PENDAHULUAN
Infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi yang dimulai dari saluran
pernapasan atas hingga paru yang berlangsung 14 hari. Infeksi saluran nafas
bagian atas adalah infeksi saluran napas yang terletak diatas laring sedangkan
bila mengenai orang dibawah laring disebut infeksi saluran nafas bawah
(Maryunani, 2014).
berkembang adalah 2-10 kali lebih banyak daripada Negara maju. Perbedaan
tersebut berhubungan dengan etiologi dan faktor resiko. Dinegara maju ISPA
jawab terhadap 1/3-1/2 kematian balita. Pada bayi angka kematiannya dapat
kunjungan rawat inap dan rawat jalan RS. Jumlah episode ISPA di Indonesia
diperkirakan 3-6 kali per tahun. Hal ini menunjukkan angka kesakitan akibat
1
2
dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada balita yaitu usia anak yang usia lebih
muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar
bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya tahan
lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang status
polusi udara di kota-kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya
Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA adalah Berat badan
lahir, resiko kesakitan hingga kematian pada Bayi Baru Lahir Rendah(BBLR)
lainnya.
BB/U paling banyak berada pada kategori gizi baik yaitu 38 orang balita
(65,6%), gizi kurang 16 orang balita (27,6%) dan status gizi buruk sebanyak 4
(65,6%) dan 4 (6,9%) tidak pernah imunisasi sama sekali, untuk keadaan
3
baik 8 orang (13,8%). Terdapat hubungan antara status gizi dengan imunisasi
correlation 1,000 yang artinya terdapat hubungan antara status gizi dengan
Data dari Dines Kesehatan Kota Palopo tahun 2015 ISPA sebanyak 381
orang, tahun 2016 sebanyak 580 orang dan tahun 2017 sebanyak 492 orang
Data dari Puskesmas Pontap Palopo jumlah ISPA pada tahun 2015
sebanyak 342 orang, pada tahun 2016 sebanyak 619 pada tahun 2017
terdapat1.229 orang, tahun 2018 jumlah yang terkena ISPA sebanyak 180
orang.
saluran pernapasan akut pada Balita di Puskesmas Pontap Kota Palopo tahun
2018”.
B. Rumusan Masalah
2018?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2018.
tahun 2018
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat praktis
5
3. Manfaat Institusi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala
tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak. ISPA
beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat
lebih tertinggi, lebih dari 50% semua angka tidak masuk sekolah/kerja
sekolahyangsekaligusmenyelenggarakanpemondokkan
klinik yang berat dan jelek, berupa Bronchitis, dan banyak yang
ISPA dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan polusi udara:
b. ISPA yang disebabkan oleh virus dapat disebabkan oleh virus sinsisial
Pneumocytis carinii.
d. ISPA yang disebabkan oleh polusi, antara lain disebabkan oleh asap
3. Patofisiologi
1) Pneumonia berat
9
kali permenit.
2) Bukan pneumonia
sebagai berikut:
1) Pneumonia berat
2) Pneumonia
dengangolongan usia yakni 50x atau lebih per menit pada usia 2
bulansampai dengan 1 tahun dan 40x atau lebih per menit pada usia
a. Faktor lingkungan
1) Pencemaran udara
2) Ventilasi rumah
1) Umur anak
pernapasan oleh virus melonjak pada bayi dan usia dini anak-anak dan
tetap menurun terhadap usia. Insiden ISPA tertinggi pada umur 6-12
bulan.
a. Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi baru lahir selama 1 jam pertama
kelahiran.
hari)
d. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (Batita) dan
3) Status gizi
4) Vitamin.
200.000 IU vitamin A pada balita dari umur satu tahun sampai dengan
5) Status imunisasi
c. Faktor perilaku
ISPA pada bayi dan balita dalam hal ini adalah praktek penanganan ISPA
berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga, satu dengan lainnya
saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota
13
dalam masyarakat atau keluarga. Hal ini perlu mendapat perhatian serius
oleh kita semua karena penyakit ini banyak menyerang balita, sehingga
ibu balita dan anggota keluarga yang sebagian besar dekat dengan balita
yaitu: perawatan penunjang oleh ibu balita, tindakan yang segera dan
bahaya rokok.
vitamin
nasihati ibu untuk menjaga agar bayi tetap hangat, memberi ASI
penilaian ulang.
kematian.
anak kecil disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan akut, paling sering
adalah pneumonia.Bayi baru lahir dan bayi berusia satu bulan atau disebut
’bayi muda’ yang menderita pneumonia dapat tidak mengalami batuk dan
Infeksi bakteri pada kelompok usia ini dapat hanya menampakkan tanda
sepsis dan meningitis. Infeksi ini dapat cepat fatal pada bayi muda yang
parenteral.
pernafasan akut berat memerlukan oksigen, antibiotik lini II, serta keahlian
1. Stasus imunisasi
dan balita yang mempunyai status imunisasi yang lengkap bila menderita
berat.
19
a. Pengertian Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang di timbang
b. Hubungan antara berat lahir dengan umur kehamilan, berat bayi lahir
dapat dikelompokan :
1) Bayi kurang bulan (BKB), yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa
2) Bayi cukup bulan (BCB), bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi
3) Bayi lebih bulan (BLB), bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi >
c. Klasifikasi Berat Bayi Lahir Menurut Kosim (2009, p.12) Berat bayi
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat yang dilahirkan dengan berat
lahir selamanya prematur atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan
al.2009).
2) Menurut Jitowiyono dan Weni (2010) bayi dengan BBLR dapat dibagi
kelompok resiko tinggi, karena pada bayi berat lahir rendah menunjukan
angka kematian dan kesehatan yang lebih tinggi dengan berat bayi lahir
cukup.
e. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan sampai 42
minggu dan berat badan lahir > 2500 - 4000 gram (Jitowiyono &Weni,
2010).
f. Bayi berat lahir lebih adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir lebih
>4000 gram (Kosim dkk, 2009). Bayi dengan berat lahir lebih bisa
dapat berfungsi dengan baik sehingga berat janin bertambah terus sesuai
rata-rata berat janin > 3600 gram sebesar 44,5% pada kehamilan posterm,
dengan berat >4000 gram pada kehamilan posterm meningkat 2-4 kali
lebih besar dari kehamilan term (Prawirohardjo, 2008). Selain itu faktor
risiko bayi berat lahir lebih adalah ibu hamil dengan penyakit diabetes
banyak terjadi pada balita yang BBLR yaitu sebanyak 9 orang (69.2%).
berusia 12-23 bulan terdapat 5 balita (83.5%) balita yang menderita ISPA
Sedangkan dari 1 balita BBLR yang berusia 24-35 bulan, semua balita
kurang, otot pernapasan dan tulang iga lemah, dan dapat disertai penyakit
hialin membran. Selain itu, bayi BBLR mudah mengalami infeksi paru-
C. Kerangka Konsep
Status imunisasi
Kejadian ISPA
Berat Badan Lahir Balita
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel dependen
Variable Dependen
penelitian saluran
infeksi ditandai
23
pada selama 14
bagian hari
tenggorok balitatidak
paru-paru saluran
yang pernapasan
disebabka ditandai
bakteri. selama 14
hari
Variabel Independen
i dalam imunisasi
penelitian lengkap
ini adalah
yang imunisasi
24
diberikan tidak
lengkap
ini adalah
lahirnya 2. Resiko
E. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodeanalitik dengan pendekatan cross
saluran pernafasan akut pada balita di Puskesmas Pontap Kota Palopo Tahun
2018.
1. Lokasi
2. Waktu
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita
berumur 1-5 tahun yang berada di Puskesmas Pontap kota Palopo periode
2. Sampel
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑 2 )
25
Keterangan : N = Besar populasi
n = Besar sampel
d2 = tingkat kepercayaan(0,1%)
180
𝑛=
1 + 180(0,12 )
180
𝑛=
1 + 1,8
180
𝑛=
2,8
𝑛 = 64
c. Kriteria Inklusi
Balita
Mengalami ISPA
d. Kriteria Ekslusi
Balita
C. Instrument penelitian
Saluran pernapasan akut dengan berat badan lahir dan status imunisasi balita.
D. Pengumpulan Data
1. Data primer
umur, bayi baru lahir, lingkungan dan kejadian infeksi saluran pernafasan
akut.
2. Data sekunder
Palopo Tahun 2018 dan Dines Kesehatan tahun 2017 tentang jumlah
1. Pengolahan data
masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin
dikeluarkan(droup out).
untuk merekan data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
d. Tabulasi
2. Penyajian Data
F. Analisis Data
pengoreksian data yang sesuai dengan kreteria. Analisa data untuk penelitian
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
secara fishers exat test dengan batas kemaknaan <,05% (a= ,05%). a
G. Etika penelitian
1. Anonimaty
nama mereka (Anonimaty). Data akan disimpan dengan nama kode khusus
mereka menginginkannya.
30
2. Confidentiality
sajikan, utamanya dilaporkan pada hasil riset. Setelah mereka setuju untuk
menghendaki.
langsung menghentikan saat itu juga. Tujuan penelitian harus etik dalam
3. Beneficence
BAB IV
A. Hasil Penelitian
jalan Andi Tadda Kelurahan Pontap Kecamatan Wara Timur Kota Palopo
Kota.
Puskesmas Pontap memiliki luas wilayah kerja sekitar 11.35 km².Jarak dan
waktu tertentu ke puskesmas terjauh yaitu 2km dan waktu tempuh menuju
oleh kendaraan (transportasi cukup lancar) dan tidak ada kendala untuk
2. Analisis univariat
Maret sampai Juli tahun 2018 sebanyak 64 orang. Dan diperoleh hasil
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi kejadian ISPA di Puskesmas Pontap Kota Palopo
Tahun 2018
Kejadian
Frekuensi Persentase
ISPA
(f) (%)
Balita
Ya 57 89,1
Tidak 7 10,9
Total 64 100%
Sumber : data primer 2018
ISPA.
b. Status Imunisasi
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi status Imunisasi di Puskesmas Pontap Kota
Palopo Tahun 2018
Status Imunisasi Frekuensi (f) Persentase (%)
lengkap 39 60,9
tidak lengkap 25 39,1
Total 64 100%
Sumber : data primer 2018
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi berat badan lahir di Puskesmas Pontap Kota
Palopo Tahun 2018
Berat badan Frekuensi Persentase
lahir (f) (%)
Resiko tinggi 14 21,9
Resiko 50 78,1
rendah
Total 64 100%
Sumber : data primer 2018
orang (21,9%)berat badan lahir resiko tinggi terkena ISPA dan 50 balita
3. Analisis Bivariat
Tabel 4.4
Hubungan Status Imunisasi dengan Infeksi Saluran Nafas Akut di
Puskesmas Pontap Kota Palopo Tahun 2018
Infeksi saluran nafas
Status akut Total
P
Imunisasi Tidak Ya
n % n % N %
Lengkap 32 50 % 7 10,9% 39 60,9%
P = ,025
Tidak lengkap 25 39,1 % 0 0,0% 25 39,1%
nilai padalah ,025 berarti ada hubungan antara status imunisasi dengan
Tabel 4.5
Hubungan berat badan lahir dengan Infeksi Saluran Nafas Akut di
Puskesmas Pontap Kota Palopo Tahun 2018
Infeksi saluran nafas
Berat badan akut Total
P
lahir Tidak Ya
n % n % N %
Resiko tinggi 12 18,8% 4 6,2% 16 25 %
P = ,037
Resiko rendah 45 70,3 % 3 4,7% 48 75 %
Tabel 4.5 Hubungan berat badan lahir dengan Infeksi Saluran Nafas
dengan menggunakan Uji fishers exact test didapat nilai p adalah ,037
B. PEMBAHASAN
menempati urutan pertama penyakit yang diderita pada kelompok bayi dan
hingga kematian pada BBLR cukup tinggi oleh karena adanya gangguan
Cara yang terbukti paling efektif saat ini adalah dengan pemberian
2010).
kejadian ISPA banyak dialami oleh balita dengan status imunisasi tidak
lengkap sementara pada kenyataannya bahwa masih ada balita yang tidak
mendapatkan imunisasi. hal ini karenakan oleh budaya orang sekitar dan
imnunisasi dan beresiko mengalami ISPA dan pada balita yang imnunisasi
lengkap banyak pula yang mengalami ISPA hal ini disebabkan oleh karena
ISPA biasa karena ventilasi rumah, factor lingkungan, dan gaya hidup.
Uji fishers exact test didapat nilai p adalah ,012 berarti ada hubungan berat
badan lahir dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada balita.
menempati urutan pertama penyakit yang diderita pada kelompok bayi dan
penyakit ISPA akut umur < 2 bulan, gizi kurang, berat badan lahir rendah,
faktor individu anak (umur anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin,
status imunisasi), manusia (umur, status gizi, berat badan lahir, status ASI
bahwa balita dengan berat badan lahir resiko terjadi ISPA, namun tidak
mengalami ISPA hal ini diakibatkan karena selama balita dirawat oleh
keluarga dan ibu selalu di jaga senantiasa sehingga terhindar dari ISPA
berbeda dengan balita yang lain yang beresiko terkena ISPA mereka tidak
tubuh mereka sehingga berat badan bertambah dan terhindar dari ISPA.
Dari balita yang tidak beresiko mengalami ISPA tetapi pada kenyataan
dilapangan justru yang banyak terkena ISPA adalah balita dengan berat
badan normal. Hal ini di pengaruhi oleh banyak factor sehingga balita
38
kurang baik sehingga pertukaran udara dalam rumah tidak baik sehingga
mudah terserang ISPA, pola makan yang tidak teratur sehingga pertahan
tubuh balita tidak baik, tinggal dengan lingkungan perokok sehingga balita
BAB V
A. Kesimpulan
dibuktikan dengan uji statistik Uji fishers exact test nilai padalah ,025 (p<
,05).
2. Ada hubungan berat badan lahir dengan infeksi saluran nafas akut yang
dibuktikan dengan uji statistik Uji fishers exact testnilai padalah ,037
(p<,05).
B. Saran
ini dijadikan sumber informasi bagi masyarakat dan juga petugas kesehatan
bahaya ISPA.
yang yang lebih banyak tentang ISPA dan menggunakan variabel yang