Anda di halaman 1dari 34

A.

JUDUL PERCOBAAN : Hidrogen dan Oksigen


B. WAKTU MULAI PERCOBAAN : Kamis, 21 Februari 2019 pukul
13.00 WIB
C. WAKTU SELESAI PERCOBAAN : Kamis, 21 Februari 2019 pukul
15.30 WIB
D. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Hidrogen
 Mengetahui cara pembuatan gas hidrogen
 Mengetahui sifat-sifat gas hidrogen dan senyawanya
 Mengidentifikasi gas hidrogen dan senyawanya
2. Oksigen
 Mengetahui cara pembuatan gas oksigen di laboratorium
 Mengetahui adanya gas hidrogen dalam suatu senyawa

E. DASAR TEORI
1. HIDROGEN
Hidrogen adalah unsur teringan yang terdapat dalam tabel periodik dan
merupakan unsur yang paling banyak terdapat di jagat raya dengan presentase
kadar hidrogen di jagat raya adalah 75% berat atau 93% mol. Hidrogen terdapat
di bumi sampai diruang angkasa sebagai penyusun bintang. Hidrogen dalam
bentuk unsurnya berupa gas diatomik (H2), gas H2 merupakan gas yang paling
ringan, tidak berwarna, dan tidak berbau, dan gas ini bersifat mudah terbakar
dengan adanya oksigen. Gas hidrogen di alam terdapat dalam dua bentuk
molekular yaitu orthohidrogen dan parahidrogen, kedua bentuk molekular ini
berbeda dalam hal spin relatif elektron dan inti atomnya. Pada ortohidrogen spin
dua protonnya adalah parallel sehingga membentuk keadaan olekular yang
disebut sebagai “triplet dengan bilangan kuantum spin 1 (1/2+1/2), pada
parahidrogen maka spin protonya antiparalel sehingga membentuk keadaan
“singlet” dan bilangan kuantum spinnya 0 (1/2-1/2). Pada keadaan STP
(Standard Temperature Pressure) gas hydrogen tersusun dari 25% bentuk para
dan 75% bentuk ortho. Bentuk orto tidak dapat dimurnikan, disebabkan
perbedaan kedua bentuk hydrogen tersebut maka sifat fisika keduanya juga
berbeda.
Hidrogen memiliki nomor atom 1 dan nomor massa 1,008. Dengan
nomor atom ini maka hidrogen memiliki konfigurasi electron 1s1 dan jumlah
electron dalam kulit atomnya 1. Hidrogen diletakkan dibagian atas bersama
dengan golongan 1A, tapi perlu diingat bahwa hidrogen bukan merupakan
anggota golongan 1A dan hidrogen bukan anggota golongan manapun di dalam
tabel periodik. Hidrogen diletakkan dalam periode 1 bersama dengan helium,
dan blok tempat hidrogen berada pada sistem periodik adalah pada blok s.
(Partana, 2003)
Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan
dapat dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa organik. Isotop hidrogen yang
paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti atomnya hanya
mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionik hidrogen dapat
bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion). Hidrogen sangat penting
dalam reaksi asam basa yang mana banyak reaksi ini melibatkan pertukaran
proton antar molekul terlarut. Oleh karena hidrogen merupakan satu-satunya
atom netral yang persamaan Schrödingernya dapat diselesaikan secara analitik,
kajian pada energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat
penting dalam perkembangan mekanika kuantum.
Gas hidrogen adalah gas yang mudah terbakar. Gas hidrogen bersifat
eksplosif jika membentuk campuran dengan udara dengan perbandingan volume
4%-75% dan dengan klorin dengan perbandingan volume 5%-95%. Disebabkan
gas hidrogen sangat ringan maka api yang disebabkan pembakaran gas hidrogen
cenderung bergerak ke atas dengan cepat sehingga mengakibatan kerusakan
yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan api yang berasal dari pembakaran
hidrokarbon. Reaksi spontanitas ini biasanya di picu oleh adanya kilatan api,
panas, atau cahaya matahari. Entalpi pembakaran gas hidrogen adalah -256
kJ/mol dengan reaksi:
2 H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) + 572 kJ
Hidrogen sangat reaktif dan bereaksi dengan setiap unsur yang bersifat
oksidator dan bersifat lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen seperti
golongan halide. Hidrogen dapat bereaksi secara spontan dengan klorin dan
florin pada temperature kamar membentuk hydrogen halide. Hidrogen juga
dapat membentuk senyawa dengan unsur yang kurang bersifat elektronegatif
misalnya logam dengan membentuk hidrida. (Cotton, 2003)
Kelarutan hidrogen dalam pelarut organik sangat kecil jika dibandingkan
dengan kelarutannya dalam air. Hidrogen dapat terserap dalam metal seperti
baja. Penyerapan hidrogen oleh baja ini menyebabkan baja bersifat mudah patah
sehingga menyebabkan kerusakan dalam pembuatan peralatan. Dengan sifat ini
maka ilmuwan dapat menyimpan gas hidrogen dalam logam platinum.
Pada suhu normal hidrogen terdapat dalam bentuk diatomiknya akan
tetapi pada suhu yang sangat tinggi hidrogen terdisosiasi menjadi atom-
ataomnya. Atom hydrogen sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan oksida
logam seperti perak, tembaga, timbal, bismuth, dan raksa untuk menghasilkan
logam bebasnya.
Atom hidrogen juga dapat bereaksi dengan senyawa organik untuk
membentuk kompleks seperti dengan C2H4 membentuk C2H6 dan C4H10. Pada
tekanan yang sangat tinggi hydrogen bisa memiliki sifat seperti logam.
 Sifat Molekul Hidrogen
Hidrogen adalah gas ringan yang memiliki kepadatan rendah, digunakan
sebagai pengganti helium untuk mengisi balon untuk meteorologi. Hidrogen
tidak berwarna, tidak berbau dan hampir tidak larut dalam air. Hidrogen
membentuk molekul diatomik H2, dan dua atom bergabung dengan ikatan
kovalen yang sangat kuat (energi ikat 435,9 kJ/mol).
Hidrogen tidak terlalu reaktif dalam kondisi normal. Kurangnya
reaktivitas disebabkan kinetika daripada termodinamika, dan berhubungan
dengan kekuatan ikatan H-H. Langkah penting dalam reaksi H 2 dengan unsur
lain adalah pemutusan ikatan H-H untuk menghasilkan atom hidrogen. Ini
membutuhkan 435,9 kJ/mol, maka ada energi aktivasi tinggi untuk reaksi
tersebut. Akibatnya banyak reaksi yang lambat, atau memerlukan suhu tinggi,
atau katalis (sering logam transisi). Reaksi penting dari hidrogen melibatkan
katalisis heterogen, di mana katalis yang pertama bereaksi dengan H2 dan
memutuskan atau melemahkan ikatan H-H dan dengan demikian menurunkan
energi aktivasi. (Anonim, 2004)
Hidrogen terbakar di udara atau oksigen, membentuk air dan
membebaskan sejumlah besar energi. Ini digunakan dalam api oxyi-hydrogen
untuk pengelasan dan pemotongan logam. Suhu hampir 3000°C dapat dicapai
dan campuran H2 dan O2 dengan rasio 2:1 sering meledak. Persamaan reaksi
antara gas hydrogen dan gas oksigen adalah sebagai berikut :
2H2 (g) + O2 (g)  H2O (l)

 Memproduksi Hidrogen Skala Laboratorium


Dalam skala laboratorium hidrogen biasanya dibuat dari hasil samping
reaksi tertentu misalnya mereaksikan logam dengan asam seperti mereaksikan
antara besi dengan asam sulfat.
Fe(s) + H2SO4(aq) → FeSO4(aq) + H2(g)
Sejumlah kecil hidrogen dapat juga diperoleh dengan mereaksikan
kalsium hidrida dengan air. Reaksi ini sangat efisien dimana 50% gas hydrogen
yang dihasilkan diperoleh dari air.
CaH2(s) + 2 H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + 2 H2(g)
Elektrolisis air juga sering dipakai untuk menghasilkan hidrogen dalam
skala laboratorium, arus dengan voltase rendah dialirkan dalam air kemudian gas
oksigen akan terbentuk di anoda dan gas hIdrogen akan terbentuk di katoda.
2 H2O(l) → 2 H2(g) + O2(g)

 Memproduksi Hidrogen Skala Industri


Dalam skala industri hidrogen dapat dibuat dari hidrokarbon, dari produksi
secara biologi melalui bantuan alga dan bakteri, melalui elektrolisis, ataupun
termolisis. Produksi hidrogen dari hidrokarbon masih menjadi primadona
disebabkan dengan metode ini bisa dihasilkan hidrogen dalam jumlah yang
melimpah sehingga metode yang lain perlu dikembangkan lagi akar
meningkatkan nilai ekonomi hidrogen.
Hidrogen dapat dibuat dari gas alam dengan tingkat efisiensi sekitar 80%
tergantung dari jenis hidrokarbon yang dipakai. Pembuatan hydrogen dari
hidrokarbon menghasilkan gas CO2, sehingga CO2 ini dalam prosesnya dapat
dipisahkan. Produksi komersial hidrogen menggunakan proses “steam
reforming” menggunakan methanol atau gas alam dan menghasilkan apa yang
disebut sebagai syngas yaitu campuran gas H2 dan CO.
CH4 + H2O → 3H2 + CO + 191,7 kJ/mol
Panas yang dibutuhkan oleh reaksi diperoleh dari pembakaran beberapa
bagian methane. Penambahan hasil hydrogen dapat diperoleh dengan
menambahkan uap air kedalam gas hasil reaksi yang dialirkan dalam reaktor
bersuhu 130oC.
CO + H2O → CO2 + H2 – 40,4 kJ/mol
Reaksi yang terjadi adalah pengabilan oksigen dari molekul air ke CO
untuk menjadi CO2. Reaksi ini menghasilkan panas yang dapat dipakai untuk
menjaga suhu reaktor.
Selebihnya pembuatan gas hidrogen dapat dilihat pada tabel di bawah ini
No Cara Industri Cara Laboratorium
.
1. Elektrolisis air yang sedikit Logam (golongan IA/IIA) + air
2K(s) + 2H2O(l)  2KOH(aq) + H2(g)
diasamkan:
Ca(s) + 2H2O(l)  Ca(OH)2(aq) + H2(g)
2H2O (l) → 2H2 (g) + O2 (g)
2. 3Fe(pijar) + 4H2O → Logam + Asam kuat encer
Zn(s) + 2HCl(aq)  ZnCl2(aq) + H2(g)
Fe3O2(g) (s) + 4H2(g)
2Mg(s) + 2HCl(aq)  2MgCl(aq) + H2(g)
3. 2C(pijar) + 2H2O(g)→ Logam amfoter + basa kuat
Zn(s) + NaOH(aq)  Na2ZnO2(aq) + H2(g)
2H2(g) + 2CO(g)
2Al(s) + 6NaOH(aq)  2Na3AlO3(aq) + 3H2(g)

2. OKSIGEN
Oksigen (O2) adalah gas tak berwarna dan tak berbau dengan titik didih
sekitar -183.0oC, menempati 21% karena atom oksigen juga komponen utama
air dan batuan, oksigen adalah unsur yang paling melimpah di kerak bumi.
Walaupun unsur ini melimpah, oksigen dibuktikan sebagai unsur baru di abad
ke-18. Karena kini sejumlah besar oksigen digunakan untuk produksi baja,
oksigen dipisahkan dalam jumlah besar dari udara yang dicairkan. (Saito, 2009)
Isotop oksigen 16O (kelimpahan 99.762%), 17O (0.038%), dan 18O
(0.200%). 17O memiliki spin I = 5/2 dan isotop ini adalah nuklida yang penting
dalam pengukuran NMR. 18O digunakan sebagai perunut dalam studi mekanisme
reaksi. Isotop ini juga bermanfaat untuk penandaan garis absorpsi spektrum IR
atau Raman dengan cara efek isotop.
Oksigen merupakan unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang
mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Oksigen merupakan unsur yang
sangat penting bagi kehidupan terutama dalam proses pernapasan.
Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah
bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (menjadi oksida). Semua
kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup,
seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Oksigen
merupakan bahan atau senyawa yang sangat penting dalam proses respirasi.
Oksigen bereaksi dengan glukosa membentuk gas karbondioksida, air dan
energy dengan persamaan reaksi :

C6H12O6 + 6O2 respiration



6CO2 + 6H2O + energy

Ion superoksida, O2-, dan ion peroksida, O22-, adalah anion-anion


dioksigen. Keduanya dapat diisolasi sebagai garam logam alkali. Ada keadaan
oksidasi lain, O2+, yang disebut kation dioksigen (1+), dan dapat diisolasi
sebagai garam dengan anion yang cocok. (Sugiyarto, 2010)
 Struktur Molekul Oksigen
Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna
dan tak berasa dengan rumus kimia O 2, dimana dua atom oksigen secara
kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin. Ikatan ini memiliki
orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda
ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga
elektron.
Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O 2. Konfigurasi
elektron molekul ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang menduduki
dua orbital molekul yang berdegenerasi. Kedua orbital ini dikelompokkan
sebagai antiikat (melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi dua), sehingga
ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan rangkap tiga
nitrogen.
Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetik,
karena spin momen magnetik memiliki elektron tak berpasangan pada molekul
tersebut, sehingga terjadi energi pertukaran negatif antara molekul O 2 yang
bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik kepada magnet, sedemikiannya pada
percobaan laboratorium, jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara dua
kutub magnet kuat. (Sutrisno, 2008)
Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama
fotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar
berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai sumber
oksigen aktif. Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis (kemungkinan
juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam menyerap oksigen
singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia
menyebabkan kerusakan pada jaringan.
Oksigen memiliki dua bentuk alotropi, yaitu sebagai molekul diatomik
(O2 = Oksigen) dan molekul trioksida (O3 = Ozon). Alotrop oksigen elementer
yang umumnya ditemukan di bumi adalah dioksigen O2 yang memiliki panjang
ikat 121 pm dan energi ikat 498 kJ·mol-1. Alotrop oksigen ini digunakan oleh
makhluk hidup dalam respirasi sel dan merupakan komponen utama atmosfer
bumi.
Ozon (O3), merupakan alotrop oksigen yang sangat reaktif dan dapat
merusak jaringan paru-paru. Ozon diproduksi di atmosfer bumi ketika O 2
bergabung dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari pemisahan O2 oleh
radiasi ultraviolet (UV). Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan
sangat kuat, lapisan ozon yang berada di atmosfer berfungsi sebagai perisai
radiasi yang melindungi planet. Namun, dekat permukaan bumi, ozon
merupakan polutan udara yang dibentuk dari produk sampingan pembakaran
otomobil. (Saito, 2009)

 Sifat Molekul Oksigen


Warna oksigen cair adalah biru seperti warna biru langit. Fenomena ini
tidak berkaitan; warna biru langit disebabkan oleh penyebaran Rayleigh.
Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu
molekul O2 untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio atmosferik
yang sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu
0°C, konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6 mg·L−1, manakala pada suhu
20°C oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg·L−1 . Pada suhu 25°C dan
1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL) oksigen perliter,
manakala dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter. Pada suhu 5°C,
kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 °C) per
liter untuk air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.
Oksigen mengembun pada 90,20 K (−182,95°C, −297,31°F), dan
membeku pada 54.36 K (−218,79°C, −361,82°F). Baik oksigen cair dan oksigen
padat berwarna biru langit. Hal ini dikarenakan oleh penyerapan warna merah.
Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang tinggi biasanya didapatkan
dengan distilasi bertingkatudara cair; Oksigen cair juga dapat dihasilkan dari
pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen
merupakan zat yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar. (Sutrisno, 2008)
 Pembuatan Oksigen
Oksigen dapat dibuat dalam skala besar di industri dan dapat juga dalam
skala kecil di laboratorium. Dalam skala besar di industri, pembuatan oksigen
diperoleh dari destilasi bertingkat udara cair.Prosesnya, mula-mula udara
disaring untuk menghilangkan debu lalu dimasukkan ke dalam kompresor. Pada
kompresi ini suhu udara akan naik, kemudian didinginkan dalam pendingin.
Udara dingin mengembang melalui celah, dan hasilnya adalah udara yang
suhunya lebih dingin, cukup untuk menyebabkannya mencair. Udara cair
disaring untuk memisahkan CO2 (s) dan air yang telah membeku. Kemudian
udara cair itu memasuki bagian puncak kolom di mana nitrogen, komponen
yang paling mudah menguap, keluar sebagai gas. Pada pertengahan kolom, gas
argon keluar dan selanjutnya oksigen cair. Komponen lain yang paling sulit
menguap akan terkumpul di dasar. Berturut-turut titik didih normal nitrogen,
argon, dan oksigen adalah -195,8, -185,7, dan -183,0°C. (Sugiyarto, 2010)

Oksigen dapat dibuat dalam skala kecil di laboratorium dan dapat juga
dibuat dalam skala besar di industri.
 Di laboratorium :
1) Dekomposisi termal dari KClO3 (dengan MnO2 sebagai katalis), meskipun
produk tersebut sering mengandung Cl2 atau ClO2. Reaksi yang terjadi
yaitu:
2KClO3 (aq) MnO 2 3O2 (g) + 2KCl (aq)

2) Pemanasan Barium Peroksida

2BaO2 (s) → 2BaO (s) + O2 (g)


3) Pemanasan garam Nitrat

2Cu(NO3)2 (s) → 2CuO (s) + 4 NO2 (g) + O2 (g)


2KNO3 (s) → 2NO2 (s) + O2 (g)

 Secara teknik dalam industry dapat dibuat dengan cara:

1) Elektrolisis air dengan bantuan elektrolit , menghasilkan hidrogen di katode


dan oksigen di anode.

2H2O (l) elektrolisis



2H2 (g) + O2 (g)

2) Distilasi fraksional dari udara cair. Sebagian besar O 2 digunakan dalam


industri pembuatan baja. Gas yang dihasilkan dengan cara yang umum
mengandung N2 dan gas mulia, terutama Ar.

F. ALAT DAN BAHAN


 ALAT :
1. Cawan porselin 1 buah
2. Pembakar Bunsen atau spiritus 1 buah
3. Gelas ukur 100 mL 1 buah
4. Tabung reaksi 5 buah
5. Statif dan klem 1 buah
6. Penjepit kayu 1 buah
7. Sendok porselin 1 buah
8. Pipet tetes 9 buah
9. Penutup karet 1 buah
10. Tabung reaksi berpipa samping 1 buah
11. Selang plastik 1 buah
12. Spatula 1 buah
13. Wadah air 1 buah

 BAHAN :
1. Logam kalsium 3 potong
2. Serbuk Magnesium setengah sesendok
3. Serbuk seng 0,02 gram
4. Larutan H2O2 3% 2 tetes
5. Larutan H2O2 4,5% 8 mL
6. Larutan KI 0,1 M 2 mL
7. Kapas kaca 3 lembar
8. Larutan amilum 1 tetes
9. Indikator PP 2 tetes
10. Larutan HCl 4 M 3 mL
11. Kristal Kalium klorat secukupnya
12. Kertas lakmus 2 lembar
13. Kayu 3 buah
14. Serbuk batu kawi ½ sendok kecil
15. Tisu secukupnya
16. Korek api 1 buah

G. ALUR PERCOBAAN
1. Reaksi antara serbuk Ca dengan air

1 sendok serbuk Ca
Dimasukkan ke dalam cawan
porselin
Disiram dengan aquades
Diamati yang terjadi
Diuji dengan kertas lakmus
Warna kertas lakmus dari
merah menjadi biru
2. Reaksi antara serbuk Mg dengan air

1 sendok serbuk Mg
Dimasukkan ke dalam cawan porselin
yang berisi sedikit aquades
Dipanaskan di atas nyala bunsen kecil
Diamati yang terjadi
Diperiksa larutan dengan PP 3 tetes
Dicatat yang terjadi
3. ReaksiLarutan
antara berwarna
serbuk Znmerah
denganmuda
uap air panas

Kapas kaca sedikit basah, kapas kaca


kering, ±0,02 gram serbuk seng, dan
kapas kering
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
secara berurutan
Ditutup tabung reaksi dengan karet
penutup yang berlubang bagian
tengahnya
Dipegang tabung tersebut dengan
penjepit
4. Reaksi antarakayu secara
serbuk mendatar
Zn dengan HCl
Dipanaskan bagian yang berisi seng di
1atas nyalalogam
sendok bunsen
seng
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Sesekali pada kapas kaca basah
Dihubungkan menggunakan selang
Diuji gas yang keluar dengan nyala api
dengan penampung
Timbul letupan gelas ukur yang
diletakkan terbalik dalam air.
Ditambahkan HCl 4 M secukupnya
Ditutup dengan karet penutup
Gas yang terkumpul diuji dengan nyala
api
Timbul letupan
5. Reaksi antara KI dengan H2O2
1 mL larutan KI + larutan amilum 5 tetes

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Ditambahkan 3-5 tetes larutan H2O2 3%
Diamati yang terjadi

Hasil
6. Reaksi pemanasan kalium klorat dengan katalis Mangan(IV)Oksida.

Kalium klorat
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
setinggi ±0,5 cm dari dasar tabung
Ditambahkan sedikit batu kawi
Dipanaskan dengan nyala kecil
Dikumpulkan gas oksigen yang didapat
dengan memindahkan ke dalam air
Dibiarkan ±10 menit
Diuji dengan sebilah kayu berpijar
Diamati yang terjadi
Api membesar

7. Reaksi permanganat dengan hidrogen peroksida dalam suasana asam


0,5 gram permanganat
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang sudah dirangkai dengan selang
serta dihubungkan dengan wadah
Ditambahkan tetes demi tetes H2O2
4,5%
Ditutup tabung dengan karet penutup
Dibiarkan selama 10 menit agar gas
terkumpul
Dibiarkan ±10 menit
Diuji dengan sebilah kayu berpijar
Dibandingkan volume gas oksigen
yangmembesar
Api didapat dengan percobaan 1
H. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
No Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah

A. Hidrogen Ca (s) =serbuk Ca + aquades = Berdasarkan percobaan


1. Reaksi antara Serbuk Kalsium dengan Air berwarna putih larutan berwarna yang telah dilakukan
Ca(s) + 2H2O(l) →
putih keruh dan didapatkan kesimpulan
1 sendok serbuk Ca Ca(OH)2(aq) + H2(g)↑
Aquades (l) = terdapat bahwa pada percobaan
Dimasukkan ke dalam cawan
tidak berwarna gelembung ini menghasilkan gas H2
porselin
yang ditandai dengan
Disiram dengan aquades kertas lakmus = diuji dengan adanya gelembung dan
kertas berwarna kertas lakmus = terbentuk larutan basa
Diamati yang terjadi
merah lakmus berubah Ca(OH)2 ditandai
Diuji dengan kertas lakmus warna menjadi dengan berubahnya
Warna kertas lakmus dari biru kertas lakmus merah
merah menjadi biru menjadi biru.
2. Reaksi antara Serbuk Magnesium dengan Air Mg (s) = serbuk Mg + aquades = Mg(s) + 2H2O(l) → Berdasarkan percobaan
berwarna abu-abu Mg tidak larut Mg(OH)2(aq) + H2(g)↑ yang telah dilakukan
(abu-abu ) dan 1 sendok serbuk kesimpulan
didapatkan Mg
Aquades (l) = tak larutan tidak bahwa pada
Dimasukkan percobaan
ke dalam cawan porselin
berwarna berwarna ini berisi
yang terbentuk
sedikit gas H2
aquades
yang ditandai dengan
Dipanaskan di atas nyala bunsen kecil
indikator PP (aq) Dipanaskan = adanya gelembung dan
= larutan tak Mg tidak larut terbentuk
Diamati yanglarutan
terjadi basa
berwarna dan terdapat Mg(OH)2 ditandai
Diperiksa larutan dengan PP 3 tetes
gelembung gas dengan perubahan
H2 Dicatat
warnayang terjadimenjadi
larutan
Larutan
merah berwarna
muda saat merah
diujimuda
Ditambah dengan indikator PP.
indikator PP =
larutan berubah
warna menjadi
merah muda
3. Reaksi antara Serbuk Seng dengan Uap Air Kapas kaca basah Setelah Zn(s) + 2H2O(l) → Berdasarkan percobaan
Panas = serabut halus, dimasukkan Zn(OH)2(aq)+ H2(g)↑ yang telah dilakukan
berwarna putih dalam tabung didapatkan kesimpulan
reaksi secara Gas Hidrogen dapat Kapasyaitu
kaca pada
sedikitpercobaan
basah, kapas kaca
Kapas kaca berurutan = menghasilkan letupan ini ±0,02
kering, terdapat gas Hseng,
gram serbuk 2 dan
kering = serabut terdapat gas H2 kapas kering
karena sifatnya mudah ditandai dengan adanya
halus, berwarna (gelembung) meledak gelembung
Dimasukkan dan ketika
ke dalam tabung reaksi
putih diuji api
secara berurutan semakin
Diuji dengan Fungsi kapas kaca membesar.
Ditutup tabung reaksi dengan karet
Zn (s) = serbuk nyala api = api adalah untuk meredam
penutup yang berlubang bagian
berwarna abu-abu semakin letupan
tengahnya
membesar
Dipegang tabung tersebut dengan
penjepit kayu secara mendatar
Dipanaskan bagian yang berisi seng di
atas nyala bunsen
Sesekali pada kapas kaca basah
Diuji gas yang keluar dengan nyala api
Timbul letupan
4. Reaksi antara Serbuk Seng dengan Asam Zn (s) = serbuk Zn + HCl = Zn(s) + 2HCl(l) → Berdasarkan percobaan
Klorida berwarna abu abu larutan tidak ZnCl2(aq) + H2(g)↑ yang telah dilakukan
berwarna dan didapatkan kesimpulan
1 sendok logam
yaitu pada seng ini
percobaan
HCl 4 M (aq) = terdapat Gas hidrogen dapat Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
larutan tidak gelembung gas menghasilkan letupan menghasilkan gas H2
berwarna H2 Dihubungkan
yang berupamenggunakan
gelembung selang
dengan penampung gelas ukur yang
yang ditandai dengan
Aquades (l) = Diuji dengan diletakkan
bara apiterbalik dalam air.
yang semakin
tidak berwarna nyala api, api membesar, HCl
Ditambahkan namun4 Mtidak
secukupnya
semakin timbul letupan.
Ditutup dengan karet penutup
membesar
Gas yang terkumpul diuji dengan nyala
apiTimbul letupan

5. Reaksi antara Kalium Iodida dengan Larutan KI (aq) = KI + indikator 2KI(aq) + H2O2(aq) → Berdasarkan percobaan
Hidrogen Peroksida larutan tidak amilum = 2KOH(aq) + I2(aq) + H2(g)↑ yang telah dilakukan
berwarna larutan tidak didapatkan kesimpulan
1 mL larutan KI + larutan amilum 5 tetes berwarna - -
I2 (aq) + I (aq) → I3 bahwa percobaan ini
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Indikator amilum (aq) menghasilkan gas H2
Ditambahkan 3-5 tetes larutan H2O2 (aq) = tidak Ditambah H2O2 ditandai dengan adanya
-
3% berwarna 3% = larutan I3 (aq) + amilum → gelembung dan
berwarna ungu kompleks iod-amilum menghasilkan larutan
Diamati yang terjadi
H2O2 3% (aq) = kompleks Iod-amilum
Hasil larutan tak -
2I (aq) → I2 (aq) + e -
berwarna ungu.
berwarna
B. Oksigen Kalium klorat (s) Kalium klorat + KClO3 (s) + MnO2 (s) → Berdasarkan percobaan
1. Reaksi Pemanasan Kalium Klorat dengan = serbuk MnO2 + 2KCl (aq) + 3O2 (g) ↑ yang telah dilakukan
Katalis Mangan (IV) Oksida berwarna putih dipanaskan = didapatkan kesimpulan
abu – abu MnO2 bertindak sebagai yaitu pada percobaan ini
Kalium klorat
MnO2 (s) = kehitaman katalis yang menghasilkan
Dimasukkan gas tabung
ke dalam O2 reaksi
serbuk berwarna mempercepat reaksi setinggi
ditandai
±0,5dengan
cm dariadanya
dasar tabung
abu-abu Diuji dengan gelembung dan ketika
Ditambahkan sedikit batu kawi
sebilah kayu Sifat gas oksigen yaitu diuji dengan nyala api
berpijar = api reaktif dan dapat Dipanaskan
semakin dengan nyala kecil
membesar,
membesar lebih bereaksi dengan logam Dikumpulkan
karena gasgas O2oksigen
mudahyang didapat
lama maupun non logam terbakar.
dengan memindahkan ke dalam air

Volume = 45 Dibiarkan ±10 menit


mL Diuji dengan sebilah kayu berpijar
Diamati yang terjadi
Api membesar
2. Reaksi Permanganat dengan Hidrogen Permanganat (s) = KMnO4 + H2O2 2MnO4- + 5H2O2 + Berdasarkan percobaan
Peroksida dalam Suasana Asam Kristal berwarna 4,5% = larutan 6H+ → Mn2+ + 8H2O yang telah dilakukan
ungu berwarna ungu + 5O2↑ didapatkan kesimpulan
pekat 0,5 gram permanganat
bahwa
Dimasukkanpadake percobaan
dalam tabung reaksi
H2O2 4,5 % = Volume gas O2 yang yang sudah dirangkai
ini menghasilkan gasdengan
O2 selang
larutan tidak Didiamkan dihasilkan dari serta
yangdihubungkan
ditandai dengan wadah
berwarna selama 10 menit percobaan 1 dan 2 adanya gelembung
Ditambahkan dantetes H2O2
tetes demi
menghasilkan lebih banyak diuji
4,5% dengan api
gelembung gas percobaan yang ke 1 menghasilkan nyala api
Ditutup
yang tabung dengan
semakinkaret penutup
O2 karena dipengaruhi
oleh pemanasan membesarselama
Dibiarkan karena gas agar gas
10 menit
Diuji dengan dimana sifat gas O2 O2 mudah terbakar.
terkumpul
nyala api = api mudah terbakar. Dibiarkan ±10 menit
semakin
membesar Diuji dengan sebilah kayu berpijar
Dibandingkan volume gas oksigen
Volume = 5 mL yangmembesar
Api didapat dengan percobaan 1
I. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. HIDROGEN
 Reaksi Antara Serbuk Kalsium (Ca) Dengan Air
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas
hidrogen. Gas hidrogen dapat dibuat dengan cara mereaksikan serbuk kalsium
(berwarna putih) dengan air. Untuk membuktikannya maka pada percobaan ini
diambil sekitar 1 sendok kecil serbuk kalsium kemudian dimasukkan ke dalam
cawan porselin dan ditambah dengan 6 tetes aquades kemudian cawan porselin
digoyangkan. Hasilnya yaitu pada larutan terbentuk gelembung gas kecil-kecil
yang merupakan gas hidrogen. Reaksinya yaitu:
Ca(s) + 2H2O(l)  Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Pada reaksi tersebut terjadi reaksi disproporsionasi karena kalsium merupakan
pereduksi yang lebih kuat daripada hidrogen. Kalsium memiliki potensial
oksidasi +2,87 sedangkan hidrogen memiliki potensial oksidasi 0. Potensial
oksidasi yang lebih besar menyebabkan kalsium dapat mereduksi Hidrogen
untuk berikatan dengan OH- membentuk Ca(OH)2 dan terbentuk gas H2.
Kemudian larutan yang terbentuk diuji menggunakan kertas lakmus merah.
Hasil yang diperoleh yaitu terjadi perubahan warna kertas lakmus merah
menjadi warna biru yang menunjukkan bahwa larutan yang terbentuk
[Ca(OH)2] bersifat basa.

 Reaksi Antara Serbuk Magnesium (Mg) Dengan Air


Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas
hidrogen. Gas hidrogen dapat dibuat dengan cara mereaksikan serbuk magnesium
(berwarna abu-abu) dengan air. Magnesium merupakan logam alkali tanah yang
sukar larut dalam air. Untuk membuktikannya maka pada percobaan ini diambil
sekitar 1 sendok kecil serbuk magnesium kemudian dimasukkan ke dalam cawan
porselin dan ditambah dengan 6 tetes aquades kemudian cawan porselin
dipanaskan menggunakan pembakar spirtus. Pada saat pemanasan terbentuk gas
yang merupakan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi yaitu:

Mg(s) + 2H2O(l)  Mg(OH)2(aq) + H2(g)


Pada reaksi tersebut terjadi reaksi disproporsionasi karena magnesium merupakan
pereduksi yang lebih kuat daripada hidrogen. Magnesium yang memiliki potensial
oksidasi lebih besar daripada potensial oksidasi Hidogen. Potensial oksidasi pada
Magnesium sebesar +2,73 dan potensial oksidasi pada Hidrogen sebesar 0.
Potensial yang lebih besar menyebabkan Magnesium dapat mereduksi Hidrogen
untuk berikatan dengan OH- membentuk Mg(OH)2 dan terbentuk gas H2.

Kemudian larutan yang terbentuk diuji dengan menambahkan 2 tetes indikator


PP. Hasil yang diperoleh yaitu terbentuk warna merah jambu pada larutan
menunjukkan bahwa larutan yang terbentuk [Mg(OH)2] bersifat basa.

 Reaksi Antara Serbuk Seng Dengan Uap Air Panas


Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas
hidrogen. Gas hidrogen dapat dibuat dengan cara mereaksikan uap air panas
dengan logam Zn. Kapas kaca basah dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian diikuti dengan kapas kaca kering kemudian dimasukkan serbuk seng
sebanyak 0,02 gram kemudian dimasukkan kapas kaca kering kembali.
Kemudian tabung dipanaskan dengan pembakar spirtus. Kemudian gas yang
terbentuk diuji dengan sebilah kayu berpijar dan menghasilkan letupan. Namun
pada percobaan ini, kelompok kami tidak terjadi letupan melainkan nyala api
yang semakin membesar.

Fungsi dari penataan kapas kaca dan serbuk seng adalah untuk mempermudah
terjadinya rekasi yang menghasilkan gas hidrogen. Serbuk seng yang
dimasukkan dalam kapas kaca yang berlapis-lapis bertujuan agar menghindari
reaksi antara serbuk seng dengan air karena Zn sangat reaktif. Kapas kaca
berfungsi sebagai katalis pada pelepasan hidrogen. Fungsi kapas kaca basah
adalah untuk menguapkan air karena Zn sangat reaktif sedangkan kapas kaca
kering berfungsi untuk menahan uap air yang terbentuk dalam tabung reaksi
agar dapat bereaksi sempurna dengan Zn dan menghasilkan gas hidrogen.
Reaksi nya yaitu :
Zn(s) + 2H2O(l)  Zn(OH)2(aq) + H2(g)
Apabila gas hidrogen dibakar maka akan terbentuk molekul air. Reaksinya yaitu:
H2(g) + O2(g)  2H2O(l)
Saat gas Hidrogen bereaksi dengan Oksigen dalam berbagai perbandingan, gas
Hidrogen akan menyala bahkan dapat meledak jika disulut nyala api.

 Reaksi Antara Serbuk Seng Dengan Asam Klorida


Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas
hidrogen. Gas hidrogen dapat dibuat dengan cara mereaksikan serbuk seng
dengan asam klorida pekat. Sebanyak 1 sendok kecil serbuk seng (berwarna
abu-abu) dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan 4
mL HCl 4 M (tak berwarna). Kemudian tabung reaksi ditutup dengan selang,
kemudian selang tersebut dialirkan ke dalam gelas ukur yang berisi air pada
sebuah wadah yang berisi air. Fungsinya yaitu untuk mengetahui volume gas
hidrogen yang terbentuk. Kemudian gas yang ditampung pada gelas ukur di
bakar dengan sebilah kayu berpijar dan menghasilkan nyala api yang semakin
besar. Reaksi yang terjadi antara serbuk seng dengan HCl, yaitu:
Zn(s) + 2HCl(aq)  ZnCl2(aq) + H2(g)
Sedangkan reaksi pembakaran gas hidrogen, yaitu :
H2(g) + O2(g)  2H2O(l)

 Reaksi Antara Kalium Iodida Dengan Hidrogen Peroksida


Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat dari gas hidrogen.
Larutan KI sebanyak 1 mL (tidak berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambah dengan 3 tetes larutan amilum (tidak berwarna). Amilum
berfungsi sebagai indikator untuk menunjukkan adanya kompleks iod-amilum
yang terbentuk dari hasil reaksi. Campuran tersebut menghasilkan larutan tidak
berwarna. Kemudian larutan pada tabung reaksi ditambahkan 5 tetes H2O2 3%
(tidak berwarna) dan menghasilkan larutan berwarna ungu (kompleks iod-
amilum) dan timbul gelembung gas sedikit. Hal ini menunjukkan adanya iod
pada larutan. Warna ungu timbul karena adanya oksidasi I - oleh H2O2 menjadi I2.
Sedangkan gelembung yang timbul menunjukkan adanya gas hidrogen. Reaksi
yang terjadi, yaitu:
2KI(aq) + H2O2(aq) → 2KOH(aq) + I2(aq) + H2(g)

2. OKSIGEN
 Reaksi Pemanasan Kalium Klorat Dengan Katalis Mangan (IV)
Oksida
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas
oksigen. Gas oksigen dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium klorat
(KClO3) berwarna putih dengan katalis MnO2 dan penambahan kalor. Kalium
Klorat (KClO3) yang berupa serbuk putih dimasukkan kedalam tabung reaksi (±
0,5 cm dari dasar tabung) kemudian ditambahkan MnO2 berwarna abu-abu
kehitaman dan menghubungkan tabung dengan selang dengan gelas ukur yang
berisi air yang diletakkan terbalik yang kemudian ditutup dengan karet (sumbat)
pada tabung reaksi dan dipanaskan dengan pembakar spirtus selama 10 menit.
Ketika proses pemanasan campuran KClO3 dengan MnO2 menghasilakn
campuran padatan berwarna abu-abu dan menghasilkan gas yang ditampung
pada gelas ukur berisi air. MnO2 merupakan katalis untuk mempercepat
terjadinya reaksi saat pemanasan. Dengan adanya katalis MnO2 dan pemanasan
mempercepat terjadinya reaksi yaitu terbentuknya gas oksigen. Reaksi yang
terjadi yaitu:
2KClO3(s) + MnO2(s) → KCl(s) + MnCl2(s) + 3O2(g)
Kemudian gas yang terbentuk diuji coba dengan sebilah kayu berpijar. Hasilnya
adalah nyala api semakin membesar yang diakibatkan adanya gas oksigen yang
terbentuk dan ditampung pada gelas ukur.

 Reaksi Permanganat Dengan Hidrogen Peroksida Dalam Suasana


Asam
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas
oksigen. Gas oksigen dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium
permanganat (KMnO4) dengan H2O2. Kalium permanganat berupa serbuk hitam
keunguan sebanyak 0,5 gram dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah
dirangkai dengan selang yang menuju ke gelas ukur/penampung kemudian
ditetesi tetes demi tetes H2O2 4,5%. Karena reaksi yang terjadi sangat cepat maka
fungsi dari penambahan H2O2 tetes demi tetes adalah untuk menangkap oksigen
secara perlahan dan kemudian oksigen tersebut mengalir ke selang dan menuju
ke gelas ukur (penampung). Apabila langsung dituangkan beberapa mL H 2O2
maka oksigen yang dihasilkan akan terbuang sia-sia. Reaksi yang terjadi yaitu:
2MnO2(s) + 5H2O2(aq) + 6H+  Mn2+(aq) + 2H2O(l) + 5O2(g)
Setelah terjadi reaksi tersebut, gelas ukur yang berisi gas oksigen diuji dengan
nyala api. Hasilnya adalah nyala api semakin membesar. Namun jika
dibandingkan dengan percobaan sebelumnya, gas yang dihasilkan pada
percobaan ini lebih sedikit. Hal ini terjadi karena bedanya perlakuan dan zat
yang digunakan. Volume gas oksigen yang dihasilkan lebih banyak dengan
pemanasan daripada dengan tidak adanya pemanasan. Ini disebabkan karena
pembuatan gas oksigen akan berjalan lambat tanpa adanya katalis dan
pemanasan.

J. DISKUSI
Pada percobaan “Hidrogen” dengan sub judul “reaksi antara serbuk seng dengan
uap air panas” terjadi ketidaksesuaian antara hasil percobaan dengan hasil teori.
Pada hasil teori pada percobaan tersebut akan menghasilkan letupan apabila
disulut dengan api tetapi pada hasil percobaan terjadi pembesaran nyala api. Hal
ini dapat terjadi karena reaksi yang terjadi kurang sempurna dan dapat
diakibatkan pada saat pemanasan tabung reaksi tidak merata.

K. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Gas hidrogen dapat dibuat secara laboratorium dengan :
 Mereaksikan logam Ca dengan air
 Mereaksikan logam Mg dengan air melalui pemanasan.
 Mereaksikan logam Zn dengan uap air
 Mereaksikan logam Zn dengan HCl
 Mereaksikan KI dengan H2O2
Hal ini sesuai dengan tingkat kereaktifan logam yang digunakan. Dan
reaksi ini akan membentuk gas hidrogen.
2. Gas hidrogen dapat menimbulkan letupan dan menyebabkan nyala api
semakin besar apabila dibakar.
3. Gas oksigen dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium klorat dengan
batu kawi (MnO2) pada pemanasan.
4. Gas oksigen dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium permanganat
dengan hidrogen peroksida.
5. Gas oksigen yang terbentuk melalui reaksi dengan pemanasan lebih cepat
dan banyak dibandingkan tanpa pemanasan.
6. Pengujian gas oksigen dapat dilakukan dengan uji nyala api, nyala api
akan membesar jika gas hidrogen atau gas oksigen terbentuk.

L. JAWABAN PERTANYAAN
HIDROGEN
1. Jelaskan apa itu gas letup dan apa kegunaannya?
Jawab: Gas letup ini timbul dikarenakan adanya reaksi antara gas H 2
dengan api, yang pada dasarnya gas H2 ini memang sangat reaktif
terhadap api karena bereaksi dengan dengan O2. Dan pada skala
laboratorium letupan ini digunakan untuk mengidentifikasi
adanya gas H2

2. Tulislah semua reaksi yang terjadi pada percobaan Hidrogen di atas


Jawab:
Percobaan 1 : Ca(s) + 2H2O  Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Percobaan 2 : Mg(s) + 2H2O  Mg(OH)2(aq) + H2(g)
Percobaan 3 : Zn(s) + 2H2O  Zn(OH)2 + H2(g)
Percobaan 4 : Zn(s) + 2HCl(l)  ZnCl2 + H2(g)
Percobaan 5 : 2KI + 3H2O2  2KOH + I2(aq) + 3H2(g)

3. Mengapa hidrogen peroksida harus digunakan dalam larutan encer?


Jawab: Hidrogen peroksida adalah cairan yang hampir tak berwarna.
Bersifat sangat eksplosif dan berbahaya dalam konsentrasi tinggi.
Biasanya hidrogen peroksida digunakan sebagai larutan encer,
tetapi larutan dalam air 90% digunakan.

OKSIGEN
1. Hitunglah volume gas oksigen bila KClO3 yang tersedia 1 gram!
Jawab:
Mol KClO3: 1/122,5 = 0,008 mol
2KClO3 + MnO2  2KCl + 3O2 + MnO2
m: 0,008 - - - -
r: 0,008 0,004 0,008 0,012 0,004
s: - 0,004 0,008 0,012 0,004

V O2 = 0,012 x 22,4
= 0,2688 L = 268,8 mL

2. Tulislah rumus struktur Lewis yang menunjukkan sebuah molekul O 2


dengan dua elektron valensi yang tidak berpasangan!

Jawab:
3. Terangkan kejadian pada percobaan 1 dan 2!
Jawab:
Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan
gas oksigen dengan pemanasan. Yang pertama dilakukan adalah
kalium klorat dimasukkan ke dalam tabung reaksi setinggi ±0,5
cm dari dasar tabung. Kemudian ditambahkan sedikit serbuk batu
kawi MnO2 lalu ditutup dengan karet penutup sehingga serbuk
putih dari KClO3 dan serbuk hitam MnO2 bercampur. Setelah itu
dihubungkan tabung dengan gelas ukur yang dialetakkan terbalik
dalam wadah berisi air melalui selang. Kemudian tabung
diapanskan di atas nyala api dan dibiarkan selama 10 menit. Hasil
pemanasan ini adalah timbulnya gelembung gas dan warna
larutan menjadi hitam. Dilakukan uji nyala pada gas yang
terkumpul dengan sebilah kayu yang membara, hasilnya nyaal api
pada ujung kayu semakin besar dan didapatkan volume gas O 2
sebanyak 100 ml. Reaksi yang terjadi adalah sebagai beriku :
2KClO3 + MnO2  2KCl + 3O2 + MnO2.
Pada percobaan kedua bertujuan untuk menegtahui cara
pembuatan gas oksigen tanpa pemanasan dan mengetahui adanya
oksigen. Langkah pertama adalah memasukkan 0,5 gram
permanganat ke dalam tabung reaksi berpipa yang sudah
dirangkai dengan selang serta dihubungkan dengan wadah. Allau
ditetesi dengan H2O2 4,5 % dengan hati-hati. Penambahan H2O2
4,5 % menyebabkan timbul gelembung gas dan larutan berwarna
ungu kehitaman. Kemudian tabung ditutup dengan karet penutup
dibiarkan selama 10 menit kemudian diuji nyala dengan kayu
berpijar dan didapatkan nyala api semakin besar serta volume
yang didapat sebanyak 8 ml.

4. Tulislah persamaan reaksi pada percobaan 1 dan 2!


Jawab:
- Persamaan reaksi percobaan I: 2KClO3 + MnO2  2KCl + 3O2 + MnO2
- Persamaan reaksi percobaan II:2MnO4- + 5H2O2 + 6H+  2Mn2+ +
8H2O+ 5O2
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Hidrogen. http://www.belajarkimia.com/. Diakses pada 26
Februari 2019.
Cotton, F Albert dan Geoferry Wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar .
Jakarta: UI-Press.
Partana, Crys Fajar. 2003. Common Textbook Kimia Dasar 2. Yogyakarta: UNY
Press.
Saito, Taro. 2009. Oksigen dan Oksida. http://chem-is-try.org/. Diakses pada 25
Februari 2019.
Sugiyarto, Kristian H dan Retno D. Suyanti. 2010. Kimia Anorganik Logam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutrisno. 2008. Oksigen. http://www.chem-is-try.org/tabelperiodik/oksigen/.
Diakses pada 25 Februari 2019.
LAMPIRAN FOTO
No Gambar Keterangan
.
1.

Menyiapkan peralatan
yang akan digunakan
sepanjang percobaan

2. Mengetahui cara pembuatan gas Hidrogen

Kalsium padat berupa


serbuk berwarna putih

Serbuk Ca ditambah air


suling = timbul
gelembung gas, larutan
berwarna putih keruh

Larutan kalsium
diperiksa dengan kertas
lakmus merah kemudian
berubah biru. Larutan
kalsium bersifat basa
3. Mengetahui cara pembuatan gas hidrogen dan
mengetahui sifat senyawanya

Serbuk Mg berupa
serbuk berwarna abu-abu

Serbuk Mg ditambah
dengan air suling
kemudian dipanaskan
dan terbentuk gelembung
gas H2

Larutan kemudian
diperiksa dengan
indikator PP= larutan
berwarna merah jambu

4. Mengidentifikasi adanya gas hidrogen

Serbuk seng berwarna


abu-abu ditimbang
seberat 0,02 gram
Disusun pada tabung
reaksi besar : kapas kaca
basah, kapas kaca kering:
seng: kapas kering

Dilakukan uji nyala =


nyala api semakin besar

5. Mengidentifikasi adanya gas Hidrogen dan


senyawanya

Logam Zn berupa serbuk


bewarna abu-abu
dimasukkan ke tabung
reaksi besar kemudian
ditambah dengan larutan
HCl 4 M

Gas hidrogen yang


terbentuk dikumpulkan
pada tabung reaksi
Diuji nyala , api semakin
membesar

6. Mengetahui sifat senyawa Hidrogen

Larutan KI dan amilum


tidak berwarna

Larutan ditambah H2O2 =


larutan berwarna ungu
dan terbentuk gelembung
gas

7. Mengetahui cara pembuatan gas Oksigen


dengan pemanasan di laboratorium

KClO3 berupa serbuk


putih dimasukkan dalam
tabung reaksi besar
MnO2 ditambahkan pada
tabung reaksi dan
dipanaskan pada
pembakar spirtus.

Gas yang terbentuk dari


hasil reaksi antara KClO3
dan MnO2 ditampung
dalam gelas ukur

Dilakukan uji nyala dan


hasilnya api semakin
membesar
8. Mengetahui cara pembuatan gas oksigen (tanpa
pemanasan)

Serbuk kalium
permanganat berupa
serbuk berwarna ungu
kehitaman

Permanganat ditetesi
H2O2 = timbul
gelembung gas dan
larutan berwarna ungu
kehitaman

Didapatkan volume gas

Dilakukan uji nyala dan


nyala api semakin besar

Anda mungkin juga menyukai