PRODI S1 KIMIA
LATAR BELAKANG
Saat ini, air adalah unsur yang memiliki peran paling penting
dalam kehidupan setiap makhluk hidup di muka bumi ini.
Penggunaan air pada rumah tangga juga merupakan hal yang
sangat penting. Selain untuk dikonsumsi, air juga dimanfaatkan
untuk keperluan lainnya yaitu mandi, cuci, dan kakus (MCK). Air
yang telah digunakan dalam keperluan rumah tangga maupun
untuk industri biasanya akan terbuang ke sungai tanpa ada
pengolahan untuk dijadikan air bersih. Hal ini yang mendasari
untuk melakukan penelitian terhadap air sungai yang dapat
diolah menjadi air bersih kembali.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
Mengetahui pengaruh perbedaan massa zeolit yang digunakan
sebagai adsorben terhadap kualitas dan kelayakan air sungai
Kalimas
HIPOTESIS
• H0 : Perbedaan massa zeolit yang digunakan sebagai adsorben
berpengaruh terhadap kualitas dan kelayakan air sungai
Kalimas
• H1 : Perbedaan massa zeolit yang digunakan sebagai adsorben
tidak berpengaruh terhadap kualitas dan kelayakan air sungai
Kalimas
MANFAAT PENELITIAN
Mengetahui pengaruh perbedaan massa zeolit yang digunakan
sebagai adsorben terhadap kualitas dan kelayakan air sungai
Kalimas
ASUMSI PENELITIAN
Kecepatan pengadukan menggunakan magnetic stirrer tidak
berpengaruh terhadap daya adsorbsi zat pada sampel.
BATASAN PENELITIAN
Permasalahan yang perlu dibatasi dalam penelitian ini yaitu
hanya mngetahui kelayakan air sungai dengan pengujian
penentuan kadar Cl- , kesadahan air, kandungan zat organik, zat
padat tersuspensi, serta organoleptik (bau, kekeruhan, pH).
TINJAUN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
10 gr 8 mg/L
15 gr 7,472 mg/L
20 gr 9,6 mg/L
10 gr 36 mg/L
15 gr 37,36 mg/L
20 gr 46,68 mg/L
Tanpa zeolit 30,68 mg/L
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
15 gr 4,48 mg/L
10 gr 36 mg/L
20 gr 5,44 mg/L
15 gr 37,36 mg/L
Tanpa zeolit 5,44 mg/L
20 gr 46,68 mg/L
18,960
0 1,50
12,009
10 0,95
18,960
15 1,80
20,224
20 1,60
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
b. Kekeruhan
Pada percobaan ini diperoleh nilai kekeruhan yang diukur dengan
turbidimeter yaitu
1 PDAM 0,02
c. Uji pH
Hasil uji yang diperoleh yang diukur dengan pH meter tertera pada
tabel di bawah ini.
No. Jenis air pH larutan
1 PDAM 7,33
1. Berdasarkan hasil titrasi argentometri dengan metode Mohr didapatkan hasil bahwa
kadar ion klorida pada air sampel tanpa zeolit sebesar 15,598 mg/L; air sampel
dengan massa zeolit 10 gram sebesar 11,344 mg/L; air sampel dengan massa zeolit
15 gram sebesar 8, 035 mg/L; air sampel dengan massa zeolit 20 gram sebesar 7,09
mg/L dan air sampel dengan massa zeolit 25 gram sebesar 4,254 mg/L.Secara teori,
berdasarkan Permenkes tahun 2010, dijelaskan bahwa kadar maksimum ion klorida
adalah sebesar 250 mg/L yang diperbolehkan untuk dikonsumsi atau digunakan
sebagai pemenuh kebutuhan sehari–hari. Berdasarkan data dan perbandingan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa air yang diperoleh dari daerah Kali mas yang
berlokasi di dekat JMP Surabaya dan telah mengalami adsorbs dengan zeolit dan
penyaringan dengan alat buchner layak untuk dikonsumsi.
2. Penentuan kesadahan air dapat dilakukan dengan metode kompleksometri
menggunakan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Asetat) sebagai zat pembentuk
kompleks khelat yang stabil dan larut dalam air, dimana batas maksimum kesadahan
air yang dibolehkan adalah 500 mg/L (PERMENKES No.492 tahun 2010).
KESIMPULAN
3. Kesadahan total Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel air sungai yang diambil dari air sungai
kalimas adalah sebagai berikut :
• 10 gr : 36 mg/L
• 15 gr : 37,36 mg/L
• 20 gr : 46,68 mg/L
• 25 gr : 33,36 mg/L
• Tanpa zeolit : 30,68 mg/L
Artinya kesadahan Ca2+dan Mg2+ dalam sampel air sungai yang diambil dari air sungai
kalimas dengan dan tanpa penambahan zeolit tidak melebihi ambang batas sehingga
masih layak digunakan sebagai air bersih.
4. Kesadahan total pada sampel air PDAM sebesar 56 mg/L yang artinya kesadahan
Ca2+dan Mg2+ sampel air PDAM tersebut tidak melebihi ambang batas sehingga masih
layak digunakan sebagai air bersih.
KESIMPULAN
5. Untuk mengetahui kadar zat organik dalam air dapat ditentukan dengan mengukur
angka permanganatnya (KMnO4). Di dalam standar kualitas air berdasarkan
PERMENKES RI No.32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang, solus
per aqua dan pemandian umum menyatakan bahwa kadra zat organik sebagai angka
permanganat dalam air minum maksimal 10 mg/L. Dari hasil perhitungan kadar zat
organik pada sampel air yang diambil di Sungai Kalimas organik sebesar 18,960 mg/L
sehingga menunjukkan bahwa air sampel tersebut tidak layak digunakan untuk
keperluan higiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua dan pemandian umum.
6. Didapatkan kadar zat padat tersuspensi sampel air sungai dekat berlokasi di Jl.
Kalimas Barat, sebesar 220 mg/L, yakni dibawah batas maksimal yang telah
ditentukan. Maka air sampel tersebut masih layak untuk dikonsumsi.
7. Hasil uji pemanasan maupun dibiarkan di udara terbuka pada air sampel maupun
air PDAM adalah tidak berbau yang menandakan bahwa air sampel masih memenuhi
persyaratan yang ditetapkan PMK No.32 Tahun 2017 untuk Keperluan Air Hygiene dan
Sanitasi, sehingga dapat digolongkan sebagai air bersih.
KESIMPULAN
8. Hasil
uji kekeruhan pada air sampel, air sampel memiliki kekeruhan sebesar
30,28 NTU sedangkan air PDAM memiliki kekeruhan sebesar 0,02 NTU, yang
menandakan bahwa air sampel memiliki kekeruhan di atas kadar maksimum
yang ditetapkan PMK No.32 Tahun 2017 untuk Keperluan Air Hygiene dan
Sanitasi, sehingga air sampel tidak digolongkan sebagai air bersih.
9. Hasil uji pH pada air sampel, air sampel memiliki pH sebesar 7,43
sedangkan air PDAM memiliki pH sebesar 7,33 yang menandakan bahwa air
sampel maupun air PDAM memiliki pH yang masih diperbolehkan persyaratan
yang ditetapkan PMK No.32 Tahun 2017 untuk Keperluan Air Hygiene dan
Sanitasi, sehingga dapat digolongkan sebagai air bersih.
5th February 2008 NCCR 36