METODOLOGI PERCOBAAN
5. Kromatografi Kolom
a. ditimbang silika gel 60 dengan pembanding 1:10 dengan sampel.
b. kolom kromatografi dikemas dengan cara basah dengan
mensuspensikan silika dengan pelarut non-polar.
c. dimasukkan suspensi silika kedalam kolom yang bagian bawahnya
terlebih dahulu disumbat menggunakan kapas.
d. perhatikan dan dijaga kebersamaaan silika disemua tempat dalam
kolom, karena adanya rongga-rongga udara akan berpengaruh pada
buruk pada pemisahan.
e. pelarut dibiarkan kaluar hingga permukaanya tepat pada permukaan
silika dan dilapisi permukaan dengan kertas saring.
f. ekstrak yang dipisahkan ditempatkan diatas silika dalam bentuk lapisan
tipisyang rata diatas permukaan.
g. kolom dielusi dengan eluen yang cocok. dimulai dari eluen dengan
kepolaran yang rendah kemudian kepolaran ditingkatkan perlahan-
lahan.
h. hasil kolom dikumpulkan per sub-fraksinya dan dianalisis
menggunakan silika gel.
6. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
a. dibersihkan plat kaca dengan aseton dan ditempatkan pada alat desaga.
b. dibuat bubur silika gel dengan cara mencampurka silika gel 60 sebanyak
20 gram dengan 50 ml aquadest, dikocok kuat-kuat dalam erlenmayer
berpenutup selama 90 detik hingga homogen.
c. dituang semua bubur silika kedalam alat, kemudian segera diratakan pada
kaca.
d. didiamkan silika pada suhu ruang selama 24 jam.
e. sebelum pemakaian, pelat di oven pada suhu 106 derajat celcius selama
30-60 menit.
f. disiapkan chamber dan campuran pelarut n-heksan dan etilasetat (6:4)
yang digunakan sebagai fase gerak.
g. dimasukkan 20-30 ml campuran pelarut kedalam chamber.
h. dibiarkan selama 60 menit sebagai proses penjenuhan.
i. sejumlah fraksi dilarutkan dalam pelarut yang cocok dan ditotolkan sampel
secara berderet sehingga membentuk pita sebagai garis awal
pemgembangan.
j. ditunggu kering beberapa saat.
k. dimasukkan pelat kedalam chamber yang telah jenuh dengan larutan
pengembang.
l. dibiarkan hingga proses elusi mencapai batas atas pelat.
m. dikeluarkan dari chamber dan dibiarkan mengering.
n. dikerok pita yang terbentuk dan hasil kerokan dilarutkan dengan pelarut
yang cocok atau eluen yang digunakan.
o. disaring, filtrat diuapkan dan dianalisis menggunakan pelat silika GF254.
7. Metode identifikasi Spektrofotometri UV Visible
a. sampel dilarutkan dalam pelarut etanol yang tidak memberikan serapan
pada UV-Vis.
b. dilakukan uji blangko pada spektrofotometri Uv- visdengan 2 kuvet berisi
etanol, diamati pada panjang gelombang 200-600nm
c. lalu kuvet dikeluarkan dan dibilas dengan sampel yang telah dilarutkan.
kuvet tersebut diisikan sampel tidak melewati tanda batas da bagian luar
kuvet harus dalam keadaan bersih dan kering.
d. dimasukkan kuvet dalam spektrofotometri UV vis, diukur panjang
gelombang serapan maksimumnya. direkam dan dicatat hasilnya.
e. kemudian sampel dibagi menjdi 3 bagian :
bagian 1, sampel ditambahkan 3 tetes NaOH 2 M kemudian
dikocok hingga homogen dan diamati hasilnya.
bagian 2, sampel ditambahkan 6 tetes reagen AlCl3 5 % dalam
metanol kemudian dicampur hingga homogen dan diamatai
hasilnya.
bagian 3, sampel ditambahkan serbuk NaOac ebanyak 250 mg,
dicampurkan lalu dikocok hingga homogen dan diamati
spektrumnya. selanjutnya ditambahkan serbuk H3B03 sebanyak
159 mg dikocock hingga homogen dan diamati spektrumnya.