PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
RJP harus dilakukan dalam 4-6 menit setelah ditemukan telah terjadi henti
nafas dan henti jantung untuk mencegah kerusakan sel-sel otak dan lain-lain. Jika
penderita ditemukan bernafas namun tidak sadar maka posisikan dalam keadaan
mantap agar jalan nafas tetap bebas dan sekret dapat keluar dengan sendirinya.
2
2.2 RJP pada Ibu Hamil
Resusitasi Jantung Paru pada Kehamilan sangat di perlukan untuk
menolong ibu hamil yang membutuhkan pertolongan segera terkait gangguan
airway (jalan nafas), breathing (pernafasan) dan circulation (jantung dan
pembuluh darah). Skill ini harus di kuasai tenaga medis karena sifatnya mendasar.
3
Etiogi henti jantung pada kehamilan dapat di klarifikasikan menjadi
penyebab terkait anestesi atau penyebab yang tidak terkait anestesi kadang –
kadang. Penyebab multifaktorial, sehingga membuat diagnosis dan
pengelolaannya banyak berubah.
4
4. Bebaskan jalan nafas. Tengadahkan kepala ibu ke belakang (head tilt) dan
angkat dagu (Chin lift), bersihkan benda asing di jalan nafas.
5. Apabila ada sumbatan benda padat di jalan nafas segera ambil dengan jari
atau berikan dorongan bagian tengah sternum (chest thrust). Jangan
menekan procesus xiphoideus.
6. Lakukan look, listen dan feel sambil menjaga jalan nafas terbuka. Periksa
nafas ibu, lakukan cepat kurang dari 10 detik dengan cara mendekatkan
kepala penolong ke wajah ibu. Yang di lihat gerakan dada, yang di dengar
suara nafas dan yang di rasakan adalah aliran udara dari hidung atau mulut
ibu.
5
7. Apabila ibu tidak bernafas atau bernafas tetapi tidak normal, periksa
pulsasi arteri karotis dengan cepat yakni tidak lebih dari 10 detik.
Apabila nadi teraba tetapi ibu tidak bernafas atau megap-megap
(gasping), berikan ventilasi (bantuan nafas) menggunakan balon Singkil
atau dari mulut ke mulut dengan alas seperti kain atau kasa sebanyak
sekali setiap 5-6 detik. Pastikan volume nafas buatan cukup dan
pengembangan dada terlihat baik. Lakukan pengecekan arteri karotis
setiap 2 menit
.
8. Apabila nadi tidak teraba segera lakukan resusitasi Jantung Paru.
Resusitasi Jantung Paru pada ibu dengan usia kehamilan lebih
dari 20 Minggu dilakukan dalam posisi miring kiri sebesar 15-30
derajat.
6
Penekanan dada di lakukan di pertengahan sternum dan.
Kompresi dilakukan dengan cepat dan mantap, menekan sternum
sedalam 5 cm dengan kecepatan 100-120x/menit.
Setelah melakukan 30 kompresi, buka kembali jalan nafas lalu
berikan 2 kali ventilasi menggunakan balon Singkil atau mulut ke
mulut dengan alas. Setiap ventilasi diberikan dalam waktu 1 detik
dengan ventilasi yang cukup ditandai dengan dada mengembang
baik.
7
11. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan USG abdomen untuk melihat
perdarahan tersembunyi di intraabdomen dan segera rujuk ke fasilitas
kesehatan yg lebih tinggi.
Persalinan Darurat
Jika resusitasi jantung tidak segera dilakukan dalam waktu (4-5 menit)
dengan dasar dan lanjutan dukungan hidup, histeroktomi darurat (atau
peralinan sesar) harus segera di lakukan pada usisa kehamilan <20 minggu.
Tingkat kelangsungan hidup terbaik untuk bayi adalah pada usia <24/25
minggu jika lahir >5 menit setelah henti jantung. Usia kehamilan mungkin
tidak selalu di ketahui dan ultrasonografi dapat di gunakan jika waktu
memungkinkan. Penting untuk mengenali bahwa kelahiran sesar dengan
segera dapat menyelamatkan ibu dan bayinya.
Histerektomi yang tepat waktu dapat mengeluarkan janin, mengosongkan
uterus, mengembalikan aliran balik vena dan aliran aurta, di samping itu
memungkinkan resusitasi pada bayi baru lahir. Persalinan sesar di perlikan
agar resusitasi berhasil walaupun janin telah meninggal.
Segera setelah di diagnosis henti jantung, tim yang telah terlatih yang
terdiri dari seorang ginekolo, ahli anestesi, neonatologi dan bidan harus aktif
untuk mengetahui protokol histerektomi, secara parallel dengan upaya
resusitasi jantung paru. Hal ini memerlukan ruang operasi untuk keadaan
darurat seperti histerektomi, yang idealnnya harus di lakukan tidak lebih dari
4;5 menit setelah memulai resusitasi jantung paru.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Henti hantung merupakan kejadian yang sangat jarang terjadi
secara tiba-tiba dan mematikan pada pasien hamil. Antisipasi dini dan
pengobatan dapat dilakukan untuk mecegah terjadinya henti jantung,
misalnya dilakukan blok tinggi pada sistem sipnal. Tim multidisiplin
seharusnya mengetahui pedoman ACLS dan modifikasinya, khusus untuk
pasien hamil. Selain itu, harus dapat dipahami dengan baik protokol
histerektomidi ruang persalinan, diamnaa perlengkapan yang dibutuhkan
arus lengkap untuk melakukan resusitasi dan histeroktomi darurat dalam
waktu 4-5 menit.
3.2 Saran
Demikianlah isi makalah yang dapat kami buat, semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan dapat kita terapkan di kehidupan kita sehari-hari.
Serta apabila ada kesalahan dalam pengetikan maupun isi makalah ini,
kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih.