Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu tercurah limpah kehadirat Allah swt yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, sehingga
pada saat ini kami dapat menyelesaikan tugas dengan lancar.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi akhir
zaman yaitu Nabi Muhammad saw. Kepada keluarganya, para sahabatnya dan
sampai kepada kita selaku umatya yang senantiasa mengikuti ajarannya serta taat
dan patuh kepadanya.

Hasil TugasMakalah ini dimaksud untuk memenuhi tugas mata


“Pendidikan Agama Islam” yang berjudul “KerukunanUmatBeragama”. Dalam
penulisan kali ini, kami tidak luput dari berbagai kesulitan. Namun, berkat
pertolongan dan rahmat Allah swt. Serta bimbingan dari semua pihak yang pada
akhirnya kami dapat menyelesaikan Tugas ini dengantepat waktu.

Bandung, 14 Januari 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 3
C. MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................... 3
D. MANFAAT ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

1. PENGERTIAN KERUKUNAN ............................................................. 4


2. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA .................................... 6
3. MENJAGA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA ... 8
4. MANFAAT KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA ............. 12

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14

A. KESIMPULAN ..................................................................................... 14
B. SARAN ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya memilih


satu dari 5 agama resmi di Indonesia. Namun kerukunan antar umat beragama di
Indonesia dinilai masih banyak menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul
terkait masalah kerukunan beragama pun belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus
Ambon, Kupang, Poso, forum-forum islam ekstrimis dan lainnya menyisakan
masalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu siap membara dan
memanaskan suasana di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
pemahaman masyarakat tentang kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau
ulang. Dikarenakan banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama,
yang menjadikan adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.

Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua


masyarakat yang mengalami dan tidak mengalami efek negative dari ketidak
rukunan agama bahwa kerukunan agama itu sangatlah penting.

Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat,
sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan
bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan
kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya
dan seluruh alam pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allah
turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama itu
kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-
rasul berikutnya.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu
mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing dan
berpotensi konflik. Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang
multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja kerena
keanekaragaman suku, budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama
yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan,
Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan
agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan
tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar
umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang
mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong
menolong.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama
yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua
anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik
antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba”.

Makalah ini akan membahas tentang pentingnya menciptakan kerukunan antar


umat beragama dilingkungan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apadefinisidarikerukunan?
2. Apakahdefinisidarikerukunanantarumatberagama?
3. Bagaimanamenjagakerukunanhidupantarumatberagama?
4. Apakahmanfaatdariterciptannyakerukunanantarumatberagama?

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:


1. Mengetahuidefinisidarikerukunan
2. Mengetahuidefinisikerukunanantarumatberagama
3. Mengetahuicaramenjagakerukunanhidupantarumatberagama
4. Mengetahuimanfaatdariterciptannyakerukunanantarumatberagama

D. MANFAAT

Manfaat yang
dapatdiperolehdarimenciptakansuasanarukunantarumatberagamadilingkungan
masyarakatyaitudengan rasa aman, nyamandansejahtera.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KERUKUNAN

Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan
“damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan
“bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud,
1985:850) Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan”
adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia

Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena
sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup
berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk
mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling
terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan
antarumat beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat
beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan kerja
sama antarumat beragama.

Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan


hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social,
manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong


menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa
saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.
Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena
pada hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah
satu ajaran yang pada hakikatnya bukan bermakna persaudaraan antara orang-
orang Islam, melainkan cenderung memiliki arti sebagai persaudaraan yang
didasarkan pada ajaran Islam atau persaudaraan yang bersifat Islami.

Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara keseluruhan


sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramna bani Adam
(QS 17:70).

Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar


mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan
yang lain (QS 49:13).

Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal andaikata
Allah menghendaki, Dia dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan dalam
kesatuan umat. Allah SWT menciptakan perbedaan itu untuk member peluang
berkompetisi secara sehat dalam menggapai kebajikan, fastabiqul khairat (QS
5:48).

Sabda Rasul, seluruh manusia hendaknya menjadi saudara antara yang


satu dengan yang lain, wakunu ibadallahi ikhwana (Hadist Bukhari).

Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dan hadist


sekurang-kurangnya memperkenalkan empat macam ukhuwah, yakni:

1. Ukhuwah ‘ubudiyyah, ialahpersaudaraan yang


timbuldalamlingkupsesamamakhluk yang tundukkepada Allah.
2. Ukhuwahinsaniyyahataubasyariyyah, yaknipersaudaraankarenasama-
samamemilikikodratsebagaimanusiasecarakeseluruhan
(persaudaraanantarmanusia, baikituseimanmaupunberbedakeyakinan).
3. Ukhuwahwataniyyahwa an nasab, yaknipersaudaraan yang
didasariketerikatanketurunandankebangsaan.
4. Ukhuwahdiniyyah, yaknipersaudaraankarenaseimanatauseagama.
Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang ditampilkan
bentuk perhatian, kepedulian, hubungan yang akrab dan merasa senasib
sepenanggungan. Nabi menggambarkan hubungan persaudaraan dalam haditsnya
yang artinya ” Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti satu tubuh,
apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka seluruh tubuh akan merasakan
demamnya. Ukhuwwah adalah persaudaraan yang berintikan kebersamaan dan
kesatuan antar sesama. Kebersamaan di kalangan muslim dikenal dengan istilah
ukhuwwah Islamiyah atau persaudaraan yang diikat oleh kesamaan aqidah.

Kerja sama antar umat bergama merupakan bagian dari hubungan sosial
anatar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan kerja sama
dalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang, bahkan
dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan.

2. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing
untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang
baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama
tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak
keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa
kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan
unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak
nilai agama itu sendiri.

Menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar umat


beragama tanggal 31 Desember 2008 di Departemen Agama, mengatakan bahwa
kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional adalah sesuatu
yang dinamis, karena itu harus dipelihara terus dari waktu ke waktu. Kerukunan
hidup antar umat beragama sendiri berarti keadaan hubungan sesama umat
beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, menghargai kesetaraan
dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan
toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya
masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat
beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya
misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya
tidak saling mengganggu.

Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas


disebutkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah
dalam masalah akidah dan ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak
dibenarkan adanya toleransi, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6,
yang artinya: “Bagimu agamamu, bagiku agamaku”.Beberapa prinsip kerukunan
antar umat beragama berdasar Hukum Islam :

a. Islam tidakmembenarkanadanyapaksaandalammemeluksuatu agama


(QS.Al-Baqarah : 256).
b. Allah SWT tidakmelarang orang Islam
untukberbuatbaik,berlakuadildantidakbolehmemusuhipenganut agama
lain,selamamerekatidakmemusuhi,tidakmemerangidantidakmengusir
orang Islam.(QS. Al-Mutahanah : 8).
c. Setiappemeluk agama
mempunyaikebebasanuntukmengamalkansyari'atagamanyamasing-
masing (QS.Al-Baqarah :139).
d. Islam mengharuskanberbuatbaikdanmenghormatihak-haktetangga,
tanpamembedakan agama tetanggatersebut.
Sikapmenghormatiterhadaptetanggaitudihubungkandenganimankepada
Allah SWT danimankepadahariakhir (Hadis NabiriwayatMuttafaqAlaih).
e. Barangsiapamembunuh orang mu'ahid, orang kafir yang
mempunyaiperjanjianperdamaiandenganumat Islam,
tidakakanmenciumbausurge,
padahalbausurgaitutelahterciumdarijarakperjalananempatpuluhtahun
(Hadis Nabidari Abdullah bin 'Ash riwayat Bukhari).
Sudahbanyakperjanjiandamaidanperjanjian HAM yang dibuatoleh
Negara Islam danseluruh Negara di duniasoalitu. Dan hanyasedikit yang
melanggar, diantara yang melanggaritudiantaranya Israel, sedangkan
yang tidakmelanggardansangatlahbanyak, sepertiJerman, Cheko,
Irlandiadanmasihsangatbanyak yang tidaksayasebutsatupersatu yang
tetapmenjagaperdamaian. Jadimereka yang
menjagaperjanjiandamaidengan orang Islam.
Tidaklahdibenarkanmembunuh orang-orang
ygtetapmenjagaperdamaiandengan orang Islam.
Bahkanmenuruthadistersebuttidakakanmenciumbausurgabagi yang
membunuh orang tersebuttanpakesalahan yang jelas.

Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-


hari. Dengan adanya kerukunan antar umat beragama kehidupan akan damai dan
hidup saling berdampingan. Perlu di ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat
beragama bukan berarti kita megikuti agama mereka bahkan menjalankan ajaran
agama mereka.

Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar
tidak terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat
Indonesia yang multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam
kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa
menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan
stabilitas dan kemajuan negara.

3. MENJAGA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA


Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama salah satunya dengan
dialog antar umat beragama. Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yang
modern yang demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai
kemajemukan (pluralitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam
suatu keniscayaan. Untuk itulah kita harus saling menjaga kerukunan hidup antar
umat beragama. Secara historis banyak terjadi konflik antar umat beragama,
misalnya konflik di Poso antara umat islam dan umat kristen. Agama disini
terlihat sebagai pemicu atau sumber dari konflik tersebut. Sangatlah ironis konflik
yang terjadi tersebut padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada
para pemeluknya agar hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga
saling menghormati. Untuk itu marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesama
umat beragama.

Konflik yang terjadi antar umat beragama tersebut dalam masyarakat yang
multkultural adalah menjadi sebuah tantangan yang besar bagi masyarakat
maupun pemerintah. Karena konflik tersebut bisa menjadi ancaman serius bagi
integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar. Supaya agama bisa
menjadi alat pemersatu bangsa, maka kemajemukan harus dikelola dengan baik
dan benar, maka diperlukan cara yang efektif yaitu dialog antar umat beragama
untuk permasalahan yang mengganjal antara masing-masing kelompok umat
beragama. Karena mungkin selama ini konflik yang timbul antara umat beragama
terjadi karena terputusnya jalinan informasi yang benar diantara pemeluk agama
dari satu pihak ke pihak lain sehingga timbul prasangka-prasangka negatif.

Menurut Prof. Dr. H Muchoyar H.S, MA dalam menyikapi perbedaan


agama terkait dengan toleransi antar umat beragama agar dialog antar umat
beragama terwujud memerlukan 3 konsep yaitu :

1. Setujuuntuktidaksetuju, maksudnyasetiap agama memilikiakidahmasing-


masingsehingga agama salingbertoleransidenganperbedaantersebut.
2. Setujuuntuksetuju, konsepiniberartimeyakinisemua agama
memilikikesamaandalamupayapeningkatankesejahteraandanmartabatuma
tnya.
3. Setujuuntukberbeda,
maksudnyadalamhalperbedaaninidisikapidengandamaibukanuntuksaling
menghancurkan.

Tema dialog antar umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada masalah
peribadatan tetapi lebih ke masalah kemanusiaan seprti moralitas, etika, dan nilai
spiritual, supaya efktif dalam dialog aantar umat beragama juga menghindari dari
latar belakang agama dan kehendak untuk memdominasi pihak lain. Model dialog
antar umat beragama yang dikemukakan oleh Kimball adalah sebagai brikut :

1. Dialog Parlementer( parliamentary dialogue ). Dialog


inidilakukandenganmelibatkantokoh-tokohumatberagama di dunia.
Tujuannyaadalahmengembangkankerjasamadanperdamaianantarumatber
agama di dunia.
2. Dialog Kelembagaan( institutional dialogue ). Dialog
inimelibatkanorganisasi-organisasikeagamaan.
Tujuannyaadalahuntukmendiskusikandanmemecahkanpersoalankeumata
ndanmengembangkankomunikasi di antaraorganisasikeagamaan.
3. Dialog Teologi( theological dialogue ).
Tujuannyaadalahmembahaspersoalanteologisfilosofis agar
pemahamantentangagamanyatidaksubjektiftetapiobjektif.
4. Dialog dalamMasyarakat( dialogue in society ).
Dilakukandalambentukkerjasamadarikomunitas agama yang plural
dalammenylesaikanmasalahpraktisdalamkehidupansehari-hari.
5. Dialog Kerohanian (spiritual dialogue).
Dilakukandengantujuanmengembangkandanmemperdalamkehidupan
spiritual di antaraberbagai agama.
Indonesia yang multikulturalterutamadalamhal agama membuat Indonesia
menjadisangatrentangterhadapkonflikantarumatberagama.Makadariitumenjagaker
ukunanantarumatberagamasangatlahpenting.Dalamkaitannyauntukmenjagakehidu
panantarumatberagama agar
terjagasekaligusterciptakerukunanhidupantarumatberagamadalammasyarakatkhus
usnyamasyarakat Indonesia misalnyadengancarasebagaiberikut:
1. Menghilangkanperasaancurigaataupermusuhanterhadappemeluk agama
lain yaitudengancaramengubah rasa curigadanbencimenjadi rasa
penasaran yang positfdanmaumenghargaikeyakinan orang lain.
2. Janganmenyalahkan agama
seseorangapabiladiamelakukankesalahantetapisalahkanorangnya.
Misalnyadalamhalterorisme.
3. Biarkanumatlainmelaksanakanibadahnyajanganolok-
olokmerekakarenainibagiandarisikapsalingmenghormati.
4. Hindaridiskriminasiterhadap agama lain karenasemua orang
berhakmendapatfasilitas yang samasepertipendidikan,
lapanganpekerjaandansebagainya.

