Chapter 5 Arens
Chapter 5 Arens
A. KOMPETENSI DASAR
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa mempunyai pemahaman
yang baik tentang penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban untuk penilaian
kinarja manajer masing masing devisi serta melakukan evaluasi terhadap pelaksaan
program. Disamping itu, bab ini juga akan membahas pengendalian manajemen yang
digunakan untuk pengambilan keputusan bagi pihak manajemen.
C. URAIAN MATERI
Pusat pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban adalah bagian atau unit organisasi yang dipimpin
oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap unit yang dipimpinnya. Setiap
pusat pertanggungjawaban mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai peraturan
dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh perusahaan.
- Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
1. Pusat Biaya
Adalah sebuah pusat pertanggungjawaban dimana seorang manajer
bertanggungjawab hanya terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan.
Contoh : Departemen Produksi
Manajer tidak diberi wewenang untuk menetapkan harga, sehingga manajer ini
dievaluasi berdasarkan seberapa baik ia mengontrol/mengendalikan biaya.
2. Pusat Pendapatan
Merupakan suatu pusat pertanggungjawaban dimana seorang manajer
bertanggungjawab hanya terhadap penjualan.
Contoh : Departemen Pemasaran
Manajer mempunyai wewenang untuk menetapkan harga dan memproyeksikan
penjualan, sehingga manajer ini dievaluasi berdasarkan keberhasilan dalam menjual
produk (menghasilkan pendapatan).
3. Pusat Laba
Merupakan suatu pusat pertanggungjawaban dimana seorang manajer
bertanggungjawab terhadap pendapatan dan biaya.
Contoh : Manajer pabrik
Manajer mempunyai wewenang untuk menetapkan harga jual, memasarkan produk,
serta mengendalikan biaya produksi. Oleh karena itu kinerja manajer ini dilihat dari
faktor laba yang dapat dihasilkan.
Contoh 1. :
Perusahaan Nurmaya mempunyai 3 buah pabrik yaitu Pabrik 1, Pabrik 2, Pabrik 3. Masing-
masing pabrik terdiri dari Dept. A, Dept. B dan Dept. C dan masing-masing pimpinan
bertanggungjawab atas biaya yang terjadi di pusat pertanggungjawabannya
Anggaran untuk tahun berjalan disusun sbb :
Pabrik Anggaran Biaya
1 Rp. 103.500,00
2 Rp. 89.700,00
3 Rp. 88.660.00
Diminta :
Buatlah laporan prestasi untuk tahun yang bersangkutan dengan memberikan rincian jumlah
yang dianggarkan, sesungguhnya dan selisih untuk :
- Tingkat 1 : Dept. C Pabrik 3
- Tingkat 2 : Manajemen Pabrik – pabrik 3
- Tingkat 3 : Direktur Produksi
- Tingkat 4 : Direktur Utama
Jawab :
Berikut ini adalah informasi yang berkaitan dengan suatu produk perusahaan A :
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan
PT. NURMAYA
Contoh 2:
Berikut ini adalah informasi yang berkaitan dengan suatu produk perusahaan A:
Contoh 3 :
Berikut adalah Laporan Prestasi Dept. Produksi Bulan Desember 2002 :
KETERANGAN SESUNGGUHNYA ANGGARAN SELISIH
Volume 30.000 unit 28.000 unit
Biaya Produksi
- BBB 89.600,00 84.000,00 (5.600,00) Rugi
- BTKL 165.000,00 140.000,00 (25.000,00) Rugi
- BOP Variabel 64.000,00 56.000,00 (8.000,00) Rugi
- BOP Tetap 27.500,00 28.000,00 500,00 Laba
JUMLAH 346.100,00 308.000,00 (38.100) Rugi
Diminta :
a. Evaluasi Laporan Prestasi Departemen Produksi tersebut !
b. Buatlah sebuah laporan prestasi Dept. Produksi yang lebih tepat (gunakan anggaran
fleksibel !).
Jawab :
a. Prestasi manajer jelek (selisih rugi besar), tetapi sesungguhnya hal ini disebabkan
digunakannya anggaran statis (volume sesungguhnya 30.000 unit tetapi anggaran yang
digunakan sebagai pembanding dihitung dengan volume produksi 28.000 unit). Solusi :
gunakan anggaran fleksibel.
b. Anggaran fleksibel
KETERANGAN SESUNGGUHNYA ANGGARAN SELISIH
Volume 30.000 unit 30.000 unit
Biaya Produksi
Bab 5: Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban 81
- BBB 89.600,00 *) 90.000,00 400,00 Laba
- BTKL 165.000,00 150.000,00 (15.000,00) Rugi
- BOP Variabel 64.000,00 60.000,00 (4.000,00) Rugi
- BOP Tetap 27.500,00 28.000,00 500,00 Laba
JUMLAH 346.100,00 328.000,00 (18.100) Rugi
x 30.000 = 90.000
Penilaian prestasi pusat biaya dibahas secara terpisah antara penilaian prestasi terhadap
pusat biaya enjiner dengan penilaian prestasi terhadap pusat biaya diskresionari.
Pusat biaya diskresionari tidak dapat dinilai efisiensinya, karena keluaran yang dihasilkan
sulit diukur dan tidak dapat dibandingkan dengan masukannya. Sedangkan efektivitas pusat
biaya diskresionari dinilai berdasarkan kaitan antara keluaran yang dihasilkan dengan target
yang telah ditetapkan.
Penilaian prestasi pusat investasi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan
dua macam metode, yaitu Return On Invetasi (ROI) dan Residual Income (RI).
D. RANGKUMAN
E. PENDALAMAN MATERI
F.SOAL LATIHAN