Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan kita sehari-hari memiliki
risiko. Risiko bukan permasalahan, tetapi pemahaman tentang adanya potensi
masalah. Adapun macam-macam risiko antara lain: risiko bencana, risiko
kehidupan, risiko bisnis, risiko lokasi, risiko proyeksi, dan risiko perjalanan.
Mengurangi risiko akibat dari kegiatan atau aktivitas yang kita lakukan untuk
mencapai tujuan kita harus melakukan upaya penanggulangan bencana dengan
menggunakan manajemen bencana yaitu manajemen risiko bencana, manajemen
kedaruratan, dan pemulihan. Manajemen risiko memiliki proses antara lain
mengidentifikasi risiko, penilaian risiko, evaluasi risiko, tanggapan risiko,
pengendalian risiko tentukan konteksnya. Dimana mengidentifikasi risiko kita
harus mengenali atau mengetahui bahaya yang akan terjadi, kemudian kita harus
memperkecil kerentanan dan meningkatkan kapasitas kita.
𝐻𝑋𝑉
Rumus penggurangan bencana antara lain R= dimana R : risiko H:
𝐶

bahaya, V: kerentanan, dan C: kapasitas. Bahaya merupakan suatu keadaan yang


diakibatkan oleh fenomena alam atau manusia yang berpotensi merusak atau
mengancam kehidupan manusia, menyebabkan kehilangan harta benda, mata
pencaharian, dan kerusakan lingkungan. Sedangkan Kerentanan (Vulnerability)
merupakan keadaan atau kondisi yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat
untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman bencana, dan
kapasitas yaitu kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh perorangan, keluarga
dan masyarakat yang membuat mereka mampu mencegah, mengurangi, siap-
siaga, menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan
bencana.

1
Setiap risiko mempunyai perbedaan sifat dan karakteristik yang memerlukan
analisis dan manajemen risiko yang spesifik sehingga setiap orang akan
mengenali dengan jelas setiap risiko yang mereka hadapi. Kita juga harus
mengetahui tipe risiko, baik risiko berbasis kesempatan, risiko berbasis
ketidakmenentuan,dan risiko berbasis bahaya. Berdasarkan uraian latar belakang
di atas dimana penulis akan membahas tentang risiko dan manajemen risiko
dengan judul makalah “ Risiko Dan Manajemen Risiko”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:

1. Bagaimana upaya dalam menghadapi risiko di setiap aktivitas atau kegiatan


yang kita lakukan ?
2. Bagaimana menerapkan manajemen risiko dalam setiap perencanaan kegiatan
yang kita lakukan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa dapat menjelaskan definis1i dan jenis-jenis bahaya
2. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi dari kerentanan
3. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi dari kapasitas
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami definisi risiko, macam-
macam risiko, tipe risiko, cara untuk mengidentifikasi risiko, menganalisis
risiko, skala risiko, penilaian risiko, matriks risiko, cara penanganan
risiko, cara untuk menghindari risiko, memindahkan risiko, mengurangi
risko, cara untuk menerima resiko, pemantauan risiko, pengendalian
risiko, menjelaskan hasil dari pemantauan dan pengendalian resiko
5. Mahasiswa dapat menjelaskan manajemen dari resiko, kerangka kerja dari
manajemen resiko dan dapat menjelaskan proses dari manajemen resiko

2
1.4 Ruang Lingkup
1. Bahaya
2. Kerentanan
3. Kapasitas
4. Risiko
5. Manajemen risiko

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahaya
2.1.1 Definisi
Suatu keadaan yang akibatkan oleh fenomena alam yang luar biasa ataupun
manusia yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia,
menyebabkan kehilangan harta-benda,mata pencaharian, dan kerusakan lingkungan.
Bahaya termasuk kondisi tersembunyi yang dapat menjadi ancaman di masa depan
dan mempunyai sumber yang berbeda seperti dari alam ataupun yang disebabkan oleh
manusia.

2.1.2 Bahaya Menurut Jenis


Bahaya menurut jenis terdiri dari :
1. Jenis alam: banjir, angin rebut, badai, petir, gempa bumi, gunung meletus,
tanah longsor, tsunami, kebakaran, kebakaran hutan
2. Jenis teknologi: Bahan-bahan berbahaya, Pembangkit tenaga nuklir,
Pengeboran minyak atau sumber daya mineral
3. Jenis terorisme dan perang: ledakan bom, penggunaan senjata biologis,
penggunaan senjata kimia
4. Jenis biologi: pandemik

2.2 Kerentanan
Menurut UU no. 23 Tahun 2007 kerentanan adalah suatu kondisi atau
karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya,
politik. Ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapau kesiapan dan mengurangi
kemampuan untuk menghadapi dampak buruk bahaya tertentu.

4
2.3 Kapasitas
Kapasitas adalah kondisi (kekuatan dan sumber daya yang tersedia) yang
menunjukkan kemampuan seseorang (komunitas) untuk mengurangi risiko atau
dampak bencana. Kapasitas juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
ekonomi, sosial, budaya, politik, fisik maupun psikologi

2.4 Risiko
2.4.1 Definisi
Risiko merupakan suatu keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat
ketidakpastiannya terukur secara kuantitatif. Risiko juga dapat diartikan sebagai suatu
keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki
dapat menimbulkan suatu kerugian. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini
terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang
akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan
atau merugikan.
Menurut Griffin (2002:715), risiko adalah ketidakpastian tentang peristiwa
masa depan atas hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. Menurut Hanafi
(2006:1), risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat
sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.

2.4.2 Macam-macam Risiko


Macam-macam risiko terdiri dari
1. Risiko Bencana
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang dinyatakan dalam hidup, status
kesehatan,mata pencaharian, aset dan jasa, yang dapat terjadi pada suatu
komunitas tertentu ataumasyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu (UNISDR,
2009).

5
2. Risiko Proyek
Berefek pada perencanaan proyek.
3. Risiko perjalanan.
Risiko apapun bisa saja terjadi, baik dalam perjalanan jarak jauh maupun
jarak dekat, dalam bentuk apapun, kapan pun, dan di mana pun kita berada,
sekali pun kita tidak menginginkannya.
4. Risiko Bisnis
Risiko bisnis yaitu risiko yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan
bisnis yang berefek pada nilai jual produk.

2.4.3 Tipe Risiko


Secara umum resiko dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Risiko Murni (pure risk)
Risiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan
keuntungan tidak ada (yang hanya ada kerugian). Contoh: risiko kecelakaan,
kebakaran, banjir, dan semacamnya (risiko-risiko yang bergerak pada satu
arah saja yaitu arah kerugian). Risiko murni dapat dikelompokkan pada 3
(tiga) tipe risiko, yaitu:
a. Risiko aset fisik
Merupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik
suatu perusahaan. Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung
meletus, dll.
b. Risiko karyawan
Merupakan risiko karena apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja
di perusahaan tersebut.Contoh: kecelakaan kerja sehingga aktivitas
perusahaan terganggu.
c. Risiko Legal
Merupakan risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak
tidak berjalan sesuai dengan rencana. Risiko ini akibat kelemahan masalah

6
hukum, mulai dari tuntutan hukum, tidak adanya kerangka hukum, dan
kelemahan perjanjian.Contoh: perselisihan dengan perusahaan lain sehingga
adanya persoalan seperti ganti rugi.
d. Risiko Spekulatif (speculative risk)
Risiko dimana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga
keuntungan. Kemungkinan kerugian ada, tetapi disamping itu juga terdapat
kemungkinan untung. Risiko ini biasanya berkaitan dengan risiko usaha atau
bisnis. Contoh: perjudian, pembelian saham, valuta asing, saving dalam
bentuk emas, perubahan tingkat suku bunga perbankan.

2.4.4 Identifikasi Risiko


Identifikasi risiko dilakukan dengan melihat berbagai aspek yang ada disuatu
daerah, seperti lokasi, jenis kegiatan, kondisi geografis, cuaca, alam, dan aktivitas
manusia. Sumber daya alam serta sumber lainnya yang berpotensi menimbulkan
bencana. Identifikasi risiko ini dapat di dasarkan pada pengalaman bencana
sebelumnya dan prediksi kemungkinan suatu bencana yang dapat terjadi. Untuk
mengidentifikasi risiko dapat dibuat rumus sebagai berikut :
𝐻𝑋𝑉
R= dimana R : risiko H: bahaya, V: kerentanan, dan C: kapasitas
𝐶

2.4.5 Risk Analysis (Analisis Resiko)


Menurut PP No. 21 tahun 2008, risiko bencana adalah potensi kerugian yang
ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu dapat
berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta. Dan gangguan kegiatan masyarakat.
Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana ditetapkan dalam PP tersebut
antara lain sebagai berikut:
1. Tujuan identifikasi bencana adalah untuk mengetahui dan menilai tingkat
risiko dari suatu kondisi atau kegiatan yang dapat menimbulkan bencana.

7
2. Persyaratan analisis risiko bencana disusun dan ditetapkan oleh kepala
BNPB dengan melibatkan instansi/lembaga terkait.
3. Persyaratan analisi bencana digunakan sebagai dasar dalam penyususnan
analisis mengenai dampak lingkungan, penaataan ruang serta pengambilan
tindakan pencegahan dan mitigasi bencana.
4. Pasal 12: setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai risiko tinggi
menimbulkan bencana, wajib dilengkapi dengan analisis risiko bencana.
5. Analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud disusun berdasarkan
persyaratan analisis risiko bencana melalui penelitian dan pengkajian
terhadap suatu kondisi atau kegiatan yang mempunyai risiko tinggi
menimbulkan bencana.
6. Analisis risiko bencana dituangkan dalam bentuk dokumen yang disahkan
oleh pejabat pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. BNPB atau BNBD sesuai dengan kewenangannya melakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap pelaksaan analisis risiko bencana.

2.4.6 Skala Penilaian Risiko


Penilaian risiko pada hakikatnya merupakan proses untuk menentukan
pengaruh atau akibat pemaparan potensi bahaya yang dilaksanakan melalui tahap atau
langkah yang berkesinambungan. Oleh karenanya dalam melakukan penilaian risiko
ada dua komponen yang utama yaitu:
1. Analisis Risiko
Semua jenis kegiatan termasuk dalam jenis bahaya, risiko yang bisa terjadi,
kontrol atau proteksi yang sudah ada, peluang terjadinya risiko, akibat yang mungkin
timbul, dan upaya pengendalian bahaya dibahas secara rinci dan dicatat selengkap
mungkin (Sahab, 1997).

8
a. Penilaian Risiko
Dalam kegiatan ini dilakukan prediksi tingkat risiko melalui evaluasi dan
merupakan langkah yang sangat menentukan dalam rangkaian penilaian tingkat risiko
(Ichsan, 2004). Tingkat resiko merupakan perkalian antara tingkat kekerapan
(probability) dan keparahan (severity) dari suatu kejadian yang dapat menyebabkan
kerugian, kecelakaan atau cedera dan sakit yang mungkin timbul dari pemaparan
suatu hazard ditempat kerja.
1) Tingkat kekerapan
Merupakan keseringan terjadinya kecelakaan terhadap tenaga kerja/manusia.
Tingkat kekerapan atau keseringan kecelakaan dikategorikan menjadi 4 (empat)
kategori sebagai berikut:
a) Sering; dimana kemungkinan terjadi sangat sering dan berulang (nilai: 4)
b) Agak sering; dimana kemungkinan terjadi beberapa kali(nilai: 3)
c) Jarang; dimana kemungkinan terjadinya jarang terjadi atau terjadinya sekali
waktu (nilai: 2)
d) Jarang sekali; kemungkinan terjadi kecil tetapi tetap ada kemungkinan (nilai:
1)
2) Tingkat keparahan
Merupakan seberapa berat dampak kecelakaan yang di alami para tenaga
kerja/manusia. Tingkat keparahan kecelakaan dapat di kategorikan menjadi 5
(lima) kategori sebagai berikut:
a) Bencana; kecelakaan yang banyak menyebabkan kematian (nilai: 5)
b) Fatal; kecelakaan yang mengakibatkan kematian tunggal (nilai: 4)
c) Cedera Berat; kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau sakit yang
parah untuk waktu yang lama tidak mampu bekerja atau menyebabkan
cacat tetap (nilai: 3)
d) Cedera Ringan; kecelakaan yang dapat mengakibatkan cedera atau sakit
ringan dan segera dapat bekerja kembali atau tidak menyebabkan cacat
tetap (nilai: 2)

9
e) Hampir Cedera; kejadian hampir celaka yang tidak mengakibatkan cedera
atau memerlukan perawatan kesehatan (nilai: 1)
3) Penentuan Risiko
Penentuan tingkat risiko adalah dengan mengkombinasikan perhitungan dari
dampak risiko dan peluang risiko.

Tabel 2.1 Skala Penilaian Risiko


Skala Ordinal Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
(contoh) Rendah
Skala Kardinal 0.05 0.1 0.2 0.4 0.8
(contoh)
Biaya Penambahan < 5% biaya 5-10% biaya 10-20% biaya > 20% biaya
biaya tidak meningkat meningkat meningkat meningkat
berarti
Jadwal Jadwal < 5% jadwal 5-10% jadwal 10-20% > 20% jadwal
bergeser bergeser bergeser jadwal bergeser
tidak berarti bergeser
Lingkup Lingkup Sedikit Banyak Pengurangan Proyek
berkurang wilayah yg wilayah yg lingkup yg berhenti atau
tidak berarti terkena akibat terkena akibat megecewakan tidak berguna
pelanggan
Kualitas Penurunan Hanya yg Penurunan Penurunan Hasil akhir
kualitas yg diperlukan kualitas yg kualitas yg proyek tidak
tidak berarti terkena memerlukan tidak diterima dapat diterima
dampak persetujuan oleh dan tidak
pelanggan pelanggan berguna

10
Tabel 2.2 Klasifikasi Tingkat Resiko
TINGKAT RESIKO TINGKAT BAHAYA KLASIFIKASI

Mendesak Tingkat bahaya sangat tinggi Hazard kelas A

Tinggi Tingkat bahaya serius Hazard kelas B

Sedang Tingkat bahaya sedang Hazard kelas C

Rendah Tingkat bahaya kecil Hazard kelas D

Tidak ada Hampir tidak ada bahaya Hazard kelas E

2.4.7 Matriks Resiko Risiko


Tinggi
Bentuk Tipikal
Risiko
Gambar 2.1 Tipikal Matriks Sedang
Risiko

Probabilitas 0.9 0.05


0.7
0.5
0.3
0.1 0.1Dampak
0.2 0.4 0.8

Risiko
Rendah

11
Setelah melakukan pengukuran tingkat risiko, selanjutnya harus dibuat skala
prioritas resiko untuk setiap potensi yang di identifikasi dalam upaya
menyusun rencana pengendalian resiko

2.4.8 Penanganan Risiko


Penanganan Risiko (Risk Response Planning)
Risk Response Planning menurut Santosa (2009) adalah proses yang dilakukan untuk
meminimisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima.
Teknik yang diterapkan untuk menangani risiko secara umum yaitu :

1. Menghindari risiko - Untuk menghindari risiko, tidak melakukan aktivitas yang


dapat mendatangkan risiko, tetapi dengan cara merubah rencana proyek untuk
menghilangkan risiko.
2. Reduksi risiko (mitigasi) - Disini dilakukan tindakan untuk mengurangi peluang
terjadinya risiko, dengan jalan diantaranya adalah memilih orang yang kompeten
dalam tim proyek, membuat desain yang maksimal untuk menghindari terjadinya
redesain.
3. Menerima risiko - Biasanya dilakukan bila risiko yang diterima kecil, atau sudah
tidak ada cara lain lagi untuk menangani risiko.
4. Transfer risiko - Hal ini biasa dilakukan dengan mengalihkan risiko kepada pihak
lain.

Sedangkan Sonhadji (2011) memberikan tanggapan terhadap risiko yang terjadi


berdasarkan indeks / tingkat risiko. Berikut ini akan ditampilkan tabel tingkat risiko
beserta tanggapan risiko dan tindakan yang dilakukan.

12
Tabel 2.3 Tingkat Risiko dan Tanggapan Risiko

Tingkat Risiko Tanggapan Risiko Tindakan


Risiko Rendah Risiko diterima Monitor & review
Risiko Moderat Risiko tidak diterima Mitigasi
Risiko Tinggi Risiko tidak diterima Hindari
(Sumber : Sonhadji, 2011)

2.4.9 Menghindari Risiko


Menghindari risiko (Avoiding risk) adalah Salah satu cara menghindari risiko
murni adalah menghindari orang atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan
jalan :
1. Menolak, memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan yang mengandung
risiko, walaupun hanya sementara.
2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima atau segera menghentikan
yang diketahui mengandung risiko.

2.4.10 Memindahkan Resiko


Ada 2 cara dalam memindahkan risiko yaitu :
1. Memindahkan risiko ke pihak lain (mentransfer risiko ke pihak lain).
Pihak lain tersebut biasanya mempunyai kemampuan yang lebih baik
untuk mengendalikan risiko.
2. Tanggung jawab respon akan beralih secara otomatis setelah resiko
dialihkan.

2.4.11 Mengurangi Risiko


Mengurangi kemungkinan dan dampak dari resiko tersebut. Mengurangi
resiko dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu mitigasi. Tindakan mitigasi

13
dilihat dari sifatnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu mitigasi pasif
dan mitigasi aktif. Tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi pasif antara
lain adalah:
1. Penyusunan peraturan perundang-undangan
2. Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah.
3. Pembuatan pedoman/standar/prosedur
4. Pembuatan brosur/leaflet/poster
5. Penelitian / pengkajian karakteristik bencana
6. Pengkajian / analisis risiko bencana
7. Internalisasi PB dalam muatan lokal pendidikan
8. Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana
9. Perkuatan unit-unit sosial dalam masyarakat, seperti forum
10. Pengarus-utamaan PB dalam perencanaan pembangunan
Sedangkan tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi aktif antara lain:
1. Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan memasuki
daerah rawan bencana dsb.
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentang penataan ruang, ijin
mendirikan bangunan (IMB), dan peraturan lain yang berkaitan dengan
pencegahan bencana.
3. Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat.
4. Pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana ke daerah yang lebih
aman.
5. Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat

14
2.4.12 Menerima Risiko (aktif dan pasif)
Menerima risiko berarti Setuju akan segala konsekuensi yang akan terjadi.
Menerima risiko terbagi menjadi dua yaitu:

1. Menerima secara aktif:


Menerima secara aktif dapat dilakukan dengan menyiapkan segala
konsekwensinya lebih awal serta membuat rencana kontinjensi atau fallback
plan.

2. Menerima secara pasif:


Menerima secara pasif yaitu dengan mengabaikan risiko dan tidak melakukan
apa-apa.

2.4.13 Pemantauan Risiko


Monitoring (pemantauan) adalah komponen terakhir dalam manajemen
risiko. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap
komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau
berlebihan.

2.4.14 Pengendalian Risiko


Tahap ini dilakukan untuk melihat kemungkinan penyempurnaan tahap
analisis risiko yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan. Pengendalian risiko
terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Pengendalian Preventif
Dilakukan dengan mencegah atau membatasi kemungkinan munculnya hasil
yang tidak diinginkan
2. Pengendalian Korektif
Dilakukan dengan memperbaiki hasil yang kemungkinan akan terjadi

15
3. Pengendalian Direktif
Dilakukan dengan mengarahkan agar hasilnya sesuai dengan apa yang
diinginkan
4. Pengendalian Detektif
Dilakukan dengan mencari penyebab munculnya hasil yang tidak diharapkan.

2.4.15 Hasil pemantauan dan Pengendalian Risiko


Hasil dari pemantauan dan pengendalian risiko kemudian disusun
sebagaiberikut:
1. Merencanakan tindak lanjut
2. Menyusun langkah perbaikan
3. Permintaan untuk merubah kegiatan
4. Memutakhirkan rencana penanganan resiko
5. Membuat data dasar risiko
6. Memutakhirkan chek-list identifikasi risiko

2.5 Manajemen Risiko


Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan
harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas
kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Manajemen
risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/ metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya
dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/ pengelolaan sumberdaya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi risiko tertentu.

16
2.5.1 Prinsip-prinsip Manajemen Risiko
Ada beberapa prinsip dalam manajemen risiko yaitu :
1 Transparansi
Prinsip ini mensyaratkan agar seluruh potensi risiko yang ada pada suatu
aktivitas, khususnya transaksi, dibeberkan secara terbuka. Risiko yang
tersembunyi/disembunyikan akan menjadi sumber permasalahan terbesar dan,
per definisi, tidak akan dapat dikelola dengan baik.
2. Pengukuran yang Akurat
Prinsip ini mewakili sisi sains dari konsep Manajemen Risiko, dan
mensyaratkan investasi berkesinambungan untuk berbagai teknik dan alat yang
akan digunakan sebagai syarat dari proses Manajemen Risiko yang kuat.
3. Informasi Berkualitas yang Tepat Waktu
Prinsip ini akan turut menentukan akurasi pengukuran dan kualitas
keputusan yang diambil. Sebaliknya tidak terpenuhinya prinsip ini bisa
membawa manajemen pada suatu keputusan yang berisiko fatal.
4. Diversifikasi
Sistem Manajemen Risiko yang baik menempatkan konsep diversifikasi
sebagai sesuatu yang penting untuk dicermati. Hal ini menuntut pola
pemantauan yang konstan dan konsisten. Asumsinya adalah bahwa konsentrasi
risiko dapat muncul setiap saat seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi
di dunia.
5. Independensi
Berdasarkan prinsip independensi, keberadaan suatu kelompok
Manajemen Risiko yang independen makin dianggap sebagai suatu
keharusan. Prinsip ini tidak sekedar berbicara tentang kewenangan dan level
tanggung jawab dari kelompok Manajemen Risiko dan kelompok/unit lainnya
dalam perusahaan, melainkan juga tentang tentang visi perusahaan dan
kualitas interelasi antara kelompok Manajemen Risiko dengan kelompok/unit

17
lainnya, dan juga antar kelompok/unit yang melaksanakan transaksi dengan
mengambil risiko tertentu.
6. Pola Keputusan yang Disiplin
Porsi sains dalam konsep Manajemen Risiko memang telah memberikan
banyak kontribusi bagi kemampuan Manajemen Risiko dalam melakukan
pengukuran risiko namun kualitas keputusan tetap saja tergantung pada
bagaimana manajemen memutuskan cara terbaik untuk menggunakan
alat/teknik tertentu dan memahami keterbatasan yang dimiliki oleh alat/teknik
tersebut.
7. Kebijakan
Prinsip ini mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi Manajemen Risiko
suatu perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah Policy, Manual &
Procedure yang jelas. Policy harus secara jelas menjabarkan dan
mendefiniskan filosofi Manajemen Risiko perusahaan dan menyediakan
keseluruhan pendekatan yang digunakan serta organisasi dari proses
pengambilan Risiko. Tujuan utama dari hal tersebut adalah untuk memberikan
kejelasan mengenai proses Manajemen Risiko, baik untuk pihak internal
maupun untuk pihak eksternal seperti regulator dan para analis.
Prinsip-prinsip tersebut di atas akan menjadi penentu arah dalam menyusun
suatu kerangka kerja, suatu model Manajemen Risiko yang handal. Lebih jauh,
prinsip-prinsip tersebut juga akan menjadi penentu keberhasilan dari penerapan
model Manajemen Risiko dalam suatu perusahaan. Tanpa pemahaman
mendalam serta konsistensi dalam menggunakan prinsip-prinsip tersebut, maka
penyusunan dan penerapan suatu model Manajemen Risiko tidak akan
memberikan nilai tambah yang seharusnya dapat diperoleh.

18
2.5.2 Kerangka Kerja
Kerangkakerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015 – 2030

2.5.3 Proses Manajemen Risiko


Proses manajemen risiko secara umum melibatkan langkah-langkah seperti
berikut ini (ICAEW, 2002):
1. Pengidentifikasian risiko-risiko yang mungkin mengancam kegiatan
operasi
2. Perusahaan, analisis dan penilaian profitabilitas serta dampak potensial
risiko yang tidak terpisahkan dari strategi perusahaan.

19
3. Pemilihan teknik yang sesuai untuk menangani risiko berdasarkan pada
probabilitas terjadinya risiko tersebut dan dampak yang dihasilkannya
apakah dengan :
a. Menghindari risiko (risk avoidance)
b. Mengurangi risiko (risk reducting)
c. Risk retention dengan membentuk cadangan
d. Risk deferral
e. Mentransfer risiko (risk transfer) pada pihak lain seperti perusahaan
asuransi sesuai dengan strategi perusahaan. Mengimplementasikan
pengendalian untuk mengelola risiko yang tersisa;
4. Mengawasi keefektivitasan manajemen risiko;
5. Belajar dari pengalaman dan membuat perbaikan terhadap manajemen
risiko

20
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Risiko merupakan suatu kemungkinan yang dapat terjadi sebagai konsekuensi
dalam mencapai suatu tujuan. Risiko melekat di setiap kegiatan atau aktivitas. Risiko
merupakan keadaan yang dapat menggagalkan dalam pencapaian tujuan yang kita
lakukan, untuk mengurangi risiko dengan menerapkan manajemen risiko.
Manajemen risiko adalah proses manajemen pengorganisasian, dan budaya yang
dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi akibat negative, dilaksanakan
secara bertahap, dan diarahkan terhadap identifikasi risiko, penilaian risiko,
pemberian tanggapan, serta perlakuan terhadap risiko. Manajemen risiko meliputi
prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko. Mengidentifikasi risiko kita
harus mengetahui Bahaya apa yang akan terjadi, kita harus mengurangi kerentanan
dan meningkatkan kapasitas sehingga kita dapat mengurangi risiko di setiap aktivitas
yang kita lakukan.

1.2 Saran
Adapun saran dari makalah kelompok yang dapat kami berikan yaitu :
1. Merencanakan sesuatu kegiatan dalam mencapai tujuan kita harus
memperhitungkan Risiko yang mungkin terjadi
2. Mengurangi, mengendalikan, menekan risiko di setiap kegiatan atau
aktivitas yang kita lakukan upaya yang harus kita lakukan adalah agar
menggunakan manajemen risiko
3. Melakukan pemantauan untuk mengetahui apakah manajemen risiko telah
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan.

21
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta

Ramli, Soehatman.2010. Manajemen Bencana. Jakarta: Dian Rakyat

Ramli, Soehatman.2010. Manajemen Risiko. Jakarta: Dian Rakyat

UNDANG-UNDANG

Undang-Undang RI. No. 24 tahun 2007. Penanggulangan Bencana. Jakarta

WEBSITE

ADPC . 2003. Risk Disaster Management. www.ntt-academia.org. (diunduh pada


tanggal 9 Januari 2019).

http://www.preventionweb.net/files/7817_isdrindonesia.pdf (diunduh pada tanggal 9


Januari 2019)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33906/4/Chapter%20II.pdf (diunduh
pada tanggal 9 Januari 2019)

http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/534/gdlhub-gdl-s2-2013-handayanib-26700-11.-
bab--n.pdf (diunduh pada tanggal 9 Januari 2019)

http://radenandriansyah.blogdetik.com/penanganan-bencana/macam-macam-
bencana/(diunduh pada tanggal 9 Januari 2019)

Kandasamy, M. 2007. Community Health Nurse in Disaster Management.


www.proquest.pqdtauto. (Diunduh pada tanggal 9 Januari 2019)

22
23

Anda mungkin juga menyukai

  • Makala GHRP
    Makala GHRP
    Dokumen7 halaman
    Makala GHRP
    UPTD Puskesmas Motoboi Kecil
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar HCN
    Kata Pengantar HCN
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar HCN
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ns Ling 3 Ruang Lingkup
    Tugas Ns Ling 3 Ruang Lingkup
    Dokumen2 halaman
    Tugas Ns Ling 3 Ruang Lingkup
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ns Ling
    Tugas Ns Ling
    Dokumen1 halaman
    Tugas Ns Ling
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Pathway DM
    Pathway DM
    Dokumen1 halaman
    Pathway DM
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • File 1
    File 1
    Dokumen1 halaman
    File 1
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Tumbang Kel 5
    Tumbang Kel 5
    Dokumen17 halaman
    Tumbang Kel 5
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Makalah A
    Makalah A
    Dokumen4 halaman
    Makalah A
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen2 halaman
    Cover 1
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen2 halaman
    Cover 1
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Sap Nutrisi Anak
    Sap Nutrisi Anak
    Dokumen1 halaman
    Sap Nutrisi Anak
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • LP Fraktur
    LP Fraktur
    Dokumen17 halaman
    LP Fraktur
    Melani Oktavia D'x-y
    Belum ada peringkat
  • Perhatikan Gambar
    Perhatikan Gambar
    Dokumen2 halaman
    Perhatikan Gambar
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Anfis Jantung
    Anfis Jantung
    Dokumen48 halaman
    Anfis Jantung
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Study Kasus
    Study Kasus
    Dokumen13 halaman
    Study Kasus
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • SAP Nutrisi Untuk Anak
    SAP Nutrisi Untuk Anak
    Dokumen12 halaman
    SAP Nutrisi Untuk Anak
    andino yoga
    Belum ada peringkat
  • Cover Makalah
    Cover Makalah
    Dokumen3 halaman
    Cover Makalah
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Tahap Keluarga
    Tahap Keluarga
    Dokumen3 halaman
    Tahap Keluarga
    Yelsa Nurcahyo
    Belum ada peringkat
  • KMB I
    KMB I
    Dokumen42 halaman
    KMB I
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • BAB I Fix
    BAB I Fix
    Dokumen3 halaman
    BAB I Fix
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Dokumen20 halaman
    Naskah Publikasi
    Anonymous PkM9nk
    Belum ada peringkat
  • Askep Ulkus 4
    Askep Ulkus 4
    Dokumen17 halaman
    Askep Ulkus 4
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Peptikum
    Ulkus Peptikum
    Dokumen8 halaman
    Ulkus Peptikum
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Kolitisssss
    Kolitisssss
    Dokumen43 halaman
    Kolitisssss
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • 2 Sakinah Siwi Mulyani (Diare)
    2 Sakinah Siwi Mulyani (Diare)
    Dokumen1 halaman
    2 Sakinah Siwi Mulyani (Diare)
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Askep Ulkus 4
    Askep Ulkus 4
    Dokumen17 halaman
    Askep Ulkus 4
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Peptikum
    Ulkus Peptikum
    Dokumen8 halaman
    Ulkus Peptikum
    Sakinah Siwi Mulyani
    Belum ada peringkat