Anda di halaman 1dari 6

GO-JEK adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di


Indonesia. Kegiatan GO -JEK bertumpu pada 3 nilai pokok: kecepatan, inovasi,
dan dampak sosial.

GO-JEK telah beroperasi di 50 kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung,


Surabaya, Bali, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, Yogyakarta,
Balikpapan, Malang, Solo, Manado, Samarinda, Batam, Sidoarjo, Gresik,
Pekanbaru, Jambi, Sukabumi, Bandar Lampung, Padang, Pontia nak, Banjarmasin,
Mataram, Kediri, Probolinggo, Pekalongan, Karawang, Madiun, Purwokerto,
Cirebon, Serang, Jember, Magelang, Tasikmalaya, Belitung, Banyuwangi,
Salatiga, Garut, Bukittinggi, Pasuruan, Tegal,Sumedang, Banda Aceh,
Mojokerto, Cilacap, Purwakar ta, Pematang Siantar, dan Madura serta
pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang.

Presiden Go-Jek Andre Soelistyo yakin suntikan dana dari sejumlah


pemodal asing ke perusahaan tak lantas membuat penguasaan saham
beralih. Meskipun valuasinya belum sebesar dua pesaingnya, yakni Grab
dan Uber, tapi Andre memastikan kontrol saham Go-Jek tetap berada di
tangan para pendirinya.
“Kepemilikan saham investor tak lebih dari satu digit. Hak suara tetap pada
pendiri dan manajemen kami,” ucap Andre kepada Tempo, Jumat pekan lalu,
26 Januari 2018.
Baca juga: Ini Investor Go-Jek Selain Google
Selain Google, investor asal Singapura, Temasek Holdings, KKR & Co,
Warburg Pincus LLC, dan platform online Cina, Meituan-Dianping, disebut-
sebut akan berpartisipasi dalam investasi pada Go-jek. Kabarnya, rencana
pendanaan ini sudah dibuka sejak tahun lalu dan diproyeksikan
akan rampung dalam beberapa pekan.

Reuters dan TechCrunch sebelumnya melaporkan bahwa investasi tersebut


merupakan bagian dari penggalangan dana sebesar US$ 1,2 miliar atau
sekitar Rp 16 triliun untuk Go-Jek, termasuk dari Temasek Holdings dan
perusahaan Internet Cina, Meituan-Dianping.

Caesar Sengupta, Wakil Presiden Google, mengatakan investasi tersebut


sebagai bagian dari strategi untuk mendukung dan berpartisipasi dalam
pertumbuhan ekonomi Internet di Indonesia. "Investasi ini membuat kami
dapat bermitra dengan pemain dalam ekosistem startup Indonesia yang
berkembang ini, sekaligus memperdalam komitmen kami terhadap ekonomi
Internet di Indonesia," kata Sengupta, dalam blog perusahaan, seperti
dikutip dari Reuters, Senin, 29 Januari 2018.

Ihwal investasi dari Google ini, Andre menilai akan menguntungkan kedua
pihak. Google memiliki rekaman data dan infrastruktur teknologi yang
memadai. Tim Go-Jek pun siap menyerap ilmu dari para ahli teknologi yang
dimiliki Google.

Adapun Go-Jek memiliki lebih dari 15 juta pengguna aktif mingguan dengan
lebih dari 900 ribu mitra pengemudi, 125 ribu mitra pedagang kuliner, dan 30
ribu mitra fasilitas lain. “Mereka akan belajar kesuksesan mengembangkan
UMKM dari Go-Jek,” ucap Andre. “Kami belajar dari best practicemereka.”

JAKARTA. Perseturan bisnis sesama perusahaan transportasi online di negeri ini antara Gojek,
Grab, dan Uber bakal terus berlangsung. Sebagai pemain lokal, GoJek terus berupaya bisa
berkibar di negeri sendiri dan sudah barang tentu bisa ekspansi ke pasar regional.

Dengan jumlah modal mitra sebanyak hampir satu juta pengemudi yang tersebar di 50 kota,
tampaknya menjadi daya tarik GoJek ke para investor. Apalagi, perusahaan ini sudah
mengantongi lisensi sistem pembayaran digital GoPay dari Bank Indonesia.

Ada lagi fitur GoFood yang juga jadi andalan GoJek. Bahkan, Nadiem Makarim, CEO GoJek
Indonesia pernah berkata bahwa transaksi bisnis di GoFood di akhir tahun ini bisa saja melewati
transaksi dari GoRide.

Faktor inilah yang membuat sejumlah investor kakap kecantol dengan GoJek. Apalagi, GoJek
memang lagi butuh suntikan dana untuk bisa memanaskan mesin GoJek bersaing dengan Grab
dan Uber.

Seperti dilansir Reuters, sejatinya GoJek sudah membuka tawaran bagi investor yang tertarik
suntik modal sejak tahun lalu dan bakal ditutup dalam beberapa minggu ke depan. Tak di sangka,
beberapa nama besar sudi menyuntikkan modal ke GoJek.

Sebut saja induk Google yakni Alphabet Inc Google, Temasek, serta Meituan-Dianping dengan
total suntikan modal yang bakal mengalir ke GoJek sekitar US$ 1,2 miliar. Sejatinya masih ada
lagi beberapa investor yang masuk. Semisal Samsung Venture Investment Corporation.
Belum jelas betul berapa porsi dana dari masing-masing investor. Namun menurut kabar, Google
bersedia memberi dana ke GoJek sebesar US$ 100 juta. Yang menarik, investor GoJek
sebelumnya, yakni KKR & Co LP dan Warburg Pincus LLC juga urun rembug di sumber
pendanaan tersebut.

Sampai berita ini turun, KONTAN belum berhasil meminta konfirmasi dari pihak GoJek.
Termasuk Nadiem Makarim, CEO GoJek Indonesia.

Sebelumnya, Tencent, lewat JDCom tahun lalu sudah suntik dana US$ 100 juta ke GoJek. Bila
suntikan dana tersebut betul, maka nilai valuasi GoJek bisa mencapai US$ 4 miliar. Memang
masih kalah dengan Grab yang sudah mencapai US$ 6 miliar.

Keunggulan gojek
1, Tidak perlu mencari ojek di pinggir jalan
2. Tidak perlu menawar harga. Semua sudah langsung terkalkuasi saat pemesanan
3. Driver Go Jek sudah berlisensi seperti memakai seragam dan helm yang telah disediakan
pihak gojek dan memiliki sim C sehingga terjamin aman ketika order ke gojek.
4. Memiliki fitur yang lengkap

Kekurangan gojek
1. Banyaknya saingan seperti Grab.
2. Waktu penjemputan terkadang tidak sesuai dengan yang telah tertera pada aplikasi
3. Kendaaran yang digunakan oleh pengemudi terkadang tidak sesuai dengan yang ada di
aplikasi.
SWOT PT GOJEK INDONESIA

GO-JEK adalah salah satu perusahaan teknologi di Indonesia yang menawarkan jasa
pemesanan makanan, antar jemput menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4, pengiriman
barang, dan banyak lagi lainnya yang berbasis aplikasi.

Go-JEK didirikan oleh Nadiem Makarim pada tahun 2010 dan sudah berkembang selama 7
tahun terakhir. Layanan GO-JEK sudah tersedia di beberapa kota besar di Indonesia seperti
Jabodetabek, Bandung, Sukabumi, Padang, Medan, Gresik, Bandar Lampung, Yogyakarta,
Semarang, Sidoarjo, Pontianak, Palembang, Pekanbaru, Balikpapan, Banjarmasin,
Samarinda, Jambi, Solo, Mataram, Surabaya. Dan kedepannya sangat memungkinkan
layanan GO-JEK akan tersedia di seluruh kota besar di Indonesia.

Berikut adalah analisa SWOT atas PT GOJEK INDONESIA :

Strength ( Kekuatan )

1. Sebagai perusahaan yang pertama mengembangkan transportasi online, gojek sudah


lebih dulu memiliki mitra driver dan pelanggan setia yang lebih banyak dibandingkan
dengan perusahaan lain.
2. Pilihan yang di tawarkan melalui aplikasi kepada konsumen lebih lengkap
dibandingkan perusahaan lain. Gojek menawarkan jenis layanan yang beragam
seperti, Go-Ride, Go-Car, Go-Box, Go-Food, Go-Send, Go-Mart, Go-Shop, Go-Med,
dll.
3. Banyaknya pengusaha kuliner yang tertarik bergabung menjadi mitra gojek membuat
layanan Go-Food dari gojek menjadi salah satu daya tarik konsumen untuk
menggunakan aplikasi gojek.
4. Banyaknya bentuk layanan untuk mitra driver gojek membuat loyalitas driver menjadi
meningkat. Seperti layanan asuransi untuk mitra gojek, BPJS, dll.

Weekness ( Kelemahan )

1. Dibandingkan perusahaan laiinya, biaya yang dikeluarkan untuk layanan gojek sedikit
lebih mahal terutama untuk layanan Go-Ride, Go-Car, dan Go-Send.
2. Untuk pelanggan Go-Food harus bersedia menunggu lebih lama untuk memesan
makanan yang disuka. karena beberapa rumah makan yang bekerja sama dengan
gojek membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkan pesanan tersebut.
3. Masih sering adanya order fiktif yang merugikan mitra driver gojek.

Opportunity ( Kesempatan )

1. Memperluas jaringan dan kerja sama dengan lebih banyak rumah makan atau resto
lagi karena masih banyak rumah makan/resto pilihan konsumen yang belum masuk
layanan Go-Food.
2. Apabila selama ini layanan gojek lebih banyak dipergunakan oleh konsumen
perorangan. Maka perlu dipertimbangan untuk meningkatkan layanan konsumen
dalam berntuk perusahaan, khususnya untuk Go-Send, Go-Car, Go-Box. Karena
Gojek masih memiliki peluang besar untuk terjun di bisnis logistik untuk memenuhi
pelanggan berbentuk perusahaan.
Threat ( Ancaman )

1. Ancaman timbul dari pemerintah berupa peraturan dan penertiban tarif online.
Meskipun tidak terlalu mempengaruhi layanan kepada konsumen.
2. Ancaman timbul dari pesaing penyedia layanan online lainnya, hal ini bisa
menimbulkan perang tarif yang tidak sehat.
3. Ancaman untuk mitra driver gojek timbul dari penyedia jasa transportasi konvensional
seperti ankutan kota, taksi, ojek pangkalan yang tidak jarang melakukan penyerangan
fisik atau verbal kepada mitra driver gojek. Meskipun sudah disepakati bersama
mengenai wilayah yang menjadi zona larangan bagi mitra driver gojek.

http://tugastarip.blogspot.com/2017/10/swot-pt-gojek-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai