Anda di halaman 1dari 2

SKENARIO A (Psikodrama)

“Belajar Jujur”

Tema : Perilaku Asertif


Tokoh : Fuad (Siswa)
Ardi (Pembeli)
Fikri (Pembeli)
Lutfi (Pembeli)
Andi (Satpam Swalayan)
Sabila (Kasir)

Disebuah swalayan tepatnya di depan kasir sedang antre para pembeli hendak
membayar barang yang akan dibeli. Tiba-tiba Fuad nyelonong begitu saja mendahului
Fikri yang lebih dulu menunggu untuk membayar.

Fuad : (menyerobot Fikri dengan tidak sopan)


Fikri : (Diam dengan wajah yang kesal)
Ardi : He mas, anda ini goblok atau bagaimana, anda tidak lihat kami semua disini
menunggu antrean dari tadi lalu anda seenaknya sendiri menyerobot begitu aja.
Fuad : (cuek)
Ardi : He mas... mas woy (menyenggol pundak Fuad) Anda pura-pura budek ya, anda
tidak dengar saya tadi bilang apa.
Lutfi : Maaf mas saya sudah mengantre duluan dari tadi.
Ardi : Mau anda apa mas? (Marah)
Lutfi : Sudah mas sabar.

Tiba-tiba satpam Andi datang menghampiri pembeli.

Andi : Ada apa ini?


Ardi : Ini pak, orang ini tidak sabar menunggu antrean. Dia seenaknya begitu saja
nyerobot mas ini (Sambil menunjuk Fikri)
Lutfi : Sebenarnya kenapa anda menyerobot begitu saja mas?
Fuad : Anu mas...
Ardi : Anumu a. Anu apa woy?
Fuad : Sebenarnya saya cepat-cepat mas.
Ardi : Cepat-cepat kenapa?
Lutfi : Jelaskan dengan jujur saja mas tidak apa-apa
Fuad : Saya harus cepat-cepat mas karena saya harus ke rumah sakit mengantar
makanan dan obat ini untuk teman saya
Lutfi : Ealah. Iya iya, maaf mas apakah anda mengizinkan mas ini (Fuad) untuk duluan
membayar?
Fikri : Iya mas tidak apa-apa, tadinya saya kesal memang. Tapi karena dia harus ke
Rumah Sakit tidak apa-apa mas duluan aja.
Ardi : Ya gitu dong, ngomong anda kan tidak bisu
Lutfi : Iya mas lain kali kalau kepepet ngomong aja mas ben gak salah paham
Fuad : Iya mas maaf, tadinya saya tidak berani untuk ngomong
Ardi : Ya sudah lain kali terus terang aja boy.
Andi : Iya sudahlah silahkan bersalaman (meminta maaf)
SKENARIO B (Psikodrama)

“Prioritas Utama”

Tema : Perilaku Asertif


Tokoh : Fuad (Siswa)
Ardi (Siswa)
Fikri (Siswa)
Lutfi (Siswa)

Di warung kopi terdapat 4 siswa sedang mengerjakan tugas dan mengobrol tentang
pengalaman buruknya.

Fikri : (sibuk ngerjakan tugas dihadapan laptop)


Fuad : Boy, aku bingung boy. Aku suka sama Rini boy. Tapi aku ga berani mau nembak
karena dulu aku pernah pacaran ditolak setelah lama kemudian dia terima aku apa
adanya boy. Nah sayangnya itu gak lama boy karena aku ketahuan Papa ku kalau
aku pacaran terus aku di marah dan dipukul pakai kayunya sapu ijuk itu boy,
sampai-sampai aku mau dimasukin ke panti asuhan kalau aku ketahuan pacaran
lagi boy. (Bertanya kepada Lutfi, Fikri dan Ardi) Menurut mu bagaimana boy?
Lutfi : (Diam dan sibuk membalas chat temannya)
Fikri : (Diam dan sibuk dengan tugasnya)
Ardi : Gini boy, ini kan urusanmu kenapa mesti kita yang nyelesaikan. Kau nggak bisa
nyelesaikan sendiri kah?
Kami bertiga ini juga pasti punya masalah boy. Ya selesaikan sendirilah boy, toh
kau juga udah baligh masak gitu aja kudu dibantu. Manja betul, cuk i.
Fuad : Gini boy, aku butuh bantuan kalian aja boy makanya aku tanya. Ya sebagai sahabat
bantulah aku ini boy.
Ardi : Ah kau ini jangan mentang-mentang kita dekat kau kesini kalau ada masalah.
Fuad : Bukan gitu boy, ya mau sama siapa lagi aku minta pendapat kalau gak sama kau-
kau ini.
Ardi : Boy teman di kelas kita itu ada 40 boy, sanalah kau minta pendapat mereka.
Fuad : (marah) ah, sudahlah kalau kau memang gak mau bantu diam aja sudah. (Berdiri
hendak pergi)
Fikri : Sabar-sabar boy. Kalian kenapa sih rame ae. Gini Fuad, bukannya aku gak mau
bantu. Aku dengar apa yang kau curhatkan tadi boy, dan itu berat memang
masalahnya boy. Tapi sekarang kita lagi banyak tugas nih boy, aku sarankan
selesaikan tugas dulu bagaimana boy? Setelah itu baru kita cari solusinya sama-
sama.
Lutfi : Iya boy saran yang bangus itu boy. Aku kasihan sama kau boy sebetulnya, tapi
karena tugas ini nanti harus kita kumpulkan, kalau telat kita gak dapat nilai boy.
Fuad : Oke boy. Thank you
Lutfi : Oke boy sama-sama. Ayolah kita lanjutakan kerja tugas boy.
Fuad : Oke boy siap. Masih banyak kah tugasmu?
Fikri : Lumayan boy.
Lutfi : Banyak boy, aku gak fokus td gara-gara dengar ceritamu boy
Fuad : Oke boy. Kerjakanlah, semangat boy.

Siswa kembali fokus mengerjakan tugasnya

Anda mungkin juga menyukai