Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1); Maret 2017

GAMBARAN PEMERIKSAAN IgG dan IgM ANTI Herpes Simpleks Virus


Tipe 2 (HSV-2) PADA IBU HAMIL DI RSAB HARAPAN KITA
Dewi Fajar Wati1

1
Prodi Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas MH. Thamrin
Alamat Korespondensi
Prodi Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas MH. Thamrin
Jl. Raya Pondok Gede No 23-25 Kramat Jati
Telp. 021 8096411 ext 1110

ABSTRAK
Penyakit herpes genitalis (HSV-2) pada kehamilan adalah infeksi Herpes Simpleks Virus yang mengenai alat
genital dan sekitarnya pada ibu hamil. Hal terpenting dari infeksi virus ini pada ibu hamil adalah pengaruhnya terhadap
kehamilan itu sendiri dan janin yang di kandungnya.Untuk mendeteksi adanya infeksi HSV-2 tersebut maka di lakukan
pemeriksaan anti HSV-2 IgG dan IgM pada ibu hamil. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana
gambaran anti HSV-2 IgG dan IgM pada ibu hamil di RSAB Harapan Kita.
Hasil pemeriksaan anti HSV-2 IgG dan IgM pada 80 pasien ibu hamil di RSAB Harapan Kita selama bulan
Januari 2013-Desember 2014 di dapatkan IgG negatif dan IgM positif sebanyak 13 orang (16,25%),IgG positif dan IgM
negatif sebanyak 23 orang (28,75%),IgG positif dan IgM positif sebanyak 5 orang (6,25%).
Bila di dapatkan IgG negatif dan IgM positif merupakan infeksi primer yang artinya seseorang baru pertama kali
kontak dengan virus ,IgG positif dan IgM negatif merupakan infeksi sekunder artinya seseorang telah terinfeksi dalam
masa lampau dan sudah memiliki antibodi HSV tersebut,IgG positif dan IgM positif merupakan infeksi rekuren yang
artinya HSV yang sudah ada di dalam tubuh seseorang menjadi aktif kembali dan menggandakan diri.

Kata kunci : RSAB Harapan Kita, Herpes Simpleks Virus

PENDAHULUAN
Penyakit Herpes adalah penyakit menular seksual yang dapat menular melalui hubungan seks atau kontak
kelamin. Virus herpes terdiri dari 2 jenis yakni Herpes Simpleks tipe I dan Herpes Simpleks tipe 2. Keduanya berkaitan
erat tetapi berbeda dalam gambaran epidemiologinya. HSV-1 dikaitkan dengan penyakit orofacial, sedangkan HSV-2
dikaitkan dengan penyakit genital. Herpes Simpleks Virus (HSV) adalah virus DNA yang patogen pada manusia yang
secara intermitten dapat rekurensi kembali. Setelah replikasi di kulit atau mukosa, virus menginfeksi ujung saraf lokal dan
menuju ke ganglion yang kemudian menjadi laten hingga teraktivasi kembali (www.Wijayalabs.com). Yang beresiko
terserang Virus Herpes adalah ibu hamil,bayi,orang yang suka berganti-ganti pasangan seksual dan orang yang walaupun
setia pada satu pasangan namun pasangan tersebut suka berganti-ganti pasangan seksual.
Pada wanita hamil yang terserang herpes,bayinya mempunyai resiko tinggi tertular Virus Herpes. Virus dapat
ditularkan kepada janin melalui plasenta selama kehamilan atau selama persalinan secara normal .Pada infeksi selama
kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, ketuban penurunan pertumbuhan. Sekitar 30-50% bayi yang lahir
melalui vagina dengan seorang ibu yang terinfeksi Virus Herpes (Daili.SF,Wresti. I,Farida. Z,Jubianto.J,1997:113).
Bila pada kehamilan timbul Herpes Genitalis,perlu mendapat perhatian yang serius,karena melalui plasenta virus
dapat sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan kerusakan atau kematian pada janin. Infeksi neonatal pada janin
mempunyai angka mortalitas 60%,separuh dari yang hidup menderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.kelainan
yang timbul pada bayi dapat berupa ensefalitis , mikrosefali, hidrosefali, koroidoretinitis, keratokonjugtivitis, atau
hepatitis. Di samping itu dapat juga timbul lesi pada kulit. Di Amerika Serikat frekuensi Herpes neonatal adalah 1 per
7500 kelahiran hidup.bila transmisi terjadi pada trimester I cenderung terjadi abortus,sedangkan bila pada trimester II
terjadi prematuritas. Selain itu dapat terjadi transmisi pada saat intrapartum (Daili.SF,Wrest.I,Farida.Z,Jubianto.J,1997 :
113).
Beberapa ahli kandungan mengambil sikap akan melahirkan secara Sectio Caesaria bila menemukan herpes
genitalis pada seorang ibu pada saat akan melahirkan dan sebaiknya di lakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat
enam jam setelah ketuban pecah (Harahap,1984:77).
IgG merupakan komponen utama imunoglobulin serum. IgG di temukan dalam berbagai cairan,antara lain cairan
serebrospinal (CSF) dan juga urin. IgG dapat menembus plasenta masuk ke fetus dan berperan pada imunitas bayi sampai
umur 6-9 bulan. Sedangkan IgM merupakan antibodi pertama yang di bentuk dalam respon imun. IgM di bentuk paling

21
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1); Maret 2017
dahulu pada pada respons imun primer dibanding IgG, karena itu kadar IgM tinggi merupakan petunjuk adanya infeksi
dini (Baratawidjaja,2000:26-29)
Pemeriksaan serodiagnosis dapat dilakukan untuk menentukan apakah penderita telah kontak/terpajan virus.
Pengukuran afinitas antibodi dapat menentukan infeksi primer,afinitas yang lemah IgG dan IgM dalam serum merupakan
petunjuk infeksi primer baru (Ibrahim.F,2002:36-41).
RSAB Harapan Kita merupakan rumah sakit yang selalu di kunjungi oleh ibu hamil untuk melakukan medical
check up pra melahirkan. pada pra melahirkan dokter kandungan melakukan permintaan pemeriksaan laboratorium yaitu
anti HSV-2 IgG dan IgM pada usia kehamilan trimester pertama untuk mendeteksi dini adanya infeksi HSV pada ibu
hamil.

METODE
Jenis penelitian deskriptis untuk melihat persentase jumlah ibu hamil yang mengalami HSV 2 di RSAB Harapan
Kita. Pendekatan penelitian dengan cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini seluruh ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan anti HSV-2 IgG dan IgM periode Januari 2013-Desember 2014. Pengambilan data dengan menggunakan
data sekunder, dilakukan di Laboratorium Instalasi Patologi klinik Rumah Sakit Anak Dan Bunda Harapan Kita. Adapun
hasil pemeriksaan anti HSV-2 IgG menandakan bahwa infeksi telah terjadi dalam kurun waktu beberapa lama (lebih dari
6 bulan) dan penderita telah memiliki kekebalan tubuh. Pemeriksaan anti HSV-2 IgM menandakan bahwa sedang terjadi
infeksi atau infeksi baru saja berlangsung. Laboratorium Instalasi Patologi klinik Rumah Sakit Anak Dan Bunda Harapan
Kita memiliki nilai rujukan sebagai berikut:
 IgG (-) IgM (+),artinya nilai IgG <0,8 dan IgM >1,1
 IgG (-) IgM (-),artinya nilai IgG <0,8 dan IgM <0,8
 IgG (+) IgM (+),artinya nilai IgG >1,1 dan IgM >1,1
 IgG (+) IgM (-),artinya nilai IgG >1,1 dan IgM <0,8

HASIL
Hasil penelitian dari 80 pasien ibu hamil yang memeriksa anti HSV-2 IgG dan IgM di dapatkan hasil dengan IgG
(-) dan IgM (+) sebanyak 13 orang (16,25%),yang IgG (+) dan IgM (-) sebanyak 23 orang (28,75%),yang IgG (-) dan IgM
(-) sebanyak 39 orang (48,75%),yang IgG (+) dan IgM (+) sebanyak 5 orang (6,25%).

Tabel 1
Hasil pemeriksaan anti HSV-2 IgG dan IgM pada ibu hamil di
RSAB Harapan Kita periode Januari 2013-Desember 2014
IgG (-) dan IgG (+) dan IgG (-) dan IgG (+) DAN
IgM (+) IgM (-) IgM (-) Igm (+) Persentase

13 23 39 5 80
(16,25%) (28,75%) (48,75%) 6,25%) (100%)
Sumber : Data sekunder,2015

IgG (-) IgM (+) adalah infeksi primer,artinya penderita mengalami kontak pertama dengan virus.IgG (+) IgM (-)
adalah infeksi sekunder,artinya penderita sudah memiliki antibodi HSV dan mengalami infeksi pada masa lampau.IgG (+)
IgM (+) adalah infeksi rekuren artinya penderita pada masa lampau sudah terinfeksi dan pada saat ini virus yang sudah
ada di dalam tubuh teraktivasi kembali dan menyebabkan infeksi kembali.

PEMBAHASAN
Herpes genitalis pada kehamilan adalah infeksi HSV yang mengenai alat genital dan sekitarnya pada wanita
hamil. Hal terpenting dari infeksi virus ini pada wanita hamil adalah pengaruhnya terhadap kehamilan itu sendiri dan bayi
di dalam kandungannya. HSV yang menyebabkan Herpes Genitalis pada kehamilan sama dengan yang mengenai wanita
tidak hamil yaitu HSV-1 dan HSV-2 (M Endy,O Dwiyana,2002:100).
Bayi yang paling beresiko tertular Herpes Neonatus bila ibunya sendir tertular HSV pada akhir masa
kehamilan.hal ini terjadi karena ibu yang tertular belum memiliki antibodi terhadap virus,sehingga tidak ada perlindungan
untuk bayi saat lahir.infeksi HSV baru sering aktif,sehingga ada kemungkinan yang lebih tinggi bahwa virus akan timbul
di saluran kelahiran saat melahirkan (http://www.spiritia.or.id).

22
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1); Maret 2017
Kelainan yang timbul pada bayi yang di keluarkan dari genital yang terinfeksi virus herpes genitalis bisa berupa
ensefalitis,keratokunjungtivitis, atau hepatitis. Beberapa ahli kandungan mengambil sikap akan melahirkan secara sectio
caesaria bila menemukan Herpes Genitalis pada seorang ibu yang akan melahirkan dan sebaiknya dilakukan sebelum
ketuban pecah atau paling lambat enam jam setelah ketuban pecah ( Harahap.M,1984:76).
Pemeriksaan serodiagnosis dapat di lakukan untuk menentukan apakah penderita telah kontak/terpajan Virus
Herpes.pengukuran afinitas antibodi dapat menentukan infeksi primer, afinitas yang lemah IgG dan IgM dalam serum
merupakan petunjuk infeksi primer baru (Ibrahim.F,2000:36-41).
Penelitian di Amerika Serikat antara tahun 1989 hingga tahun 1993 bahwa sedikitnya 2% perempuan hamil
mendapatkan infeksi HSV pada masa kehamilannya.pada penelitian ini bayi-bayi yang di lahirkan oleh sembilan orang
perempuan hamil yang mendapatkan infeksi HSV tidak lama sebelum persalinannya termyata empat bayi menderita
infeksi HSV neonatal dan satu di antaranya meninggal (M Endy,O Dwiyana,2002:100).
Berdasarkan hasil pemeriksaan anti HSV-2 IgG dan IgM pada 80 pasien ibu hamil di RSAB Harapan Kita bulan
Januari 2013-Desember 2014,di dapatkan hasil IgG negatif dan IgM positif sebanyak 13 orang (16.25%) Yang merupakan
infeksi primer,pemeriksaan IgG positif dan IgM negatif sebanyak 23 orang (28,75%) yang merupakan infeksi
sekunder,pemeriksaan IgG positif dan IgM positif sebanyak 5 orang (6,25%) yang merupakan infeksi
rekuren,pemeriksaan IgG negatif IgM negatif sebanyak 39 orang (48,75%) yang berarti tidak terinfeksi
HSV.Kemungkinan ibu hamil yang terinfeksi HSV-2 tertular dari pasanganya yang cenderung melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan.karena menurut teori HSV-2 di dapatkan melalui hubungan seksual yang
berganti-ganti pasangan.
Perubahan pola distribusi maupun pola perilaku penyakit Herpes Simpleks Virus tidak terlepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhinya. selain faktor medis sangat di pengaruhi juga oleh faktor-faktor sosial, seperti : penduduk yang
bertambah,prostitusi,ketidaktahuan,peledakan jumlah penduduk,kemajuan sosial ekonomi terutama dalam bidang industri
yang menyebabkan lebih banyak kebebasan sosial kebebasan seks serta perkawinan antar ras/negara yang berbeda
(www.herpesgenital.biz).

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil pemeriksaan di atas di peroleh dari 80 orang pasien ibu hamil yang melakukan pemeriksaan anti HSV-2 IgG
dan IgM di laboratorium RSAB Harapan kita dengan pemeriksaan IgG (-) IgM (+) sebanyak 13 orang (16,25%),yang IgG
(+) IgM (-) sebanyak 23 orang (28,75%),yang IgG (-) IgM (-) sebanyak 39 orang (48,75%),yang IgG (+) IgM (+)
sebanyak 5 orang (6,25%).
Setiap ibu hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan anti HSV-2 IgG dan IgM diawal kehamilan sebagai screening
awal agar tidak terjadi penularan dari ibu ke bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani.F,Penyebaran Herpes.PT Gramedia,Jakarta,2005.hal.50

Baratawidjaja.KG,Imunologi Dasar.Balai penerbit FKUI.Jakarta.2000

Bayi yang beresiko tertular herpes.(di akses 26 Juni 2015).dari : http://www.spiritia.or.id.

Daili.SF,Indriatmi.B,Zubier.F,Judonarso.J,penyakit menular seksual.balai penerbit FKUI.Jakarta 1997.

Epidemiologi Herpes Genital.(di akses tanggal 27 maret 2015) , dari : https://kesehatan.kompasiana.com.

Harahap.M,penyakit menular seksual.PT Gramedia,Jakarta,1984.

Herpes simplex.(di akses 26 Maret 2015).dari : http://www.wijayalabs.com

Ibrahim F.pemeriksaan laboratorium infeksi virus herpes.balai penerbit FKUI.Jakarta.2002.

Judonarso.J,Daili SF.Masalah AIDS dan Herpes.Balai penerbit FKUI.Jakarta.1985.

23
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1); Maret 2017
M Endy,O Dwiana,herpes genitalis pada kehamilan.dalam : Daili SF,Makes WI Editor.infeksi virus herpes.Jakarta.balai
penerbit FKUI.2002.hal 10

24

Anda mungkin juga menyukai