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat


beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia haruslah saling tolong
menolong dan kita harus bisa menerima bahwa perbedaan agama dengan orang
lain adalah sebuah realitas dalam masyarakat yang multikultural agar kehidupan
antar umat beragma bisa terwujud.
4. MANFAAT KERUKUNAN ANAT UMAT BERAGAMA

Umat Beragama Diharapkan menjunjung tinggi Kerukunan antar umat


beragama sehingga dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka yang
akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara.

Dalam pemberian stabilitas dan kemajuan negara, perlu diadakannya dialog


singkat membahas tentang kerukunan antar umat beragama dan masalah yang
dihadapi dengan selalu berpikir positif dalam setiap penyelesaiannya.

Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni berharap dialog antar-umat


beragama dapat memperkuat kerukunan beragama dan menjadikan agama sebagai
faktor pemersatu dalam kehidupan berbangsa.

"Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia


akan memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara," katanya
dalam Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia untuk Mengantar NKRI di
Jakarta, Rabu.

Pada pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh agama Islam, Kristen, Katolik,


Hindu, Buddha, dan Konghucu itu Maftuh menjelaskan, kerukunan umat
beragama di Indonesia pada dasarnya telah mengalami banyak kemajuan dalam
beberapa dekade terakhir namun beberapa persoalan, baik yang bersifat internal
maupun antar-umat beragama, hingga kini masih sering muncul.

Dalam hal ini, Maftuh menjelaskan, tokoh dan umat beragama dapat
memberikan kontribusi dengan berdialog secara jujur, berkolaborasi dan
bersinergi untuk menggalang kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah
sosial termasuk kemiskinan dan kebodohan.
Ia juga mengutip perspektif pemikiran Pendeta Viktor Tanja yang
menyatakan bahwa misi agama atau dakwah yang kini harus digalakkan adalah
misi dengan tujuan meningkatkan sumber daya insani bangsa, baik secara ilmu
maupun karakter. "Hal itu kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda
bersama lintas agama," katanya.

Mengelola kemajemukan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf


Amin mengatakan masyarakat Indonesia memang majemuk dan kemajemukan itu
bisa menjadi ancaman serius bagi integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik
dan benar.

"Kemajemukan adalah realita yang tak dapat dihindari namun itu bukan
untuk dihapuskan. Supaya bisa menjadi pemersatu, kemajemukan harus dikelola
dengan baik dan benar," katanya. Ia menambahkan, untuk mengelola
kemajemukan secara baik dan benar diperlukan dialog berkejujuran guna
mengurai permasalahan yang selama ini mengganjal di masing-masing kelompok
masyarakat.

Senada dengan Ma'ruf, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr.M.D


Situmorang, OFM. Cap mengatakan dialog berkejujuran antar umat beragama
merupakan salah satu cara untuk membangun persaudaraan antar- umat beragama.

Menurut Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Budi S


Tanuwibowo, agenda agama-agama ke depan sebaiknya difokuskan untuk
menjawab tiga persoalan besar yang selama ini menjadi pangkal masalah internal
dan eksternal umat beragama yakni rasa saling percaya, kesejahteraan bersama
dan penciptaan rasa aman bagi masyarakat. "Energi dan militansi agama
seyogyanya diarahkan untuk mewujudkan tiga hal mulia itu," demikian Budi S
Tanuwibowo.

Dengan adanya dialog antar agama ini juga diharapkan dapat menumbuh
kembangkan sikap optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat
beragama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya
kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong,
dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa
Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan
Negara. Cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat
beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama yang di
dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama. Selain itu
ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat
beragama antara lain:

1. Menghilangkanperasaancurigaataupermusuhanterhadappemeluk agama
lain
2. Janganmenyalahkan agama
seseorangapabiladiamelakukankesalahantetapisalahkanorangnya.
3. Biarkanumat lain melaksanakanibadahnyajanganmenggangguumat lain
yang sedangberibadah.
4. Hindaridiskriminasiterhadap agama lain.

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya
menanamkan sejak dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar
terciptanya hidup rukun antar sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman
dan sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta; PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.

Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan


berbangsa: butir-butir pemikiran

http://koswara .wordpress.com

http://www.hidayatulah.com

http://shuthajhi.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai