Anda di halaman 1dari 7

Organisasi

Pencegahan dan pengendalian Infeksi RS.Almah

No Dokumen SPO- No Revisi HALAMAN


1/5

DITETAPKAN DIREKTUR RS.ALMAH


STANDAR PROSEDUR
TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL

Administrasi dan 1. Organisasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) disusun agar
pengelolaan dapat mencapai visi misi dan tujuan pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS.Almah
2. Keberhasilan pelayanan ppi dirumah sakit perlu keterllibatan lintas
profesional, klinis, perawat laboratorium, kesehatan lingkungan,
farmasi, gizi, IPSRS, sanitasi dan housekeeping dalam satu wadah
berupa komite pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit
(PPIRS)
3. Direktur utama RS.Almah membentuk pengelola PPIRS yang terdiri
dari Komite dan Tim PPIRS melalui surat keputusan dengan masa
bakti 3 (tiga) tahun
4. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit (PPIRS)
bertanggung jawab langsung kepada direktur RS.Almah
5. Tim PPIRS bertanggung jawab langsung kepada Komite PPIRS
6. Dalam pelaksanaan kegiatan PPI, pengelola PPI melibatkan semua
bagian/bidang/instalasi yang ada RS. Almah
Pimpinan dan staf 1. Tim PPIRS terdiri dari IPCN (infection prevention and control nurse)
dan IPCO (infection prevention and control officer)
2. Tim PPIRS dipimpin oleh seorang penanggung jawab sebagai IPCO
atau IPCN
3. Jumlah IPCN ditentukan dengan menggunakan rasio 1 IPCN tiap 100-
150 tempat tidur.
4. Jumlah IPCO ditentukan dengan menggunakan rasio 1 IPCO tiap 5
IPCN
5. Setiap IPCN dibantu oleh beberapa orang IPCLN diunit-unit kerja atau
ruangan perawatan melalui koordinasi, pembinaan, konsultasi,
bimbingan, teknis, supervisi, monitoring. Evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
6. IPCLN merupakan pimpinan unit kerja atau kepala ruangan
perawatan dilingkungan RS.Almah yang berperan sebagai perawat
penghubung bagi pelaksanaan program pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit (PPIRS)
7. Susunan IPCLN diajukan oleh komite PPIRS dan diangkat oleh
direktur dengan surat keputusan
Organisasi
Pencegahan dan pengendalian Infeksi RS.Almah

No Dokumen SPO- No Revisi HALAMAN


2/2

DITETAPKAN DIREKTUR RS.ALMAH


STANDAR PROSEDUR
TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL

Tugas, Tanggung DIREKTUR UTAMA


Jawab dan
Wewenang 1. Membentuk Komite dan Tim PPI RS. Almah dengan
surat keputusan.
2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang
tinggi terhadap penyelenggaraan upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi.
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas
sarana dan prasarana termasuk anggaran yang
dibutuhkan.
4. Menentukan kebijakan pencegahan dan
pengendalian infeksi.
5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan
pengendalian infeksi berdasarkan saran dari komite
PPI RS. Almah.
6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian
antibiotika yang rasional dan disinfektan di rumah
sakit berdasarkan saran dari Komite PPI RS. Almah.
7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi
yang dianggap potensial menularkan penyakit untuk
beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan
saran Komite PPI. RS. Almah
8. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO)
untuk PPI RS.
Organisasi
Pencegahan dan pengendalian Infeksi RS.Almah

No Dokumen SPO- No Revisi HALAMAN


3/5

DITETAPKAN DIREKTUR RS.ALMAH


STANDAR PROSEDUR
TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL

Tugas, Tanggung Komite PPIRS


Jawab dan
Wewenang a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi
kebijakan PPI.
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI RS, agar
kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan rumah sakit.
c. Membuat SPO PPI.
d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi
pelaksanaan program tersebut.
e. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan
investigasi masalah atau KLB HAIs.
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan
meningkatkan cara pencegahan dan pengendalian
infeksi.
g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya dalam PPI.
h. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang
sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yang
menggunakan.
i. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan
mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia di rumah sakit
dalam pengetahuan PPI.
j. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi
kebijakan.
k. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat
laporan kepada Direktur.
l. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
m. Memberikan usulan kepada direktur untuk
pemakaian antibiotika yang rasional di rumah sakit
berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data
resistensi antibiotika.
n. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan
kerja (K3).
o. Turut menyusun kebijakan clinical pathway dan
patient safety.
p. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara
periodik mengkaji kembali rencana manajemen PPI
apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah
sakit.
q. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi
bangunan dan pengadaan alat dan bahan
kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai prinsip PPI.
r. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila
diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi.
s. Melakukan sikap penutupan ruangan rawat bila
diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi.
t. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan
yang menyimpang dari standar prosedur / monitoring
surveilans proses.
u. Melakukan investigasi, menetapkan dan
melaksanakan penanggulangan infeksi bila ada KLB
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
Organisasi
Pencegahan dan pengendalian Infeksi RS.Almah

No Dokumen SPO- No Revisi HALAMAN


4/5

DITETAPKAN DIREKTUR RS.ALMAH


STANDAR PROSEDUR
TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL

Tugas IPCO :
1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang
benar.
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika
surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan
pola resistensi antibiotika.
4. Bekerjasama dengan perawat PPI memonitor kegiatan
surveilans infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI
yang berhubungan dengan prosedur terapi.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam
merawat pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk
memahami pencegahan dan pengendalian infeksi.

Tugas IPCN :

1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor


kejadian infeksi yang terjadi di lingkungan kerja rumah
sakit.
2. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO,
kepatuhan petugas dalam menjalankan kewaspadaan
isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan
kepada komite PPI RS. Almah.
4. Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas
kesehatan tentang PPI di RS. Almah
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama
Komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk
mencegah penularan infeksi dari petugas kesehatan ke
pasien atau sebaliknya.
7. Bersama komite menganjurkan prosedur isolasi dan
memberi konsultasi tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang
terjadi di rumah sakit.
8. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk
terhadap penatalaksanaan limbah, laundry, gizi dan lain-
lain dengan menggunakan daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan.
10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotik
yang rasional.
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan
mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi di Rumah
Sakit Almah
12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke komite
PPI RS. Almah
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan PPI.
14. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar
sesuai prinsip PPI.
15. Meingkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah
sakit tentang PPI RS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan,
pengunjung dan keluarga tentang topik infeksi yang
sedang berkembang di masyarakat.
17. Sebagai koordinator antara unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi di RS. Almah.

Tugas IPCLN :
a. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap
pasien di unit rawat inap masing-masing, kemudian
menyerahkan kepada IPCN ketika pasien pulang.
b. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi pada
setiap personil ruangan di unit rawatnya masing-masing.
c. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan
adanya HAIs pada pasien.
d. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial
KLB, penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat
masing-masing, konsultasi prosedur yang harus
dijalankan bila belum paham.
e. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain
dalam menjalankan standar isolasi.

Anda mungkin juga menyukai