Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIOKIMA
ASAM AMINO DAN PROTEIN

Nama :Willy Derizqi Bagaskara Saputra


Nim : 20144229A

Fakultas farmasi
Universitas Setia Budi
2015
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asam Amino
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Klasifikasi Asam amino
2.1.3 Sintesis Asam Amino
2.1.4 Ikatan Peptida
2.1.5 Peran Asam Amino
2.2 Protein
2.2.1 Pengertian
2.2.2 Struktur Protein
2.2.3 Proses Pembentukan Protein
2.2.4 Klasifikasi Protein
2.2.5 Sintesis Protein
2.2.6 Peran protein
2.3 Manfaat Protein dan Asam Amino dalam bidang Farmasi

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular,
seperti protein, karbohidrat, asam lemak, minyak, dan biomolekul lainnya.
Sekitar 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Protein
yang terdapat dalam makanan di cerna dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino yang
diabsorpsi dan di bawa oleh darah ke hati. Protein dalam tubuh dibentuk dari asam amino. Bila
ada kelebihan asam amino akan di ubah menjadi asam ketogkutarat yang dapat masuk kedalam
siklus asam sitrat. Hati adalah organ tubuh dimana terjadi reaksi Anabolisme dan Katabolisme.
Proses Metabolik dan katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat
dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein
dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi
asam amino dalam darah.
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang
terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus
–COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan
spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis
protein sederhana.
Sedangkan Protein (akar kata protos dari bahasa Yunaniyang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organikkompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer darimonomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi
semua selmakhluk hidup dan virus.
Semua protein terdapat dalam semua makhluk hidup, tanpa memandang fungsinya dan
aktivitas biologisnya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang
molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis. Lalu apakah yang memberikan suatu
protein untuk aktivitas enzimnya, protein lain untuk aktivitas hormon, dan yang lain lagi untuk
aktivitas antibodi? Bagaimana kimiawi protein-protein ini berbeda?. Secara cukup sederhana,
protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-
sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein karena molekul-molekul ini dapat disusun
dalam sejumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah
yang hampir tidak terbatas pula.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah definisi dari Asam Amino dan Protein?
Apa perbedaan struktur Asam amino dengan Protein?
Bagaimana klasifikasi dari Asam amino dan Protein?
Bagaimana proses pembentukan protein?
Apa peran dari Asam amino dan Protein?
Bagaimana manfaat Asam amino dan Protein dalam bidang farmasi?
1.3 Tujuan
Memahami definisi dari Asam Amino dan Protein.
Mengetahui perbedaan struktur Asam amino dengan Protein.
Mengetahui klasifikasi dari Asam amino dan Protein.
Memahami proses pembentukan protein.
Mengetahui peran dari Asam amino dan Protein.
Mengetahui manfaat Asam amino dan Protein dalam bidang farmasi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asam Amino

2.1.1 Pengertian
Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein adalah suatu senyawa
yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus
karboksil. Dalambiokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu
atom karbon (C) yang sama Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung
menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena
asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling
banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai
penyusun protein.
Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan gugus
karboksil (C-α) atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina dan gugus karboksil dalam asam
amino terikat pada atom karbon yang sama.
2.1.2 Klasifikasi Asam amino
Asam amino yang terdapat dalam protein dapat dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan relatif
gugus R-nya.
1. Asam amino dengan gugus R non polar (tak mengutup)
Gugus non polar adalah gugus yang mempunyai sedikit atau tidak mempunyai selisih muatan
dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Golongan ini terdiri dari lima asam amino yang
mengandung gugus alifatik (Alanin, leusin, isoleusin, valin,dan prolin) dua dengan R aromatic
(fenilalanin dan triptopan) dan satu mengandung atom sulfur (metionin).
2. Asam amino dengan gugus R mengutub tak bermuatan
Golongan ini lebih mudah larut dalam air dari golongan yang tak mengutub karena gugus R
mengutup dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air. Selain treoinin dan tirosin yang
kekutubannya disebabkan oleh adanya gugus hidroksil (-OH) merupakan asam amino yang
termasuk golongan ini. Selain itu yang termasuk dalam golongan ini juga adalah asparagin dan
glutamine yang kekutubannya disebabkan oleh gugus amida (-CONH2) serta sistein oleh gugus
sulfidril (-SH).
Asparagin dan glutamine, masing masing merupakan bentuk senyawa amida dari asam aspartat
dan asam glutamat dan mudah terhidrolisis oleh asam atau basa. Sistein yang mengandung gugus
tiol dan tirosin yang mengandung gugus hidroksil fenol bersifat paling mengutub dalam golongan
asam amino ini.
3. Asam amino dengan gugus R bermuatan negative (Asam amino asam)
Golongan asam amino ini bermuatan negative pada pH 6.0-7.0 dan terdiri dari asam aspartat
dan asam glutamat yang masing-masing mempunyai dua gugus karboksil (COOH).
4. Asam amino dengan gugus R bermuatan positif (Asam amino basa)
Golongan asam amino ini bermuatan positif pada pH 7.0 terdiri dari lisin, histidin dan arginin
Lisin mengandung satu lagi gugus amino pada posisis e dari rantai R alifatik
Histidin mengandunga gugus lemah imidazolium pada pH 6.0 lebih dari 50 % molekul histidin
bermuatan positif sedangkan pada pH 7.0 kurang dari 10 %bermuatan positif.
Arginin mempunyai gugus guanido pada gugus R-nya.
Berdasarkan biosintesis, Asam Amino diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu Asam
amino essensial, Asam amino nonessensial dan Asam amino essensial bersyarat.
a. Asam amino esensial, adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga
harus didapat dari konsumsi makanan. Jenis-jenis Asam amino esensial yaitu :Histidin, Isoleusin,
Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin, Treonin, Triftofan, Valin.
b. Asam amino non-esensial adalah asam amino yang bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga
memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam amino esensial.
c. Asam amino esensial bersyarat adalah kelompok asam amino non-esensial, namun pada saat
tertentu, seperti setelah latihan beban yang keras, produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak
sebanyak yang diperlukan sehingga harus didapat dari makanan maupun suplemen protein.
2.1.3 Sintesis Asam Amino
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam
amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Jalur metabolik utama dari asam-asam amino
terdiri atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet
serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga
adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai
proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari
asam-asam amino.

Asam amino juga mengalami katabolisme, ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino,
yaitu: Transaminasi dan Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium.
Tetapi, hati merupakan tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet,
nitrogen toksik potensial dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan
pembentukan urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur
glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan
hal ini, Asam amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu:
1) Asam amino glukogenik
2) ketogenik serta glukogenik, dan
3) ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi
piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam
amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua asam amino
kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah asam amino yang
semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil KoA atau asetoasetil KoA.
2.1.4 Ikatan Peptida
Asam amino untuk membentuk suatu protein dihubungkan dengan ikatan peptida. Dua
molekul asam amino dapat diiikat secara kovalen melalui suatu ikatan amida subtitusi yang disebut
ikatan peptida menghasilkan suatu dipeptida. Ikatan seperti ini dibentuk dengan menarik unsur
H2O dari gugus karboksil satu asam amino dan gugus α-amino dari molekul lain, dengan reaksi
kondensasi yang kuat. 3 asam amino dapat disatukan oleh dua ikatan peptida dengan cara yang
sama untuk membentuk suatu tripeptida : tetrapeptida dan pentapeptida. Jika terdapat banyak asam
amino yang tergabung dengan cara demikian struktur yang demikian dinamakan polipeptida. Unit
asam amino didalam peptida biasanya disebut residu (rantai ini bukan lagi merupakan asam amino
karena telah kehilangan atom hidrogen dari gugus amino dan sebagian gugus karboksilnya).
Residu asam amino pada ujung suatu peptida yang mempunyai gugus α-amino bebas disebut
residu terminal amino (juga residu terminal N) : residu pada ujung yang satu lagi, yang mempunyai
gugus karboksil bebas disebut terminal karboksil atau residu terminal C. Peptida dimnamakan dari
deret kandungan asam amino, dimulai dari residu termina N.
2.1.5 Peran Asam Amino

Selain berperan menghasilkan energi, Asam amino dalam pembentukan protein yang
dibutuhkan, pembentuk glukosa,molekul nonprotein (derivat asam amino), badan-badan keton,
dll
2.2 Protein

2.2.1 Pengertian
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan
ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun dari 20
asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino
penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi
oleh DNA/RNA sebagai kode genetik.
Protein berasal dari kata protos (bahasa Yunani) yang berarti "yang paling utama". Protein
adalah senyawa organikkompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer darimonomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor.Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari berat
keringnya dan berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energy,
penyangga racun, pengatur pH, dan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke
generasi. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan
sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam
amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid,
dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan
oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik.Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukanribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam
amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki
fungsi penuh secara biologi.
2.2.2 Struktur Protein
Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-
sheet dan alpha-helixyang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank
Data Protein.
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu),
sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat).
1. Struktur primer protein merupakan urutan asam aminopenyusun protein yang dihubungkan
melalui ikatan peptida(amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan
metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa
enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang
lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam
amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa
translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:
(1) Hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino
ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer,
(2) Analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman,
(3) Kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan
(4) Penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
2. Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam
amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular
dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa
menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu
puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa
dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda
dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari
protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
3. Struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur
tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik
tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer)
dan membentuk struktur kuartener.
4. Struktur kuartener, contoh dari struktur ini yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350
asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih
kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang
berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen
penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis
masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan
strukturdomain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya
berpisah, protein tersebut tidak fungsional
2.2.3 Proses Pembentukan Protein
Proses pembentukan protein terjadi melalui 2 proses utama, yaitu Transkripsi
dan Translasi. Transkripsi (proses sintesa RNA dari DNA

menghasilkan mRNA). Translasi (proses pembentukan polipeptida dari mRNA hasil


Transkripsi).

1) Transkripsi
Tahap transkripsi ini mengalami proses utama: Inisiasi,Elongasi, Terminasi.
a. Inisiasi
RNA polymerase melekat pada promoter. RNA polymerase membuka strand DNA. RNA
nukleotida menempel pada DNA

Template. RNA polymerase menghubungkan RNA nukleotida.


b. Elongasi
RNA polymerase bergerak di sepanjang DNA, Nukleotida melekat pada DNA template, Strand
RNA mengelupas dari DNA, DNA kembali menyatu.
c. Terminasi
RNA polymerase megenai terminator, RNA polymerase melepaskan RNA, RNA polymerase
meninggalkan DNA.

2) Translasi
Tahap translasi mengalami proses, yaitu : Inisiasi,Elongasi, Terminasi.
a. Inisiasi
Sub unit Ribosom Kecil melekat pada mRNA. Anti kodon tRNA melekat pada Start Kodon. Sub
unit Ribosom besar melekat pada sub unit Ribosom kecil.

b. Elongasi
Kodon pada sisi A Ribosom, berpasangan dengan anti kodon dari tRNA yang sesuai. Ikatan
peptida antara Asam Amino. tRNA melekat pada tRNA selanjutnya seiring bergeraknya Ribosom
c. Terminasi
Ribosom sampai pada stop kodon tRNA tanpa Asam Amino melekat pada stop
kodon polipeptida lepas komponen Ribosom lepas.
2.2.4 Klasifikasi Protein
Klasifikasi protein pada biokimia didasarkan atas fungsi biologinya terdiri atas:
1. Enzim, merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Kira-kira seribu macam
enzim telah diketahui, yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad
hidup. pada jasad hidup yang berbeda terdapat macam jenis enzim yang berbeda pula. Molekul
enzim biasanya berbentuk bulat (globular), sebagian terdiri atas satu rantai polipeptida dan
sebagian lain terdiri lebih dari satu polipeptida.Contoh enzim: ribonuklease, suatu enzim yang
mengkatalisa hidrolisa RNA (asam poliribonukleat); sitokrom, berperan dalam proses pemindahan
electron; tripsin; katalisator pemutus ikatan peptida tertentu dalam polipeptida.
2. Protein Pembangun, berfungsi sebagai unsure pembentuk struktur. Beberapa contoh misalnya:
protein pembukus virus, merupakan selubung pada kromosom; glikoprotein, merupakan
penunjang struktur dinding sel; struktur membrane, merupakan protein komponen membran sel;
α-Keratin, terdapat dalam kulit, bulu ayam, dan kuku; sklerotin, terdapat dalam rangka luar
insekta; fibroin, terdapat dalam kokon ulat sutra; kolagen, merupakan serabut dalam jaringan
penyambung; elastin, terdapat pada jaringan penyambung yang elastis (ikat sendi); mukroprotein,
terdapat dalam sekresi mukosa (lendir).
3. Protein Kontraktil, merupakan golongan protein yang berperan dalam proses gerak. Sebagai
contoh misalnya; miosin, merupakan unsur filamen tak bergerak dalam myofibril; dinei, terdapat
dalam rambut getar dan flagel (bulu cambuk).
4. Protein Pengangkut, mempunyai kemampuan mengikat molekul tertentu dan melakukan
pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. Sebagai contoh misalnya: hemoglobin,
terdiri atas gugus senyawa heme yang mengandung besi terikat pada protein globin, berfungsi
sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah vertebrata; hemosianin, befungsi sebagai alat
pengangkut oksigen dalam darah beberapa macam invertebrate; mioglobin, sebagai alat
pengangkut oksigen dalam jaringan otot; serum albumin, sebagai alat pengangkut asam lemak
dalam darah; β-lipoprotein, sebagai alat pengangkut lipid dalam darah; seruloplasmin, sebagai alat
pengangkut ion tembaga dalam darah.
5. Protein Hormon, termasuk protein yang aktif. Sebagai contoh misalnya: insulin, berfungsi
mengatur metabolisme glukosa, hormon adrenokortikotrop, berperan pengatur sintesis
kortikosteroid; hormon pertumbuhan, berperan menstimulasi pertumbuhan tulang.
6. Protein Bersifat Racun, beberapa protein yang bersifat racun terhadap hewan kelas tinggi yaitu
misalnya: racun dari Clostridium botulimum, menyebabkan keracunan bahan makanan; racun ular,
suatu protein enzim yang dapat menyebabkan terhidrolisisnya fosfogliserida yang terdapat dalam
membrane sel; risin, protein racun dari beras.
7. Protein Pelindung, umumnya terdapat dalam darah vertebrata. Sebagai contoh misalnya:
antibody merupakan protein yang hanya dibentuk jika ada antigen dan dengan antigen yang
merupakan protein asing, dapat membentuk senyawa kompleks; fibrinogen, merupakan sumber
pembentuk fibrin dalam proses pembekuan darah; trombin, merupakan komponen dalam
mekanisme pembekuan darah.
8. Protein Cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Sebagai contoh,
misalnya: ovalbumin, merupakan protein yangterdapat dalam putih telur; kasein, merupakan
protein dalam biji jagung.
Berdasarkan bentuknya, protein dikelompokkan sebagai berikut :
1. Protein bentuk serabut (fibrous)
Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang terjalin. Satu sama lain
sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya
daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim pencernaan.
Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh
darah) dan jaringan elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan
protein utama serat otot.
2. Protein Globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam
dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi.
Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum,
kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus
dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
3. Protein Konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino.
Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA.
Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein
terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein
dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan
hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.
2.2.5 Sintesis Protein
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan
menjadi peptidpeptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan
dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam
amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuhesensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat
disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah
penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel
tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan
DNAtranskripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi di proses lebih lanjut
di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
2.2.6 Peran protein

Protein adalah komponen terbesar dalam tubuh manusia setelah air. Jumlahnya 1/6 dari
berat tubuh manusia, dan tersebar di dalam otot, tulang, kulit, serta berbagai cairan tubuh. Protein
sangat diperlukan tubuh, fungsi utamanya sebagai zat pembangun sangat diperlukan pada masa
pertumbuhan. Pada masa bayi hingga remaja, kebutuhan protein lebih besar persentasenya
dibandingkan dengan pada masa dewasa dan manula. Pada masa dewasa dan manula protein
dibutuhkan untuk mempertahankan jaringan-jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang telah
rusak. Selain itu protein juga memiliki fungsi lain yaitu:
a. Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul
spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon
dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom.
b. Alat pengangkut dan penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh
protein-protein tertentu. Pengatur pergerakan Protein merupakan komponen utama daging,
gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
c. Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen,
suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut. Pertahanan
tubuh atau imunisasi pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu
protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda
asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing lain.
d. Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya
rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya
pada sel-sel mata.
e. Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi
fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.
2.3 Manfaat Protein dan Asam Amino dalam bidang Farmasi
Kemajuan teknologi DNA rekombinan telah mendorong perkembangan
berbagai cara produksi protein rekombinan menggunakan inang yang aman dan
relatif mudah dikultur sehingga protein dapat diproduksi pada skala industri. Protein
yang digunakan untuk bidang farmasi dan kedokteran (protein terapeutik dan vaksin
subunit) disyaratkan mempunyai kemurnian yang tinggi. Teknologi DNA
rekombinan juga telah menyediakan berbagai strategi untuk meningkatkan produksi
dan mempermudah pemurnian protein. Mutu protein juga sangat penting, oleh
karena itu telah dikembangkan berbagai metode identifikasi dan karakterisasi
protein menggunakan metode berbasis protein, diantaranya: sekuensing urutan asam
amino, elektroforesis dan imunobloting, penentuan pH isoelektrik, dan spektrometri
massa MALDI-TOF. Dalam bidang farmasi terutama untuk penyakit kanker, protein
rekombinan termasuk antibodi monoklonal juga digunakan dalam sistem
penghantaran obat dengan tujuan untuk peningkatan efektivitas dan penurunan efek
toksik dari obat. Salah satu vaksin manusia dan hewan yang saat ini banyak
dikembangkan adalah vaksin subunit yang terdiri atas protein rekombinan. Selain di
bidang farmasi dan kedokteran, protein rekombinan juga telah digunakan di berbagai
industri lain seperti makanan-minuman, kosmetik (Botox), lingkungan, dan
pertanian.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada makalah ini adalah :
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino
yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon
α dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino
tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan
menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam aminoyang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor.
Proses pembentukan protein Proses pembentukan protein terjadi melalui 2 proses
utama, yaitu Transkripsi dan Translasi.Transkripsi (proses sintesa RNA dari DNA
menghasilkan Mrna) sedangkan Translasi (proses pembentukan polipeptida dari
mRNA hasil transkripsi).
Struktur Asam amino terdiri atas satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus
amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R,
dari residue) sedangkan struktur Protein terdiri atas struktur primer, struktur
sekunder, struktur tertier dan struktur kuartener.
Manfaat Protein dan Asam amino dalam bidang farmasi yaitu untuk penyakit kanker,
protein rekombinan termasuk antibodi monoklonal juga digunakan dalam sistem
penghantaran obat dengan tujuan untuk peningkatan efektivitas dan penurunan efek
toksik dari obat.
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, Putu. 2012. Makalah Asam


Amino.http://www.scribd.com/doc/19875984/XIIIXIV-Asam amino. diakses pada
tanggal 27 September 2012.
Ardiyan, Agusta: 28 Juni 2012. MAKALAH BIOKIMIA :
PROTEIN.http://www.clickardiyan.blogspot.com/2012/06/makalah-biokimia-
protein.html . Diakses pada tanggal 30 September 2012.
Lehninger, Albert L., Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, 1982, Jakarta.
Ralp J. Fessenden and Joan S. Fessenden, “ Organic Chemistry,” Third Edition, University
Of Montana, 1986, Wadsworth, Inc, Belmont, Califfornia 94002, Massachuset,
USA.
Suharsono.1988,Biokimia Jilid 1.UGM PRESS : Jogjakarta.
Unja, of Chemistry. 2011. KLASIFIKASI DAN FUNGSI PROTEIN. http://www.kimia-
master.blogspot.com/2011/11/klasifikasi-dan-fungsi-protein.hmtl/ . diakses pada
tanggal 29 September 2012.

Anda mungkin juga menyukai