ABSTRACT
The purpose of this study is: To determine the quality of service route permits by
DLLAJ Bogor. The method used in this study is a survey method, whereas other types of
research using descriptive method of research was conducted to determine the value of an
independent variable, either one or more variables (independent) without making
comparisons, or connect with other variables. The population in this study is the number of
recipients of route permits issued by DLLAJ Bogor district of 72 tracks with as many as
6699 route. The sampling technique that uses Simple Random Sampling method. Analysis
of the data in this study is a quantitative analysis using Likert Scale and Weight Means
Score analysis formula. The results showed that the public perception of the effectiveness
of service of route permits by DLLAJ Bogor Regency has been performing well, with a total
score of 3.45. This means that the service delivery route permits by DLLAJ Bogor Regency
indicates that the level of service has been good, but still needs to be improved in terms of
both efficiency and its participatory
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kualitas pelayanan izin trayek oleh DLLAJ
Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey,
sedangkan jenis penelitian menggunakan metode deskriptifyaitu adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang
lain. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah penerima izin trayek yang dikeluarkan
oleh DLLAJ kabupaten Bogor dari 72 lintasan dengan sebanyak 6699 trayek. Adapun teknik
pengambilan sampel yaitu menggunakan metode Simple Random Sampling. Analisis data
dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert dan
rumus analisis Weight Means Score. Hasil penelitian menunjukan bahwaPersepsi
masyarakat terhadap efektifitas pelayanan izin trayek oleh DLLAJ Kabupaten Bogor sudah
terlaksana dengan baik, dengan jumlah skor 3,45. Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan
48 Tedi Helmi. et al. Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Izin
Trayek Oleh DLLAJ
pelayanan izin trayek oleh DLLAJ Kabupaten Bogor menandakan bahwa tingkat
pelayanannya sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan baik dari segi efisiensi maupun
partisipatifnya
Tedi Helmi, 2016, Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Izin Trayek Oleh DLLAJ
Kabupaten Bogor. Jurnal Governansi.
Jurnal GOVERNANSI ISSN 2442-3971 Volume 2 Nomor 1, April 2016 49
b. kesehatan;
PENDAHULUAN c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
Pelayanan merupakan tugas utama d. perumahan rakyat dan kawasan
bagi aparatur negara sebagai abdi negara permukiman;
dan abdi masyarakat. Tugas ini secara jelas e. ketenteraman, ketertiban umum, dan
telah digariskan dalam pembukaan Undang pelindunganmasyarakat; dan
– Undang Dasar 1945 alinea Ke empat, f. sosial.
yang meliputi empat aspek pelayanan Urusan Pemerintahan Wajib yang
pokok aparatur terhadap masyarakat yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
berbunyi : “Melindungi segenap bangsa dan meliputi:
seluruh tumpah darah Indonesia a. tenaga kerja;
memajukan kesejahteraan umum dan b. pemberdayaan perempuan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa”. pelindungan anak;
Pelayanan publik merupakan salah satu c. pangan;
tugas penting yang tidak dapat diabaikan d. pertanahan;
oleh pemerintah daerah sebab jika e. lingkungan hidup;
komponen Pelayanan terjadi stagnasi maka f. administrasi kependudukan dan
hampir dipastikan semua sektor akan pencatatan sipil;
berdampak kemacetan oleh sebab itu perlu g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
ada perencanaan yang baik dan bahkan h. pengendalian penduduk dan keluarga
perlu diformulasikan standar pelayanan berencana;
pada masyarakat sesuai dengan i. perhubungan;
kewenangan yang diberikan oleh j. komunikasi dan informatika;
pemerintah pusat pada pemerintah daerah. k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;
Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan l. penanaman modal;
Otonomi Daerah terlebih setelah m. kepemudaan dan olah raga;
ditetapkannya Undang – Undang Nomor 23 n. statistik;
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, o. persandian;
dimana Pemerintahan Daerah diberi p. kebudayaan;
kewenangan yang demikian luas oleh q. perpustakaan; dan
pemerintah pusat yang bersifat konkuren, r. kearsipan.
urusan pemerintahan konkuren yang Urusan Pemerintahan Pilihan
diserahkan ke daerah menjadi dasar meliputi:
pelaksanaan Otonomi Daerah (pasal 9(4) a. kelautan dan perikanan;
UU nomor 23 tahun2014). b. pariwisata;
Berdasarkan Undang-undang nomor c. pertanian;
23 tahun 2014, Urusan pemerintahan d. kehutanan;
konkuren sebagaimana di maksud dalam e. energi dan sumber daya mineral;
Pasal 9 ayat (3) yang menjadi kewenangan f. perdagangan;
Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan g. perindustrian; dan
Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, h. transmigrasi.
Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Berangkat dari tataran formal
Urusan Pemerintahan yang berkaitan tersebut, perhubungan sebagai salah satu
dengan Pelayanan Dasar dan Urusan bidang yang dilaksanakan oleh daerah
Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan memiliki peranan penting dalam
Pelayanan Dasar. menunjang dan mendorong pertumbuhan
Urusan Pemerintahan Wajib yang pembangunan di sektor perhubungan yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar berakibat pula dalam penyiapan pelayanan
meliputi: umum sarana, prasarana dan fasilitas
a. pendidikan; perhubungan. Pentingnya transportasi
50 Tedi Helmi. et al. Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Izin
Trayek Oleh DLLAJ
a. Menggali teori dasar dan konsep yang fenomena pendidikan. Skala Likert
telah dikemukakanoleh ahli terdahulu adalah suatu skala psikometrik yang
b. Mengikuti perkembangan penelitian umum digunakan dalam kuesioner,
dalam bidang yang akan diteliti dan merupakan kala yang paling
c. Memperoleh orientasi yang lebih luas banyak digunakan dalam riset
mengenai topik yang dipilih berupa survei. Nama skala ini
d. Memanfaatkan data sekunder diambil dari nama Rensis Likert,
e. Menghindari duplikasi penelitian pendidik dan ahli psikolog Amerika
2. Studi Lapangan Serikat. Dengan Skala Likert,
Yaitu teknik pengumpulan data variabel yang akan diukur
melalui pengamatan secara langsung ke dijabarkan menjadi indicator
tempat penelitian dengan cara sebagai variabel. Kemudian indicator
berikut : tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item
Observasi; mengamati pelanggaran
instrumen yang dapat berupa
yang terjadi di jalan raya dimana masih
pertanyaan atau pernyataan. Dalam
ada pengemudi yang mengemudikan
hal ini skala likert mempunyai
kendaraannya yang telah habis izin
gradasi dari sangat positif sampai
trayeknya
sangat negatif, peneliti
Wawancara; melakukan Tanya jawab
menggunakan gradasi lima, yaitu
secara langsung/tidak langsung
:Sangat Setuju, Setuju, Kurang
berdasarkan pedoman wawancara
Setuju, Tidak Setuju Sangat Tidak
dengan tujuan untuk memperoleh
Setuju. Untuk jawaban tersebut
informasi mengenai pelayanan izin
diberi skor sebagai berikut :
trayek
- Respondengannilaiskor 5
Angket; merupakan sejumlah
berartiSangat Setuju
pertanyaan tertulis dan terstruktur
- Respon dengan nilai skor 4
bagi responden untuk memperoleh berarti Setuju
informasi dari responden. Sifat - Respon dengan nila iskor 3
angketnya adalah “tertutup”
berarti Kurang Setuju
maksudnya adalah alternatif jawaban
- Respon dengan nila iskor 2
atas pertanyaan yang diajukan sudah
berarti Tidak Setuju
disediakan oleh peneliti sehingga - Respondengan nilai skor 1
responden tinggal memilih alternatif berarti Sangat Tidak Setuju
jawaban yang sesuai dengan
pendapatnya.
Dengan demikian diperoleh variasi
TeknikAnalisa Data skor yang bergerak dari angka 1 hingga 5.
Teknik analisis data yang digunakan Untuk itu interval antara satu kriteria
dalam pembahasan uji hipotesis dalam dengan kriteria lainnya diperoleh angka 0,8
penelitian ini ada dua macam teknik, yaitu : dengan cara pengurangan nilai skor
tertinggi (5) oleh nilai terendah (1),
1. Untuk kajian mendalam digunakan
kemudian dibagi oleh banyaknya kriteria
skala Likert, berupa penghitungan
(ada 5). Perhitungannya adalah :
tabulasi angket yang bergradasi dan
kemudian diberikan kerangka 5−1
= 0,8
penafsiran. Skala Likert menurut 5
Djaali (2008:28) ialah skala yang
dapat dipergunakan untuk Maka diperoleh kriteria penafsiran
mengukur sikap, pendapat, dan responden sebagai berikut :
persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang suatu gejala atau 1,00 - 1,80 berarti Tidak Baik
52 Tedi Helmi. et al. Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Izin
Trayek Oleh DLLAJ
Berdasarkan hasil perhitungan di atas 4 yang termasuk dalam kriteria Baik. Hal ini
menunjukan bahwa dari 42 responden yang menunjukan bahwa rata-rata responden
menjawab Setuju sebanyak 42 merasa puas dengan pelayanan yang
responden,Sehingga hasil angka penafsiran diberikan oleh DLLAJ Kabupaten Bogor dalam
yang dihasilkan dari tabel 4.4 adalah sebesar dalam pengurusan izin trayek.
1 Sangat Setuju 0 5 0 98 / 42
2 Setuju 0 4 0
3 Kurang Setuju 14 3 42
4 Tidak Setuju 28 2 56
5 Sangat Tidak Setuju 0 1 0
JUMLAH 42 98 2,33
1 Sangat Setuju 0 5 0 86 / 42
2 Setuju 0 4 0
3 Kurang Setuju 8 3 24
4 Tidak Setuju 28 2 56
5 Sangat Tidak Setuju 6 1 6
JUMLAH 42 86 2,04
DOKUMEN-DOKUMEN
UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik
KM. 35 Tahun 2003. Tentang.
Penyelenggaraan Angkutan Orang di
Jalan
KEP. MEN .PAN No.
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24
Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu.
PP. 74 Tahun 2014. Tentang Angkutan
Jalan
Perda Kabupaten Bogor Nomor 13 Tahun
2011, Tentang Retribusi Izin trayek