Anda di halaman 1dari 36

Pengaruh penambahan massa zeolit terhadap

tingkat kadar Cl- kesadahan, zat organik, zat


padat tersuspensi dan organoleptik terhadap
air sungai Kalimas Barat, Surabaya
Oleh
1. Danny Adi Kurniawan 16030234010
2. Sa’adah 16030234016
3. Michel Angel Luntungan 16030234035
4. Rif’ah Raudhatul Jannah 16030234053
5. Khisba Diniyah 16030234054
KB 2016

PRODI S1 KIMIA
LATAR BELAKANG

Saat ini, air adalah unsur yang memiliki peran paling penting
dalam kehidupan setiap makhluk hidup di muka bumi ini.
Penggunaan air pada rumah tangga juga merupakan hal yang
sangat penting. Selain untuk dikonsumsi, air juga dimanfaatkan
untuk keperluan lainnya yaitu mandi, cuci, dan kakus (MCK). Air
yang telah digunakan dalam keperluan rumah tangga maupun
untuk industri biasanya akan terbuang ke sungai tanpa ada
pengolahan untuk dijadikan air bersih. Hal ini yang mendasari
untuk melakukan penelitian terhadap air sungai yang dapat
diolah menjadi air bersih kembali.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengaruh perbedaan massa zeolit yang digunakan


sebagai adsorben terhadap kualitas dan kelayakan air sungai
Kalimas?

TUJUAN
Mengetahui pengaruh perbedaan massa zeolit yang digunakan
sebagai adsorben terhadap kualitas dan kelayakan air sungai
Kalimas
HIPOTESIS
• H0 : Perbedaan massa zeolit yang digunakan sebagai adsorben
berpengaruh terhadap kualitas dan kelayakan air sungai
Kalimas
• H1 : Perbedaan massa zeolit yang digunakan sebagai adsorben
tidak berpengaruh terhadap kualitas dan kelayakan air sungai
Kalimas

MANFAAT PENELITIAN
Mengetahui pengaruh perbedaan massa zeolit yang digunakan
sebagai adsorben terhadap kualitas dan kelayakan air sungai
Kalimas
ASUMSI PENELITIAN
Kecepatan pengadukan menggunakan magnetic stirrer tidak
berpengaruh terhadap daya adsorbsi zat pada sampel.

BATASAN PENELITIAN
Permasalahan yang perlu dibatasi dalam penelitian ini yaitu
hanya mngetahui kelayakan air sungai dengan pengujian
penentuan kadar Cl- , kesadahan air, kandungan zat organik, zat
padat tersuspensi, serta organoleptik (bau, kekeruhan, pH).
TINJAUN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

hasil perhitungan kadar ion klorida untuk masing–masing


volume yang didapatkan dari variasi massa diantaranya
• air sampel tanpa zeolit sebesar 15,598 mg/L;
• air sampel dengan massa zeolit 10 gram sebesar 11,344
mg/L;
• air sampel dengan massa zeolit 15 gram sebesar8, 035
mg/L; dan
• air sampel dengan massa zeolit 20 gram sebesar 7,09
mg/L.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Secara teori, berdasarkan Permenkes tahun 2010,


dijelaskan bahwa kadar maksimum ion klorida
adalah sebesar 250 mg/L yang diperbolehkan
untuk dikonsumsi atau digunakan sebagai
pemenuh kebutuhan sehari–hari. Berdasarkan data
dan perbandingan tersebut, air yang diperoleh dari
sungai kalimas barat Surabaya dan telah
mengalami adsorbsi dengan zeolit dan penyaringan
dengan alat buchner layak untuk dikonsumsi.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

• Didapatkan nilai kesadahan Ca2+ pada sampel


dengan berbagai perlakuan sebagai berikut :
Zeolit (gr) Kadar Ca2+ (mg/L)

10 gr 8 mg/L

15 gr 7,472 mg/L

20 gr 9,6 mg/L

Tanpa zeolit 3,2 mg/L


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Zeolit (gr) Kesadahan total


(mg/L)

10 gr 36 mg/L
15 gr 37,36 mg/L
20 gr 46,68 mg/L
Tanpa zeolit 30,68 mg/L
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Berdasarkan perhitungan kesadahan diatas, diperoleh


kesadahan air sampel dengan dan tanpa zeolit yang masih
dibawah kadar maksimum yang ditetapkan oleh
PERMENKES RI No.32 Tahun 2017 yaitu sebesar 500
mg/L. Sehingga sampel air dengan zeolit maupun tanpa
zeolit dapat disimpulkan masih tergolong air yang layak
digunakan karena kadarnya masih dibawah kadar
maksimum. Namun, dalam penentuan layak tidaknya suatu
sampel air, diperlukan uji parameter lainnya, yaitu
parameter secara kimia, fisika dan biologi yang telah
ditetapkan oleh permenkes.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini diperoleh kadar kesadahan air sampel
dengan zeolit yang lebih rendah dibandingkan kadar
kesadahan air sampel tanpa zeolit. Hal tersebut sesuai
dengan teori, dimana zeolit dapat berfungsi sebagai
adsorben. Zeolit memiliki kemampuan adsorbsi yang tinggi
karena memiliki pori yang banyak dan mempunyai
kapasitas tukar kation yang tinggi dan dapat diaplikasikan
pada rentang suhu yang luas sehingga cocok digunakan
sebagai adsorben. Perbedaan tingkat/kadar kesadahan pada
air sampel dalam percobaan ini menunjukkan bahwa zeolit
dapat memiliki fungsi sebagai adsorben.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Zeolit (gr) Kadar Mg2+ (mg/L)

Zeolit (gr) Kesadahan total


(mg/L)
10 gr 3,84 mg/L

15 gr 4,48 mg/L
10 gr 36 mg/L
20 gr 5,44 mg/L
15 gr 37,36 mg/L
Tanpa zeolit 5,44 mg/L
20 gr 46,68 mg/L

Tanpa zeolit 30,68 mg/L


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Berdasarkan perhitungan kesadahan diatas, diperoleh


kesadahan air sampel dengan dan tanpa zeolit yang masih
dibawah kadar maksimum yang ditetapkan oleh
PERMENKES RI No.32 Tahun 2017 yaitu sebesar 500
mg/L. Sehingga sampel air dengan zeolit maupun tanpa
zeolit dapat disimpulkan masih tergolong air yang layak
digunakan karena kadarnya masih dibawah kadar
maksimum. Namun, dalam penentuan layak tidaknya suatu
sampel air, diperlukan uji parameter lainnya, yaitu
parameter secara kimia, fisika dan biologi yang telah
ditetapkan oleh permenkes.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

 Penentuan Zat Organik


Teori massa pada pemakaian zeolit terhadap volume KMnO4
yang digunakan yaitu berbanding terbalik, dimana semakin
banyak massa zeolit yang digunakan maka semakin sedikit
volume KMnO4 yang digunakan dalam titrasi. Karena zat
organik dinyatakan sebagai nilai permanganat maka
hubungan massa zeolit yang digunakan berbanding lurus
dengan kadar zat organik, yaitu semakin sedikit volume
KMnO4 yang digunakan dalam titrasi maka semakin
sedikit pula konsentrasi zat organik yang didapatkan.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Pernyataan tersebut dapat digambarkan dengan grafik di bawah ini:


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Akan tetapi berdasarkan percobaan yang dilakukan tidak terjadi


demikian dikarenakan dari percobaan tersebut didapatkan volume
KMnO4 pada titrasi pengulangan pertama dan kedua sangat jauh
hasilnya dikarenakan adanya kesalahan pada proses pemanasan
sampel. Pada saat pemanasan yang seharusnya dilakukan satu per satu
pada setiap erlenmeyer yang berisi batu didih memiliki fungsi agar
pemanasan dapat terjadi secara rata tetapi kami langsung memanaskan
sekaligus tiga erlenmeyer dalam satu penangas air, jika tiga diantra
erlenmeyer tersebut hanya satu yang terkena batuh didih maka yang
lain akan bisa terjadi overheating pemanasan yang tidak merata, selain
itu pada saat titrasi perlakuan praktikan yang berbeda-beda juga dapat
menyebabkan kesalahan pada volume yang didapatkan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Grafik pengaruh massa zeolit
yang ditambahkan terhadap
Kadar Zat Organik volume KMnO4 yang digunakan:
(mg/L)
Massa Zeolit yang Volume KMnO4 yang
ditambahkan (g) digunakan (mL)

18,960
0 1,50

12,009
10 0,95

18,960
15 1,80

20,224
20 1,60
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

 Zat padat tersuspensi


Data yang didapatkan dari percobaan ini dapat disajikan berupa tabel
beserta grafiknya sebagai berikut.
Tabel: Massa Awal dan Massa Akhir Tiap-tiap Air
Jenis Air Massa Awal (g) Massa Akhir (g)

Air PDAM 0,3931 0,3966

Sampel tanpa zeolit 0,3919 0,4029

Sampel 10 g zeolit 0,3934 0,4025

Sampel 15 g zeolit 0,3986 0,3999

Sampel 20 g zeolit 0,3963 0,3971


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Sehingga didapatkan kadar zat tersuspensi pada


sampel air sungai Kalimas Barat, sebesar 220
mg/L. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 32 Tahun 2017 bahwa batas maksimum zat
padat terlarut yang diperbolehkan yaitu sebesar
1.000 mg/L. Hal tersebut menunjukkan bahwa air
limbah pada air sungai Kalimas Barat memenuhi
kriteria yang ditentukan.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
 Uji organoleptik
a. Pemeriksaan bau
Berdasarkan Permenkes RI No.32 Tahun 2017 bau
air untuk keperluan hygiene sanitasi yaitu tidak
berbau. Sehingga air PDAM dan sampel yang tidak
berbau pada percobaan ini menandakan bahwa air
tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan
PMK no.32 Tahun 2017 untuk keperluan air hygiene
dan saitasi, sehingga dapat digolongkan sebagai air
bersih.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

b. Kekeruhan
Pada percobaan ini diperoleh nilai kekeruhan yang diukur dengan
turbidimeter yaitu

No. Jenis air Nilai kekeruhan (NTU)

1 PDAM 0,02

2 Sampel (tanpa zeolit) 30,28

3 Sampel (zeolit 10 gram) 0,77

4 Sampel (zeolit 15 gram) 0,14

5 Sampel (zeolit 20 gram) 0,29


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Batas maksimum kekruhan air untuk keperluan hygiene
sanitasi berdasarkan Permenkes RI No.32 Tahun 2017 yaitu
sebesar 25 NTU.
Berdasarkan hasil percobaan, kadar kekeruhan air sampel
(tanpa zeolit) melebihi batas maksimum yang ditetapkan
oleh Permenkes RI, sehingga tidak digolongkan sebagai air
bersih. Sedangkan air PDAM dan air sampel (setelah
pemberian zeolit dengan berbagai massa) memiliki kadar
kekeruhan air tidak melebihi batas maksimum yang
ditetapkan oleh Permenkes RI dan digolongkan sebagi air
bersih.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

c. Uji pH
Hasil uji yang diperoleh yang diukur dengan pH meter tertera pada
tabel di bawah ini.
No. Jenis air pH larutan

1 PDAM 7,33

2 Sampel (tanpa zeolit) 7,47

3 Sampel (zeolit 10 gram) 8,38

4 Sampel (zeolit 15 gram) 8,33

5 Sampel (zeolit 20 gram) 8,38


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Batas maksimum pH air untuk keperluan higiene sanitasi
berdasarkan Permenkes RI No.32 Tahun 2017 yaitu sebesar
6,5-8,5. Sehingga berdasarkan pengukuran pH dengan pH
meter, air PDAM dan air sampel (baik penambahan zeolit
maupun tidak) merupakan air yang tergolong air bersih.
Namun, air sampel ini masih harus diuji lebih lanjut untuk
memastikan kelayakannya sebagai air Higiene Sanitasi,
dimana terdapat parameter lain selain derajat keasaman
(pH). Parameter yang diperhatikan meliputi parameter
kimia, fisika dan biologi berdasarkan Permenkes RI No.32
Tahun 2017.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil titrasi argentometri dengan metode Mohr didapatkan hasil bahwa
kadar ion klorida pada air sampel tanpa zeolit sebesar 15,598 mg/L; air sampel
dengan massa zeolit 10 gram sebesar 11,344 mg/L; air sampel dengan massa zeolit
15 gram sebesar 8, 035 mg/L; air sampel dengan massa zeolit 20 gram sebesar 7,09
mg/L dan air sampel dengan massa zeolit 25 gram sebesar 4,254 mg/L.Secara teori,
berdasarkan Permenkes tahun 2010, dijelaskan bahwa kadar maksimum ion klorida
adalah sebesar 250 mg/L yang diperbolehkan untuk dikonsumsi atau digunakan
sebagai pemenuh kebutuhan sehari–hari. Berdasarkan data dan perbandingan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa air yang diperoleh dari daerah Kali mas yang
berlokasi di dekat JMP Surabaya dan telah mengalami adsorbs dengan zeolit dan
penyaringan dengan alat buchner layak untuk dikonsumsi.
2. Penentuan kesadahan air dapat dilakukan dengan metode kompleksometri
menggunakan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Asetat) sebagai zat pembentuk
kompleks khelat yang stabil dan larut dalam air, dimana batas maksimum kesadahan
air yang dibolehkan adalah 500 mg/L (PERMENKES No.492 tahun 2010).
KESIMPULAN

3. Kesadahan total Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel air sungai yang diambil dari air sungai
kalimas adalah sebagai berikut :
• 10 gr : 36 mg/L
• 15 gr : 37,36 mg/L
• 20 gr : 46,68 mg/L
• 25 gr : 33,36 mg/L
• Tanpa zeolit : 30,68 mg/L
Artinya kesadahan Ca2+dan Mg2+ dalam sampel air sungai yang diambil dari air sungai
kalimas dengan dan tanpa penambahan zeolit tidak melebihi ambang batas sehingga
masih layak digunakan sebagai air bersih.
4. Kesadahan total pada sampel air PDAM sebesar 56 mg/L yang artinya kesadahan
Ca2+dan Mg2+ sampel air PDAM tersebut tidak melebihi ambang batas sehingga masih
layak digunakan sebagai air bersih.
KESIMPULAN

5. Untuk mengetahui kadar zat organik dalam air dapat ditentukan dengan mengukur
angka permanganatnya (KMnO4). Di dalam standar kualitas air berdasarkan
PERMENKES RI No.32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang, solus
per aqua dan pemandian umum menyatakan bahwa kadra zat organik sebagai angka
permanganat dalam air minum maksimal 10 mg/L. Dari hasil perhitungan kadar zat
organik pada sampel air yang diambil di Sungai Kalimas organik sebesar 18,960 mg/L
sehingga menunjukkan bahwa air sampel tersebut tidak layak digunakan untuk
keperluan higiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua dan pemandian umum.
6. Didapatkan kadar zat padat tersuspensi sampel air sungai dekat berlokasi di Jl.
Kalimas Barat, sebesar 220 mg/L, yakni dibawah batas maksimal yang telah
ditentukan. Maka air sampel tersebut masih layak untuk dikonsumsi.
7. Hasil uji pemanasan maupun dibiarkan di udara terbuka pada air sampel maupun
air PDAM adalah tidak berbau yang menandakan bahwa air sampel masih memenuhi
persyaratan yang ditetapkan PMK No.32 Tahun 2017 untuk Keperluan Air Hygiene dan
Sanitasi, sehingga dapat digolongkan sebagai air bersih.
KESIMPULAN

8. Hasil
uji kekeruhan pada air sampel, air sampel memiliki kekeruhan sebesar
30,28 NTU sedangkan air PDAM memiliki kekeruhan sebesar 0,02 NTU, yang
menandakan bahwa air sampel memiliki kekeruhan di atas kadar maksimum
yang ditetapkan PMK No.32 Tahun 2017 untuk Keperluan Air Hygiene dan
Sanitasi, sehingga air sampel tidak digolongkan sebagai air bersih.
9. Hasil uji pH pada air sampel, air sampel memiliki pH sebesar 7,43
sedangkan air PDAM memiliki pH sebesar 7,33 yang menandakan bahwa air
sampel maupun air PDAM memiliki pH yang masih diperbolehkan persyaratan
yang ditetapkan PMK No.32 Tahun 2017 untuk Keperluan Air Hygiene dan
Sanitasi, sehingga dapat digolongkan sebagai air bersih.
5th February 2008 NCCR 36

Anda mungkin juga menyukai