Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI KEBERLANJUTAN

PERKEMBANGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

Oleh:

Kelompok 5

Ni Made Cintya Devi Ari Adi 1607531002

Ni Wayan Desi Antari 1607531036

Ni Wayan Nataliantari 1607531037

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2019
Perkembangan CSR
Perkembangan CSR dibedakan menjadi dua fase. Fase pertama
pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di Amerika
Serikat sekitar tahun 1900 atau lebih dikenal sebagai permulaan abad ke-19.
Amerika sedang dalam pertumbuhan yang begitu pesat, ditandai dengan
banyaknya perusahaan-perusahaan raksasa yang muncul dan hidup berdampingan
dengan masyarakat, banyak perusahaan besar menyalahgunakan kuasa mereka
dalam hal diskriminasi harga, menahan buruh dan prilaku lainya yang menyalahi
moral kemanusiaan. Dengan kata lain, banyak perusahaan yang berbuat semena-
mena terhadap masyarakat. Hal itu jelas membuat masyarakat emosi.
Fase kedua evolusi munculnya CSR tercetus pada tahun 1930-an. Hal ini
berawal dari banyak protes masyarakat akibat ulah perusahaan yang tidak
mempedulikan masyarakat sekitarnya. Pada saat itu terjadi resesi dunia yang
mengakibatkan pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut. Dunia
berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya, hingga buruh
terpaksa berhenti bekerja, pengangguran sangat meluas dan merugikan
pekerjannya. Timbulah ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan yang tidak
bertanggung jawab terhadap pekerjanya karena perusahaan hanya diam dan tidak
bisa berbuat apa-apa. Menurut masyarakat pada masa ini perusahaan sama sekali
tidak memiliki tanggung jawab moral.
Dari artikel yang kami dapatkan, sejarah perkembangan Tanggung jawab
Sosial dibagi enam:
1) Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 1920-1959.
Gema Tanggung Jawab Sosial semakin terasa pada tahun 1950-an, ketika
persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula tidak
mendapat perhatian, mulai mendapatkan perhatian lebih luas. Diterbitkannya
buku yang bertajuk “social responsibilities of the businessman” karya Howard
R Bowen tahun 1953, menjadikan tahun tersebut sebagai tonggak sejarah
modern Tanggung Jawab Sosial. Selain itu, juga diramaikan oleh buku
legendaris yang berjudul “silent spring” yang ditulis oleh Rachel Carson, yang
mengingatkan kepada masyarakat dunia akan bahaya yang mematikan dari
pestisida terhadap lingkungan dan kehidupan.
2) Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 1960-1969.
Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah harga diri pengusaha itu sendiri berupa
tanggung jawab atas terwujudnya nilai-nilai kemanusiaan di masyarakat.
Konsepnya adalah Tanggung Jawab Sosial yang sebelumnya merupakan
kewajiban moral yang bersifat kedermawanan berkembang menjadi suatu
tolok ukur harga diri dari pengusahanya.
3) Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 1970-1979.
Terbitlah “the limits to Growth” yang merupakan hasil pemikiran para
cendekiawan dunia yang tergabung dalam Club of Rome. Buku ini
mengingatkan bahwa bumi mempunyai keterbatasan daya dukung. Oleh
karena itu, eksploitasi alam harus dilakukan secara hati-hati supaya
pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
4) Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 1980-1989.
Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah proses penambahan value perusahaan
adalah tergantung pada stakeholders operasional perusahaan. Konsep
Tanggung Jawab Sosial dalam periode ini mulai berkembangnya teori
stakeholders (para pemangku kepentingan) dalam melakukan Tanggung Jawab
Sosial untuk meningkatkan nilai perusahaan.
5) Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 1990-1999.
Ddiwarnai dengan beragam pendekatan seperti integral, pendekatan
stakeholder maupun pendekatan civil society. Di Indonesia, istilah CSR
semakin populer digunakan sejak awal tahun 1990-an. Beberapa perusahaan
telah melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial
perusahaan”. Walaupun berbeda secara gramatikal, secara factual aksinya
mendekati konsep CSR dimana perusahaan peduli terhadap aspek sosial dan
lingkungan. Konsep Tanggung Jawab Sosial dalam periode ini berkembang ke
konsep keberlanjutan dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial yang
didasari aspek ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.
6) Konsep Tanggung Jawab Sosial periode 2000-saat ini.
Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah strategi bisnis untuk pembangunan
berkelanjutan. Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah pemberdayaan
masyarakat untuk peningkatan lingkungan dan kualitas hidup.
Piramida CSR yang dikembangkan oleh Archie B. Carrol harus dipahami
sebagia satu kesatuan, karena CSR merupakan kepedulian perusahaan atas tiga
prinsip yang dikenal dengan istilah triple bottom lines yaitu profit (berosientasi
terhadap keuntungan ekonomi), people (kepedulian akan kesejahteraan manusia),
plannet (kepedulian lingkungan dan keberagaman hayati). Dalam kaitan itulah
CSR dipandang sebagai suatu kewajiban.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan korporasi atau CSR telah menjadi
pemikiran kebijakan sejak lama. Namun, munculnya pandangan CSR modern
yaitu tahun 1950an, dimana munculnya literatur-literatur menganai CSR sebagai
Social Responsibility. Dekade selanjutnya kata corporate masuk, menjadi
Corporate Social Responsibility. Keith menunjukkan tanggung jawab sosial dan
kedudukan sosial perusahaan adalah sama (social responsibility of businessmen
need to be commensurate with their social power) melalui Iron Lawof
Responsibility.
Embrio CSR lahir tahun 1960an negara-negara berkembang bersama
western union dan aktivis menyerukan akan perlunya New InternationalEconomic
Order yang mengatur aktivitas korporasi trans-nasional.
Tahun 1980an terpadat usaha-usaha yang mengartikulasikan mengenai
Corporate Responsibility. Tahun 1987, PBB melalui World Commision on
Environment and Development (WCED) menerbitkan laporan Our Common
Future, yang berisikan isu-isu lingkungan bertujuan untuk mendorong kebijakan
pembangunan yang berpihak pada isu lingkungan. Ini merupakan dasar kerja sama
dalam pembangunan keberlanjutan atau sustainable development.
Tahun 1992 dilaksanakan Earth Summit dengan tema lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan di Rio de Janeiro oleh 172 negara, yang menekankan
pentingnya Eco-efficiency dalam bisnis dan pemerintahan.
Sementara di Indonesia, mulanya kegiatan CSR masih rendah. Namun,
seiring berjalannya waktu kegiatan CSR semakin meningkat yang dituangkan
dalam berbagai kegiatan sosial. Sebagian penerapan CSR banyak menerapkan
program Community Development, tujuannya mengembangkan masyarakat
disekitar perusahaan. Dilihat dari pedekatanya, Community Development adalah
suatu bentuk CSR yang diwarnai motivasi filantropis.
Terhadap tiga tahap dalam memotivasi perusahaan melaksanakan CSR:
1) Corporate charity, yakni dorongan amal atau keagamaan.
2) Corporate philantrophy, yakni dorongan kemanusiaan dengan rtika dan
berdasarkan norma.
3) Corporate citizenship, yakni motivasi kewargaan demi keadilan sosial.
Perkembangan CSR di Indonesia
Di Indonesia, istilah CSR dikenal pada tahun 1980-an. Namun semakin
populer digunakan sejak tahun 1990-an. Sama seperti sejarah munculnya CSR
didunia dimana istilah CSR muncul ketika kegiatan CSR sebenarnya telah terjadi.
Di Indonesia, kegiatan CSR ini sebenarnya sudah dilakukan perusahaan bertahun-
tahun lamanya. Namun pada saat itu kegiatan CSR Indonesia dikenal dengan
nama CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”.
Kegiatan CSA ini dapat dikatakan sama dengan CSR karena konsep dan pola pikir
yang digunakan hamper sama.
Layaknya CSR, CSA ini juga berusaha merepresentasikan bentuk “peran
serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan
lingkungan.misalnya, bantuan bencana alam, pembagian Tunjangan Hari Raya
(THR), beasiswa dll. Melalui konsep investasi sosial perusahaan “seat belt”, yang
dibangun pada tahun 2000-an. sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat
sebagai lembaga pemerintah yang selalu aktif dalam mengembangkan konsep
CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Dalam hal ini
departemen sosial merupakan pelaku awal kegiatan CSR di Indonesia.
Selang beberapa waktu setelah itu, pemerintah mengimbau kepada pemilik
perusahaan untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya. Namun, ini hanya
sebatas imbauan karena belum ada peraturan yang mengikat.
Sejatinya pemerintah menegaskan bahwa yang perlu diperhatikan perusahaan
bukan hanya sebatas stakeholders atau para pemegang saham. Melainkan
stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi
perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan,
pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat,
lingkungan, media massa dan pemerintah.
Setelah tahun 2007 tepatnya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
kewajiban Perseroan Terbatas keluar, hampir semua perusahaan Indonesia telah
melakukan program CSR, meski lagi-lagi kegiatan itu masih berlangsung pada
tahap cari popularitas dan keterikatan peraturan pemerintah. Misalnya, masih
banyak perusahaan yang jika memberikan bantuan maka sang penerima bantuan
harus menempel poster perusahaan ditempatnya sebagai tanda bahwa ia telah
menerima bantuan dari perusahaan tersebut. Jika sebuah perusahaan membantu
masyarat secara ikhlas maka penempelan poster-poster itu terasa berlebihan.
Contoh Implementasi CSR di Indonesia
Ketika Gempa di Sumatera Barat terjadi beberapa tahun lalu. Banyak
perusahaan baik dari dalam dan luar negeri datang dan memberikan bantuan.
Bantuan yang mereka berikan berbagai macam bentuknya, ada yang memerikan
bantuan berupa minuman, pakaian, dan makanan ringan. Mereka yang memberi
tidak terhitung jumlahnya. Namun, dari semua pemberi bantuan itu, ada sebuah
perusahaan yang mencolok. Perusahaan itu adalah TV ONE. Dikatakan mencolok
karena proses pemberian bantuan TV ONE ini diluput media secara besar-besaran.
Ditempat terjadinya pemberian bantuan itu diadakan pesta besar-besaran dan
menjadi pusat perhatian.
Bantuan TV ONE diberikan pada beberapa SD disekitaran pantai Pariaman.
Bantuan yang diberikan itu berupa uang untuk renovasi ruang kelas beasiswa
kepada siswa yang tidak mampu dan pembangunan sekolah yang runtuh. Meski
jumlah biaya yang dikeluarkan tidak jelas namun dari jenis bantuannya yang kasat
mata dapat diperkiraan jumlah bantuannya sampai Miliaran rupiah. Bantuan TV
ONE untuk rakyat Sumatera Barat itu hingga saat ini masih dapat kita saksikan,
berupa SD-SD dengan cat dinding warna merah menyala. Hal itu jelas berbeda
dengan SD lain yang biasanya berdinding warna putih merah. Bantuan ini
merupakan salah satu contoh penerapan CSR di Indonesia.
REFRENSI
Bangzul. Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Tersedia di
(https://bangazul.com/sejarah-tanggungjawab-sosial-perusahaan-atau-history-
of-corporate-social-responsibility/) diakses tanggap 16 Februari 2019
Gunamarhyami.2013.Sejarah dan Landasan CSR. Tersdia di
(http://gunnaharmyani.blogspot.com/2013/05/sejarah-dan-landasan-csr.html)
diakses pada tanggal 18 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai