INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA SERPONG 2018-2019 I. Pendahuluan Pariwisata di Bali merupakan pariwisata budaya, yang memperkenalkan budaya Bali sebagai produk utama. Pulau Bali juga merupakan salah satu ikon pariwisata yang dimiliki Indonesia dan sudah banyak dikenal oleh beberapa Negara di dunia. Bali dikenal para wisatawan karena memiliki potensi alam yang indah dengan pantai-pantainya yang berpasir putih dan juga dengan iklimnya yang beriklim tropis, hutan yang hijau, gunung, danau, sungai serta sawah yang masih banyak membentang. Berdasarkan UU No.27 Tahun 2007 reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase. Berdasarkan Permen PU No. 40 Tahun 2007 Kawasan reklamasi pantai adalah kawasan hasil perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis untuk pengembangan kawasan baru. Secara administratif Teluk Benoa adalah perairan lintas Kabupaten/Kota yaitu Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, meliputi tiga kecamatan yaitu Denpasar Selatan Kuta, dan Kuta Selatan. Teluk benoa berada pada posisi strategis, berada di tengah pusat-pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata, perdagangan dan jasa yang berkembang maju yaitu kawasan Sanur, Kuta, dan Nusa Dua. Kondisi lingkungan sosial masyarakat asli Teluk Benoa sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan juga tour guide. II. Pembahasan Pada tahun 2011 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita). Awalnya Perpres Nomor 45 Tahun 2011 ini disambut baik oleh masyarakat Bali dan lembaga swadaya lingkungan hidup di Bali karena dapat mengontrol para investor yang akan melakukan pembangunan di Bali dan juga sebagai kontrol sosial dan lingkungan daerah konservasi tersebut. Akhir masa jabatannya, SBY mengeluarkan Perpres No. 51 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Perpres No. 45 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan SARBAGITA yang intinya mengubah status kawasan konservasi Teluk Benoa menjadi zona penyangga atau kawasan pemanfaatan umum. Kawasan konservasi memiliki banyak fungsi vital dalam pelestarian ekosistem. Mereklamasi kawasan konservasi, selain melanggar peraturan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita, juga dapat membawa banyak dampak negatif bagi ekosistem maupun kehidupan masyarakat sekitar. Menurut Undang- Undang No. 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Pasal 17 ayat (4) bahwasanya izin lokasi tidak dapat diberikan pada zona inti di kawasan konservasi, air laut, kawasan pelabuhan dan pantai. Jika reklamasi Teluk Benoa, Bali tetap dipaksakan, maka akan menimbulkan beberapa masalah : 1. Reklamasi akan merusak fungsi dan nilai konservasi kawasan serta perairan Teluk Benoa, diantaranya : a. Tampungan banjir dari 5 DAS (daerah aliran sungai) b. Kawasan Suci 2. Reklamasi menyebabkan berkurangnya fungsi Teluk Benoa sebagai reservoir (tampungan banjir) dari 5 sub-DAS, yaitu DAS Badung, DAS Mati, DAS Tuban, DAS Buala, DAS Sama. Yang berakibat air akan menggenang dan membanjiri daerah sekitarnya, seperti di : Sanur Kauh, Pemogan, Tanjung Benoa, termasuk Bandara I Gusti Ngurah Raid dan dataran rendah lainnya. 3. Reklamasi dengan membuat pulau baru akan menimbulkan kerentanan terhadap bencana. Baik tsunami maupun liquifaksi. 4. Peraturan yang dikeluarkan pemerintah hanya berpihak dan menguntungkan kepentingan investor rakus. . III. Kesimpulan Pada penulisan paper ini saya memberikan kesimpulan bahwa : 1. Bahwa Peraturan Presiden No. 51 Tahun 2014 bertentangan dengan berbagai Undang- Undang yaitu Undang-Undang No. 1 Tahun 2014, Undang-Undang No. 16 Tahun 2009, dan Peraturan Daerah Kabupaten Badung No. 26 Tahun 2013. Yang menyebutkan bahwa Kawasan Teluk Benoa adalah kawasan konservasi dan juga menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang RTRW Provinsi Bali tahun 2009-2029 Kawasan Teluk Benoa adalah Kawasan Suci yang digunakan untuk melaksanakan upacara adat umat hindu di Bali yang memang tidak boleh di bangun atau di gunakan serta dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis atau kegiatan Reklamasi. 2. Peraturan presiden ini tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dan sosial Teluk Benoa, kondisi Teluk Benoa yang dikelilingi oleh hutan mangrove mempunyai peran penting dalam melindungi daerah-daerah sekitar Teluk Benoa dari ancaman banjir. 3. Reklamasi di Teluk Benoa juga dapat mengancam pendapatan dan mata pencaharian nelayan sekitar yang menggantungkan hidupnya dengan mencari ikan dan kepiting. Apabila reklamasi dilakukan, maka nelayan akan kehilangan mata pencahariannya. IV. Daftar Pustaka Conservation Internasional, Kajian Modeling Dampak Perubahan Fungsi Teluk Benoa Untuk Sistem Pendukung Keputusan Dalam Jejaring KKP Bali,. Bali, 2013. Hlm. 3 http://www.forbali.org/id/mengapa-kami-menolak/diakses pada 25 Februari 2016 Peraturan Presiden Nomor. 45 Tahun 2011 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita). Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Laut dan Pesisir