Oleh :
Farmasi A
25 Mei 2018
Dosen Pengampu :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga kami masih diberikan kesehatan dan kesempatan
untuk menjalankan aktivitas, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah mengenai
“Sistem Koloid Dalam Farmasi” sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Farmasi Fisika 1.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
sumbang saran diperlukan guna perbaikan makalah ini. Selanjutnya ucapan terima kasih dan
penghargaan disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
Farmasi Fisika 1 | i
DAFTAR ISI
Farmasi Fisika 1 | ii
BAB I
PENDAHULUAN
Farmasi Fisika 1 | 1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem koloid ?
2. Apa saja jenis-jenis koloid ?
3. Bagaimana sifat-sifat dan penggunaan sistem koloid ?
4. Bagaimana cara membuat dan memurnikan koloid dari partikel yang tidak
dibutuhkan ?
5. Bagaimana pemanfaatan sistem koloid dalam bidang farmasi?
Farmasi Fisika 1 | 2
BAB II
PEMBAHASAN
Farmasi Fisika 1 | 3
2. Larutan koloid sejati, yang terjadi dari larutan dengan zat terlarut yang
berat molekulnya tinggi (makromolekul seperti protein ,karbohidrat, dan
sebagainya) sistem ini secara termodinamik stabil.
3. Koloid asosiasi (Association colloid) (kadang-kadang dinamakan koloid
elektrolit (colloid electrolyte). Sistem ini terdiri dari molekul – molekul
yang berat molekulnya rendah yang beragreasi membentuk partikel
berukuran koloid. Sistem ini juga stabil secara termodinamik.
Farmasi Fisika 1 | 4
2.3.2 Sifat Koligatif
Suatu koloid dalam medium cair juga mempunyai sifat koligaif. Sifat ini
hanya bergantung pada jumlah partikel koloid bukan pada jenisnya. Sifat-sifat
koligatif koloid umumnya lebih rendah daripada lautan sejati dengan jumlah
partikel yang sama (Yazid, 2005). Ini disebabkan karena butir-butir koloid terdiri
atas beribu-ribu molekul,sedangkan pengaruh terhadap sifat koligatif hanya
ditentukan oleh jumlah molekul (Sukardjo, 1997)
Farmasi Fisika 1 | 5
Brown. Terjadinya gerakan ini disebabkan oleh banyaknya tabrakan molekul-
molekul medium pendispersi tidak sama (tidak setimbang) (Yazid, 2005).
b. Pengendapan (sedimentasi)
Partikel-partikel koloid mempunyai kecendrungan untuk mengendap
karena pengaruh gravitasi bumi. Hal tersebut bergantung pada rapat massa
partikel terhadap mediumnya. Jika rapat massa partikel lebih besar dari medium
pendispersinya, maka partikel tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila rapat
massanya lebih kecil akan mengapung.
Koagulasi endapan koloid dapat dipercepat oleh suhu tinggi dan
pengadukan serta dengan penambahan elektrolit tertentu. Dengan suhu tinggi
berarti akan menurunkan viskositas dan menaikkan selisih rapatan. Namun faktor-
faktor ini pengaruhnya relatif kecil terhadap kecepatan pengendapan (Yazid,
2005).
c. Difusi
Partikel zat terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi
ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Difusi erat kaitannya dengan gerak
Brown, sehingga dapat dianggap molekul-molekul atau partikel-partikel koloid
mendifusi karena adanya gerak Brown. Kecendrungan dari zat untuk berdifusi
dinyatakan dengan koefisien difusi. Menurut Graham, butir-butir koloid berdifusi
sangat lambat karena ukuran partikelnya relatif besar (Yazid, 2005).
Farmasi Fisika 1 | 6
2.4 Pembuatan dan Pemurnian Sistem Koloid
2.4.1 Pembuatan Sistem Koloid
Oleh karena ukuran partikel koloid berada pada rentang antara larutan
sejati dan suspensi kasar maka sistem koloid dapat diperoleh melalui dua cara,
yaitu :
1. Pemecahan partikel-partikel besar menjadi partikel berukuran koloid. Cara
ini disebut cara dispersi.
2. Pembentukan agregat dari molekul-molekul kecil berukuran larutan
menjadi berukuran koloid. Cara ini disebut sebagai cara kondensasi.
Cara Mekanik
Zat-zat yang berukuran besar dapat direduksi menjadi partikel berukuran
koloid melalui penggilingan, pengadukan, penumbukan, dan penggerusan. Zat-zat
yang sudah berukuran koloid selanjutnya didispersikan ke dalam medium
pendispersi.
Farmasi Fisika 1 | 7
Cara mekanik, contohnya pengilingan kacang kedelai pada pembuatan
tahu dan kecap. Pembuatan cat di industri, caranya bahan cat digiling kemudian
didispersikan ke dalam medium pendispersi, seperti air. Teknik penumbukan dan
pengadukan banyak digunakan dalam pembuatan makanan, seperti kue tart dan
mayones. Kuning telur, margarin, dan gula pasir yang sudah dihaluskan,
kemudian dicampurkan dan diaduk menjadi koloid.
Cara Peptisasi
Dispersi koloid dapat juga diperoleh dari suspensi kasar dengan cara
memecah partikel-partikel suspensi secara kimia. Kemudian, menambahkan ion-
ion sejenis yang dapat diadsorpsi oleh partikel-partikel koloid sampai koloid
Farmasi Fisika 1 | 8
menjadi stabil. Koagulasi agregat-agregat yang telah membentuk partikel-partikel
berukuran koloid dapat dihambat karena adanya ion-ion yang teradsorpsi pada
permukaan partikel koloid (Gambar 3).
Contohnya, tanah lempung pecah menjadi partikel-partikel berukuran
koloid jika ditambah NaOH dan akan menjadi koloid jika didispersikan ke dalam
air. Partikel-partikel silikat dari tanah lempung akan mengadsorpsi ion-ion OH–
dan terbentuk koloid bermuatan negatif yang stabil.
Cara Homogenisasi
Pembuatan koloid jenis emulsi dapat dilakukan dengan menggunakan
mesin penghomogen sampai berukuran koloid. Cara ini digunakan pada
pembuatan susu. Partikel lemak dari susu diperkecil sampai berukuran koloid
dengan cara melewatkan melalui lubang berpori dengan tekanan tinggi. Jika
ukuran partikel sudah sesuai ukuran koloid, selanjutnya didispersikan ke dalam
medium pendispersi.
Gambar 3. Alat penggerus dan penghomogen partikel kasar menjadi partikel berukuran koloid.
Farmasi Fisika 1 | 9
molekul air membentuk kerumunan (cluster). Cara kondensasi umumnya
dilakukan melalui reaksi kimia. Tiga macam reaksi yang dapat menghasilkan
kondensasi adalah reaksi hidrolisis, reaksi redoks, dan reaksi metatesis.
Reaksi Metatesis
Apabila ke dalam larutan natrium tiosulfat ditambahkan larutan asam
klorida akan terbentuk partikel berukuran koloid. Persamaan reaksinya sebagai
berikut :
Na2S2O3 + 2HCl → 2NaCl + H2SO3 + S
Partikel berukuran koloid terbentuk akibat belerang beragregat sampai
berukuran koloid membentuk sol belerang. Jika konsentrasi pereaksi dan suhu
reaksi tidak dikendalikan, dispersi koloid tidak akan terbentuk sebab partikel
belerang akan tumbuh terus menjadi suspensi kasar dan mengendap.
Reaksi Redoks
Sol emas dapat diperoleh melalui reduksi emas (III) klorida dengan
formalin. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
2AuCl3 + CH4O + 3H2O → 2Au + 6HCl + CH4O2
Awalnya emas terbentuk dalam keadaan atom-atom bebas, kemudian
beragregat menjadi berukuran partikel koloid. Partikel koloid distabilkan oleh ion-
ion OH– yang teradsorpsi pada permukaan partikel koloid. Ion-ion OH– ini berasal
dari ionisasi air.
Reaksi Hidrolisis
Besi (III) klorida jika dilarutkan dalam air akan mengionisasi air
membentuk ion OH– dan H+. Ion-ion OH– bereaksi dengan besi (III) klorida
membentuk besi (III) hidroksida. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
FeCl3 + 3H2O → Fe(OH)3 + 3HCl
Ukuran partikel-partikel Fe(OH)3 yang terbentuk lebih besar dari ukuran
larutan sejati, tetapi tidak cukup besar untuk mengendap. Selain itu,
koloid Fe(OH)3 yang terbentuk distabilkan dengan mengadsorpsi ion-ion Fe3+ dari
larutan.
Farmasi Fisika 1 | 10
Gambar 19. Hidrolisis besi (III) klorida.
a. Dialisis
Beberapa jenis selaput memungkinkan ion atau molekul kecil untuk
melewatinya tetapi menahan partikel koloid atau molekul besar. Selapu demikian
disebut selaput semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul-molekul kecil
Farmasi Fisika 1 | 11
melalui selaput semipermeabel disebut dialisis. Proses dialisis diamati pertama
kali oleh Thomas Graham. Ia menemukan bahwa beberapa zat seperti lem dan
gelatin (gel) dapat dipisahkan dari zat-zat terlarut seperti gula dan garam dengan
menggunakan selaput semipermeabel. Proses dialisis untuk memisahkan partikel-
partikel zat terlarut yang tidak diinginkan dalam sistem koloid.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut
dijadikan dasar bagi pengembanagn dialisator, salah satunya mesin pencuci darah
untuk penderita gagal ginjal.
b. Elektrodialisis
Elektrodialisis merupakan proses dialisis dibawah pengaruh medan listrik.
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat
terlarut elektrolit. Listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layar logam yang
menyokong selaput semipermeabel. Akibatnya, partikel-partikel zat terlarut dalam
sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektrode dengan muatan
berlawanan. Adanya pengaruh medan listrik mempercepat proses pemurnian
sistem koloid.
Farmasi Fisika 1 | 12
karagenan, agar, jelli untuk rambut, dan alginat sedangkan hidrogen sintetik
kontak lensa yang dibuat dari 3-Hidroksi Etil Metakrilat (HEMA). Aplikasi dalam
bidang farmasi:
a. Kontak lensa (silicon hydrogel, polyacrilamide)
b. Bahan penyangga dalam pembuatan tissue
c. Bahan penyusun popok yang akan menyerap urin bayi (sanitary
napkin)
d. Pengobatan kanker
e. Pembalut luka
2. Mikropartikel
Mikropartikel adalah partikel dengan ukuran mikrometer. Aplikasi dalam
bidang farmasi:
a. Menutupi rasa bau
b. Melindungi obat dari lingkungan
c. Mengurangi ukuran partikel untuk meningkatkan kelarutan obat-obat
yang kelarutannya kurang bagus
d. Penghantaran obat terkendali atau berkelanjutan
e. Enkapsulasi sel
Farmasi Fisika 1 | 13
4. Liposom
Liposom atau gelembung lemak adalah suatu bentuk pengembangan dari
nano teknologi dalam bidang farmasi yaitu partikel koloid yang dibuat dengan
turunan molekul fosfolipid dari dari alam maupun sintetik. Aplikasi dalam bidang
farmasi:
a. Penghantaran obat
b. Pembawa obat dan antigen
5. Misel
Misel adalah agregat molekul ampifatik dalam air dengan bagian nonpolar
berada pada bagian dalam dan bagian polar pada bagian luar yang terpapar.
Aplikasi dalam bidang farmasi:
a. Pemberian/ penghantaran obat
b. Pembuatan produk kosmetik
6. Nanopartikel
Nanopartikel adalah hasil dari pembaharuan dalam bidang bioteknologi
yang mampu membantu meningkatkan efektivitas kerja obat, terutama yang
diberikan secara oral. Nanopartikel adalah partikel yang berukuran 1-1000
nanometer. Aplikasi dalam bidang farmasi:
a. Meningkatkan bioavailabilitas obat
b. Melindungi obat dari degradasi dalam saluran pencernaan
c. Mengontrol pelepasan obat
d. Dapat bekerja spesifik terhadap target obat
e. Penghantaran obat
7. Nanokristal
Nanokristal adalah penggabungan dari ratusan atau ribuan molekul yang
membentuk kristal, terdiri dari senyawa obat murni dengan penyaluran tipis
dengan menggunakan surfaktan. Aplikasi dalam bidang farmasi:
a. Penghantaran obat
b. Meningkatkan kerja dari antioksidan pada kosmetik
Farmasi Fisika 1 | 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koloid merupakan suatu sistem terdispersi yang terbagi menjadi dua fasa
yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi.
Koloid terbagi menjadi 3 golongan yaitu disperse koloid, larutan koloid
sejati, dan asosiasi koloid.
Sifat-sifat koloid terbagi menjadi 5 yaitu sifat fisika, sifat koligatif, sifat
optis (efek tyndall), sifat kinetik (gerak brown, pengendapan, difusi) dan
sifat listrik (elektroforesis)
Terdapat dua metode pembuatan sistem koloid diantaranya metode
disperse dan metode kondensasi. Pemurnian sistem koloid dapat dilakukan
dengan metode dialysis, elektrodialisis dan penyaring ultra.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, maka kritik dan
saran yang membangun amat sangat diperlukan untuk kesempurnaan makalah di
atas. Selanjutnya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjabarkan
mengenai makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Farmasi Fisika 1 | 15
DAFTAR PUSTAKA
Farmasi Fisika 1 | 16