah satu motivator bagi pengembangan masyarakat.

Tenaga pendamping merupakan mitra kerja bagi kelompoktani, penyuluh pertanian dan petugas
lapangan di daerah. Dengan demikian maka tenaga pendamping perlu dipertahankan dalam upa
ya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani di pedesaan.

DAFTAR PUSTAKA

BBKP. 2001. Rencana Strategis dan Program Kerja Pemantapan Ketahanan Pangan Tahun 2001-20
04. Badan Bimas Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian.Jakarta.

______. 2002. Pedoman Umum Pemberdayaan Kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat. Badan
Bimas Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian. Jakarta.
DitjenNak (Gol)/DFID (UK). 2002. Pemberdayaan Masyarakat (HM 6). DitjenNak (Gol)/DFID (UK). Ja
karta.

INTRAC. 2003. Handsout Workshop Pemberdayaan Masyarakat 26-18 Februari 2003. Jakarta.

PIDRA. 2002. Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Proyek PIDRA, Badan Bimas Ketahanan Pangan,
Departemen Pertanian. Jakarta.

Primahendra, R. 2002. Panduan Pendampingan untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta.

Saragih, Bungaran, Sajogya, dkk. 2001. Pembangunan Pertanian Melalui Pemberdayaan Masyaraka
t Desa. Owin Jamasy dkk (ed). Bina Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai