Anda di halaman 1dari 4

Biosintesis Asam Lemak Setelah Asam Palmitat

Elongasi asam lemak jenuh merupakan proses suatu enzim kompleks asam lemak synthase
yang hanya mampu mensintesis asam lemak dengan jumlah atom C maksimum 16 dan dapat
terjadi di mitokodria dan mikrosom (retikulum endoplasma). Untuk sintesis asam lemak yang
beratom C lebih dari 16 digunakan asam palmitat sebagai prekursor.

1. Elongasi asam lemak jenuh di mitokondria


Di dalam mitokondrion penambahan 2 atom C dengan acetyl-CoA pada ujung
karboksilat. Proses elongasi palmitat menjadi stearat mengikuti reaksi seperti pada ß-
oksidasi. Untuk reaksi reduksi pertama dan kedua digunakan NADPH bukan NADH.
2. Elongasi asam lemak jenuh
Di dalam mikrosom mekanisme elongasi asam lemak jenuh identik dengan yang
terjadi pada biosintesis asam palmitat, yaitu penambahan 2 atom C dengan malonyl-
CoA, kemudian diikuti dengan reduksi 1, dehidratasi, dan reduksi 2 untuk
menghasilkan stearoyl-CoA.

Biosintesis Asam Lemak Tak Jenuh (Asam monoenoat)

Biosintesis asam lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tunggal (asam monoenoat)
dalam jaringan hewan dan tumbuhan berbeda. Dalam jaringan hewan asam palmitat dan asam
stearat digunakan sebagai prekursor untuk biosintesis asam lemak tak jenuh terutama, asam
palmitoleat (C16:1 cis-∆9) dan asam oleat (C18:1 cis-∆9). Ikatan rangkap yang terjadi selalu
pada posisi ∆9 dan berbentuk cis.

Biosintesis Asam Polienoat

Asam polienoat adalah asam lemak tak jenuh yang tingkat ketidakjenuhannya besar,
mempunyai ikatan rangkap lebih dari dua. Palmitoleate, oleate, linoleate, atau linolenate
digunakan sebagai prekursor. Elongasi terjadi pada ujung karboksil, sedangkan pembentukan
ikatan rangkap melalui reaksi desaturasi yang dikatalisis oleh asam lemak-CoA desaturase.
Pada vertebrata atau organisme aerobik, 1 molekul O2 digunakan sebagai akseptor 2 pasang
elektron, yaitu 1 pasang berasal dari substrat asam-lemak-CoA dan 1 pasang berasal dari
NADPH. Transfer elektron dalam reaksi kompleks ini merangkai reaksi transport elektron
dalam mikrosom yang membawa elektron dari NADPH ke Cyt b5 melalui Cyt b5 reductase.
Gambar 3.21. Rute sintesis asam-asam lemak lainnya.

Asam palmitat digunakan sebagai procursor sistesis asam-asam lemak berantai panjang jenuh
melalui proses elongasi atau sintesis monoenoat palmitoleate dan oleat melalui proses
desaturasi. Linoleate selanjutnya dapat diubah menjadi asam lemak polienoat.

Pengendalian Biosintesis Asam Lemak

Biosintesis asam lemak tergantung pada kecepatan enzim acetyl-CoA carboxylase mengubah
acetyl-CoA menjadi malonyl-CoA. Jika konsentrasi acetyl-CoA dan ATP di dalam
mitokondria naik, sitrat akan ditransport keluar mitokondria masuk ke sitosol. sitrat ini
menjadi prekursor acetyl-CoA sitosol sekaligus sebagai isyarat alosterik untuk mengaktifasi
acetyl-CoA carboxylase dalam pembentukan malonyl-CoA. Jika konsentrasi malonyl-CoA
meningkat maka pembentukan palmitoyl-CoA juga meningkat. Oleh karena palmitoyl-CoA
merupakan penghambat bagi enzim acetyl-CoA carboxylase, maka proses ini akan diatur
secara alosterik sampai keadaan menjadi normal kembali. Biosintesis asam lemak juga diatur
oleh beberapa hormon. Hormon insulin memicu aktivasi enzim sitrat lyase, sedangkan
glucagon dan epinephrine memicu penginaktifan enzim acetyl-CoA carboxylase melaui
fosforilasi.
Gambar 3. 22 Regulasi biosintesis asam lemak. Tanda segitiga hijau menunjukkan poses
aktivasi sedangkan tanda silang merah menunjukkan proses penghambatan.

Biosintesis Triacylglycerol

Triacylgliserol atau trigliserida merupakan lipid cadangan yang disimpan dalam jaringan
adiposa dalam hati. Dalam tumbuhan dan hewan biosintesis triacylglyserol menggunakan
prekursor L-glyserol-3-phosphate dan acyl-CoA. L-glyserol-3-phosphate pada umumya
berasal dari senyawa intermediet dalam proses glikolisis atau dibentuk dari gliserol bebas
hasil degradasi triacylgliserol oleh aktivitas glycerol kinase.

Anda mungkin juga menyukai