Anda di halaman 1dari 6

KETENTUAN ASAL BARANG

Apa itu ketentuan asal barang ?

Ketentuan Asal Barang (Rules of Origin) merupakan ketentuan khusus yang


ditetapkan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan internasional yang
diterapkan untuk menentukan negara asal barang.

Apa saja ketentuan asal barang yang harus dipenuhi ?

Ketentuan Asal Barang (Rules of Origin) yang harus dipenuhi untuk


mendapatkan Tarif Preferensi:

1. Kriteria asal barang (origin criteria);


2. Kriteria pengiriman (consignment criteria);
3. Ketentuan prosedural (procedural provisions).

Apa syarat suatu barang untuk mendapatkan status originating (memenuhi


kriteria asal barang (origin criteria) ?

Kriteria asal barang yang harus dipenuhi, agar dapat diberikan Tarif Preferensi
meliputi:

1. Barang yang seluruhnya diperoleh atau diproduksi di 1 (satu) Negara


Anggota (wholly obtained atau wholly produced); atau

2. Barang yang tidak seluruhnya diperoleh atau diproduksi di 1 (satu) Negara


Anggota (not wholly obtained atau not wholly produced) yang mencakup:

a. Barang yang diproduksi di Negara Anggota dengan hanya menggunakan


Bahan Originating yang berasal dari 1 (satu) atau lebih Negara Anggota;

b. Barang yang proses produksinya menggunakan Bahan Non-Originating


dengan hasil akhir memiliki kandungan regional atau bilateral yang
mencapai sejumlah nilai tertentu yang dinyatakan dalam persentase;
atau kandungan Bahan Non-Originating yang tidak melebihi nilai tertentu
yang dinyatakan dalam persentase;

c. Barang yang proses produksinya menggunakan Bahan Non-Originating


dan seluruh Bahan Non-Originating tersebut harus mengalami
perubahan klasifikasi (Change in Tariff Classification/CTC) yang meliputi
Change in Chapter (CC); Change in Tariff Heading (CTH); atau Change
in Tariff Sub Heading (CTSH); dan/atau;

d. Barang yang termasuk dalam daftar Product Specific Rules (PSR) sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian atau kesepakatan


internasional.

Barang yang termasuk dalam kategori wholly obtained/produced meliputi:

a. Tanaman dan produk tanaman;


b. Binatang hidup yang lahir dan dibesarkan di satu Negara Anggota
pengekspor;

c. Produk yang diperoleh dari binatang hidup di satu Negara Anggota


pengekspor;

d. Hasil perburuan, perangkapan, pemancingan, pertanian dan peternakan,


budidaya air, pengumpulan atau penangkapan yang dilakukan di satu
Negara Anggota pengekspor;

e. Mineral dan produk alam lainnya;

f. Hasil penangkapan ikan di laut yang diambil oleh kapal yang terdaftar di
satu Negara Anggota dan berbendera negara tersebut, dan produk lain
yang diambil dari perairan, dasar laut atau di bawahnya di luar wilayah
perairan teritorial (misal Zona Ekonomi Eksklusif) Negara Anggota,
sepanjang Negara Anggota memiliki hak untuk mengeksploitasi perairan,
dasar laut dan dibawahnya tersebut sesuai dengan hukum internasional;

g. Hasil penangkapan ikan di laut dan produk laut lainnya dari laut lepas oleh
kapal yang terdaftar di satu Negara Anggota dan berbendera Negara
Anggota tersebut;

h. Produk yang diproses dan/atau dibuat di kapal pengolahan hasil laut


(factory ship) yang terdaftar di satu negara anggota dan berbendera
Negara Anggota,hanya dari produk sebagaimana dimaksud pada huruf g;

i. Barang yang dikumpulkan, tidak dapat lagi berfungsi sesuai fungsinya


semula, tidak dapat dikembalikan kepada fungsi semula atau tidak dapat
diperbaiki dan hanya cocok untuk dibuang atau digunakan sebagai bahan
baku,atau untuk tujuan daur ulang;

j. Sisa dan scrap yang berasal dari proses produksi di satu Negara Anggota
pengekspor; atau barang bekas yang dikumpulkan di satu Negara
Anggota pengekspor, asalkan barang tersebut hanya cocok untuk diambil
bahan mentah; dan

k.Barang yang diproduksi atau diperoleh di satu Negara Anggota


pengekspor dari produk sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai
huruf j.

Jika barang impor dikirim dari negara pengekspor, kemudian transit di


negara lain, apakah SKA-nya masih berlaku ? Apabila transit/transhipment
barang dimaksud dilakukan semata-mata untuk alasan geografis atau
pertimbangan khusus terkait persyaratan pengangkutan; barang tersebut
tidak diperdagangkan atau dikonsumsi di negara tujuan transit dan/atau
transshipment; atau tidak mengalami proses produksi selain bongkar muat
dan tindakan lain yang diperlukan untuk menjaga agar barang tetap dalam
kondisi baik, maka untuk memenuhi kriteria pengiriman agar SKA-nya dapat
diterima dan diberikan tarif preferensi, maka importir harus menyerahkan
dokumen yang membuktikan bahwa barang yang diimpor telah memenuhi
kriteria pengiriman (consignment criteria) kepada Pejabat Bea dan Cukai.
(Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 6 ayat (1)).
Siapa yang mengeluarkan Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin)?

Surat Keterangan Asal diterbitkan oleh Instansi Penerbit SKA (IPSKA).


Dalam hal SKA berupa invoice declaration, maka yang menerbitkannya
adalah Eksportir Bersertifikat yang telah disertifikasi IPSKA.

Apa form SKA yang digunakan di masing-masing FTA yang diikuti


Indonesia?

1. ASEAN Trade In Goods Agreement (ATIGA): Form D atau e-Form D;


2. ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA): Form E;
3. ASEAN-Korea Free Trade Area ( AKFTA): Form AK;
4. Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA): Form JIEPA;
5. ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA): Form AI;
6. ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA): Form AANZ
7. Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IPPTA): Form IP;
8. ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP): Form AJ;

Bagaimana cara meng-klaim tarif preferensi untuk barang yang kita impor ?

Untuk bisa mendapatkan tarif preferensi, importir wajib:

1. Menyerahkan lembar asli SKA atau Invoice Declaration;


2. Mencantumkan kode fasilitas secara benar, sesuai dengan skema
perjanjian atau kesepakatan internasional yang digunakan; dan
3. Mencantumkan nomor dan tanggal SKA atau Invoice Declaration pada
Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dengan benar.

Adapun jangka waktu penyerahan lembar asli SKA atau Invoice Declaration
bagi importir sebagai berikut:

1. Importir Jalur Kuning atau Jalur Merah

Paling lambat pada pukul 12.00 setiap hari (untuk Kantor Pabean yang
telah ditetapkan sebagai Kantor Pabean yang memberikan pelayanan
kepabeanan selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari
seminggu atau hari kerja berikutnya untuk Kantor Pabean yang belum
ditetapkan sebagai Kantor Pabean yang memberikan pelayanan
kepabeanan selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari
seminggu, terhitung sejak Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
mendapatkan Surat Pemberitahuan Jalur Kuning (SPJK) atau Surat
Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM).

2. Importir Jalur Hijau

Paling lambat 3 (tiga) hari (untuk Kantor Pabean yang telah ditetapkan
sebagai Kantor Pabean yang memberikan pelayanan kepabeanan selama
24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu) atau 3 (tiga)
hari kerja berikutnya (untuk Kantor Pabean yang belum ditetapkan
sebagaiKantorPabeanyangmemberikan pelayanan kepabeanan selama
24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu), terhitung
sejak Pemberitahuan Impor Barang (PIB) mendapatkan Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang (SPPB);

3. Importir yang telah ditetapkan sebagai Mitra Utama Kepabeanan atau


Authorized Economic Operator (AEO):

3.1. Paling lambat 5 (lima) hari (untuk Kantor Pabean yang telah
ditetapkan sebagai Kantor Pabean yang menetapkan Importir
sebagai Mitra Utama Kepabeanan atau Authorized Economic
Operator (AEO);

3.2. Paling lambat 5 (lima) hari (untuk Kantor Pabean yang telah
ditetapkan sebagai Kantor Pabean yang memberikan pelayanan
kepabeanan selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh)
hari seminggu) atau 5 (lima) hari kerja berikutnya (untuk Kantor
Pabean yang belum ditetapkan sebagai Kantor Pabean yang
memberikan pelayanan kepabeanan selama 24 (dua puluh empat)
jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu), terhitung sejak
Pemberitahuan Impor Barang (PIB) mendapatkan Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang (SPPB).

4. Penyelenggara/Pengusaha TPB:

Paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak Pemberitahuan Pabean


Impor untuk ditimbun di TPB mendapatkan Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang (SPPB) atau paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung
sejak Pemberitahuan Pabean Impor untuk ditimbun di TPB mendapatkan
Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), dalam hal
Penyelenggara/Pengusaha TPB telah ditetapkan sebagai Mitra Utama
Kepabeanan atau Authorized Economic Operator (AEO).

5. Penyelenggara/Pengusaha PLB:

Paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak Pemberitahuan Pabean


Impor untuk ditimbun di PLB mendapatkan Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang (SPPB) atau paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung
sejak Pemberitahuan Pabean Impor untuk ditimbun di PLB mendapatkan
Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), dalam hal
Penyelenggara/Pengusaha PLB telah ditetapkan sebagai Mitra Utama
Kepabeanan atau Authorized Economic Operator (AEO).

6. Pengusaha di Kawasan Bebas:

Paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak PPFTZ-01 pemasukan


barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean mendapatkan Surat
Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB). Sedangkan untuk importasi
yang menggunakan skema e-Form D, wajib mencantumkan kode fasilitas
secara benar serta nomor dan tanggal e-Form D pada:
7.1. Pemberitahuan Impor Barang (PIB);

7.2. Pemberitahuan Pabean Impor untuk ditimbun di TPB;

7.3. Pemberitahuan Pabean Impor untuk ditimbun di PLB; atau

7.4. PPFTZ-01pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah


Pabean.

Apabila terjadi gangguan atau kegagalan sistem, Pejabat Bea dan Cukai
dapat meminta hasil cetak atau pindaian e-Form D kepada Importir,
Penyelenggara/Pengusaha TPB, Penyelenggara (Pengusaha PLB), atau
pengusaha di Kawasan Bebas yang wajib disampaikan paling lambat pada
pukul 12.00 setiap hari (untuk Kantor Pabean yang telah ditetapkan
sebagai Kantor Pabean yang memberikan pelayanan kepabeanan selama
24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu atau hari kerja
berikutnya untuk Kantor Pabean yang belum ditetapkan sebagai Kantor
Pabean yang memberikan pelayanan kepabeanan selama 24 (dua
puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu.

CERTIFICATE OF ORIGIN

1. Goods consigned from (exporters business name, address, Reference No :


country)
A

GENERALIZED SYSTEM OF PREFERENCES


CERTIFICATE OF ORIGIN
(Combined declaration and certificate)

FORM A

Issued in Indonesia.
2. Goods consigned to (consigned’s name, address, country) (Country)

Sea notes overleaf

3. Means of Transport and route (as far known) 4. For official use

5. Item 6. Marks 7. Number and kind of packages, 8. Origin 9. Gross weight 10. Number
number and number description of goods criterion or other quantity and date of
of packages (see notes invoice
overleaf)
11. Certification 12. Declaration by the exporter

It is hereby certified, on the basis of control carried out, that The undersigned hereby declare that the above details
the declaration by the exporter is correct and statements are correct : that all the goods were

Produced in Indonesia

And that they comply with the origin requirements


specified for those goods in the generalized system of
preferences for goods exported to

Jakarta,
……….………………………………………………………… Place and date, signature of authorized signatory
Place and date, signatures and stamp of certifying authority

Depok, 14 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai