Anda di halaman 1dari 15

1.

PENGUKURAN SUHU TUBUH

1.1 Pengertian Pengukuran Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dproduksi oleh proses tubuh dan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Adapun tempat pengukuran suhu tubuh:suhu inti
yaitu suhu jaringan dalam relatif konstan seperti rektum, membran timpani, esofagus, arteri
pulmoner, kandung kemiih dan suhu permukaan seperti kulit, aksila, oral. Rasa suhu mempunyai
dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai
rasa panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di
dalam system syaraf pusat. Dengan pengukuran waktu reaksi, dapat dinyatakan bahwa kecepatan
hantar untuk rasa dingin lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan hantaran rasa panas.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan
konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan
balik (feedback) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat
temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap
tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat
lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme
untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan
pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Dengan anestesi blok rasa dingin/panas dapat diblok sehingga objektif maupun subjektif rasa
dingin dan panas dapat dipisah yaitu:
1. Rasa suhu kulit yang tetap ( rasa suhu static )
Bila seseorang berendam di air hangat maka mula-mula rasa hangat akan dialami oleh
orang tersebut. Lama-kelamaan rasa hangat tidak lagi dirasakan dan kalau ia keluar dari air dan
masuk kembali maka ia akan merasakan hangat kembali. Hal ini terjadi karena suhu tubuh
beradaptasi secara penuh terhadap suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini terjadi pada uhu
netral (suhu nyaman). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan bila suhu berada di atas 36C dan
rasa dingin dirasakan pada suhu 17C.
2. Rasa suhu kulit yang berubah ( rasa suhu dinamik )
Pada pengindraan suhu kulit yang berubah tiga parameter tertentu. Suhu awal kulit,
kecepatan perubahan suhu dan luas kulit yang terpapar tehadap rangsangan suhu. Pada suhu
kulit yang rendah, ambang rasa hangat tinggi sedangkan untuk rasa dingin rendah. Bila suhu
meninkat ambang rasa hangat menurun dan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan
perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa panas/dingin. Luasnya daerah kulit
yang terpapar juga berpengaruh pada rasa timbulnya panas/dingin.
3. Titik rasa dingin dan panas
Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap rangsangan dingin dan panas
terlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik rasa suhu lebih rendah dibandingkan
dengan titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih banyak dibandingkan dengan titik rasa
panas. Kulit wajah daerah yang paling peka terhadap rasa suhu. Kepadatan titik-titik rasa
dingin paling tinggi.
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengukur suhu inti tubuh. Temperatur tubuh
atau suhu tubuh menggambarkan keseimbangan antara panas yang dihasilkan dan panas yang
dikeluarkan dari tubuh,yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat. Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukaan secara oral,retal,aksila dan timpani. Pengukuran suhu tubuh biasanya
menggunakan thermometer air raksa (Hg) selama lebih kurang 5-7 menit.

1.2 Sistem Pengaturan Suhu Tubuh


Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,
hipotermi, dan febris. Suhu dapat di bagi, antara lain:
1. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala,
dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37C.
2. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan
subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
3. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan suhu
inti dan suhu kulit.
Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:

1. The mercury-in-glass thermometer

2. The electrical digital reading thermometer

3. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran suhu timfani)


1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Panas Tubuh
1. BMR (Basal Metabolic Rate) adalah kecepatan penggunaan energy tubuh yang
diperlukan untuk mempertahankan aktivitas-aktivitas penting, seperti bernafas.
2. Aktivitas otot, termasuk menggigil, meningkatkan kecepatan metabolisme
3. Pengeluaran ThyroxiNE, Peningktan pengeluaran thyroxine meningkatkan kecepatan
metabolism seluler diseluruh tubuh. Dampaknya adalah yang disebut sebagai
thermogenesis kimiawi, suatu simulasi produksi panas dalam tubuh melalui
peningkatan metabolism seluler.
4. Stimulasi epinefrin, nor-epinefrin, simpatis. Hormon-hormon ini dengan segera
meningkatkan kecepatan metabolism seluler pada sebagian besar jaringan tubuh
5. Demam. Demam meningktakan kecepatan metabolism seluler dan juga meningkatkan
suhu tubuh lebih lanjut.

1.4 Mekanisme kehilangan panas


1. Radiasi

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas
inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang
gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala
penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit
(60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.
Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan
ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara
bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran
panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya
lebih dingin dari suhu tubuh.

2. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-
benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme
konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan
suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar
langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat
isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif
terus menerus.

3. Evaporasi

Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh.
Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas
tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas
terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat
dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus
melalui kulit dan system pernafasan.
Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui radiasi
dan konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh
memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-
satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi.
Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh actual
( yang dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi
panas oleh tubuh dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.

4. Konduksi

Proses pemindahan panas pada objek lain dengan kontak langsung tanpa gerakan
yang jelas, seperti bersentuhan dengan permukaan yang dingin dan lain-lain.

1.5 Faktor-faktor Mempengaruhi Suhu tubuh


a. Usia
- Bayi sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, sehingga bayi harus dilindungi dari
perubahan suhu yang ekstrim
- Suhu tubuh anak-anak lebih bervariasi sampai usianya terbatas
- Tubuh-tubuh orang dewasa lebih stabil dibanding usia anak maupun lansia
- Lansia, beresiko terjadi hipotermia (suhu dibawah 36 °C)
b. Latihan/pergerakan : Orang yang bekerja atau melakukan pergerakan yang ekstra dapat
meningkatkan suhu tubuhnya sampai diatas 38 °c
c. Irama Sirkadian :
Suhu tubuh secara normal mengalami perubahan sepanjang hari. Titik tertinggi biasanya
antara jam 20.00 dan 24.00 dan titik terendah berada selama tidur antara jam 04.00 dan
06.00.
d. Stress
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persyarafan
e. Lingkungan
Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar. Walaupun terjadi
perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang dapat
dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu
tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 –
0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang
diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang.
f. Hormon
Suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria

Tabel suhu tubuh normal menurut usia :

USIA SUHU (DERAJAT CELCIUS)

3 BULAN 37,5

6 BULAN 37,5

1 TAHUN 37,7

3 TAHUN 37,2

5 TAHUN 37,0

7 TAHUN 36,8

9 TAHUN 36,7

11 TAHUN 36,7
13 TAHUN 36,6

DEWASA 36,4

>70 TAHUN 36,0

1.6 Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh


Diantaranya disebabkan oleh:
1. Demam
Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu
sampai 39°C meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga merupakan bentuk pertarungan
akibat infeksi karena virus menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).Pola
demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakibat
puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda.Selama demam, metabolisme meningkat
dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat
kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang
memproduksi panas tambahan.
2. Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda
dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas. Tindakan
pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki
keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap
penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.
Hipertermiamalignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi
ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.
4. Heatstroke
Paparan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, kedaruratan yang
berbahaya panas dengan angka mortalitas yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang masih
sangat muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes
atau alkoholik. Yang termasuk beresikoadalah orang yang mengkonsumsi obat yang menurunkan
kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. fenotiazin, antikolinergik, diuretik,
amfetamin, dan antagonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan olahraga
atau kerja yang berat (mis. atlet, pekerja konstruksi dan petani).
Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual,
kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkontinensia. Tanda lain yang paling penting adalah
kulit yang hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan
malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih besar dari 40,5°C mengakibatkan
kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-
kadang setinggi 45°C, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang terlebih
dahulu terkena karena sensitivitasnya terhadap keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus
berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjai kerusakan neurologis yang
permanen kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.
5. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin memengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan mengakibatakanhipotermia.
Tingkatan hipotermia:
~ Ringan 34,6 - 36,5°C per rektal
~ Sedang 28,0 - 33,5°C per rektal
~ Berat 17,0 - 27,5°C per rektal
~ Sangat berat 4,0 - 16,5°C per rektal
Hipotermiaaksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama
beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami hipotermia
mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika
suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika
hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan
tidak responsif terhadap stimulus nyeri.
Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:
1. ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit
2. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit
3. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit

1.7 Fisiologi Terkait Dengan Mekanisme Pengaturan Suhu

Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus
anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan
hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/ POA)
berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil,
meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresiepinephrine
dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate. Jika terjadi penurunan suhu
tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang membantu memproduksi panas
melalui mekanisme feedback negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal
(Tortora, 2000). Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area
preoptic dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang
menghasilkan hormon TRH (Thyrotropinreleasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus
menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di
kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroidstimulating hormon). Impuls syaraf
dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.
Berbagai organ fektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai
nilai normal, diantaranya adalah :
1. Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang menyebabkan
pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi menurunkan aliran darah
hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan
hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolic
melanjutkan untuk produksi panas.
2. Impuls syaraf di nervussimpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang pelepasan
epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya, menghasilkan peningkatan
metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi panas.
3. Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang berulang-ulang yang disebut
menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi panas tubuh dapat meningkat 4x dari
basalrate hanya dalam waktu beberapa menit.
4. Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon tiroid
kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan
metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh. Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka
putaran mekanisme feedback negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas.
Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke
area preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat
peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh
darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi
dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke
kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak
terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi
syaraf simpatishipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih
dingin. Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh
kembali normal. Skema mekanisme feedback negatif menghemat atau meningkatkan produksi
panas menurun.

1.8 Tujuan Tindakan Pengukuran Suhu Tubuh


a. Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui tentang suhu tubuh
b. Secara khusus tujuan pengukuran suhu tubuh, antara lain :
- Untuk menegakkan data dasar untuk evaluasi selanjutnya
- Untuk mengidentifikasi apakah suhu inti tubuh dalam batas normal
- Untuk menentukan perubahan-perubahan pada suhu inti tubuh dalam berespon
terhadap terapi tertentu, seperti obat antipiretik, prosedur invasive, dan lain-lain
- Untuk memonitor pasien yang beresiko terjadi ketidakseimbangan suhu
tubuh,misalnya pasien yang beresiko terjadi infeksi atau yang terpapar suhu sangat
tinggi atau rendah.
1.9 Prosedur Pemeriksaann suhu
 1. Dimulut Atau Oral
 Alat yang digunakan :
1. Thermometer oral
2. Botol berisi larutan sabun
3. Botol larutan desinfektan
4. Botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kain kasa
5. Potongan tertutup pada tempatnya
6. Bengkok
7. Alat tulis
8. Buku catatan
 Pelaksaan :
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien (duduk/tidur)
4. Thermometer diperiksa apakah air raksa sudah turun jika belum ayun – ayun dengan
hati – hati sampai air raksa penuh pada titik angka terendah (dibawah 35˚c).
5. Anjurkan pasien untuk membuka mulut, letakkan reservoin thermometer dibawah
lidah kemudian anjurkan pasien untuk menutup mulut.
6. Tunggu 10 menit, keluarkan thermometer dan keringkan dengan silstep 1 kali dengan
tekanan yang mantab dari atas ke reservoin dengan putaran.
7. Baca hasilnya dengan meletakkan thermometer horizontal setinggi mata putar – putar
diantaranya jari sampai batas air raksa jelas.
8. Catat hasil di buku catatan
 Diketiak/ aksila
 Alat yang digunanakan :
1. Thermometer aksila
2. botol berisi larutan sabun
3. botol berisi larutan desinfektan
4. botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kain kasa
5. potongan tertutup pada tempatnya
6. menempatkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan di
bawah klien.
7. Biarkan thermometer di tempat tersebut
 Termomter air raksa 5 – 10 menit
 Thermometer digital sampai sinyal terdengar
8. Keluarkan thermometer dengan hati – hati
9. Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari arah atas ke reservoir,
buang tisu di bengkok.
10. Baca air raksa atau digitalnya
11. Membantu klien merapikan bajunya
12. Menurunkan tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala awal
13. Mengembalikan thermometer pada tempatnya
14. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
15. Mencatat hasil
Dianus Atau Rectal
 alat yang digunakan:
1. Thermometer rektal
2. Botol berisi larutan sabun
3. Botol berisi larutan desinfektan
4. Botol berisi air bersih didalamnya dialasi dengan kain kasa
5. Potongan tertutup pada tempatnya
6. Bengkok
7. Alat tulis
8. Buku catatan
 Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat ke samping klien
3. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4. Memasang tirai
5. Membuka pakaian bawah
6. Mengatur posisis klien
7. Dewasa : SIM atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke arah perut
8. Bayi atau anak : tengkurap atau terlentang
9. Melumasi ujung thermometer dengan Vaseline
10. Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri (untuk orang
dewasa)
11. Minta klien menarik nafas dalam dan memasukkan thermometer secara perlahan ke
dalam anus sekitar 3,5 cm pada orang dewasa. Dan pada bayi 1,2 – 2,5 cm
12. Pegang thermometer di tempatnya selama 2 – 3 menit (orang dewasa) dan 5 menit
(untuk orang laki – laki)
13. Keluarkan thermometer dengan hati – hati
14. Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dan buang tisu ke bengkok
15. Baca air raksa dan digitalnya
16. Merapikan pasien
17. Membersihkan thermometer air raksa
18. Menurunakn tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala awal.
19. Mengembalikan thermometer pada tempatnya.
20. Melepas sarung tangan
21. Mencuci tangan
22. Mencatat hasil

2. Melakukan Pemeriksaan Pernafasan


2.1 Pengertian pernafasan
.Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup (organisme)
dengan ligkungannya. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.
Pengertian menghitung pernafasan adalah menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti
ekspirasi) dalam satu menit. Pemeriksaan pernapasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan
untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk menilai frekuensi, irama kedalaman dan tipe atau pola pernapasan. Respirasi
normal untuk orang dewasa di kisaran sisa 12-20 kali per menit.

Respirasi eksternal/luar menunjukkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara


alveoli paru-paru dan darah paru. Respirasi internal/dalam terjadi diseluruh tubuh. Inhalasi
menunjukkanmasuknya udara ke dalam paru-paru. Ekhlasi atau espirasi menunjukkan
menghembuskan nafas atau mengeluarkan gas dari paru-paru keluar atmosfer. Pada dasarnya
terdapat dua macam pernafasan yaitu:

a. Pernafasan dada (kostal/throkal) melibatkan otot interkostal luar dan otot tambahan
lain,seperti otot sternokleidomastoideus. Pernafasan ini dapat diobservasi melalui gerakan
dada ke atas dan keluar
b. Pernafasan diafragma (abdomen) melibatkan kontraksi dan relaksasi diafragma, dan
dibservasi melalui gerakan perut/abdomen, yang terjadi sebagai akibat dari kontraksi
difragma dan gerakan ke bawah.

2.2 Mekanisme dan pengaturan Pernafasan


a. Selama Inhalasi, mengikuti proses yang normalnya terjadi: diafragma
berkontraksi(mendatar) , iga-iga bergerak keatas dan keluar , dan sternum bergerak
keluar, kemudian membesarkan dada dan memungkinkan paru-paru mengembang
b. Selama Ekshalasi : difragma relaksasi,iga-iga bergerak ke bawah dan kedalam,dan
sternum bergerak kedalam, sehingga menurunkan ukuran paru-paru selama paru-paru
mengempis
c. Normalnya, pernafasan dilakukan secara otomatis dan tanpa suatu usaha
d. Inspirasi orang deawas normal adalah 1-1,5 detik dan ekspirasinya adalah 2-3 detik
e. Respirasi dikontrol oleh:
- Pusat pernafasan pada medulla oblongata dan pons otak
- Khemoreseptor yang terletak dipusat medulla dan perifer pada badan carotid dan
aortic
f. Pusat-pusat dan reseptor ini berespon terhadap perubahan dalam konsentrasi oksigen
(O2), karbondioksidaa (CO2) dan hydrogen (H+) dalam darah arteri

2.3 Pengertian pemeriksaan pernafasan dan hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan
pernafasan
a. Pemeriksaan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida
b. Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui
fungsi system pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen
dan karbondioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa
c. Menilai frekuensi,irama, kedalaman dan tipe atau pola pernafasan
d. Pengukuran laju pernafasan secara mudah dapat dilakukan dengan menghitung
jumlah nafas selama 30 detik dan hasilnya kalikan 2
e. Jika tidak teratur, lakukan perhitungan dalam 1 menit penuh
f. Hindari pemberia instruksi yang akan mempengaruhi kecepatan nafas klien
g. Perhatian: laju pernafasan

2.4 faktor yang mempengaruhi pernafasan


1. fisik : missal ada kelainan bentuk dada, penyakit pernapasan yang sudah
menahan,serta adanya gangguan pada fungsi dan struktur pernafasan
2. Psikologis : stress dan cemas
3. Sosiokultural : merokok
4. Lingkungan : adanya alergi dan polusi

Frekuensi pernafasan normal


Usia Rentang normal Rata-rata Normal
(kali/menit) (kali/menit)
Bayi baru lahir 30-50 40
1 tahun 20-40 30
3 tahun 20-30 25
6 tahun 16-22 19
14 tahun 14-20 17
Dewasa 12-20 18
2.5 Pola Pernafasan
Pola Pernapasan Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil
napas per menit. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya
melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada
meningka Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal.
Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik napas/
inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada
pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.

Pola Pernafasan Pengertian

Dispnea Susah bernapas yang menunjukan adanya retraksi

Bradipnea Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irama


teratur
takipnea Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal

hiperpnea Pernapasan cepat dan dalam

apnea Tidak ada pernapasan

Cheyne stokes Periode pernapasan cepat dalam yang bergantian


dengan periode apnea,umumnya pada bayi selama
tidur nyenyak, depresi dan kerusakan otak.
kusmaul Napas dalam yang abnormal bisa cepat, normal, atau
lambat khususnya pada asidosis metabolic

biot Napas tidak teratur menunjukan adanya kerusakan


otak.

2.6 Prosedur Pemeriksaan Frekuensi Pernafasan


a. Persiapan alat
1. Sarung tangan bersih
2. Jam tangan
3. Buku catatan
4. Kom
5. Baki
6. Alas kaki
b. Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada pasien
2. Letakkan tangan klien diatas perut, pegang dengan tangan dominan anda untuk
3. Perhatikan gerakan dindingdada dan diafragma klien. Satu kali respirasi adalah satu
inspirasi dan satu ekspirasi. Hitung frekuensi pernafasan klien selama satu menit
4. Catat hasil perhitungan pada buku catatan tanda-tanda vital dan catatan
perkembangan keperawatan serta beritahukan hasilnya kepada klien. Bila ada
kelainan segera laporkan kepada penganggung jawab ruangan.

Anda mungkin juga menyukai