Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rezi Oktaviani

BP : 1610311070
Kelompok : 1A

MODUL 3
Skenario 3: KENAPA KULITKU?

Migra seorang anak perempuan 10 tahun datang berobat ke puskesmas dibawa ibunya
dengan keluhan gatal pada tungkai bawah kanan sejak dua minggu yang lalu. Berdasarkan
anamnesis diketahui bahwa sebelumnya terdapat bintik merah yang makin lama makin
memanjang dan berkelok-kelok dan menyembuh pada daerah yang ditinggalkan berupa bercak
kehitaman. Dia juga mengeluhkan bintik-bintik sewarna kulit di badan yang tidak terasa gatal
sejak tiga bulan yang lalu. Ibunya pernah mencongkel bintik tersebut dan mendapatkan massa
berwarna putih.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum baik, status dermatologikus pada tungkai bawah
kanan tampak lesi dengan distribusi terlokalisir, bentuk tidak khas, susunan linear batas tegas.
Ukuran lesi numular dengan effloresensi plak eritem yang berkelok dan terdapat makula
hiperpigmentasi. Kelainan pada badan terlokalisir, bentuk bulat dan susunan diskret dengan batas
tegas dan ukuran lentikular. Effloresensi ditemukan papul-papul sewarna kulit.
Dokter merencanakan pemeriksaan eksfoliasi pada bintik sewarna kulit untuk
menegakkan diagnosis dan pengobatan. Ibu pasien menanyakan apakah kelainan kulit yang di
tungkai bawah karena penyebaran dari lesi kulit di badan dan apakah harus dirujuk ke RS ?
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Migra ?

STEP 1 (TERMINOLOGI)
1. gatal (pruritus) : berbagai macam keadaan yang ditandai oleh rasa gatal (kamus kedokteran
dorland, 1996)
sensasi yang menimbulkan keinginan kuat untuk melakukan penggarukan. Secara umum,
pruritus adalah gejala dari berbagai penyakit kulit, baik lesi primer atau sekunder, meskipun ada
pruritus yang timbul akibat faktor sistemik non-lesi kulit.
2. anamnesis : merupakan pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong pasien.
3. status dermatologikus : pemeriksaan fisik pada kasus dermatologi
4. lesi : jaringan yang fungsi nya terganggu karena penyakit atau cedera, seperti tumor, ulkus
atau abses
5. terlokalisir : terbatas pada suatu tempat
6. linear : seperti garis lurus. Linear merupakan bagian dari status dermatologikus pada bagian
susunan lesi
7. lesi numular : ukuran lesi sebesar logam, kira-kira 3-5 cm
8. effloresensi plak eritem : Efloresensi atau “ruam” adalah kelainan kulit dan selaput
lender yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara objektif) dan bila perlu
dapat diperiksa dengan perabaan. Efloresensi kulit dapat merupakann akibat biasa
dalam perjalanan proses patologik. Kadang-kadang perubahan ini dapat dipengaruhi
keadaan dari luar, misalnya trauma garukan dan pengobatan yang diberikan, sehingga perubahan
tersebut tidak biasa lagi
Plak merupakan bercak yang menimbul / beruntus yang bergabung
Eritem adalah sebuah kondisi kulit yang ditandai dengan kemerahan / ruam (makula yang
berwarna merah) yang di akibatkan oleh vasodilatasi kapiler dan bersifat irreversibel
9. makula (patch) : kelainan kulit yang sama tinggi dengan permukaan kulit warna nya berubah
dan berbatas jelas
10. hiperpigmentasi : kondisi kulit dimana area tertentu menjadi lebih gelap akibat produksi
melanin berlebih dan lebih dikenal dengan sebutan flek / noda hitam
11. diskret : terpisah satu dengan yang lain . diskret merupakan bagian dari status dermatologikus
pada bagian distribusi (penyebaran) lesi
12. lentikular : ukuran lesi sebesar biji jagung
13. papul-papul (beruntus) : kelainan kulit yang lebih tinggi dari permukaan kulit, padat berbatas
jelas dan ukuran nya tidak lebih dari 1 cm
14. pemeriksaan eksfoliasi : proses pengangkatan lapisan paling luar dari epidermis (terdiri dari
tumpukan sel-sel kulit mati) yang bertujuan untuk melihat keadaan sel terdeskuamasi baik yang
normal maupun yang mengalami perubahan patologis

STEP 2 (IDENTIFIKASI MASALAH)


1. Mengapa bisa timbul keluhan gatal pada tungkai bawah kanan sejak 2 minggu lalu pada
migra?
2. Apakah ada hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan migra?
3. Mengapa bisa terdapat bintik merah yang makin lama makin memanjang dan berkelok?
4. Apakah ada hubungan keluhan sebelum nya dengan keluhan sekarang?
5. Mengapa bisa timbul keluhan bintik-bintik sewarna kulit di badan yang tidak terasa gatal sejak
3 bulan yang lalu?
6. Mengapa bisa terdapat massa berwarna putih ketika ibu nya mencongkel bintik tersebut?
7. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pada migra?
8. Mengapa dokter merencanakan pemeriksaan eksfoliasi pada bintik sewarna kulit dan apa
indikasi nya?
9. Apakah kelainan kulit yang di tungkai bawah karena penyebaran dari lesi kulit di badan dan
apa harus dirujuk ke RS?

STEP 3 (BRAINSTORMING)
1. Mengapa bisa timbul keluhan gatal pada tungkai bawah kanan sejak 2 minggu lalu pada
migra?
Klasifikasi gatal :
a. pruritoceptive itch : akibat gangguan yang berasal dari kulit. Misal inflamasi, kering dan
kerusakan kulit
b. neuropathic itch : akibat gangguan pada jalur aferen saraf perifer atau sentral, ex : herpes dan
tumor
c. neurogenic itch : tidak ada gangguan pada saraf maupun kulit, namun terdapat transmitter
yang merangsang gatal, ex : morphin dan penyakit sistemik (ginjal kronik, jaundice)
d. psikogenic itch : akibat gangguan psikologi, ex : parasitophobia
penyebab gatal :
3. gangguan pada kulit
- dermatitis kontak, kulit kering, urtikaria, psoriasis
4. pajanan terhadap faktor tertentu
Faktor yang di maksud adalah allergen atau bentuk iritan lain nya, urtikaria fisikal, serangga,
obat-obatan tertentu (topikal maupun sistemik contoh : opioid, aspirin)
5. hormonal
2 % dari wanita hamil menderita pruritus tanpa adanya kelainan dermatologis. Pruritus ini di
induksi oleh estrogen dan terkadang terdapat hubungan kolestasis. Pruritus terjadi pada trimester
ketiga, dimuai pada abdomen atau badan, kemudian menjadi generalisata
Faktor penyebab lain nya :
a. faktor eksogen : dermatitis kontak (pakaian, logam, benda asing), rangsangan oleh ektoparasit
(serangga tungau scabies, pedikulus, larva migrans), atau faktor lingkungan yang membuat kulit
kering
b. faktor endogen : reaksi obat / penyakit (limfoma, kelainan hepar dan ginjal) migrans

kemungkinan migra mengalami ruam menjalar (cutaneous larva /creeping eruption) dengan
gambaran klinis nya berupa lesi yang bermigrasi karena ada parasit yang bergerak di dalam kulit
yaitu larva cacing tambang.

2. Apakah ada hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan migra?
Penyakit ini terdapat di seluruh daerah beriklim panas. Dan sering terjadi pada anak usia <4
tahun karena anak pada usia tersebut maih jarang menggunakan alas kaki saat keluar rumah.

3. Mengapa bisa terdapat bintik merah yang makin lama makin memanjang dan berkelok dan
menyembuh pada daerah yang ditinggalkan berupa bercak kehitaman?
Di epidermis kulit, larva tersebut akan bermigrasi dan menyebabkan CLM selama beberapa
minggu sebelum larva tersebut mati. Larva tersebut bermigrasi melalui jaringan subkutan
membentuk terowongan yang menjalar dari satu tempat ke tempat lain nya.
Pada manusia larva ini tida memiliki enzim kolagenase yang cukup untuk menembus membran
basal dan menyerang dermis, sehingga larva tersebut tidak dapat melanjutkan perkembangan
siklus hidup nya. Akibat nya selamanya larva terjebak di jaringan kulit penderita hingga masa
hidup dari cacing ini berakhir.
4. Apakah ada hubungan keluhan sebelum nya dengan keluhan sekarang?
Kemungkinan berhubungan, karena lesi yang disebabkan oleh larva tersebut mengandung cairan
serosa dan disertai rasa gatal yang hebat dan selanjutnya terjadi dermatitis dan infeksi sekunder.
pada saat larva masuk ke kulit disertai rasa gatal dan panas di tempat larva melakukan penetrasi.
Rasa gatal timbul terutama pada malam hari

5. Mengapa bisa timbul keluhan bintik-bintik sewarna kulit di badan yang tidak terasa gatal sejak
3 bulan yang lalu?
Kemungkinan disebabkan oleh infeksi dari virus molluscum contangiosum dengan gambaran
papul sampai lentikular bular berwarna putih seperti lilin. Terjadi sejak bulan yang lalu karena
periode inkubasi nya dapat memanjang sampai 6 bulan.
Insiden terbesar terjadi pada anak-anak usia 0-14 tahun, dimana insiden berkisar antara 12-14
episode per 1000 anak per tahun.
Virus ini masuk ke kulit lewat kelenjar rambut dan mudah menular lewat kontak langsung. Bila
di garuk, virus ini dapat menyebar ke kulit sekitar nya. Faktor pendukung lain nya adalah berbagi
peralatan mandi, kolam renang, handuk`
Lesi pada moluskum kontangiosum ini berupa papula kecil berupa diameter antara 3-6 mm
dengan lokasi bisa di muka, leher, tangan, badan, genital

6. Mengapa bisa terdapat massa berwarna putih ketika ibu nya mencongkel bintik tersebut?
Massa berwarna putih merupakan papula yang berisi benda putih, seperti nasi yang tidak lain
adalah badan moluskum

7. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pada migra?


- KU baik
- tungkai bawah kanan lesi yang terlokalisir, bentuk tidak khas, susunan linear batas tegas : lesi
khas yang ditimbulkan oleh larva cacing tambang yang melakukan penetrasi ke epidermis kulit.
Perjalanan satu larva umum nya terbatas pada daerah yang relatif kecil.
-ukuran lesi numular : ukuran lesi sebesar uang logam
- effloresensi plak eritem : timbul ruam kemerahan yang menjalar, menimbul dan meninggi dari
kulit
efloresensi (ruam primer)
adalah makula, papul, plak,urtika, nodus, nodulus, vesikel, bula, pustul, dan kista.
efloresensi sekunder
adalah skuama (jarang ditemukan sebagai efloresensi primer), krusta,erosi,
ulkus, dan sikatriks.
- makula hiperpigmentasi : ada nya penumpukan melanin karena produksi yang berlebihan
setelah terjadi nya proses peradangan akut / kronis, tanpa disertai perubahan konsistensi dan
permukaan nya
- kelainan pada badan terlokalisir, bentuk bulat, susunan diskret dengan batas tegas dan ukuran
lentikular : lesi bentuk bulat, tersebar, batas tegas dan ukuran sekitar 3-6 mm
- papul-papul sewarna kulit : penonjolan kulit yang solid dengan diameter < 1 cm, terjadi karena
proses infiltrat pada papilla dermis, hiperplasi epidermis (moluskum kontangiosum)
8. Mengapa dokter merencanakan pemeriksaan eksfoliasi pada bintik sewarna kulit dan apa
indikasi nya?
Untuk menegakkan diagnosis pasti dari kelainan kulit pada migra serta menentukan pengobatan
yang tepat

9. Apakah kelainan kulit yang di tungkai bawah karena penyebaran dari lesi kulit di badan dan
apa harus dirujuk ke RS?
Bukan, kelainan kulit di tungkai bawah dan lesi kulit di badan di sebabkan oeh penyebab yang
berbeda.
Untuk keluhan gatal pada tungkai bawah (creeping eruption) biasa nya penyakit ini akan sembuh
sendiri (self limited), sekitar 50% larva mati dalam 12 minggu walaupun tanpa terapi. Terapi
dapat berupa topical dan sistemik (tiobendazol topical 10% diaplikasi 4 kali sehari selama satu
minggu / obat oral tiobendazol dosis 25-50 mg/kg berat badan dua kali sehari selama 2-4 hari
dengan dosis maksimum 2-4 gram sehari)
Untuk keluhan bintik-bintik sewarna di kulit badan (moluskum kontangiosum) jika dapat
menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini jarang rekuren. Penyait ini juga bersifat self
limited dan bila tidak mengalami infeksi sekunder, sembuh tanpa sikatrik. Terapi nya dengan
mengeluarkan massa yang mengandung badan molusum dengan alat seperti ekstraktor komedo,
jarum suntik atau kuret, bedah beku dengan C02 atau N2

Referensi :
1. Dorland, W.A. Newman. 2006. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
2. Harahap, Prof. Dr. Mawarli. 2006. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates.
3. Graham, Robin., Burns, Tony. 2005. Lecture Notes Dermatologi Edisi Kedelapan. Jakarta :
Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai