Penatalaksanaan
Pengobatan TORCH
Adanya infeksi-infeksi ini dapat dideteksi dari pemeriksaan
darah. Biasanya ada 2 petanda yang diperiksa untuk tiap infeksi
yaitu Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin M (IgM).
Normalnya keduanya negatif.
Jika IgG positif dan IgMnya negatif,artinya infeksi terjadi dimasa
lampau dan tubuh sudah membentuk antibodi. Pada keadaan ini
tidak perlu diobati. Namun, jika IgG negatif dan Ig M positif,
artinya infeksi baru terjadi dan harus diobati. Selama pengobatan
tidak dianjurkan untuk hamil karena ada kemungkinan infeksi
ditularkan ke janin. Kehamilan ditunda sampai 1 bulan setelah
pengobatan selesai (umumnya pengobatan memerlukan waktu 1
bulan). Jika IgG positif dan IgM juga positif,maka perlu
pemeriksaan lanjutan yaitu IgG Aviditas. Jika hasilnya tinggi,maka
tidak perlu pengobatan, namun jika hasilnya rendah maka perlu
pengobatan seperti di atas dan tunda kehamilan. Pada infeksi
Toksoplasma,jika dalam pengobatan terjadi kehamilan, teruskan
kehamilan dan lanjutkan terapi sampai melahirkan.Untuk Rubella
dan CMV, jika terjadi kehamilan saat terapi, pertimbangkan untuk
menghentikan kehamilan dengan konsultasi kondisi kehamilan
bersama dokter kandungan anda.
Pengobatan TORCH secara medis diyakini bisa dengan
menggunakan obat-obatan seperti isoprinocin, repomicine, valtrex,
spiromicine, spiradan, acyclovir, azithromisin, klindamisin,
alancicovir, dan lainnya. Namun tentu pengobatannya
membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup
lama. Selain itu, terdapat pula cara pengobatan alternatif yang
mampu menyembuhkan penyakit TORCH ini, dengan tingkat
kesembuhan mencapai 90 %.
20
Pengobatan TORCH secara medis pada wanita hamil
dengan obat spiramisin (spiromicine), azithromisin dan
klindamisin misalnya bertujuan untuk menurunkan dampak
(resiko) infeksi yang timbul pada janin. Namun sayangnya obat-
obatan tersebut seringkali menimbulkan efek mual, muntah dan
nyeri perut. Sehingga perlu disiasati dengan meminum obat-obatan
tersebut sesudah atau pada waktu makan.
Berkaitan dengan pengobatan TORCH ini (terutama
pengobatan TORCH untuk menunjang kehamilan), menurut medis
apabila IgG nya saja yang positif sementara IgM negative, maka
tidak perlu diobati. Sebaliknya apabila IgM nya positif (IgG bisa
positif atau negative), maka pasien baru perlu mendapatkan
pengobatan.
21
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Diagnosa keperawatan
B. Intervensi
22
7. Beri analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. Tingkatkan istirahat
9. Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluahan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
23
2. Menunjukkan jalan nafas 8. monitor adanya kecemasan pasien
yang paten (klien tidak merasa terhadap oksigenasi
tercekik, irama nafas, frekuensi 9. monitor TD, nadi, suhu, dan RR
pernafasan dalam rentang 10.catat adanya fluktuasi tekanan
normal,tidak ada suara nafas darah
abnormal 11. monitor VS saat pasien
3. Tanda tanda vital dalam berbaring,duduk, atau berdiri
rentang normal ( tekanan darah,
nadi, pernafasan)
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
TORCH adalah singkatan dari Toxoplasma gondii (Toxo), Rubella, Cyto
Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) yang terdiri
dari HSV1 dan HSV2 serta kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya
lebih terbatas (Misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, virus Vaccinia,
virus Polio, dan virus Coxsackie-B).
Penyakit ini sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan
keguguran, cacat pada bayi, juga pada wanita belum hamil bisa akan sulit
mendapatkan kehamilan.
4.2 Saran
Untuk selalu waspada terhadap penyakit TORCH dengan cara mengetahui
media dan cara penyebaran penyakit ini kita dapat menghindari kemungkinan
tertular. Hidup bersih dan makan makanan yang dimasak dengan matang.
25
Daftar Pustaka
Reeder, S.J., Leonide, LM., Deborah, K.G. 2011. Keperawatan Maternitas
Kesehatan Wanita,Bayi & Keluarga Volume 2. Edisi 18.Jakarta. EGC
Bobak, I.M., Deitra, L.L., Margaret,D.J., Snannon, E.P.2004. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta. EGC
26